Sekitar bulan Juli saya sudah membuat
E-Paspor karena rencana ingin ke Jepang dalam waktu dekat. Sekarang kalau ke Jepang menggunakan
E-Paspor hanya memerlukan waiver visa tidak perlu visa biasa yang pengurusannya
lengkap dengan dokumen rekening koran dllnya. Jadi lebih praktis. Tetapi ketika
ada promo tiket di Traveloka, saya tidak berhasil mendapatkan harga promo.
Karena hari dan jam promo yang dibatasi, pas jam promo tersebut saya sedang ada
kerjaan di kantor. Jadi keabisan deh.. Hiks...
Keberuntungan saya dapatkan ketika ada
promo tiket murah ke Korea Selatan pada bulan Oktober 2019. Iklan promo dari
Traveloka sepertinya tidak terlalu heboh dan karena sebelumnya sudah ada promo
lain menyebabkan peminatnya jadi lebih sedikit, bisa juga karena pilihan waktu
keberangkatan yang tidak terlalu bagus.
Saya mendapat tiket ke Seoul dengan
penerbangan China Airlines, tgl 11 Februari 2020 berangkat jam 14.30 tiba jam
20.55 dengan transit sekitar 9 jam di Taipei dan berangkat lagi keesokan harinya
jam 7.50 dan tiba di Incheon, Seoul pukul 11.15. Pulangnya juga sama, transit
di Taipei dengan jam transit yang lebih lama, berangkat dari Incheon jam 17.50, transit di Taipei dari jam 19.35
sampai dengan jam 9.05 keesokan harinya, jadi waktu transitnya 13 jam 30 menit.
Tetapi karena harganya adalah sekitar Rp. 3.500.000,- saya segera issued tanpa
berpikir panjang lagi. Waktu 4 hari sudah cukup untuk eksplore Seoul dan
sekitarnya. Untuk menghemat biaya saya hanya akan berjalan-jalan seputar Seoul
saja serta ke Nami Island dan sekitarnya.
Saya tidak melihat pilihan maskapai
lainnya karena hanya melihat harga teratas yang paling murah dan harga tersebut
dari maskapai China Airlines. Kalau tidak salah maskapai lainnya adalah Cathay
Airways.
Karena saya takut tiket sudah keburu
habis, saya tidak mengajak teman lain dan memutuskan untuk pergi sendiri. Yeaay,
jadi solo traveler lagi....
Persiapan :
1. Informasi
Karena
saya akan menjadi seorang solo traveler, saya harus mengumpulkan informasi yang
lebih lengkap dan akurat supaya liburan bisa berjalan dengan lancar. Informasi
saya dapatkan dari internet terutama google dan grup Backpacker Internasional
yang saya ikuti di Facebook. Banyak sekali info mengenai obyek wisata dan
penginapan serta contoh itinerary di sana. Saya mendapatkan contoh itinerary
yang super lengkap di grup tersebut. Saya juga ikut di grup whatsapp yang
membahas mengenai korea. Mencari dan mengumpulkan informasi untuk membuat
itinerary menjadi bagian yang paling menyenangkan dari sebuah trip.
2. Visa.
Beruntung
sekali saat itu sedang ada promo dari kedubes Korea dalam rangka peringatan 30
tahun Dialogue Partnership Korea Selatan dengan negara-negara ASEAN yang
dirayakan dengan penyelengaran ASEAN- Republic of Korea Commemorative Summit di
Busan, Korea Selatan. Pemerintah Republik Korea Selatan memberikan bebas biaya
visa dalam waktu terbatas selama 3 bulan, antara bulan Oktober sampai Desember
2019. Pengajuan visa tipe C-3 akan dibebaskan dari biaya visa sebesar USD 40
atau sekitar Rp540.000, tapi tetap harus membayar biaya administrasi Korea Visa
Application Center (KVAC) dengan biaya Rp196.000. Yeaay, saya memang sedang
beruntung, sudah dapat tiket murah, Visanya sedang diskon pula. Asyik.
Setelah
berkonsultasi melalui wa dengan KVAC (081293395148) saya memutuskan memasukkan
aplikasi Visa pada awal Desember setelah saya pulang dari Singapore. Karena
Paspor akan ditahan pihak kedutaan selama proses permohonan Visa. Dokumen yang
saya masukkan standar saja sesuai ketentuan ditambah Visa Australia yang pernah saya dapatkan di tahun 2015.
Karena jika kita pernah mempunyai Visa dari negara-negara Amerika dan OECD
permohonan Visa akan lebih cepat diapprove.
