Setelah
sarapan di penginapan, ada menu yang beda dari hari sebelumnya. Hari ini ada french pastries dan yakult. Kalau menu
yang setiap hari ada adalah roti tawar dan cereal. Selain itu ada kopi, susu
dan juice. Lumayan banget sarapannya. Pokoknya hostel ini recommended
.
.
Saya
segera menuju ke halte subway dengan berjalan pelan-pelan, menikmati pagi
terakhir di kota Seoul, menikmati suasana jalan di Myeongdong dengan
toko-tokonya yang masih tutup.
Dari
Myeongdong, saya pindah jalur di stasiun Dongdaemun Design Plaza dan naik
subway jalur 5 turun di stasiun Yeouinaru exit 2.
Stasiun
ini dekat sekali dengan pintu masuk Yeouido Hangang Park dan saya segera
disambut dengan pemandangan Han River yang menakjubkan. Udara pagi yang dingin
dan angin yang kencang menemani saya menyusuri tepi Han River, yang lebarnya
lebih dari 1 km. Menurut catatan, Hangang, dalam Bahasa Korea, artinya memang
sungai yang besar. Terdapat kurang lebih 29 jembatan yang melewati Han River
sepanjang 494 km. Catatan yang kurang baik dari sungai ini adalah merupakan
lokasi favorit di Seoul untuk bunuh diri ☹
Area
Yeouido ini merupakan pusat keuangan kota Seoul dan tempat di mana Bursa Efek
Korea berada, Gedung 63 dan IFC Mall. Kantor
kedutaan besar Indonesia juga ada di sini. Bisa dibilang daerah ini adalah
“Manhattan-nya" kota Seoul. Terdapat juga kantor dari stasiun TV di Seoul, KBS,
MBC dan SBS.
Di
taman ini saya menemukan lagi tulisan I Seoul You yang paling instagramable
dari semua tulisan I Seoul You yang lain, karena ukurannya yang paling besar. Supaya leluasa menjelajah taman ini, bisa sewa
sepeda dengan tarif 3.000 won per jam dan 500 won per 15 menit setelahnya. Taman
ini sangat luas dan mempunyai 4 tema yang berbeda serta banyak tempat makan dan
kafe-kafe cantik bertebaran.
·
Untuk fansnya drakor, sepanjang sungai ini juga merupakan
lokasi syuting K drama populer yang dibintangi Lee Min-ho dan Jun Ji-hyun
berjudul The Legend of the Blue Sea dan Kdrama lain yaitu The Best Hit, Chief
Kim, Temperature of Love dan Bride of The Water God.
Jadi
jangan lewatkan Hangang River ini jika ke Korea karena menurut hasil survey
penduduk Seoul menempati posisi ke 2 lokasi paling indah di Seoul setelah
Namsan Tower.
Puas
menikmati keindahan Han River, saya segera kembali ke penginapan untuk mengambil
koper yang dititip. Sebelumnya saya refund Kartu T-Money di 711 sekalian
membeli makan siang.
Sebelum
ke penginapan saya ingat bahwa di sini ada Katedral Myeongdong yang cukup
terkenal karena merupakan gereja pertama dan termegah di kota Seoul. Setelah
foto tampilan luarnya saja, saya segera ke penginapan dan makan siang di sana.
Supaya
lebih praktis, saya naik bus menuju bandara dari halte di dekat Myeongdong.
Disitu ada seorang bapak yang mengatur penumpang dan menjual karcis bus. Tidak lama
bus datang dan saya segera naik. Lumayan jauh juga perjalanan ke Bandara Seoul jika naik bus dan saya salah turun karena saya diminta turun di Terminal 1 padahal pesawat
saya di Terminal 2. Jadilah saya menunggu bus lagi untuk menuju ke sana. Jarak
terminal 1 dan Terminal 2 ini cukup jauh. Jadi hati-hati saja jangan sampai
salah turun dan jangan terlalu mepet dengan waktu keberangkatan. Sesampainya di Terminal 2 ternyata counter
China Airlines belum buka. Saya sempatkan makan di sini dan baru mengantri
kemudian. Cukup panjang antriannya dan ada pengisian formulir terkait Covid.
Ketika paspor dan visa saya diperiksa ternyata ada kesalahan isi nomor Visa
(lagi) sehingga harus diubah. Kebijakan nomor Visa ternyata berbeda dan saya
harus membuat visa ulang di komputer yang ada di bandara. Karena buru-buru saya
kembali salah input dan setelah dimintakan approve oleh petugas di maskapai
dengan pihak imigrasi, Visa saya tetap
tidak bisa dipakai dan saya tidak bisa keluar ke kota Taipei. Ya sudahlah,
mungkin memang belum jodoh saya bisa jalan-jalan di Taipei.
Setidaknya saya
masih bisa jalan-jalan di bandara Taoyuan yang cukup besar dan megah. Soal biaya penginapan tidak menjadi masalah
karena baru dibayar setelah tiba di penginapan.
