Tuesday 5 May 2020

Catatan Kecil Hasil Survey di Masa PSBB

sumber gambar : internet


Sejak diberlakukannya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di kota Jakarta, hampir seluruh sektor perekonomian terkena imbasnya. Terutama para pekerja harian yang mendapat penghasilan dari dari hasil berjualan sehari-hari, termasuk para driver ojek online.  Sejak awal PSBB dimulai ada peraturan yang melarang driver ojol untuk membawa penumpang, sehingga penghasilan yang diterima mereka jadi semakin sedikit.  Sebelum dimulainya PSBB sebenarnya penghasilan juga sudah berkurang imbas banyak perusahaan yang karyawannya bekerja dari rumah. Hanya tinggal aplikasi pembelian makanan dan antar barang saja yang masih bisa diakses.
Dari awal PSBB tampaknya banyak sekali perhatian ke para pekerja ojol ini, sehingga sempat keluar meme yang sepertinya hanya ojol ini saja yang diperhatikan, sektor lain yang terimbas sepertinya kurang, walaupun pada dasarnya semua memang butuh bantuan. 

Melihat hal ini, saya kok jadi ingin tahu, bagaimana sih sebenarnya keadaan mereka. Jadi saya mulai membuat suvey kecil-kecilan dari beberapa driver yang nomornya sempat ada di list whatsapp saya. Biasanya nomor mereka ada di list whatsapp jika mereka berinisiatif untuk menghubungi saya untuk konfirmasi alamat atau jika perlu share location tempat jika kurang jelas. Kadang saya lupa untuk hapus nomornya jadi masih ada di list percakapan. Karena saya banyak waktu sejak kerja dari rumah, saya bertanya kepada mereka mengenai kondisi saat ini, berapa banyak orderan yang didapat dan bagaimana mereka menyikapinya dan apakah ada bantuan dari pemerintah.

Jawaban awal mereka kalau saya bertanya rata-rata menyambut dengan baik, semuanya mau menjawab pertanyaan dengan terbuka setelah sebelumnya menanyakan maksud saya bertanya. Saya selalu info kalau hendak membuat tulisan karena saya seorang blogger atau saya ada penelitian untuk penulisan tugas akhir  ðŸ˜Š Saya terkesan dengan seorang bapak yang memberi ucapan ke saya, semoga sukses menjadi penulis.

Dari hasil survey kecil-kecilan yang saya saya buat, berikut rangkumannya :
-       Sebagian besar driver mengalami penurunan order yang cukup besar, rata-rata hanya 1-2 order harian yang mereka dapat. Bahkan ada driver yang selama beberapa hari tidak mendapat orderan.
-        Sebagian besar driver hanya menunggu orderan dari rumah dan tidak menunggu di suatu tempat dan kebanyakan mereka berkeliling di area yang dekat saja untuk menghemat bensin.
-       Tetapi ada 3 orang driver yang mengaku bahwa orderan mereka tidak berkurang, ini terjadi pada :
          Driver yang dari awal fokus hanya antar barang saja. Order mereka lebih dari biasa karena banyak yang belanja online. Kalau tidak salah ada 2 orang fokus menjadi driver antar barang. Sehingga ketika ditanyakan mereka mengaku tidak mengalami penurunan penghasilan secara signifikan.  
      Driver lain yang mengatakan bahwa pemasukannya tidak berkurang memberi info kalau dia tidak pilih-pilih orderan sehingga ada saja orderan yang masuk. Semua orderan dia ambil tanpa pilih-pilih. Tentang bagaimana cara dia mendapat orderan saya tidak bertanya lebih lanjut. Apakah dia berkeliling atau hanya menunggu di suatu tempat. Sepertinya ada trik tersendiri nih mengenai hal ini. 
-       Hampir semua driver mengaku belum mendapat bantuan dari pemerintah. Tetapi ada yang mendapat bantuan dari aplikator sebesar Rp 100.000 yang bisa dibelanjakan di minimarket seperti di berita yang saya baca. Katanya dia sudah dapat di tahap pertama. 
-       Ada driver yang mengatakan mendapat bantuan dari sumbangan di jalan atau dari customer dan juga mendapat tips yang lumayan.

Yang bikin sedih ada seorang driver yang mempunyai anak menderita hydrocephalus sehingga harus mengurus anaknya dulu sebelum berangkat kerja. Yang ini saya tidak mengetahui detailnya hanya menuliskan sesuai info dari driver yang bersangkutan. 

Tetapi hampir semua driver yang mengalami kesulitan tersebut belum mendapat bantuan dari pemerintah. Biasanya karena tidak mempunyai KTP DKI (bantuan hanya untuk yang ber KTP DKI katanya) setelah berusaha menghubungi RT setempat.  Saya selalu menyarankan mereka untuk menghubungi RT setempat jika belum mendapat bantuan.

Sepertinya, mereka semua berusaha bertahan hidup seadanya tanpa keinginan untuk meminta minta belas kasihan. Saya juga tidak terlalu menanyakan bagaimana mereka bertahan hidup di situasi seperti ini,  jadi tidak mendapat jawaban yang jelas. Yang pasti mereka pasrah dengan kondisi orderan yang berkurang dan  berusaha menyambung hidup dari apa yang didapat saja. Rejeki sudah ada yang mengatur, biarkan saja itu tugas pemerintah,  bukan mental pengemis, beberapa jawaban dari mereka. 

Saya hanya menuliskan ini berdasar surey untuk mengisi waktu luang dan menuliskan apa adanya dari info yang saya dapat tanpa ada maksud apa-apa.

Mudah-mudahan semua bisa kembali normal dan kita semua bisa beraktivitas kembali seperti biasa dan selalu diberi kesehatan.