Berikut link negara-negara yang termasuk OECD : https://www.oecd.org/about/document/list-oecd-member-countries.htm
Dokumen
yang saya persiapkan :
·
Isi Formulir di
website KVAC dan di print
·
Foto ukuran 4,5 x
5,5 dengan latar belakang putih – saya hanya foto memakai HP dan di print di
tempat print foto biasa, info aja mau di print ukuran berapa nanti tinggal
disesuaikan. Murah meriah.
·
Surat Keterangan
Kerja dari kantor dengan kop surat dan cap
·
Surat Keterangan
Gaji 3 bulan terakhir. Saya pakai yang di print biasa (bukan yang carbonize)
tetapi di cap perusahaan
·
Rekening Koran
bank 3 bulan terakhir, saya sertakan dari 2 bank dan salah satunya rekening
gaji karena akan disesuaikan nominalnya dengan gaji yang masuk. Saya minta ke
BCA dan Bank BTPN jadi ada surat rekomendasi dari banknya.
·
Slip tagihan
kartu kredit 3 bulan terakhir
·
Surat Persetujuan
Suami
·
Foto copy visa
Australia
Visa
saya diapprove 7 hari setelah memasukkan dokumen sesuai dengan batas yang telah
diinformasikan oleh pihak KVAC.
Karena
transit di Taipei saya juga menyiapkan e-visa Taiwan yang dibuat secara online
melalui website. Prosesnya mudah dan
hanya dalam waktu kurang dari 5 menit e-visa sudah diterima dan bisa di print.
3. Baju Musim Dingin
Karena saya
pergi bulan February yang masih termasuk musim dingin saya mulai mempersiapkan
baju yang sesuai. Saya membeli long john Uniqlo dan celana yang extra warm,
jaket dari Uniqlo dan saya membeli coat lagi untuk luaran di Tokopedia. Soalnya
harganya lumayan murmer dan modelnya bagus. Saya juga membeli boots merk Zara
yang sedang diskon di Zara online. Pilih bootsnya yang di dalemnya ada lapisan
bulu gitu, jadi lebih hangat.
4. Hotel
Saya
memilih hostel di daerah Myeongdong karena cukup strategis dan dekat dengan
tempat belanja. Berdasarkan info, saya memilih Philstay Myeongdong Station
dengan kamar woman dorm untuk 4 orang. Menurut saya harganya standard karena
memang lokasinya strategis. Dekat dengan bis menuju bandara dan jika ikut tur ke
Nami Island juga dekat dengan tempat meeting point.
Karena
jam transit yang cukup lama saat pulang ke Indonesia, saya memutuskan untuk
booking Hostel di Taipei yang dekat dengan Taipei Central Station
5. Memilih Paket Tur
Saya memilih
paket tur ke Nami Island supaya praktis dan mudah. Setelah membandingkan antara
paket di Klook dan Traveloka ternyata paket di Traveloka lebih murah dari pada
di Klook. Paket yang saya pilih adalah paket tur Nami Island, Petite Island dan
Garden of the Morning Calm. Kalau di Klook
paketnya ada tambahan bike activities yang bikin lebih mahal.
6. Paket Internet
Komunikasi
adalah hal yang paling penting dalam sebuah perjalanan, jadi harus disiapkan
sebaik mungkin. Karena saya transit di Taipei, supaya lebih praktis saya memakai
paket internet luar negeri dari Telkomsel karena mencakup Taipei dan Korea
sekaligus.
7. Uang Tunai
Pada
H-1 saya baru membeli won dan dollar taiwan untuk di perjalanan. Saya hanya
membawa secukupnya saja dan memutuskan jika kurang saya akan mengambil lewat
atm.
8. Lain-lain
Karena saya
memakai maskapai China Airlines, saya diingatkan teman saya untuk request
makanan halal di pesawat. Jadi saya menelpon ke kantor China Airlines dengan
menyebutkan no penerbangan supaya permintaan akan makanan saya dicatat.
Sebenarnya kalau teman saya tidak mengingatkan saya tidak akan mengganti
makanan karena saya berpikiran maskapai pasti memberi makanan yang sudah
terjamin.
Untuk
petunjuk arah selama di Seoul saya menggunakan aplikasi khusus yang hanya bisa
dipakai di Korea, namanya Naver Map dan Cacao Map. Google Map bisa dipakai
tetapi tidak akurat. Memang agak bingung awalnya, karena itu lebih baik
menyiapkan diri juga dengan map yang bisa di print dari internet atau ambil map
di airport.
