Friday 25 January 2013



"KINANTI LARUT"
Album lagu-lagu Wayang Urban
(limited) sudah bisa dipesan
Info: wayangurban@yahoo.com


twitter : @wayangurban @nananghape

Wednesday 16 January 2013

Resep : Pizza Nasi Goreng

Resep ini dimuat di majalah Bobo No 40 Tahun XL. Tiba-tiba Raiyan minta dibuatkan resep ini, katanya mau dibawa ke sekolah sebagai bekal. Tetapi karena saat itu di kulkas tidak ada sayuran terpaksa seadanya saja. Untuk anak-anak yang susah makan sayur menu ini bisa jadi alternatif  menu mereka karena sayur ditambahkan pada nasi goreng. Ketika memasak nasi goreng ini saya tidak memakai telur lagi, karena menurut saya 2 telur saja sudah cukup dan supaya praktis saya memakai bumbu nasi goreng instan. :) Kalau mempunyai waktu banyak lebih baik membuat sesuai resep saja.





Bahan :

1 butir bawang putih
2-3 butir bawang merah
Minyak goreng
1/2 sendok teh garam
1 sdm saus cabe
1/2 mangkuk sayuran beku (wortel, jagung, buncis yang telah dipotong-potong)
1 mangkuk nasi
3 butir telur
1-2 buah sosis
keju

Cara Membuat :

1. Haluskan bawang merah dan bawang putih lalu tumis. Masukkan 1 butir telur yang telah dikocok lalu masukkan sayuran. Aduk rata.
2. Masukkan nasi dan saus cabe. Tambahkan garam, aduk terus.
3. Angkat nasi goreng ke dalam mangkuk lalu masukkan 2 butir telur. Aduk semuanya hingga rata.
4. Goreng campuran nasi dan telur
5. Taburi atasnya dengan potongan sosis dan parutan keju. 


Sunday 13 January 2013

Resep : Macaroni Schotel

Resep ini diperoleh dari hasil browsing di internet. Sewaktu saya buat,  telurnya saya kurangi menjadi hanya 3 butir saja dan keju ditambah serta susu saya kurangi menjadi  250 ml sehingga pas 1 kotak. Untuk corned bisa diganti dengan daging cincang.


 


Bahan :

150 gram macaroni rebus, tiriskan
1 kaleng cornedbeef
1 siung bawang putih
2 sdm tepung terigu
1 sdn margarine
1/4 sdt pala bubuk
merica bubuk secukupnya
 1/2 sdt garam
1 sdt kaldu sapi bubuk
250 ml susu cair
3 butir telur kocok lepas
150 gram keju cheddar parut

Cara Membuat :

1. Panaskan margarine, tumis bawang bombay dan bawang putih sampai harum
2. Masukkan tepung terigu, aduk rata
3. Tambah susu cair, aduk rata, angkat dari kompor
4. Masukkan corned, telur kocok, pala, merica, garam, dan keju.
5. Campurkan macaroni rebus dengan adonan corned beef, masukkan dalam pinggan tahan panas. Taburi     atasnya dengan keju parut.
6. Oven dalam suhu 180 derajat selama kira-kira 30 menit.


 

Saturday 12 January 2013

Lava Merapi Tour - Weekend at Yogya (Day 2)