Hiburan
saya di bandara ini adalah, ruang tunggu pesawat yang mempunyai tema yang
berbeda-beda dan semuanya bagus-bagus. Tetapi favorit saya hanya satu, ruang
tunggu bertema Hello Kitty. Duh, lucu banget dekorasinya. Saya yang ngefans
dengan Hello Kitty jadi cukup excited. Saya juga cuek saja foto-foto di ruang
tunggunya yang saat itu penuh penumpang yang akan boarding ke Manila. Di
sebelahnya juga ada toko Hello Kitty dan tidak jauh dari sana ada tempat
menyusui yang bertema Hello Kitty dan sebuah box telepon Hello Kitty. Super
cute.😍
Setelah
puas foto-foto dan jalan-jalan mengitari bandara, saya beristirahat dan makan
di Mc Donalds. Di sini saya sekalian numpang ngecharge dan update sosmed untuk
mengisi waktu. Kenyang makan, mulailah saya hunting lokasi tidur karena saya
akan bermalam di bandara. Saya lihat di luar hujan deras, untung juga saya
tidak jadi ke kota Taipei. Dengan keadaan yang seperti ini lebih aman kalau
saya tetap di bandara. Kejadian 2 kali salah visa adalah pertanda jelas bahwa
saya tidak bisa ke Taipei.
Secara
tidak sengaja saya lewat di suatu tempat yang agak tersembunyi dimana banyak
terdapat kursi malas semacam LazBoy yang cukup nyaman untuk tidur. Untung masih
ada yang kosong, jadi saya segera mengatur tempat senyaman mungkin dan bersiap
untuk tidur. Di kursi ini ada tempat ngecharge dan tempat untuk meletakkan
botol minum. Untuk lokasi tepatnya saya sudah tidak ingat lagi, mungkin bisa
ditanyakan ke Information dimana lokasi istirahat dengan kursi LazBoy. 😊
Sekitar
jam 5 pagi saya sudah bangun dan segera ke toilet untuk cuci muka dan sikat
gigi serta dandan lalu menuju boarding room. Ruang tunggu pesawat cukup penuh
penumpang. Pesawat berangkat on time dan saya sibuk mengisi waktu dengan menonton film lanjutan yang kemarin belum selesai. Dan akhirnya dengan
pendaratan yang mulus pesawat sampai dengan selamat di bandara Soekarno Hatta.
Lega
sekali rasanya liburan ke Seoul di tengah isu pandemi Covid bisa berjalan
dengan lancar. Ketika saya sampai di Bandara tanggal 16 Februari di Indonesia
belum ada info tentang Covid di Indonesia dan kehidupan masyarakat di Jakarta
masih berlangsung seperti biasa. Di Bandara saya hanya menerima kertas kuning
yang diisi dengan data-data saya nama, alamat, no telepn dan no penerbangan
serta negara asal terbang dan pemberitahuan jika dalam waktu 14 hari terdapat
gejala demam agar segera berobat.
Lumayan was-was juga menunggu selama 14 hari dan Alhamdulilah 14 hari
lewat dengan keadaan tetap sehat.
Kenangan
traveling ke Korea sebagai seorang solo traveler tidak akan bisa dilupakan
selamanya. Liburan unik di tengah pandemi yang rasanya seperti di film-film. Seperti
berkejaran dengan musuh yang tidak terlihat tetapi akhirnya cerita ditutup
dengan happy ending.
Catatan
:
·
Perkiraan saya tentang cuaca musim dingin di Seoul sekitar
tgl 11 February masih dingin dan bersalju ternyata salah. Ketakutan saya akan
kedinginan ternyata tidak terjadi, sehingga sarung tangan yang saya beli tidak
terpakai. Saya hanya mendapat 1 hari hujan
dan lumayan dingin pada hari kedatangan saya ke Korea, selebihnya cuaca cerah
dengan sinar matahari. Hanya anginnya yang terasa sedikit dingin. Mungkin
karena long john saya yang bagus jadinya nggak kedinginan.
Sebenarnya saya
sudah membaca tentang Fenomena Samhansaon (Tiga hari dingin dan empat hari
hangat) di web visitkorea.or.id
Samhansaon
adalah istilah yang merujuk fenomena ‘tiga hari dingin yang diikuti empat hari
hangat’. Iklim seperti ini sering terjadi di wilayah Timur-laut Cina dan Korea
selama musim dingin. Fenomena ini berlanjut dengan siklus tujuh hari dengan
tekanan benua yang tinggi dan kuat kemudian menjadi melemah. Rata-rata
tingginya tekanan dengan siklus naik dan siklus turun terjadi selama 3 sampai 4
hari, sehingga fenomena ini disebut Samhansaon (tiga hari dingin dan empat hari
hangat). Walaupun perubahan iklim umumnya terjadi dalam siklus 7 hari, hal ini
menjadi sulit untuk diprediksi yang disebabkan oleh perubahan iklim.
No comments:
Post a Comment