sumber gambar : internet |
Sejak diberlakukannya
PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di kota Jakarta, hampir seluruh sektor perekonomian
terkena imbasnya. Terutama para pekerja harian yang mendapat penghasilan dari dari
hasil berjualan sehari-hari, termasuk para driver ojek online. Sejak awal PSBB dimulai ada peraturan yang melarang driver ojol untuk membawa penumpang, sehingga
penghasilan yang diterima mereka jadi semakin sedikit. Sebelum dimulainya PSBB sebenarnya penghasilan juga sudah berkurang imbas banyak perusahaan yang karyawannya bekerja dari rumah. Hanya tinggal aplikasi pembelian
makanan dan antar barang saja yang masih bisa diakses.
Dari awal PSBB tampaknya
banyak sekali perhatian ke para pekerja ojol ini, sehingga sempat keluar meme
yang sepertinya hanya ojol ini saja yang diperhatikan, sektor lain yang terimbas
sepertinya kurang, walaupun pada dasarnya semua memang butuh bantuan.
Melihat hal
ini, saya kok jadi ingin tahu, bagaimana sih sebenarnya keadaan mereka. Jadi saya
mulai membuat suvey kecil-kecilan dari beberapa driver yang nomornya sempat ada
di list whatsapp saya. Biasanya nomor mereka ada di list whatsapp jika mereka berinisiatif untuk menghubungi saya untuk
konfirmasi alamat atau jika perlu share location tempat jika kurang jelas. Kadang saya lupa untuk hapus nomornya jadi masih ada di list percakapan. Karena saya banyak waktu sejak kerja dari rumah, saya bertanya kepada mereka
mengenai kondisi saat ini, berapa banyak orderan yang didapat dan bagaimana
mereka menyikapinya dan apakah ada bantuan dari pemerintah.
Jawaban awal
mereka kalau saya bertanya rata-rata menyambut dengan baik, semuanya mau
menjawab pertanyaan dengan terbuka setelah sebelumnya menanyakan maksud saya bertanya. Saya
selalu info kalau hendak membuat tulisan karena saya seorang blogger atau saya
ada penelitian untuk penulisan tugas akhir 😊 Saya terkesan dengan seorang
bapak yang memberi ucapan ke saya, semoga sukses menjadi penulis.
Dari hasil
survey kecil-kecilan yang saya saya buat, berikut rangkumannya :
- Sebagian besar driver mengalami
penurunan order yang cukup besar, rata-rata hanya 1-2 order harian yang mereka
dapat. Bahkan ada driver yang selama beberapa hari tidak mendapat orderan.
- Sebagian besar driver hanya menunggu orderan dari rumah dan tidak menunggu di suatu tempat dan kebanyakan mereka berkeliling di area yang dekat saja untuk menghemat bensin.
- Sebagian besar driver hanya menunggu orderan dari rumah dan tidak menunggu di suatu tempat dan kebanyakan mereka berkeliling di area yang dekat saja untuk menghemat bensin.
Driver
yang dari awal fokus hanya antar barang saja. Order mereka lebih dari biasa karena banyak yang belanja online. Kalau tidak salah ada 2 orang fokus
menjadi driver antar barang. Sehingga ketika ditanyakan mereka mengaku tidak mengalami penurunan penghasilan secara signifikan.
Driver
lain yang mengatakan bahwa pemasukannya tidak berkurang memberi info kalau dia
tidak pilih-pilih orderan sehingga ada saja orderan yang masuk. Semua orderan
dia ambil tanpa pilih-pilih. Tentang bagaimana cara dia mendapat orderan
saya tidak bertanya lebih lanjut. Apakah dia berkeliling atau hanya menunggu di suatu tempat. Sepertinya ada trik tersendiri nih mengenai hal ini.
- Hampir semua driver mengaku
belum mendapat bantuan dari pemerintah. Tetapi ada yang mendapat bantuan dari aplikator sebesar Rp 100.000 yang bisa dibelanjakan di minimarket seperti di berita yang
saya baca. Katanya dia sudah dapat di tahap pertama.
- Ada driver yang mengatakan
mendapat bantuan dari sumbangan di jalan atau dari customer dan juga mendapat tips
yang lumayan.
Yang bikin
sedih ada seorang driver yang mempunyai anak menderita hydrocephalus sehingga
harus mengurus anaknya dulu sebelum berangkat kerja. Yang ini saya tidak
mengetahui detailnya hanya menuliskan sesuai info dari driver yang bersangkutan.
Tetapi hampir
semua driver yang mengalami kesulitan tersebut belum mendapat bantuan dari pemerintah.
Biasanya karena tidak mempunyai KTP DKI (bantuan hanya untuk yang ber KTP DKI katanya)
setelah berusaha menghubungi RT setempat. Saya selalu menyarankan mereka untuk
menghubungi RT setempat jika belum mendapat bantuan.
Sepertinya, mereka
semua berusaha bertahan hidup seadanya tanpa keinginan untuk meminta minta
belas kasihan. Saya juga tidak terlalu menanyakan bagaimana mereka bertahan
hidup di situasi seperti ini, jadi tidak
mendapat jawaban yang jelas. Yang pasti mereka pasrah dengan kondisi orderan
yang berkurang dan berusaha menyambung
hidup dari apa yang didapat saja. Rejeki sudah ada yang mengatur, biarkan saja itu tugas pemerintah, bukan mental pengemis, beberapa jawaban dari mereka.
Saya hanya
menuliskan ini berdasar surey untuk mengisi waktu luang dan menuliskan apa
adanya dari info yang saya dapat tanpa ada maksud apa-apa.
Mudah-mudahan semua
bisa kembali normal dan kita semua bisa beraktivitas kembali seperti biasa dan selalu
diberi kesehatan.
No comments:
Post a Comment