Sunday 28 June 2020

My Solo Trip to South Korea, Just Before Pandemic 2020 (5) : Hari ke 4 Yeouido Hangang Park







Setelah sarapan di penginapan, ada menu yang beda dari hari sebelumnya. Hari ini ada french pastries dan yakult. Kalau menu yang setiap hari ada adalah roti tawar dan cereal. Selain itu ada kopi, susu dan juice. Lumayan banget sarapannya. Pokoknya hostel ini recommended
.
Saya segera menuju ke halte subway dengan berjalan pelan-pelan, menikmati pagi terakhir di kota Seoul, menikmati suasana jalan di Myeongdong dengan toko-tokonya yang masih tutup.
Dari Myeongdong, saya pindah jalur di stasiun Dongdaemun Design Plaza dan naik subway jalur 5 turun di stasiun Yeouinaru exit 2.

Stasiun ini dekat sekali dengan pintu masuk Yeouido Hangang Park dan saya segera disambut dengan pemandangan Han River yang menakjubkan. Udara pagi yang dingin dan angin yang kencang menemani saya menyusuri tepi Han River, yang lebarnya lebih dari 1 km. Menurut catatan, Hangang, dalam Bahasa Korea, artinya memang sungai yang besar. Terdapat kurang lebih 29 jembatan yang melewati Han River sepanjang 494 km. Catatan yang kurang baik dari sungai ini adalah merupakan lokasi favorit di Seoul untuk bunuh diri

Area Yeouido ini merupakan pusat keuangan kota Seoul dan tempat di mana Bursa Efek Korea berada, Gedung 63 dan IFC Mall.  Kantor kedutaan besar Indonesia juga ada di sini. Bisa dibilang daerah ini adalah “Manhattan-nya" kota Seoul. Terdapat juga kantor dari stasiun TV di Seoul, KBS, MBC dan SBS.


















Di taman ini saya menemukan lagi tulisan I Seoul You yang paling instagramable dari semua tulisan I Seoul You yang lain, karena ukurannya yang paling besar.  Supaya leluasa menjelajah taman ini, bisa sewa sepeda dengan tarif 3.000 won per jam dan 500 won per 15 menit setelahnya. Taman ini sangat luas dan mempunyai 4 tema yang berbeda serta banyak tempat makan dan kafe-kafe cantik bertebaran.

·        Untuk fansnya drakor, sepanjang sungai ini juga merupakan lokasi syuting K drama populer yang dibintangi Lee Min-ho dan Jun Ji-hyun berjudul The Legend of the Blue Sea dan Kdrama lain yaitu The Best Hit, Chief Kim, Temperature of Love dan Bride of The Water God.

Jadi jangan lewatkan Hangang River ini jika ke Korea karena menurut hasil survey penduduk Seoul menempati posisi ke 2 lokasi paling indah di Seoul setelah Namsan Tower.

Puas menikmati keindahan Han River, saya segera kembali ke penginapan untuk mengambil koper yang dititip. Sebelumnya saya refund Kartu T-Money di 711 sekalian membeli makan siang.
Sebelum ke penginapan saya ingat bahwa di sini ada Katedral Myeongdong yang cukup terkenal karena merupakan gereja pertama dan termegah di kota Seoul. Setelah foto tampilan luarnya saja, saya segera ke penginapan dan makan siang di sana.




Supaya lebih praktis, saya naik bus menuju bandara dari halte di dekat Myeongdong. Disitu ada seorang bapak yang mengatur penumpang dan menjual karcis bus. Tidak lama bus datang dan saya segera naik. Lumayan jauh juga perjalanan ke Bandara Seoul jika naik bus dan saya salah turun karena saya diminta turun di Terminal 1 padahal pesawat saya di Terminal 2. Jadilah saya menunggu bus lagi untuk menuju ke sana. Jarak terminal 1 dan Terminal 2 ini cukup jauh. Jadi hati-hati saja jangan sampai salah turun dan jangan terlalu mepet dengan waktu keberangkatan.  Sesampainya di Terminal 2 ternyata counter China Airlines belum buka. Saya sempatkan makan di sini dan baru mengantri kemudian. Cukup panjang antriannya dan ada pengisian formulir terkait Covid. Ketika paspor dan visa saya diperiksa ternyata ada kesalahan isi nomor Visa (lagi) sehingga harus diubah. Kebijakan nomor Visa ternyata berbeda dan saya harus membuat visa ulang di komputer yang ada di bandara. Karena buru-buru saya kembali salah input dan setelah dimintakan approve oleh petugas di maskapai dengan pihak imigrasi,  Visa saya tetap tidak bisa dipakai dan saya tidak bisa keluar ke kota Taipei. Ya sudahlah, mungkin memang belum jodoh saya bisa jalan-jalan di Taipei. 
Setidaknya saya masih bisa jalan-jalan di bandara Taoyuan yang cukup besar dan megah.  Soal biaya penginapan tidak menjadi masalah karena baru dibayar setelah tiba di penginapan.

