Tuesday 26 December 2023

Traveling to Japan (Part 3)

 


Seperti biasa, pagi ini saya sarapan di hostel dengan menu roti panggang selai. Walaupun menunya sederhana tapi suasana hostel yang hangat dengan berbagai macam orang dari berbagai bangsa benar-benar menghibur saya. Dan rasa roti panggang menjadi lebih enak. Haha.. Selain strawberry yang biasa, disediakan pula selai marmalade, yang kalau ada di rumah males makannya, tapi di sini kayaknya enak banget. Hehe...

Hari ini acara saya adalah janjian dengan teman lama saya, Tini di Shinjuku Station. Turun di station Shinjuku yang luas, membuat saya menjadi bingung. Jadi yang mestinya janjian di pintu keluar utama, saya jadi keluar entah di pintu mana dan menunggu Tini disana. Stasiun Shinjuku adalah stasiun dengan pintu keluar paling banyak di dunia. Huu, pastilah saya salah pintu keluar kalo kayak gini. Males jalan lagi nyari pintu yang bener,  jadi saya nunggu berdiri dengan manis di trotoar yang luas sambil menikmati pemandangan sekitar dan foto-foto. Ada booth yang jual lotre, ada antrian panjang di depan bakery, pemandangan gedung-gedung yang megah dan orang-orang yang lewat dengan berbagai gaya. Dan akhirnya Tini muncul memanggil saya, kangen-kangenan dan Tini mau mengajak saya makan di resto yang berada di atas stasiun Shinjuku. Pokoknya saya ikut aja deh jadi kurang memperhatikan lagi dan setelah sampai di restonya saya segera pesan. Menu yang favorit disini adalah udon jadi saya pesan itu. Tini datang dengan anak-anaknya sepasang cewek cowok yang imut-imut dan gemesin. Jadi suasana ramai dengan mereka.








Setelah makan, kami menuju ke patung Hachiko yang terletak di depan Shibuya Crossing,  Jadi lumayan ada yang bantuin foto di sini. Ramai juga yang mau foto di patung ini, jadi kita harus gentian dan sabar menunggu. Sepertinya selalu banyak yang mau foto ini sehari-harinya. Ceritanya memang fenomenal sekali dan bikin terharu.



Sebelum berpisah, Tini menemani saya mengambil uang di ATM di salah satu mall di dekat Shibuya dan setelah itu kami berpisah

Saya meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki menyusuri jalan raya utama menuju ke Harajuku. Jaraknya hanya sekitar 1 km jadi lumayan dekat, sambil jalan kaki menyusuri jalan saya bisa melihat suasana sekitar.

Ada mobil iklan dengan lagu-lagu pop jepang, tiba2 lewat mobil pemadam kebakaran, ada antrian cewek-cewek Jepang yang ingin melihat acara K-pop, ada wawancara seorang artis jepang di radio yang berada di ruangan di samping jendela terbuka sehingga bisa dilihat orang-orang, sampai akhirnya sampailah saya di Takeshita Street yang ramai dan penuh dengan orang dengan beraneka macam rupa dan gaya.






Rasanya pengen duduk deh karena capai tapi di Jepang itu ternyata tidak boleh duduk sembarang di pinggir jalan.  Jadi ya harus cari taman atau mall atau stasiun kalau mau duduk.

Dari ujung Takeshita Street saya menuju ke Taman di Meiji Jingu Shrine, sekalian melihat kuilnya karena sudah ada disana, walaupun jalan menuju ke bangunan kuilnya jauh banget.

Kuil Meiji Jingu merupakan kuil yang didedikasikan untuk Kaisar Meiji yang berkuasa pada tahun 1867-1912 dan permaisurinya. Setelah Kaisar Meiji meninggal dunia, orang-orang Tokyo berkeinginan untuk membuat jingu yang didedikasikan untuk Kaisar Meiji. Pembangunannya membutuhkan waktu 5 tahun mulai dari tahun 1915 hingga 1920. Tanah yang dulunya terbengkalai ini ditanami pohon-pohon yang tidak hanya berasal dari Jepang, tetapi juga dari Semenanjung Korea dan Taiwan. Ada 365 jenis pohon dengan jumlah total sekitar 120 ribu batang pohon yang ditanam di sini oleh sekitar 110 ribu orang relawan. Penanaman pohon 100 tahun lalu yang bertujuan untuk membuat hutan, kini telah membuahkan hasil. Tempat ini dicintai banyak orang sebagai hutan yang memiliki keragaman ekosistem. (https://matcha-jp.com/id/1215)






Disini terdapat gerbang kuil kayu besar yang disebut torii dan yang juga terkenal dari Meiji Jingu Shrine ini adalah deretan tong-tong besar yang berisi sake.

Saya berada di sana sampai jam operasional kuil habis dan saya salah mengambil jalan menuju pintu keluar yang dekat ke stasiun, sehingga harus jalan memutar lagi dan jauh. huhu.. kaki rasanya sudah pegal sekali. 

Akhirnya saya menuju ke obyek wisata terakhir hari ini : Tokyo Metropolitan Goverment Building untuk melihat pemandangan kota Tokyo dari lantai 45  dengan Gratis. Jam buka : 9.30 – 21.30. Beruntung sekali, sampai di sana sunset masih agak lama dan saya bisa melihat detik-detik matahari tenggelam dengan indahnya di tengah kota Tokyo yang padat. Bahkan karena cuaca sangat cerah saya bisa melihat Gunung Fuji di kejauhan.




Oh iya, waktu saya mencari lift untuk menuju ke atas, saya sempat bertanya kepada petugas di sana dan mereka langsung mengarahkan ke lift yang berada di lantai bawah dengan ramah.

 

Pulangnya saya sempat kebingungan waktu berjalan menuju lokasi stasiun yang terdekat dengan gedung, supaya saya tidak perlu jalan kaki lagi ke stasiun Shinjuku. Untung ada mbak cantik yang membantu, menemani saya sampai menuju ke stasiun tersebut.