Sampai di Seoul Station, saya segera
menuju Line 4 untuk menuju ke Stasiun Myeongdong. Penginapan saya Philstay
Myeongdong Station ternyata sangat dekat dengan stasiun Myeongdong exit 6.
- Naik subway di
Seoul ternyata gampang, mirip dengan di Singapore. Kalau sudah sampai di
station tempat transit, petunjuk arahnya sangat jelas. Kalau misalnya bingung
kita tinggal lihat stasiun berikutnya apa, supaya kita tidak salah pilih jalur.
Saya sempat salah juga karena bingung. Kalau misalnya bingung gitu saya
biasanya tidak buru-buru naik, tapi memastikan dulu dengan melihat papan
petunjuk, atau melihat peta kembali. Soalnya lebih susah kalau sudah salah,
ribet nanti bolak balik.
Setelah menaiki tangga stasiun, pintu 6 ini
tidak ada eskalatornya jadi lumayan juga naik tangga sambil angkat koper. Saya
disambut dengan hujan yang lumayan deras, udara juga cukup dingin. Jalanan yang
full pertokoan di kiri kanan menyambut saya. Oh, ini ya yang namanya
Myeongdong. Walaupun saat itu suasana agak sepi, tapi tetap menyenangkan bisa
berada disana.
Dengan melihat Naver Map saya mengikuti arah menuju penginapan
yang ternyata hanya berjarak 100 meter saja. Strategis banget ya.. Penginapan saya ternyata ada di lantai 4
sebuah ruko kecil dan untuk menuju ke sana tersedia lift. Saya langsung naik
dan ketika pintu lift terbuka langsung disambut oleh resepsionisnya oppa kece
yang setelah saya tanya bernama Aiden.
Saya membayar menggunakan kartu kredit untuk 3
malam dan ada deposit 100 Won untuk kunci kamar yang berupa card. Saya diantar
menuju kamar dorm dengan 2 tempat tidur tingkat dan kamar mandi di dalam. Saya
mendapat tempat tidur di bawah dan untungnya di atas saya kosong. Selain saya
ada orang lagi di tempat tidur sebelah karena ada 2 kopor besar.
Setelah mandi dan beres-beres, saya keluar
untuk mencari makanan di 711 terdekat dan mencari Samgak Kimbap, nasi kepal
berbentuk segitiga dengan aneka isian. Saya membeli yang isi ayam. Dan sambil
memakannya saya menuju ke stasiun Myeondong untuk menuju obyek wisata pertama
pada hari itu.
Saya juga sudah kontak dengan Ihha by wa, teman saya
dari Jakarta anggota Backpacker Internasional yang sudah datang terlebih dulu. Kalau bisa mau janjian jalan bareng, tetapi ternyata dia sudah lebih dulu sampai di istana Gyeongbokgung dan sudah
mau pergi lagi ke tujuan berikutnya. Jadi hari ini saya bertualang sendiri.
Gyeongbokgung
Palace
Dari Myeongdong Station menuju ke
Chungmuro untuk ganti subway ke jalur 3 dan turun di stasiun Gyeongbokgung exit
4 atau 5.
Sejak keluar dari Exit 4 saya melewati lorong
dengan hiasan foto-foto yang yang berhubungan dengan seni tradisional Korea,
Karena hari sudah agak sore dan saat itu musim
dingin saya memang memutuskan tidak masuk ke Istana dan hanya berfoto di
depannya saja. Selain itu saya juga tidak menyewa Hanbok yang banyak dilakukan
oleh wisatawan lain. Dengan menyewa hanbok kita bisa memasuki istana dengan
gratis. Soalnya saya kan sendirian, susah nanti cari orang untuk bantu ambil foto.
Gyeongbokgung
Palace dikenal sebagai The Northern palace karena lokasinya terletak
paling utara dari istana-istana lainnya. Istana ini merupakan istana terbesar
yang dibangun oleh Dinasti Joseon. Bangunan yang digunkaan untuk hunian keluarga kerajaan ini
memiliki luas 410.000 meter2. Didalamnya terdapat 330 buah komplek bangunan
dengan 5.792 kamar. Bangunan utama terdiri dari Istana Gyeongbok termasuk
Geunjeongjeon, ada Ruangan Tahta Raja dan Paviliun Gyeonghoeru yang memiliki
kolam bunga teratai.