Hiburan saya di bandara ini adalah, ruang tunggu pesawat yang mempunyai tema yang berbeda-beda dan semuanya bagus-bagus. Tetapi favorit saya hanya satu, ruang tunggu bertema Hello Kitty. Duh, lucu banget dekorasinya. Saya yang ngefans dengan Hello Kitty jadi cukup excited. Saya juga cuek saja foto-foto di ruang tunggunya yang saat itu penuh penumpang yang akan boarding ke Manila. Di sebelahnya juga ada toko Hello Kitty dan tidak jauh dari sana ada tempat menyusui yang bertema Hello Kitty dan sebuah box telepon Hello Kitty. Super cute.😍










Setelah puas foto-foto dan jalan-jalan mengitari bandara, saya beristirahat dan makan di Mc Donalds. Di sini saya sekalian numpang ngecharge dan update sosmed untuk mengisi waktu. Kenyang makan, mulailah saya hunting lokasi tidur karena saya akan bermalam di bandara. Saya lihat di luar hujan deras, untung juga saya tidak jadi ke kota Taipei. Dengan keadaan yang seperti ini lebih aman kalau saya tetap di bandara. Kejadian 2 kali salah visa adalah pertanda jelas bahwa saya tidak bisa ke Taipei.

Secara tidak sengaja saya lewat di suatu tempat yang agak tersembunyi dimana banyak terdapat kursi malas semacam LazBoy yang cukup nyaman untuk tidur. Untung masih ada yang kosong, jadi saya segera mengatur tempat senyaman mungkin dan bersiap untuk tidur. Di kursi ini ada tempat ngecharge dan tempat untuk meletakkan botol minum. Untuk lokasi tepatnya saya sudah tidak ingat lagi, mungkin bisa ditanyakan ke Information dimana lokasi istirahat dengan kursi LazBoy. 😊 

Sekitar jam 5 pagi saya sudah bangun dan segera ke toilet untuk cuci muka dan sikat gigi serta dandan lalu menuju boarding room. Ruang tunggu pesawat cukup penuh penumpang.  Pesawat berangkat on time dan saya sibuk mengisi waktu dengan menonton film lanjutan yang kemarin belum selesai. Dan akhirnya dengan pendaratan yang mulus pesawat sampai dengan selamat di bandara Soekarno Hatta.

Lega sekali rasanya liburan ke Seoul di tengah isu pandemi Covid bisa berjalan dengan lancar. Ketika saya sampai di Bandara tanggal 16 Februari di Indonesia belum ada info tentang Covid di Indonesia dan kehidupan masyarakat di Jakarta masih berlangsung seperti biasa. Di Bandara saya hanya menerima kertas kuning yang diisi dengan data-data saya nama, alamat, no telepn dan no penerbangan serta negara asal terbang dan pemberitahuan jika dalam waktu 14 hari terdapat gejala demam agar segera berobat.  Lumayan was-was juga menunggu selama 14 hari dan Alhamdulilah 14 hari lewat dengan keadaan tetap sehat.
Kenangan traveling ke Korea sebagai seorang solo traveler tidak akan bisa dilupakan selamanya. Liburan unik di tengah pandemi yang rasanya seperti di film-film. Seperti berkejaran dengan musuh yang tidak terlihat tetapi akhirnya cerita ditutup dengan happy ending.

