Monday, 13 October 2008

Wisata Makassar - Air Terjun Bantimurung dan Gua Mimpi




Sebenernya ini kunjungan ke dua, yang pertama udah lama banget, sekitar tahun 2001. Tapi karena liburan ke Makassar kali ini lumayan lama, jadilah ke sini lagi karena ini salah satu objek wisata yang paling dekat dari Makassar. Terletak di kabupaten Maros, dengan jarak kurang lebih 15 km dari kota Makassar dengan waktu tempuh sekitar 1.5 jam saja. Apalagi sekarang sudah ada jalan tol jadi bisa lebih cepat lagi.
Air terjunnya memang tidak terlalu tinggi tapi melebar dengan curah air yang lumayan deras. Kalau musim hujan pasti bisa lebih deras lagi. Air terjun Bantimurung ini berada di pegunungan batuan karst yang membentang sekitar 15 km dari kabupaten Martos hingga kabupaten Pangkep. Bantimurung ini juga terkenal dengan tempat penangkaran kupu-kupu dimana ada seorang peneliti warga negara Inggris, Alfred Russel Wallace (1823-1913) yang memberikan julukan terhadap Taman Wisata Alam (TWA) dan Cagar Alam Bantimurung sebagai ”Kerajaan Kupu-kupu” (The Kingdom of Butterflies), setelah menemukan ratusan jenis kupu-kupu endemik di Bantimurung di antaranya Catapsilia pamona flava, Anartia sp, Calastrina sp, Danis sp, Papilio, dan Vindula arsinoe. Sayang, karena hari sudah sore, gw gak sempat lagi berkunjung ke museum kupu-kupunya.
Karena sudah lewat masa Lebaran, pengunjung sudah tidak terlalu banyak lagi, walau tidak bisa dibilang sepi. Seperti biasa, kami berpikinik ria dengan membawa bekal bakso Ati Raja – penjual bakso terkenal di Makassar dan kakak gw ternyata membawa adonan bakwan untuk digoreng disana, jadi lengkap dengan kompor dan minyak goreng serta adonan bakwan yang tinggal digoreng. Jadi setelah puas bermain air terjun, langsung makan bakso dan makan bakwan. Sedaaap…..
Setelah puas makan, sebelum terlalu sore, gw segera menuju objek wisata gua. Ada 2 gua di kawasan air terjun Bantimurung ini, yaitu Gua Mimpi dan Gua Batu. Gw memutuskan ke Gua Mimpi saja karena lebih dekat. Gua Batu letaknya di atas dekat air terjun dengan jarak tempuh yang lebih jauh. Perjalanan ditemani oleh dua orang pemandu.
Ternyata perjalanan ke sana lumayan berliku, dimulai dengan jalanan menanjak yang untungnya sudah dibuat menjadi anak tangga jadi lebih mudah tetapi sewaktu turunan agak susah, karena berupa jalanan tanah yang licin dan berbatu-batu serta becek karena habis hujan. Berkali-kali gw hampir jatuh kalau tidak ditangkap oleh pemandunya yang gesit kalau nggak, wah…gw pasti udah jatuh terguling-guling.
Akhirnya setelah perjalanan menanjak, mendatar, turunan dan menanjak lagi sekitar 30 menit, sampailah di mulut gua. Ada dua buah gua, Gua Mimpi dan Gua Istana. Gua Istana ternyata buntu jadi tidak bisa dimasuki.
Gua ini benar-benar gua alami, jauh berbeda dengan dua buah gua yang pernah gw datengin sebelumnya. Gua di Taman Hutan Raya, Bandung dan gua Jepang di Ngarai Sianok, Bukittinggi.
Gua ini lengkap dengan stalaktit dan stalakmit yang menjulur dari atas gua. Awalnya sedikit ragu ketika melihat lubang gua yang gelap. Tetapi setelah menempuh perjalanan yang jauh masa iya sih nggak masuk, rugi banget. Pemandu mengatakan bahwa panjang gua adalah 800m, memang termasuk panjang dan terlihat mengerikan. Tetapi setelah membulatkan tekad, gw memberanikan diri memasuki gua yang dingin, lembap dan gelap itu. Benar-benar gelap tanpa ada cahaya sedikitpun, kecuali lampu senter dari pemandu yang membantu menerangi jalan. Stalaktit dan stalakmit yang meneteskan air bertonjolan di sana sini. Penunjuk jalan memperlihatkan stalaktit yang ketika disorot lampu senter berbentuk ayam jago, ada yang berbentuk kucing dan muka bayi. Yang ketika disorot lampu senter stalaktit tersebut berpendar menyeramkan. Ada juga stalaktit yang ketika dipukul berbunyi. Yang membuat perjalanan lebih mencekam adalah, jalanan yang licin dan berbatu serta banyak jembatan kayu yang sudah rusak. Thanks God to para pemandu yang udah banyak banget menolong. Di dalam gua juga terdengar cericit kelelawar yang banyak tergantung di atap gua. Gw sempet berimajinasi yang bikin gw jadi tambah takut, kalau guanya longsor dan terkubur di dalam gimana ya…
Setelah sekitar 30 menit berjalan, Alhamdulilah, ada secercah sinar yang berarti hampir sampai ke ujung gua ini. Dan ternyata lubang guanya terletak agak ke atas dan hanya berupa celah yang tidak terlalu besar, persis seperti di film-film, jadi setelah sedikit mendaki akhirnya, dengan selamat gw bisa keluar dari gua itu. Benar-benar seperti dalam mimpi, nggak salah memang kalau dinamakan Gua Mimpi. Karena berada di dalamnya kita serasa berada di alam yang tidak nyata. Ya seperti di dalam mimpi itulah. Kalau kata pemandunya sih, gua ini pada awalnya ditemukan karena mimpi salah satu penduduk.
Ternyata setelah keluar dari gua, masih ada perjalanan pulang yang sangat menguras tenaga. Jalan setapak menurun sangat curam, licin, becek dan berbatu-batu. Di sini lagi-lagi gw banyak banget ditolong oleh pemandu dan dengan tenaga yang tersisa sampailah gw di bawah dan ketemu juga dengan jalan datar yang tembus ke lapangan parkir di depan pintu masuk. Wah, benar-benar pengalaman yang tidak terlupakan.
Untuk menghibur hati setelah perjalanan yang menegangkan, gw melihat-lihat dan akhirnya membeli souvenir kupu-kupu cantik yang telah diawetkan dalam kotak kaca dan kupu-kupu yang dijadikan gantungan kunci.

9 comments: