Sunday 26 August 2007

Chili Padi




Restaurant Chili Padi baru buka di Plaza Semanggi dan minggu kemarin saya dan teman-teman nyoba makan di sana. Lokasinya di lantai 2. Bernuansa minimalis dengan nuansa coklat. Chili Padi ini di judulnya sih bilang Malaysian Restaurant . Trus di brosur dan di gambar-gambar makanan di dinding rest ada tulisan Wisata Kuliner Highly Recommended. Makanya kita mau buktiin nih dengan makan di sini.
Dan lagi Rest Chili Padi ini memang udah terkenal di cabang sebelumnya di Pondok Indah. Setelah memilih-milih, akhirnya menu salad mangga (11700), sup tom yam (12700), ayam kung pao (25900), kerapu 3 rasa – small (50900), kailan sapi (19900), kacang panjang belacan (19900), ice the tarik (9000) dan untuk dessert es kacang penang (9500) dan es cheng teng (9500), kita pilih. Untuk ayam kung pao, kailan sapi dan kacang panjang belacan, rasanya mantap, sayurnya masih renyah dan segar dengan bumbu yang pas, begitu juga dengan kerapu 3 rasa asam, manis, pedas, lumayan enak. Tapiii…porsinya itu loh dikiiit banget. Nggak sebanding sama harganya, jadi terasa maharani. Apalagi kita makannya rame-rame. Jadi nggak puas. Untuk menu-menu yang lainnya ternyata kurang memuaskan, salad mangganya sih saya nggak makan, tapi kata temen saya biasa aja, trus sup tom yamnya walaupun rasanya lumayan tapi porsinya keciiil banget trus isinya juga minimalis. Dan es the tariknya juga tawar sampe kita minta tambahan gula. Untuk dessertnya dua-duanya biasa aja, es kacang penangnya mirip-miriplah sama es campur dan kacang merahnya minimalis juga, ditambah es cheng tengnya ternyata Cuma es buah biasa dengan potongan agar-agar. Yah…judulnya sih agak mengecewakan..Tapi ternyata waktu bayar dapet voucher 20000 yang saya pakai untuk makan kwetiauw goreng penang (17900) di kesempatan lain dan rasanya lumayan enak kok. Jadi saran saya, kalo mau nyoba bisa pesen menu-menu yang untuk perorangan aja, kayak kwetiauw, nasi goreng, lebih pas.

Pancious Pancake




Dari pameran buku Gramedia di Bentara Budaya, kami lalu mencari tempat makan. Pertamanya pengen coba bebek Ginyo di Tebet, tapi karena sudah dekat Permata Hijau tujuan beralih ke Pancious Pancake. Untung saja saya sempat mencatat no telpnya, so setelah dapet penjelasan lokasinya, kami segera menuju ke sana. Ternyata tadi udah lewat waktu memutar mau ke Bentara Budaya tapi karena disebelah kanan nggak keliatan. Pengunjung lumayan banyak, selain di dalam ada juga kursi di luar di tepi kolam renang. Interior di dalam bergaya minimalis, tempat duduknya terdiri dari kursi-kursi dan sofa-sofa yang nyaman. Kami memilih kursi yang di luar saja disebelah kolam renang. 7890
Untuk makanan saya pesan Cappucino Pancake (22000), minumnya Ice Cappucino (18000), teman saya pesan Mango Pancake (22000) dan Juice Mango (17000) dan anak saya pesan pancake special (20000). Untuk satu porsi terdiri dari satu pancake dan satu waffle dan 1 scoop ice cream, bisa pilih vanilla atau coklat. Waffle dan pancakenya tampil cantik, walaupun rasanya biasa aja, tapi dengan tempat yang nyaman jadi nilai lebih. Selain waffle manis ada juga waffle dengan toping asin alias dengan beef dan tuna. Plus ada menu`1 steak juga. Pelayanannya ramah dan cepat.

Saturday 25 August 2007

Taman Monas





Udah lama saya berkeinginan suatu saat pengen ke Taman Monas. Ngajak Raiyan supaya bisa lari-larian. Jadi, pada hari minggu kuturut ayah ke kota…eh salah, saya dan Raiyan mengunjungi taman Monas. Semua perlengkapan sudah dibawa lengkap, alas duduk alias tiker, sarapan – beli nasi uduk, minum, plus kompas minggu buat bacaan sambil santai-santai. Sampai di Monas, saya segera mencari tempat yang paling pas untuk gelar tiker, pokoknya di tempat yang adem, di bawah pohon. Sempat pindah lokasi karena ketika hari mulai siang, tempat yang semula adem jadi kena matahari. Wah, di hari Minggu pagi, Taman Monas rame dengan manusia, kebanyakan keluarga dan rombongan. Semua bertujuan sama, menghabiskan minggu pagi di taman Monas. Ada yang berolahraga, gelar tiker sambil sarapan, jalan-jalan, dan banyak juga yang berkunjung ke monument nasional. Raiyan sendiri senang sekali, lari-lari naik turun taman yang berbukit-bukit kecil. Yang bikin heboh sih waktu tiba-tiba minta pup. Setelah jauh-jauh ke mobil WC Umum,eh ternyata dia nggak mau. Pupnya batal, mungkin gara-gara tempatnya, yang harus naik tangga dulu untuk sampe ke mobil WC umum itu. Cape deh, Raiyan…Setelah puas menikmati taman monas yang rindang, kamipun pulang. Tujuan selanjutnya, mau ke Taman Menteng dan Taman yang ada di seberang Mall Taman Anggrek (namanya lupa).

Thursday 23 August 2007

Mie Ayam Viky-Viky

Rating:★★★★
Category:Restaurants
Cuisine: Asian
Location:Jl. Sunda samiping bakmi GM Sarinah Thamrin
Suatu hari setelah menyelesaikan keperluan di sarinah thamrin, ternyata sudah hampir jam makan siang. Hmmm…makan siang dimana ya…Tiba-tiba saya ingat ada tempat jual mie ayam yang kata temen kantor saya enak banget. Lokasinya di sebelah bakmi GM, di depan EF. Namanya mie ayam Viky-Viky. Warung mie ayam ini tidak terlalu besar, terdiri dari dua meja dan bangku kayu panjang. Tak berapa lama pesanan tiba, nah…mie kayak gini yang jadi favorit saya, mienya kecil-kecil dan halus.Potongan ayamnya cukup generous. Porsinya juga lumayan banyak tapi sebanding sih sama harganya yang diatas mie ayam biasa. Kalo nggak salah sekitar 8000an. Waktu saya udah selesai makan, mulai banyak orang yang datang untuk makan. Maklum udah waktu makan siang juga. Karena sudah selesai, saya pulang dengan puas.


Sate Balibu

Rating:★★★
Category:Restaurants
Cuisine: Other
Location:Jl Bendungan Hilir Raya No 8 Jakarta Pusat Telp 5720187
Salah satu resto di Jl Bendungan Hilir adalah Sate Kambing Muda Balibu. Sebenernya restoran ini selalu sepi kalo saya pas lewat, tapi karena pengen ngerasain sate buntel, saya coba mampir suatu malam habis pulang kantor dan nge gym. Kali aja di sini jual. Hanya ada 2 pasang pengunjung ketika saya dan teman saya masuk Meja dan kursinya model meja kursi kayu di warung-warung. Ternyata bener, di sini jual sate buntel tapi namanya sate pentul. Satu porsi isi 2 tusuk. Selain itu saya pesan sate kambing ½ porsi. Plus nasi putih 1, minumnya es teh manis. Di buku menunya bisa dibaca kalau kambing yang mereka pakai adalah kambing hasil ternak di farm sendiri dan cara pengolahannya khusus sehingga tidak bau dan dagingnya empuk. Tapi setelah kami coba, memang empuk sih, tapi cenderung biasa aja. Sate buntel atau sate pentulnya lumayan. Yang membuat enak sih bumbu kacangnya, kental sekali.
Selain sate kambing dan teman-temannya sop dan gulai kambing, tongseng, ada juga sate sapi, sate hati, torpedo, ginjal, kare hijau (mungkin ini kambing bumbu kare kali ya), dan sop Obat. Ada juga tahu telur, nasi goreng kambing, sate ayam, nasi langgi dan nasi bogana. Harga berkisar 15000-20000.