 photo P1050195_zps3334a54c.jpg



Jam 6 pagi taxi yang menjemput kami sudah datang.  Saya memang sengaja tidak menyewa mobil karena hanya perlu kendaraan untuk ke Kaliurang  saja.  Taxi ini memang menawarkan untuk memakai argo atau borongan dan saya memilih memakai argo dan ongkos yang harus dibayar sampai di Taman Wisata Kaliurang adalah 70 ribu rupiah. Taxi akan menunggu sampai tour selesai karena jika dia turun lagi  jaraknya akan jauh.
Jika traveling masalah yang sulit memang transportasi jika kita tidak memiliki kendaraan sendiri.  Untuk sewa mobil tanpa supir di Yogya adalah sekitar 250 ribu belum termasuk bensin.  Tapi jika dihitung sih tetap lebih murah pakai taxi pp ke kaliurang sekaligus waktu tunggu dari pada sewa mobil. Karena kemana-mana saya ingin naik becak.  
Perjalanan menuju Kaliurang dari rumah saya di pusat kota Yogya  memakan waktu sekitar 45 menit. Banyak sekali perubahan di Yogya terutama di sepanjang jalan yang saya lewati, jalan Kaliurang saat ini telah penuh dengan deretan restaurant. Baik rumah makan kecil ataupun sekelas kafe banyak sekali bediri berhimpitan  dengan papan reklame yang membuat pemandangan menjadi semrawut.  Sepertinya pemandangan menjadi sedikit lega selepas Mirota, aah... akhirnya masih ada pemandangan hijau yang bisa dilihat. 
Sampai di tempat pertemuan di daerah Taman Wisata Kaliurang saya bertemu dengan masVeri yang menjadi tour leader pagi itu sekaligus pengemudi Jeep off road yang akan membawa kami menelusuri jejak sungai di Merapi yang sekarang telah berubah menjadi timbunan material lava yang berwarna hitam.  Tanpa menunggu lama, kami segera berangkat, karena sekitar jam 9 pagi, jeepnya sudah dibooking untuk rombongan outbound yang telah membook seluruh jeep yang beroperasi.
Selepas merapi menyemburkan laharnya ,  Tour Lava Merapi dengan menggunakan Jeep memang banyak di tawarkan dengan menggunakan tenaga penduduk setempat.  Selain dengan menggunakan Jeep ada juga tour dengan menggunakan motor trail dengan harga yang lebih murah. Untuk tour dengan Jeep ini harga telah ditetapkan sebesar Rp. 250.000,- dengan maksimal penumpang adalah 4 orang berarti ber 5 dengan supir.
Pemandangan seputar kaliurang sepertinya telah berubah menjadi lebih hijau karena tanaman telah tumbuh di area yang menjadi tempat lautan  material vulkanik dari gunung merapi. Terlebih lagi penduduk memang membuat tindakan penghijauan di seputar Merapi.  Daerah seputar lereng merapi  memang tidak boleh dihuni lagi oleh penduduk dan semuanya sudah mengungsi di tempat yang telah ditetapkan oleh pemerintah.  Banyak penduduk yang menambang  pasir di area yang dahulu merupakan tempat tinggalnya.

Dalam perjalanan tour tersebut, kami melewati  lokasi makam korban Merapi. Semua korban penduduk dimakamkan disana, kecuali Mbah Marijan dan beberapa orang sukarelawan yang dimakamkan di tempat asalnya masing-masing.  Di beberapa tempat kami juga berhenti untuk befoto dan di tempat tersebut sudah di lengkapi dengan kios cenderamata dan warung kecil.  Sambil minum kopi dan teh serta makan indomie rebus para pengunjung bisa sekedar melepas lelah dan menghangatkan badan.
Kami juga berhenti di satu spot dimana terletak batu yang mirip dengan wajah manusia apabila dilihat dari tempat tertentu. Tetapi karena banyak orang yang berhenti dan berfoto disana saya tidak dapat menemukan kemiripan batu tersebut dengan wajah manusia.


                        photo P1050221_zps76e052ed.jpg
      


 photo P1050218_zpsd98f8074.jpg


 photo P1050194_zps6d08a93d.jpg

                                            