Catatan :
·        Perkiraan saya tentang cuaca musim dingin di Seoul sekitar tgl 11 February masih dingin dan bersalju ternyata salah. Ketakutan saya akan kedinginan ternyata tidak terjadi, sehingga sarung tangan yang saya beli tidak terpakai. Saya hanya mendapat  1 hari hujan dan lumayan dingin pada hari kedatangan saya ke Korea, selebihnya cuaca cerah dengan sinar matahari. Hanya anginnya yang terasa sedikit dingin. Mungkin karena long john saya yang bagus jadinya nggak kedinginan.
Sebenarnya saya sudah membaca tentang Fenomena Samhansaon (Tiga hari dingin dan empat hari hangat) di web visitkorea.or.id
Samhansaon adalah istilah yang merujuk fenomena ‘tiga hari dingin yang diikuti empat hari hangat’. Iklim seperti ini sering terjadi di wilayah Timur-laut Cina dan Korea selama musim dingin. Fenomena ini berlanjut dengan siklus tujuh hari dengan tekanan benua yang tinggi dan kuat kemudian menjadi melemah. Rata-rata tingginya tekanan dengan siklus naik dan siklus turun terjadi selama 3 sampai 4 hari, sehingga fenomena ini disebut Samhansaon (tiga hari dingin dan empat hari hangat). Walaupun perubahan iklim umumnya terjadi dalam siklus 7 hari, hal ini menjadi sulit untuk diprediksi yang disebabkan oleh perubahan iklim.








Thursday 25 June 2020

My Solo Trip to South Korea, Just Before Pandemic 2020 (4) : Hari ke 3 : N Seoul Tower, Seoullo7077, Deosukgung Palace, Coex Mall – Starfield Library, Gangnam Street, Lotte Tower






N Seoul Tower

Hari ini saya kembali traveling sendirian karena Ihha sudah pulang ke Jakarta. Sesuai dengan itinerary hari ini saya akan mengunjungi N Seoul Tower, ikon kota Seoul ini seperti Monasnya Jakarta, jadi seperti kata pepatah, belum ke Seoul kalau belum ke N Seoul Tower. Jadi ini wajib hukumnya. 

Awalnya saya mau menggunakan Cable Car untuk menuju ke sana, tetapi setelah saya tidak menemukan jalan menuju ke arah cable car, yang terletak di depan Myeongdong, saya merasa bingung. So, dari pada kelamaan akhirnya saya menuju ke tempat pemberhentian bus yang terletak di stasiun Chungmuro exit 3 dan 4.  Di dekat exit tersebut ada halte dan nanti akan datang Bus No 2 yang membawa kita langsung ke N Seoul Tower setelah sebelumnya berhenti di beberapa halte.




















Saya asyik menikmati pemandangan kota Seoul sehingga perjalanan tidak terasa dan akhirnya sampailah saya di landmark kota Seoul. Dari halte saya masih harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki di jalan yang menanjak menuju Tower. Udara terasa dingin tapi cuaca cerah. Dari jauh tampak pemandangan kota Seoul dengan deretan gedung pencakar langitnya. Rasanya senang sekali akhirnya bisa sampai di sini. Apalagi bertepatan dengan hari Valentine, pas banget dengan banyaknya gembok cinta d sini.

Info N Seoul Tower : tinggi bagian atas menara ini adalah 480 meter di atas permukaan laut, terdiri dari Namsan Mountain 243 meter dan menaranya sendiri setinggi 236.3 meter. Pertama kali dibangun bulan Desember 1969 dan berfungsi sebagai menara gelombang radio dan baru pada tahun 1980 dibuka untuk umum.

·        Seperti tempat lainnya, tower ini juga menjadi lokasi syuting drama korea yang terkenal, yaitu :  Princess Hours, Boys Over Flower, City Hunter, My Love From the Stars, Oh My Ghost,  dll.

Kebayang deh adegan romantisnya di drama-drama tersebut karena di sini, di bagian Roof Teracce terdapat tempat untuk memasang gembok cinta. Yang setelah diberi tulisan nama kalian dan pasangan, kuncinya lalu dibuang ke bawah. Tapi sekarang sudah disediakan tempat khusus kunci disana supaya tidak terjadi tumpukan sampah kunci dan menjadi polusi. Gemboknyapun bisa dibeli di tempat. Jadi modelnya rata-rata seragam dan berwarna warni. Tempat untuk memasang gemboknya pun luas bangett, karena hampir semua area Roof Teracce ini ada tempat untuk memasang gembok, bahkan di area yang agak kebelakang.
Saya tidak membeli tiket untuk masuk ke observatorium deck dan museum-museum yang ada di sini. Jadi hanya sekedar foto-foto dan menikmati pemandangan saja sambil makan dan minum kopi bekal dari penginepan. Padahal ada museum Hello Kitty.