Ngopi Bareng




Jam 4 kurang saya sudah sampai di apartemen Sudirman Park lantai 32, rumah Adi, tempat acara ngopi bareng dengan milis Jalansutra. Karena tempat yang tidak memungkinkan menampung banyak orang, acara dibagi menjadi 2 sesi jam 10 pagi dan 4 sore, masing-masing 6 orang. Saya kebagian sesi ke dua yang jam 4 sore. Acara baru dimulai jam 4.30 setelah semua peserta berkumpul yang ternyata perempuan semua. Lalu handout dibagikan dan Adi langsung menggiring kami ke meja tempat diletakkan contoh biji-biji kopi arabika, robusta dan kopi lanang. Bagaimana membedakan biji kopi arabika dan robusta (dari garis yang membelah biji kopi tersebut) dan asal muasal kopi lanang yang ternyata merupakan biji kopi yang gagal. Sebelum mulai acara icip-icip kopi dimulai, kami belajar dulu cara menyeruput kopi memakai sendok. Di meja sudah ada 6 gelas berisi bermacam-macam minuman, air biasa, air dengan irisan buah strawberi, air dengan irisan jeruk lemon, caramel, dan 2 lagi saya lupa. Ini untuk melatih indra perasa kita sebelum icip-icip kopi dimulai. Untuk melatih indra penciuman, kita menghirup aroma kayu manis, kapulaga, merica yang telah disediakan. Cara menyeruput dari sendokpun juga ada caranya, yaitu dengan cepat dan bersuara supaya ada udara agar kopi tidak terlalu panas, karena kalau ditiup nanti aromanya menjadi berkurang. Yang pertama di icip adalah kopi robusta dan Arabica dari Aroma, bandung, Arabica dari Sumatra dan kopi Amungme Gold dari Papua. Cara menyeduh kopi juga ada caranya, setelah air panas dituang ke kopi, didiamkan selama 4 menit, lalu gumpalan kopi disibak dengan sendok sambil dihirup aromanya dan barulah kopi diseruput. Untuk kopi robusta memang lebih ringan dari Arabica yang lebih keras aroma rempah-rempahnya. Begitu juga kopi dari Sumatra yang dominan rempah-rempah, kapulaganya sangat terasa. Yang paling enak dari semuanya, menurut kami adalah kopi Amungme Gold, bahkan dibandingkan kopi termahal ke dua di dunia, yaitu Kona dari Hawaii yang kita icip-icip juga. O iya, selain kopi-kopi enak tersebut kami juga mencicipi kopi yang tidak enak, yang berasal dari biji kopi yang salah treatment, kalo tidak salah biji kopi tersebut digoreng. Rasanya benar-benar tidak enak, pahit dan getir bahkan setelah dicoba ditambah susu kental manis rasanya tetap tidak enak. Sebagian dari kami malah tidak menelannya dan langsung dibuang di wastafel. Memang untuk acara icip-icip kopi ini buat yang tidak kuat atau tidak biasa minum kopi diperbolehkan untuk tidak menelannya. Setelah acara icip-icip selesai, dari kopi yang tersedia, sesusai janji, Adi membuatkan cappuccino. Saya kebagian 1 cangkir capucino yang setelah ditambah gula rasanya jadi enakkk bangett. Kapan lagi bisa ngerasain cappuccino buatan Adi. Apalagi saya minum sambil liat pemandangan senja dan lampu-lampu dari lantai 32. Udah paling top deh..hehe..Hampir kelupaan, kami juga mencicipi kopi rasa kelapa yang merupakan oleh-oleh dari Harnaz yang baru pulang dari Hainan, China. Kopi ini kopi instant, rasanya lumayan enak, ada gurihnya. Sayang, tidak ada sesi icip-icip kopi Luwak, kata Adi, mahal costnya..Senang dan puas rasanya, acaranya seru, ngobrol-ngobrolnya asyik, sambil ngobrol icip-icp kentang panggang saus mayonnaise bumbu rendang, tukar menukar info tempat makan enak (pastinya, jalansutra gitu loh). Dan terakhir sebelum pulang, sekitar jam 7 malam, kami diberi kenang-kenangan 1 bungkus kopi Arabica Aroma. Terimakasih banyak untuk Adi dan juga Mia yang telah bersedia meluangkan waktunya sharing pengetahuan soal kopi.