 photo P1050192_zps6553613d.jpg


  photo P1050197_zps461062a0.jpg


  photo P1050200_zpsa1bd4d84.jpg
                       


               photo P1050201_zps65173b77.jpg        


          photo P1050204_zpsef6acef5.jpg            
                   


Kami hanya sebentar disana dan setelah mengambil beberapa gambar, segera  menuju spot berikutnya yaitu Musium Sisa Hartaku, Dusun Petung, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.  Musium ini adalah salah satu sisa rumah penduduk yang setengahnya sudah terbakar dan memamerkan harta peninggalan dari rumah tersebut yang masih tersisa, diantaranya seekor sapi yang hanya tersisa tulangnya, sepeda motor suzuki spin, TV, radio, jam yang menunjukkan waktu erupsi merapi  tanggal 5 November 2010 serta masih banyak barang-barang yang lain, termasuk wajan dan raket bulu tangkis yang semua senarnya sudah hilang. Suasana dingin dan mencekam membuat saya membayangkan suasana saat kejadian saat terjadi erupsi merapi, bagaimana awan panas menghabiskan seluruh desa.  Seperti tulisan yang tertera di dinding Habis Sudah Semua.
Ternyata museum tersebut adalah lokasi terakhir yang kami kunjungi, setelah itu kami segera kembali ke taman wisata Kaliurang untuk kembali ke Yogya.  Kami tidak menuju ke lokasi rumah mbah Marijan karena menurut mas Veri jalan menuju ke sana sudah rentan untuk dilalui jeep yang besar sehingga dibatasi pengunjungnya. Jadi  kami hanya sampai di Kaliadem tempat papan penunjuk wisata Selamat Datang di Obyek Wisata Kaliadem dengan foto-foto Watu Gajah, bekas Bunker dan foto-foto ketika merapi sedang erupsi.



 photo P1050205_zps8c1028a0.jpg


   
 photo P1050206_zps27fbfa5f.jpg

     
 photo P1050207_zps760e902e.jpg

    

 photo P1050208_zps15b84fea.jpg
     

 photo P1050209_zpsadfd5883.jpg
   

 photo P1050210_zpsf43e3a9e.jpg



 photo P1050211_zps73ab71ad.jpg



 photo P1050212_zps83b07c9a.jpg



 photo P1050213_zpsb3927b12.jpg


 photo P1050214_zps741ae6d3.jpg



 photo P1050215_zpsc030962c.jpg





 photo P1050216_zps13511993.jpg


 photo P1050217_zpse054f3f3.jpg


 photo P1050218_zpsd98f8074.jpg


 photo P1050221_zps76e052ed.jpg


  

 

Taxi saya masih setia menunggu dan bapak supir yang baik hati tersebut tidak menetapkan tarif menunggu yang mahal dan mengikhlaskan kepada saya berapa tarif yang harus dibayar beserta ongkos taxi pulang.
Sesampainya kami kembali di rumah Bausasran, kami bersiap-siap untuk pindah menginap di Hotel supaya Raiyan bisa berenang.  Rencananya sebelum check in di hotel kami mampir dulu di Mirota dan berkeliling seputaran Malioboro untuk belanja.  Hotelnya masih seputar Malioboro yaitu di Jl Dagen,  Hotel Ibis Style yang dulu bernama All Season.  Hotelnya bergaya minimalis dengan kolam renang berada di lantai 7 dengan pemandangan kota Yogya.  Keren lah pokoknya.  Ini sedikit menghibur diri karena nggak kesampaian dapat hotel Inna Garuda, padahal dapet rate murah juga disana pakai Raja Kamar. Cuma karena udah keburu bayar untuk Ibis dan detik terakhir sewaktu  check di website Raja Kamar, Hotel Inna Garuda  ternyata tersedia. Ah, telat deh. 






         



Obyek wisata lain yang saya datangi selama di yogya adalah Benteng Vredeburgh dan Keraton yang hanya saya datangi satu kali saja,  jaman dulu waktu saya masih SMA. Hehe..  








                          


            Info :
            Lava Tour Merapi :
            Veri : 085743636011


                      



                     


              












Weekend at Yogya (Day 1)




Tahun 2012 ditutup dengan traveling ke Yogya pada bulan November. Seperti biasa pakai tiket murah AA, abis lumayan banget harganya. Itu juga pesennya nggak sengaja karena pas searching untuk tiket keberangkatan weekend masih dapet harga murah. Biasanya  kalo harga murah itu untuk keberangkatan hari  senin sampai kamis.