Jika kalian punya banyak waktu sebenarnya banyak yang bisa dieksplore:
Berfoto dengan menggunakan pakaian tradisional Korea di hanbok Culture Experience Centre, terowongan dengan lampu OLED warna warni, museum Hello Kitty yang lucu, VR Tour 360, museum mainan di Ssentoy Museum & Showroom, melihat pemandangan kota Seoul 360 derajat di Observatorium, catatan dan kenangan cinta di Pledge of Love, mencoba toilet tertinggi di Sky Restroom, serta mencoba resto berputar n Grill dan berbelanja souvenir di berbagai toko di sini.

Puas menikmati keindahan N Seoul Tower, saya memutuskan untuk menuju ke tujuan berikutnya, makan siang di daerah Seoul Station. Di area Seoul Station ini selain ada Lotte Mart, saya sekalian mampir ke Seoullo7017 dan lanjut ke Deoksugung Palace. Hari ini jadwal saya lumayan padat karena tinggal 2 hari lagi nih di Seoul.

Dari N Seoul Tower saya berjalan menuju halte bis di tempat tadi saya turun dan memilih halte no 2. Di sana sudah ada beberapa orang yang menunggu bis juga tetapi di halte yang lain. Tidak berapa lama bis datang dan saya segera naik. Sewaktu perjalanan turun saya akhirnya melihat stasiun Cable Car yang terdapat di sebelah kiri jalan. Sepertinya Cable Car ini baru beroperasi sekitar jam 9 pagi, jadi saya yang tadi pagi jam 8 sudah berangkat kepagian juga kalo mau naik Cable Car. Selain menggunakan Cable Car, banyak juga yang menuju ke N Seoul Tower ini dengan berjalan kaki sehingga bisa sekaligus menikmati keindahan Namsan Park.

Saya turun di halte dekat stasiun Chungmuro dan segera naik subway menuju Seoul Station. Sewaktu berjalan menuju pintu keluar, saya memilih exit menuju Seoullo7017 dan sewaktu keluar saya disambut pemandangan stasiun bis yang mirip dengan stasiun Blok M minus dengan tukang jualan kaki 5 tentunya. Hehe..

Seoullo7010 












Saya segera menuju ke jembatan Seoullo7017 yang membentang di depan Seoul Station dan naik ke atas dengan menggunakan eskalator.
Seoullo7017 sebelumnya adalah sebuah jalan layang yang sudah tidak dipakai lagi dan kemudian diubah menjadi sebuah taman. Setelah berubah menjadi taman, jembatan ini diresmikan pada bulan Mei 2017 dan memiliki panjang 1024 meter. Nama Seoullo 7017 juga memiliki arti spesial dimana angka 70 melambangkan bahwa jembatan layang ini beroperasi sejak tahun 1970 dan bertranformasi menjadi sky garden pada 2017. Angka 17 juga memiliki arti bahwa jembatan layang ini berada 17 meter di atas tanah dan terdapat 17 pintu di Seoullo 7017 yang terhubung dengan berbagai hotel, kafe, stasiun, area perbelanjaan, dan Seoul City Wall.

Saya berjalan menyusuri jembatan  dan mengambil gambar pemandangan kota Seoul dari atas. Beberapa pohon masih tampak dengan daunnya yang hijau, tetapi kebanyakan pohon di tutup dengan sesuatu semacam tikar mungkin karena saat itu masih musim dingin.
Saya bertemu dengan 3 orang tentara Korea yang sedang foto-foto, karena iseng saya akhirnya nekat meminta foto bareng dengan tentara yang semuanya oppa tersebut. Lebih baik nyesel foto dari pada nyesel gak foto.Hehe...

·        Seoullo7017 ini juga jadi lokasi syuting Drama Korea berjudul Fight For My Way.