Tuesday 21 August 2007

Penangkaran Rusa Cariu




Di pagi hari sabtu yang cerah dan panas, kami melaju di jalan tol ke arah cibubur untuk terus menuju Jonggol – Cariu. Setelah mendapatkan info dari milis, terutama dari Pak Budi, saya yakin bisa menemukan lokasi Penangkaran Rusa Cariu ini dengan mudah. Bekal makan siang sudah dipersiapkan, daripada mampir-mampir lagi, si mbak udah masak ayam goreng dan bawa sop cream untuk makan siang Raiyan. Tak lupa cemilan dan minuman teh kotak dan nu green tea favorit. (harus nu green tea, soalnya ngarep bisa dapet hadiah, hehe). Perjalanan lumayan lancar, cuma sedikit tersendat di gerbang tol taman mini.Setelah melewati Kota Wisata, patokan pertama Taman Buah Mekarsari, trus Perumahan Citra Indah, trus ketemu ama tulisan kecamatan Tanjung Sari. Berarti udah dekat. Tapi untuk lebih yakin lagi, sempet nanya ama tukang ojek dan dikasih tau kalo belokannya setelah turunan yang lumayan curam. OK deh….dan bener sih abis turunan curam tiba-tiba ada plang bertuliskan penangkaran rusa cariu di sebelah kiri jalan. Jalan masuknya menurun tajam, lumayan berbatu dan terjal, ban mobil sampe selip-selip gitu.
Untung saja berhasil sampai di parkiran dengan selamat jam menunjukkan pukul 11.15, jadi total perjalanan sekitar 2 jam. Tiket masuknya 3000 per orang dan mobil 2500. Untuk menuju ke lokasi harus melewati jembatan gantung di atas sungai yang kering kerontang, hanya terlihat batu-batunya saja, setelah itu masih harus jalan lagi sekitar 500 meter, jalan mendaki berbatu batu dan matahari yang panas menyengat. Aduh, capeknya.
Akhirnya sampai juga ke lokasi tempat rusa-rusa berkumpul di lapangan. Melewati jembatan kanopi dan berakhir di gazebo dengan bangku kayu dan meja di tengah. Di dinding ada papan infomasi mengenai rusa, jenis-jenis dan istilah. Di lokasi ini juga ada warung-warung yang jual minuman dan camilan, kamar mandinya juga lumayan bersih. Waktu kami sampai sudah ada beberapa remaja setempat yang datang.
Saya dan raiyan langsung turun ke bawah, dan disambut 1 ekor rusa berbulu coklat totol totol putih yang jinak, bisa dielus-elus sesuka hati. Tanduknya panjang dan bercabang-cabang. Ada pasangannya rusa betina yang cantik, berbulu mata lentik. Beneran, bulu matanya lentik banget, saya aja kalah. Cuma 2 ekor rusa ini aja yang available untuk di elus-elus.
Yang lainnya berkumpul di tengah lapangan, berteduh di bawah pohon. Rusa juga kepanasanlah di bawah matahari tengah hari bolong gini. Saya, Ida dan Raiyan, akhirnya nekat ke tengah lapangan melihat rusa-rusa yang tengah bergerombol itu. Tapi kayaknya sih rusa-rusa yang ini nggak terlalu jinak, disamping tampangnya yang agak sangar, bulunya juga kotor seperti kena lumpur. Dan mereka juga agak menghindar ketika kami dekati. Mungkin jenisnya beda dengan yang tadi karena rusa-rusa yang ini warna bulunya coklat semua, tidak bertotol-totol putih. Sayang sekali, tidak ada satu orang pun petugas di lokasi yang bisa menjelaskan apakah rusa-rusa ini jinak atau tidak. Jadi dari pada menanggung resiko dikerubuti rusa kami akhirnya memilih duduk di bangku di bawah pohon sambil melihat rusa-rusa itu.
Karena saat itu hanya ada kami bertiga, saya suruh anak saya berteriak, rusaaaa…siniiii…. Anak kecil disuruh teriak teriak, ya seneng aja, dia teriak-teriak manggil rusa. Akhirnya, rusa-rusa itu bersuara juga loh…bunyinya seperti mendengking, gimana ya menjelaskanya, pokoknya diantara meringkik dan mengembik gitu deh. Susah deh menjelaskannya. Kayaknya mereka protes juga akan kedatangan kami yang berisik, jadi karena sudah lapar juga, kami kembali ke tempat duduk untuk makan bekal. Rusa totol-totol yang jinak itu sempat saya kasih makan chitato yang saya bawa, malah anak saya juga berani ngasih makan. Sebenernya ada tanda larangan memberi makan selain pakan yang diperbolehkan, tapi kasian juga ama si rusa kelihatannya kelaparan gitu, jadi ya terpaksa dikasih makan chitato aja. Buktinya setelah dikasih makan, si rusa jantan menggesek-gesekkan tanduknya ke kaki saya, kayak kucing. Yang ada celana saya jadi kotor deh.
Selama hampir 1 jam hanya kami saja pengunjung di sana. Asyik juga makan siang sambil menikmati pemandangan pohon-pohon dan tiupan angina sepoi-sepoi, sambil main-main sama rusa. Apalagi hanya ada kami saja pengunjung saat itu. Sekitar jam 1.30 lewat baru muncul pengunjung lain dan kami memutuskan pulang. Di perjalanan pulang sempat mampir minum es kelapa muda batok di warung pinggir jalan. Murah cuma 2500 sebutir, saya dapet kelapa yang muda banget pula, jadi daging buahnya lembut banget. Segaaarrr…Perjalanan pulang juga lumayan lancar, jalan transyogi cibubur juga nggak macet, tol juga lancar dan sampai di Bendungan Hilir hampir jam 4 sore. Puas banget akhirnya kesampaian juga main-main sama rusa jinak.