Waktu berlalu dan akhirnya kita
memasuki tahun 2020, saat keberangkatan semakin dekat tetapi memasuki awal
Februari beredar kehebohan lain yang membuat trip kali ini nyaris batal. Virus
Corona yang berasal dari Wuhan, Cina, telah menjadi wabah di negara-negara
lain, termasuk Korea negara yang bertetangga dengan Cina. Hadeh, bener-bener
bikin sport jantung menunggu update berita dari hari ke hari sampai mendekati
hari H keberangkatan. Seminggu sebelum keberangkatan saya selalu update berita
ke maskapai dan traveloka untuk jadwal keberangkatan pesawat. Menurut informasi
dari pihak Traveloka dan maskapai, untuk keberangkatan tanggal 11 Februari
masih sesuai dengan jadwal. Bahkan di traveloka sudah diinput gate
keberangkatannya. Saat menjelang keberangkatan penderita virus Corona di Korea
Selatan sudah 28 orang. Asumsi saya dengan korban sebanyak itu sudah dalam
perawatan dan tidak ada penambahan lagi sampai saya berangkat. Saya sudah
menyiapkan masker, hand sanitizer, tissue basah, tissue kering, vitamin, tolak
angin, obat-obatan, pokoknya lengkap kap.
Hari H
Perjalanan Jakarta – Taipei – Incheon
Akhirnya hari yang ditunggu tiba, sejak
pagi cuaca cerah. Awal yang baik untuk memulai sebuah perjalanan. Saya
memutuskan naik kereta untuk menuju ke Bandara dan membeli tiket kereta di
bandara saja dan ternyata harganya lebih mahal dari pada membeli online. Kalau membeli online bisa mendapatkan diskon
Rp 20.000,- menjadi Rp. 50.000,- dan bisa fleksibel karena jika ketinggalan
kereta bisa dipakai untuk kereta berikutnya. Itu yang saya baca di webnya.
Perjalanan lancar sampai di bandara
Terminal 3 dan akhirnya saya bisa menuju
counter China Airlines dan ketika check in saya ditanyakan mengenai e-visa
Taiwan dan segera saya serahkan. Tetapi karena ada kesalahan input no visa,
kurang 4 angka terakhir, saya diminta membuat E-Visa yang baru dan dibantu
buatkan oleh mas pegawai China Airlines. Nomor yang dimasukkan adalah nomor
visa dengan tulisan merah katanya bisa dipakai juga untuk E-Visa. Setelah
selesai saya ke bagian information untuk print E-Visanya. Untuk tempat duduk di
pesawat saya request dekat jendela dan kalau bisa yang sekitarnya nggak ramai
orang. Check in beres saya makan siang dan siap boarding. Ketika masuk ke dalam
pesawat ternyata pesawat full tetapi saya dapat tempat yang di sebelah saya tidak
ada orang, jadi lumayan lega. Hampir semua penumpang memakai masker.
Ketika saat makan tiba, saya mendapat makan terlebih dulu karena memesan halal
food. Tetapi jadinya saya mendapat snack yang berbeda dengan makanan yang
biasa. Sepertinya yang biasa lebih enak. Haha...
Untuk entertainment pesawat China
Airlines, film-filmnya lumayan, saya asyik menonton sehingga tidak tidur dan
sekitar jam 9 malam pesawat sudah mendarat di Bandara Taoyuan, Taiwan.
Karena saya tidak keluar dari Bandara
dan sudah agak malam saya tidak jalan-jalan di dalam Bandara, jadi langsung ke
tempat duduk dekat counter China Airlines untuk istirahat. Disini ada sofa yang
cukup banyak untuk tiduran dan yang penting ada free wifi tanpa password.
Walaupun tidak nyaman akhirnya saya
bisa juga tidur dan hari sudah menjelang pagi. Suasana sudah mulai ramai karena
banyak calon penumpang yang datang dan melapor ke counter China Airlines. Saya
segera mencuci muka dan bersiap-siap menuju boarding room untuk menunggu
keberangkatan pesawat ke Korea. Tepat jam 7.30 kami sudah memasuki pesawat dan
siap untuk lepas landas.
Saya sempat ngobrol dengan penumpang
yang duduk di sebelah saya. Cowok ini ternyata pernah ke Jakarta selama 3 hari
untuk magang dan mengeluhkan kemacetan di sana. Saya hanya sebentar saja
ngobrol karena sibuk menonton film dan membaca itinerary saya sebagai persiapan
perjalanan setelah tiba di Incheon.