Perjalanannya juga lancar, karena cuma 1 jam jadi cepet banget, tapi ditambah bonus turbulence karena cuaca yang berawan. Memang riskan kalau traveling di musim hujan, soalnya pasti gak enak kalo jalan-jalan trus harus basah-basah kena hujan, tapi harus  dibawa happy supaya tetap enjoy.
Benar saya begitu sampai di bandara Adi Sucipto cuaca yang semula panas berubah menjadi mendung yang segera menjadi hujan rintik-rintik ketika taxi yang kami tumpangi sampai di rumah keluarga di Jl Bausasran. Mana belum makan pula dan saat itu sudah jam makan siang.  Jadilah kami makan di RM Red Crispy yang dekat rumah.  Di dinding rumah makan ada foto pak Bondan Winarno dengan slogan top markotop berfoto bersama sang pemilik.  

Selesai makan siang hujan sudah reda dan setelah istirahat sebentar di rumah, dengan menggunakan becak kami menuju ke Taman Pintar.  Taman Pintar adalah semacam museum iptek dimana kita bisa mencoba alat-alat peraga yang ada di sana. Ide dasarnya pasti ingin seperti Singapore Science Center tapi dengan keadaan yang berbeda 180 derajat.  Sayang sekali keadaannya tidak terawat dan banyak alat peraga yang rusak. 
Selain bangunan tempat peragaan Iptek,  ada bangunan yang menampilkan koleksi foto-foto Sultan Yogyakarta lengkap dengan biografinya serta foto-foto presiden RI sejak Soekarno sampai SBY dalam ukuran besar.  Yang paling menarik adalah alat peraga berbentuk rumah dimana apabila ada sebuah tuas digerakkan rumah tersebut bergoyang-goyang seperti jika ada gempa.  Selain itu ada pula  dua buah sepeda yang saling bersisian dan salah satu sepeda tersebut penumpangnya adalah sebuah tengkorak manusia dan apabila pengunjung mengendarai sepeda disebelahnya dan mengayuh pedal tengkorak tersebut akan melakukan hal yang sama. 






                                
 


Dari Taman Pintar kami menuju Alun-Alun Kidul  tempat berdirinya dua buah beringin besar dimana banyak orang-orang yang mencoba melalui jalan ditengah beringin tersebut dengan mata tertutup. Konon, yang bisa melaluinya pertama kali dengan lurus maka keinginannya akan tercapai.  Sejak pertama kali ke Yogya puluhan tahun lalu sepertinya baru kali ini saya tertarik berkunjung dan melihat orang-orang yang mecoba melalui beringin ini. Nggak tau juga deh kenapa saya nggak pernah mampir ke sini. Dan ternyata menjadi tontonan yang sangat menghibur melihat orang-orang yang berjalan sangat jauh dari jalur awal mulai berjalan. Tidak pernah ada yang sukses berjalan langsung lurus, pasti berbelok kemana-mana. Saya sendiri tidak mencobanya karena malu, hehe.. pasti diketawain orang-orang deh.  Soalnya emang lucu banget , sangat menghibur.  

                     







             

Setelah capek melihat orang-orang tersebut, karena memang tidak ada tempat duduknya, kami singgah di warung yang menjual wedang ronde dan roti bakar yang banyak terdapat di trotoar. Karena mendung sudah semakin tebal dengan menggunakan becak kami pulang ke rumah dan ditengah jalan hujan turun dengan derasnya. Becak tetap jalan dengan si abang memakai jas hujan.  Sempat mampir ke salah satu penjual gudeg Wijilan karena sekalian lewat, membeli gudeg untuk lauk makan malam. Soalnya nggak mungkin keluar makan dalam cuaca hujan. 

Malam pertama dihabiskan di rumah saja, ngobrol sambil nonton TV dan makan gudeg. Untuk besok saya pesan taxi yang akan membawa kami ke Kaliurang karena akan mengikuti Tour Lava Merapi dengan menggunakan jeep.  Jadi mesti bangun pagi-pagi.