Q Smokehouse




Karena belum sempat mencoba Q Smokehouse Factory, begitu ada kesempatan dari Jalansutra yang membuat acara di sana buru-buru deh daftar dan kali ini saya akhirnya terdaftar juga.
Jam 3 sore lewat dikit saya dan Ida sudah sampai dan eh..ternyata ada Mia. Baru tau kalo konsultan F&B dari Q ini adalah Adi dan Mia. Pantes aja. Sebelum duduk saya ke toilet dulu, maklum karena naik motor jadi harus rapi-rapi dikit doong. Btw, wastafelnya lucu deh, sempat membuat saya kebingungan karena nggak ada lubangnya, ternyata airnya langsung jatuh ke belakang karena desainnya miring. Hihi…maklum deh…kurang up to date soal-soal beginian.
Kami langsung duduk manis, satu meja ama Lisa dan teman-temannya dan acara mulai terlambat 30 menit. Yang menjadi pembicara pertama adalah pemilik Q yaitu mas Donny. Menjelaskan soal perbedaan antara direct grilling, roasting dan barbecuing. Ini saya kebet dari handoutnya, karena saya lupa-lupa inget, maklum baru sempet nulis nih. Intinya sih, di Q ini memakai teknik barbecuing karena hasilnya masakannya baik ayam maupun daging lebih menjadi lebih special. Daging menjadi lebih empuk. Dan teknik barbecuing ini menggunakan kayu bakar khusus yaitu kayu keras tertentu yang dikombinasikan dengan kayu pohon buah sehingga dapat memberikan aroma khas barbecue yang otentik, supaya menghasilkan panas yang stabil. Kalau kayunya kurang bagus bisa mempengaruhi rasa daging juga. Sehabis penjelasan panjang lebar, ternyata, kejutan yang dijanjikan tiba, yaitu kami diberi ayam (1/2 ekor ayam loh…) untuk diberi bumbu sendiri sesuai keinginan, di handout udah ada contekannya bumbu-bumbu apa yang bisa dipakai agar masakan kita jadi enak. Di meja juga udah tersedia mangkok-mangkok kecil berisi bumbu-bumbu diantaranya black pepper, cumin, rosemary, turmeric, coriander, Q Rub dan lain-lain. Nanti setelah diberi bumbu, dikasih nama masing-masing lalu di panggang di dapur Q memakai alat yang namanya smoker pit. Seharusnya sih 4 jam tapi karena waktu yang terbatas hanya dipanggang 2 jam saja. Mulailah semua peserta memberi bumbu ke ayamnya masing-masing. Karena suka dengan black pepper saya memberi black pepper agak banyak ditambah bumbu-bumbu yang lain. Kalo misalnya pengen pasti enak sih dikasih bumbu Q Rub, tapi kan nggak asyik. Setelah semua selesai, kelihatan deh masing-masing ayam para peserta berwarna-warni sesuai bumbu yang dipilih dan sambil menunggu proses pemanggangan, kami dibagi menjadi 2 kelompok untuk mendapat penjelasan mengenai perbedaan memanggang dengan alat smoke tradisional (bukan mesin) dan alat grilled biasa. Untuk memastikan daging yang kita masak sudah matang atau belum ternyata ada termometer khususnya. Trus keempukan daging bisa dicek pakai tangan kita sendiri, untuk daging yang rare dengan menyentuhkan jari jempol dan telunjuk, medium jari jempol dan jari tengah begitu seterusnya. Sehabis