Karena
tidak masuk ke dalam saya hanya foto-foto di halaman istana lalu masuk ke The
National Palace Museum of Korea, yang
terletak di halaman yang sama dengan istana. Masuk museum ini tidak dipungut biaya alias
gratis. Saya masuk ke museum ini juga sekalian berteduh dan menghangatkan badan
karena di luar hujan rintik sudah mulai agak deras.
Museum
ini berisi berisi artefak dan peninggalan bersejarah Korea dari jaman dahulu, kurang
lebih ada 2240 jenis. Artefak-artefak tersebut terbagi dalam periode-periode
waktu dalam sejarah Korea, dari jaman pra sejarah sampai jaman pendudukan
Jepang. Benda-benda tersebut adalah benda-benda yang dipergunakan oleh
kebanyakan orang Korea sehari-hari.
Yang
paling menarik menurut saya adalah : di bagian hanbok, ada berbagai jenis dan
desain hanbok yang berbeda-beda sesuai kegunaan. Bagus-bagus desainnya.
- Drama korea yang pernah syuting di Istana ini adalah : The
Moon that Embraces the Sun, Rooftop Prince dan Queen In Hyun’s Man.
Setelah
puas melihat-lihat di museum tersebut saya menuju halaman depan museum yang
berada di depan Gwanghamun Square yang luas. Karena sudah berada di depan
Gwanghamun Square ini saya sampai lupa untuk singgah di Bukchon Hanok Village.
Padahal sudah tertulis di itinerary saya dan letaknya di sebelah Gyeongbokgung
Palace.
Mungkin
karena tersihir oleh suasana kota Seoul yang magis, yang sudah lama jadi
keinginan saya untuk kesini dan hampir batal gara-gara si Coro, saya jadi lupa
mau ke Bukchon Hanok Village.
Hujan
rintik kecil yang akhirnya reda menemani saya berjalan menuju Sejong Statute
melalui Gwanghamun Square yang luas. Saat itu sepi sekali dan lalu
lintas di sana ternyata terdiri dari banyak lajur. Jadi kita mesti hati-hati
kalau mau menyeberang di sini. Apalagi saya yang kayaknya pengen foto-foto
terus, hehe...
Jalur
jalan di sini sudah dikurangi dari yang awalnya 16 lajur menjadi 10 lajur dan
diubah menjadi tempat yang asri lengkap dengan informasi sejarah dan budaya
Korea, Gwanghamun Square dibangun tanggal 27 Mei 2008 dan dibuka untuk umum
pada tanggal 1 Agustus 2009.
Sesampainya
di patung raja Sejong saya sibuk foto-foto dan karena disana sepi serta
nggak ada orang lain yang bisa dimintain tolong ya udah deh terpaksa selfie
aja. Ternyata patung ini dijaga oleh beberapa orang penjaga. Hampir mengira
kalau tidak boleh foto karena ada penjaga itu tapi ternyata boleh... Soalnya
disana tidak ada yang foto-foto kecuali saya, yang lain adalah pejalan kaki
yang melintas. Di sekitar Gwanghamun Square terdapat gedung-gedung perkatoran
dan beberapa Coffee Shop.
Di
depan patung raja Sejong terdapat tiga buah penemuan penting yang ditemukan
oleh Jang Yeong Shil, penemu terkenal di masa Raja Sejong. Penemuan tersebut
adalah model kecil bola dunia, alat pengukur hujan dan jam matahari.
Raja
Sejong atau disebut dengan Raja Sejong Yang Agung (Sejong Dae Wang) adalah
seorang raja yang ke-4 dari Dinasti Joseon yang memerintah Korea. Raja Sejong
sangat terkenal karena jasanya dalam menciptakan abjad Korea, Hangeul yang
menggantikan penggunaan cara penulisan dengan Hanja. Raja Sejong adalah
penguasa Korea kedua yang mendapatkan gelar Raja Yang Agung atau Raja Besar.
Selain
patung Raja Sejong, terdapat pula patung dari Laksamana Lee Sun Shin. Lee Shu
Shin adalah pimpinan prajurit yang memipin Korea meraih kemenangan dalam invasi
Jepang ke Korea. Patung ini dibangun untuk memperingati 23 pertempuran yang dia
perjuangkan dengan 12 kapal perang.
·
Drama Korea yang syuting di sini berjudul Iris, dengan adegan
Lee Byung Hun, Kim So Yeon, dan Kim Tae Hee berusaha menghentikan teroris dari
Korut.
Di
bawah patung ini ternyata ada ruang pameran kecil dan musem mengenai dua tokoh
itu, tetapi karena waktu sudah semakin sore saya tidak kesana.