Karena hari sudah semakin siang, saya melanjutkan perjalanan menuju gedung Seoul Station dan melewati gedung yang ternyata adalah gedung Seoul Station lama yang diubah namanya menjadi Culture Station 284 yang saat ini digunakan untuk pameran, pertunjukan budaya dan cafe.
Bangunan tua dari stasiun kereta api Seoul dirancang oleh Tsukamoto Yasushi, seorang profesor Universitas Tokyo. Pembangunan stasiun dimulai pada Juni 1922 dan selesai pada September 1925. Setelah Korea meraih kemerdekaannya di bawah penjajahan Jepang, nama stasiun diubah dari 'Gyeongseong Station' ke 'Seoul Station'.




Saya masuk ke dalam Seoul Station dan melihat-lihat restaurant yang ada disana.
·        Oh iya, di sini ada Lotte Duty Free yang juga menjadi lokasi syuting Kdrama Secret Queen Makers yang dibintangi oleh Lee Teuk dan Sehun.


Saya sempat masuk ke dalam Lotteria tetapi karena hanya menyediakan burger saya tidak jadi makan disana dan daripada kelamaan muter-muter akhirnya saya menanyakan resto KFC di information dan ternyata ada KFC di lantai 1. Yeaay, akhirnya bisa makan ayam KFC juga di sini. Walaupun tidak ada nasi tidak apa-apa deh makan pakai kentang goreng.
Di sini untuk pesan kita tinggal memilih menu di layar yang tersedia dan melakukan pembayaran dengan credit card, nanti langsung keluar struk dengan nomor antrian. Jadi tinggal tunggu nomor dipanggil lalu kita mengambil ke counter.
Sewaktu saya makan, sebelah saya adalah pasangan suami istri yang sudah sepuh. Mungkin karena saya adalah satu-satunya pengunjung yang bukan orang Korea mereka jadi terus menerus melihat ke saya dan pastinya saya diomongin. Sepertinya mereka ingin ngobrol karena sejak awal nomor saya dipanggil mereka sudah ikut mengingatkan saya dan terlihat sangat tertarik. Sepertinya ingin mengajak ngobrol. 
Hal-hal seperti ini yang membuat saya suka banget menjadi seorang solo traveler.
Selesai makan saya melanjutkan perjalanan menuju tujuan wisata berikutnya, kali ini menuju istana lagi. 

Deoksugung Palace


Dari Seoul Station hanya beda satu stasion saja, yaitu Station City Hall dan keluar di exit 2.
Ketika sedang foto-foto di depan pintu masuk sambil melihat-lihat suasana sekitar, saya melihat di seberang terdapat tulisan I Seoul You lagi.. dan baru sadar kalau itu adalah tulisan I Seoul You yang terletak di Seoul Plaza. Tadinya mau kesana tapi karena lalu lintasnya ramai banget akhirnya batal deh mau nyebrang.





Setelah membeli tiket seharga 1000 won saya segera masuk dan menelusuri istana tersebut.
Istana ini berdiri pada tahun 1450-an dan awalnya digunakan sebagai tempat peristirahatan untuk Pangeran Wolsan. Istana Deoksugung bukan seutuhnya konstruksi lama karena pada sekitar tahun 1902-an istana ini melakukan beberapa renovasi di beberapa bagian. Pada tahun 1904 terjadi kebakaran di istana Deoksugung yang sampai sekarang belum diketahui penyebabnya membuat beberapa bagian istana rusak dan harus diperbaiki dan selesai sekitar tahun 1906. Beberapa tahun kemudian pemerintah Jepang membuka Deoksugung Palace untuk bisa dikunjungi masyarakat umum.











Dari Gerbang Daehanmun saya melewati Jembatan Geumcheongyo menuju beberapa bangunan di komples istana ini, yaitu : Junghwajeon Hall, Junmyeongdang Hall, Jeukjodang Hall, Seogeodang Hall, Deokhongjeon Hall, Hamnyeongjeon Hall, Seokjojeon Hall dan Jeonggwanheon Pavillion.

Seokjojeon (yang kini menjadi galeri seni) mempunyai gaya bagunan barat dan menjadi ciri khas dari kompleks istana ini.






Selain dua palace yang saya kunjungi, masih ada 3 palace lagi yang termasuk dalam rangkaian Five Grand Palace (Gyeongbokgung Palace, Changdeokgung Palace, Gyeonghuigung Palace, Deoksugung Palace, Changgyeonggung Palace). Diantara ke 5 istana itu, Istana Changdeokgung diakui sebagai situs UNESCO World Cultural Heritage Site pada Desember 1997.