mendapat penjelasan, begitu kami masuk kembali, ternyata di meja masing-masing sudah tersedia daging dan ayam ala Q Smokehouse untuk dicicipi. Hmmm…yummy banget. Selain itu dapet tambahan ayam yang tadi di panggang di alat smoke. Bener-bener endang bambang, ayamnya empuuuk banget. Kalo nggak inget sekitar, bisa abis deh tu ayam 1 piring. Setelah itu acara sebenarnya sudah selesai tinggal menunggu ayam matang, dan setelah matang tampilan semua ayam sama, yaitu hitam. Warna hitam ayam ini bukan karena gosong loh tapi karena memang pakai alat panggang smoker pit yang canggih dan asapnya banyak, kalo dipanggang pake alat panggang smoke yang manual ayamnya nggak terlalu hitam. Kalau untuk daging emang waktu panggangnya lama banget, karena diambil bagian brisket perlu waktu antara 8-12 jam. OK, kembali ke cerita ayam saya, ternyata setelah dicuil dikit ayam saya ternyata lumayan kok, rasa black pepper-lah pastinya. Hehe…. O iya, ternyata setelah saya lihat-lihat daftar menunya harga-harga makanan di sini nggak terlalu mahal. Paling mahal Rp. 50.000,-. Ada Barbecued Beef Ribs, Q Cajun Strip Loin Steak, Smoke Spice Chicken dan lain-lain. Jadi udah pasti lain kali saya pasti balik lagi ngajak suami. Apalagi belom nyobain kopinya, saya kan maniak cappuccino, soalnya khusus acara JS ini minumnya cuma es the manis dan aqua ajah. Highly recommended banget pokoknya.

Museum Fatahilah




Jam 8 kurang saya dan Ida sudah sampai di halaman museum Fatahillah. Ini kali kedua saya ikutan acara Sahabat Museum. Karena selama hidup saya baru kali ini berkesempatan untuk masuk museum Fatahillah. Emang sih ketinggalan jaman, tapi mau gimana lagi…dari pada tidak sama sekali. Kan ada pepatah better late than never bukan? Sebenernya waktu ada acara ulang tahun Jakarta kemarin saya udah ke museum ini juga, tapi karena waktu itu Raiyan, si kecil ngambek karena bosan, jadilah nggak sampe masuk museum. Dan harus buru-buru pulang. Jadi begitu ada kesempatan lagi kenapa tidak. Apalagi paginya sebelum mulai acara masing-masing peserta dapet roti buaya dan begitu acara ke museum selesai dapet es selendang mayang. Hmmm….seru kan? Trus ada pemutaran film-film jaman dulu pula. Tapiii….karena bukan type orang yang betah mendengarkan, saya ngikutin rombongan peserta dengan tour guidenya sampai di halaman belakang museum sajah, selebihnya saya lebih banyak jalan sendiri masuk ke museum dan sibuk berfoto ria. Dari tingkat atas sampe penjara bawah tanah. Trus terakhir udah duduk manis di halaman belakang nunggu peserta yang lain sambil melihat es selendang mayang disiapkan. Bersama selendang mayang juga dibagiin kueh pancong. So, Sambil makan kueh pancong dan minum es selendang mayang yang segar, kita sama-sama nonton film-film jaman dulu dan ada pemutaran lagu Indonesia raya versi lengkap. Puas deh, akhirnya bisa menjejakkan kaki ke museum Fatahillah.