Saya
meneruskan perjalanan setelah mampir terlebih dulu ke Information centre yang ada
disana dan mengambil peta serta menanyakan jalan ke arah Cheonggyecheon
Stream yaitu aliran sungai yang sudah di revitalisasi dan dijadikan salah
satu objek wisata utama di kota Seoul. Disini terdapat jembatan batu, air
terjun serta 22 jembatan sepanjang 11 km aliran sungai. Dua jembatan yang
terkenal adalah jembatan Narae yang merepresentasikan seekor kupu-kupu, dan
jembatan Gwanggyo yang menjadi simbol keharmonisan masa lampau dan masa depan.
Saya
menelusuri sungai dan akhirnya naik ke atas menuju jalan raya, saya menuju arah
yang menurut perkiraan saya menuju ke Bukchon Hanok Village. Tetapi sepertinya
saya salah arah dan akhirnya memutuskan untuk berisitarahat di Dunkin Donuts
saja. Menghangatkan diri dengan minum kopi dan makan donat. Pengen tau rasa
donat Dunkin di sini kayak apa.
Sambil
minum kopi saya mulai mencari informasi lokasi wisata terdekat, karena saya
melihat papan petunjuk menuju Insadong. Tetapi
karena hari sudah menjelang malam,
saya memutuskan mencari stasiun Subway terdekat melalui aplikasi Naver
dan menemukan stasiun Gwanghwamun exit 2 (pas nulis ini saya lupa nama
stasiunnya, tapi berkat aplikasi google map, history perjalanan saya ada
disana) dan saya memutuskan untuk pulang ke penginapan dan ketika transit di
stasiun Dongdaemun History and Culture Park, saya memutuskan untuk keluar dan
singgah di Dongdaemun Design Plaza (DDP).
Landmark
dari Dongdaemun ini dirancang oleh arsitek terkenal di dunia, Zaha Hadid. DDP
berbentuk spiral yang berputar-putar, desain ini mewakili dinamika Dongdaemun
Fashion Town. Terdiri dari 7 lantai, bangunan ini demikian unik karena lantai-lantai
itu tidak terlihat.
Untuk lebih jelasnya bisa klik link ini : Panduan Ke DDP
Disini
saya hanya foto-foto dibagian luar gedung dimana ada tulisan I Seoul You yang
memang saya cari untuk foto Instagramable. Karena saya sendirian lumayan PR
untuk mencari orang yang bisa membantu mangambil gambar. Sewaktu di gedung ada
pengunjung lain tetapi ketika sedang di depan tulisan I Seoul You agak telat
karena beberapa orang yang foto sudah pergi. Akhirnya dengan sabar saya
menunggu orang lewat dan ketika ada oppa kece saya minta tolong aja...
- DDP menjadi lokasi syuting drama terkenal Korea
seperti The Producers, My Love from the Star dan She Was Pretty serta Reality
show Korea Infinity Challange dan Running Man.
Setelah
puas foto-foto saya kembali menuju ke Stasiun tetapi karena saking excitednya
saya salah mengambil arah dan hampir aja nyasar. Untung saya cepat sadar dan
bisa menuju pintu stasiun yang benar. Kalau malam memang agak bingung karena
jalannya mirip.
Subway
yang tadi penuh sesak karena jam pulang kantor sudah agak sepi dan akhirnya
saya sudah sampai kembali di Myeongdong dan mampir ke Mc Donald untuk membeli
makan malam. Saya membeli paket burger dan kentang goreng saja karena tidak ada
nasi.
Sampai di penginapan dan mandi serta beres-beres saya makan di ruang
makan hostel yang rapi dan bersih.
Disediakan teh ala korea 3 jenis dan kopi nescafe sachet untuk tamu hostel.
Selain itu ada microwave serta kulkas dan air panas dingin. Pokoknya lengkap.
Ketika
saya sedang makan, ada tamu hotel lain yang sepertinya berasal dari Malaysia,
keluarga dengan satu anak balita ikut makan bersama. Tetapi saya tidak ngobrol
dan ketika sudah selesai makan saya lansung masuk kamar untuk istirahat.
Kasurnya
lumayan empuk lengkap dengan 2 buah bantal dan selimut tebal. Di kamar juga
hangat sehingga nyaman untuk tidur. Setelah minum vitamin dan tolak angin saya
segera terlelap. Capek bok. Di aplikasi samsung tercatat saya berjalan 16919
langkah setara dengan 11.8 km.
No comments:
Post a Comment