Perjalanan dari Taiwan ke Korea Selatan hanya
berlangsung selama 2 jam dan akhirnya pesawat mendarat di Incheon dengan
selamat. Wah, senangnya... walaupun saya merasa deg-degan karena corona telah
ada di Korea, saya tetap merasa bersyukur akhirnya bisa sampai di sini. Hujan membasahi Incheon Airport, saya membayangkan suhu di luar pasti dingin sekali. Tetapi siapa peduli, yang penting petualangan siap menanti. :)
Seperti biasa setelah keluar pesawat
saya menyalakan handphone dan langsung bisa online dengan internet setempat dengan
paket Telkomsel. Aman. Setelah ke toilet dan mengisi air minum, melalui loket
imigrasi dengan lancar, saya segera mengikuti petunjuk menuju ke tempat
pengambilan bagasi. Hanya sedikit orang yang berada di sana dan tidak lama saya
segera menemukan koper saya.
Ketika saya hendak mengangkat koper,
tiba-tiba saya didatangi seekor anjing bandara yang mengendus-endus tas jinjing
batik saya yang berisi pashmina, kue bekal, botol minum dan printilan lainnya.
Anjing dari jenis beagle atau sejenis berwarna coklat putih itu mendekati saya
sambil mengendus-endus tas. Bayangan saya tentang anjing bandara yang seram dan
berbulu hitam sirna dan saya seperti hendak diajak bermain oleh anjing ini.
Sambil dicek isi tas kain itu saya
ditanya oleh petugas mengenai isinya, yang saya jawab saya membawa roti dan
minuman dan tidak ada benda lain yang dilarang. Petugas memberi alat yang
berbunyi ke tas saya dan mengarahkan ke alat ct scan barang bawaan. Dengan
perasaan yang campur aduk saya menuju ke alat ct scan tersebut dan disana
setelah melewati alat, saya disuruh membuka tas saya,baik koper dan tas
jinjing. Alhamdulilah, setelah diperiksa akhirnya saya lolos dan bisa
melanjutkan perjalanan.
Yang pertama saya lakukan adalah
berjalan keluar dan mencari tempat duduk. Saya menenangkan diri dan minum air
putih setelah peristiwa di imigrasi yang sempat membuat deg-degan. Setelah
tenang, saya membuka koper dan mengambil
coat. Tukeran dengan jaket tipis yang saya pakai, sekalian supaya tas tidak
berat.
Beres urusan baju, saya menuju ke 7-11
untuk membeli kartu T-Money. Saya membeli kartu bergambar Brown beruang Line
itu. Line memang berasal dari Korea, sehingga toko Line banyak di sini.
Keadaan airport relatif sepi, mungkin
karena virus Corona yang sedang mewabah. Atau memang sekitar jam tersebut sepi
karena saya mendarat di Terminal 2, saya juga kurang mengetahuinya. Dengan
melihat papan petunjuk saya menuju ke arah stasiun Subway. Melewati bagian
informasi saya sempat mengambil peta Seoul yang dilengkapi dengan peta stasiun
MRT. Sebelumnya saya juga sudah print dari map yang diberikan penginapan. Di
sini saya sempat menanyakan mengenai lokasi stasiun AREX supaya lebih yakin
karena ada 2 pintu masuk. Selanjutnya, saya bergegas tap kartu dan pintu
terbuka.
Kareta dari Incheon Airport menuju
Seoul Station adalah Airport Railroad Express (AREX), di sini ada yang non stop
dan all stop station yang lebih murah. Saya memilih yang all stop train saja, karena
saya santai saya tidak buru-buru, sekalian menikmati pemandangan tiap stasiun.
Masih karena virus Corona, di dalam
kereta hampir semua penumpang memakai masker termasuk saya.
Kalau saya perhatikan selama di Seoul,
walaupun di kereta penumpang ceweknya cantik dan modis. Apalagi musim dingin
begini, dandanan mereka sangat trendy dengan beraneka model coat yang
keren-keren. Kalau cowoknya sih biasa aja, model oppa oppa korea gitu ada, tapi
jarang. Yang sudah berumur lumayan banyak. Dan, selama saya disana, penumpang
dari asia seperti saya ini jaraaang banget, hampir nggak pernah saya melihat
penumpang asia seperti saya. Kalau di stasiun saya pernah ketemu, tapi kalau
kebetulan 1 gerbong belum pernah.
Kereta AREX ini jalurnya lebih banyak
melalui bawah tanah, tetapi ada juga yang lewat atas dan saya sempat menangkap
pemandangan yang gloomy dan berkabut karena cuaca musim dingin. Tetapi bayangan
akan banyak salju tidak terwujud, hanya batang pohon tanpa daun dimana-mana dan
rumput yang menguning dan kecoklatan. Kereta juga melewati sunga Han yang luas
dengan jembatannya, terlihat dingin dan muram di kejauhan.
No comments:
Post a Comment