Lomba 17 Agustusan

17 Agustusan tahun ini berbeda dari tahun-tahun yang lalu, karena tahun ini gue ikutan lomba. Jarang-jarang bisa ikut memeriahkan acara 17an. Soalnya di kompleks nggak sempet deh ikut-ikut kayak begituan. Lomba ini diadain sama gym tempat gue jadi anggota. Sehabis aerobic, jam 7 malem acara dimulai. Sebenernya yang dateng hari itu nggak terlalu banyak, jadi pesertanya ya itu-itu juga. Lomba pertama memukul bola pingpong dengan terong yang diikatkan di pinggang. Posisi terong di belakang dan peserta harus menunduk supaya terong posisinya pas untuk mukul bola. Untuk lomba yang pertama ini saya kalah telak. Bolanya bukan dipukul kedepan, tapi pas terongnya ngayun ke belakang malah kena bolanya jadinya bola malah mundur. Karena udah kalah,gue jadi males buat ikutan lagi. Apalagi lomba yang kedua ini lomba mecahin balon. Gue rada takut mecah-mecahin balon, agak phobia deh kayaknya ama suara balon pecah. Tapi karena pesertanya kurang gue akhirnya ikutan juga. Balon diikat di kaki kiri peserta, dan kaki kanan dipake untuk mecahin balon peserta lain, sampe tersisa 3 orang peserta. Dari 3 orang ini, bakal siapa yang balonnya pecah belakangan dia yang menang. Jadi harus bisa mempertahankan balonnya supaya nggak pecah tapi berusaha mecahin balon orang juga. Gue punya strategi bertahan, jadi karena gue paling takut mecahin balon, gue diem aja, yang penting balon gue selamat. Kalo misalnya ada yang deketin gue untuk mecahin balon punya gue, gue lari sekencang-kencangnya. Alhasil yang mau mecahin balon gue males ngejar-ngejar. Sampe akhirnya panitia mencium strategi gue yang selalu menghindar, sampe-sampe gue diperingatin. Tapi akhirnya gue tetap selamet sampe tinggal 4 orang, jadi sama panitia terpaksa dipasangin dua dua, supaya saling berhadapan. Nggak disangka, gue akhirnya berhasil mecahin balon lawan gue, jadi gue masuk 3 besar nih ceritanya, sayang temen gue curang, dia nyuri start mecahin balon gue, jadinya balon gue pecah deh, tapi lumayan gue juara 3. Lomba terakhir adalah meniup balon, siapa yang bisa meniup balon dan balonnya nyampe paling duluan ke garis finish dia yang menang. Lomba dibagi dua babak, 3 orang pemenang di babak pertama bertanding lagi dengan pemenang di babak ke 2. Nggak disangka gue berhasil menang di babak pertama dan pas finalnya, gue menang lagi, juara ke 2. Jadi gue menang 2 kali nih, juara 2 dan 3. Lumayan…hadiahnya tempat minum untuk olahraga. Selama pertandingan suasananya seru banget, full ketawa dan jejeritan, diiringin lagu Kucing Garong dan tidak lupa semua jadi narsis,  foto-foto dengan berbagai gaya. Heboh banget. Usai pertandingan semua peserta dikasih susu ultra dingin. Hmm…segar. Pokoknya, ini acara lomba 17an yang paling seru karena baru sekali ini gue bisa menang. Hehe…..