·        Tembok batu yang mengelilingi Deoksugung Palace ini merupakan lokasi syuting drama Goblin, namanya Deoksugung Stonewall Path.

Disni saya baru menyadari bahwa HP saya sudah low bat dan power bank saya juga low bat karena tadi malam lupa dicharge. Aduh, BT banget nggak sih. Mana tujuan wisata saya masih banyak. Nggak mungkin nggak foto-foto.
Akhirnya saya mencari tempat charge di Stasiun City Hall, senang akhirnya menemukan sudut tempat charge tetapi ternyata stop kontaknya rusak. Hiks... sedih banget dan saya hampir putus asa.
Tetapi setelah saya ingat lagi bahwa tujuan selanjutnya adalah Perpustakaan – Starfield Library di Coex Mall, saya yakin disana pasti ada colokan. Hore..

Dengan semangat 45 saya segera menuju ke sana dengan rute Line 2, turun di Samseong Station dan keluar di Exit 5.
Keluar dari exit 5 saya segera disambut oleh billboard raksasa bertuliskan SM Town dan latar foto-foto artis Kpop mereka. 




Hampir saja saya mau langsung masuk ke kantor SM Entertainment tersebut ketika sadar bahwa yang harus saya cari lebih dulu adalah Starfield Library. Saya segera masuk ke dalam mall dan akhirnya menemukan perpustakaan unik dengan deretan buku di dalam rak yang menjulang sampai ke atap.




Beruntung di deretan meja tempat pengunjung yang sibuk dengan laptop masing-masih masih ada colokan yang kosong. Alhamdulilah, dengan hati bahagia saya langsung charge HP saya sambil melihat-lihat keadaan sekitar perpustakaan yang cukup penuh dengan pengunjung.
Setelah HP terisi lumayan penuh, nggak mungkin sampai full banget karena terlalu lama juga.  Saya segera foto-foto di beberapa sudut perpustakaan dan kembali ke gedung SM Town melihat suasana di sana. Karena tidak terlalu ngefans dengan Kpop saya hanya melihat-lihat sambil lalu dan foto-foto. Saya juga menuju ke bagian depan gedung dan menemukan tempat cetak telapak tangan artis SM yang dijajarkan di tembok. Cetak telapak tangan ini terbuat dari plat logam berwarna keemasan. Saya sibuk membandingkan telapak tangan saya dengan cetakan telapak tangan mereka. Hihi.. ternyata walau kelihatan kecil ternyata tetap telapak tangan mereka lebih besar dari saya.









Setelah puas menjelajahi SM Town saya segera menuju tujuan berikutnya yang letaknya masih satu jalur subway, yaitu Gangnam.
Hanya meneruskan memakai subway yang sama dan turun di Gangnam Station exit 11 menuju Gangnam Street.
Wah, Gangnam Street ramai sekali sore itu. Saya berjalan-jalan sambil menikmati suasana di sana dan melihat ada demo di Gangnam Square. Orang yang melakukan demo itu mengibarkan bendera dan ber-orasi di bagian atas menara yang cukup tinggi. Untuk hal apa yang di demokan saya tidak tahu karena semuanya menggunakan bahasa Hangeul.
Dari Gangnam Street saya melanjutkan perjalanan menuju Lotte World Mall. Masih di jalur subway yang sama dan keluar di Jamsil Station Exit 1.







Saya berjalan-jalan dan berfoto di beberapa bangunan seputar kompleks Lotte World Mall, yaitu Lotte Tower yang merupakan gedung tertinggi di Korea dengan tinggi 555 m dan 123 lantai dan merupakan gedung tertinggi ke 5 di dunia.
Saya juga berjalan sampai ke depan pintu Lotte World Adventure serta sempat membeli cemilan di underground Lotte World Mall karena kalau mau ke subway station sudah dekat.
Setelah perut aman, saya segera pulang menuju penginapan dengan membawa bekal sushi yang saya beli di tempat tadi untuk makan malam. Masih ada roti juga dan camilan lain.
Sampai di penginapan, segera mandi, makan dan beres-beres. Packing koper karena besok adalah hari terakhir di Korea. Hiks ... sedih juga...