Wednesday 17 June 2020

My Solo Trip to South Korea, Just Before Pandemic 2020 (2) Tiba di Seoul – Hari 1 – Gyeongbokgung Palace – Gwanghamun Square - Cheonggyecheon Stream – Dongdaemun Design Plaza








Sampai di Seoul Station, saya segera menuju Line 4 untuk menuju ke Stasiun Myeongdong. Penginapan saya Philstay Myeongdong Station ternyata sangat dekat dengan stasiun Myeongdong exit 6.
  •  Naik subway di Seoul ternyata gampang, mirip dengan di Singapore. Kalau sudah sampai di station tempat transit, petunjuk arahnya sangat jelas. Kalau misalnya bingung kita tinggal lihat stasiun berikutnya apa, supaya kita tidak salah pilih jalur. Saya sempat salah juga karena bingung. Kalau misalnya bingung gitu saya biasanya tidak buru-buru naik, tapi memastikan dulu dengan melihat papan petunjuk, atau melihat peta kembali. Soalnya lebih susah kalau sudah salah, ribet nanti bolak balik.








Setelah menaiki tangga stasiun, pintu 6 ini tidak ada eskalatornya jadi lumayan juga naik tangga sambil angkat koper. Saya disambut dengan hujan yang lumayan deras, udara juga cukup dingin. Jalanan yang full pertokoan di kiri kanan menyambut saya. Oh, ini ya yang namanya Myeongdong. Walaupun saat itu suasana agak sepi, tapi tetap menyenangkan bisa berada disana. 




Dengan melihat Naver Map saya mengikuti arah menuju penginapan yang ternyata hanya berjarak 100 meter saja. Strategis banget ya..  Penginapan saya ternyata ada di lantai 4 sebuah ruko kecil dan untuk menuju ke sana tersedia lift. Saya langsung naik dan ketika pintu lift terbuka langsung disambut oleh resepsionisnya oppa kece yang setelah saya tanya bernama Aiden.


Saya membayar menggunakan kartu kredit untuk 3 malam dan ada deposit 100 Won untuk kunci kamar yang berupa card. Saya diantar menuju kamar dorm dengan 2 tempat tidur tingkat dan kamar mandi di dalam. Saya mendapat tempat tidur di bawah dan untungnya di atas saya kosong. Selain saya ada orang lagi di tempat tidur sebelah karena ada 2 kopor besar.

Setelah mandi dan beres-beres, saya keluar untuk mencari makanan di 711 terdekat dan mencari Samgak Kimbap, nasi kepal berbentuk segitiga dengan aneka isian. Saya membeli yang isi ayam. Dan sambil memakannya saya menuju ke stasiun Myeondong untuk menuju obyek wisata pertama pada hari itu.

Saya juga sudah kontak dengan Ihha by wa, teman saya dari Jakarta anggota Backpacker Internasional yang sudah datang terlebih dulu.  Kalau bisa mau janjian jalan bareng, tetapi ternyata dia sudah lebih dulu sampai di istana Gyeongbokgung dan sudah mau pergi lagi ke tujuan berikutnya. Jadi hari ini saya bertualang sendiri.

Gyeongbokgung Palace

Dari Myeongdong Station menuju ke Chungmuro untuk ganti subway ke jalur 3 dan turun di stasiun Gyeongbokgung exit 4 atau 5.

Sejak keluar dari Exit 4 saya melewati lorong dengan hiasan foto-foto yang yang berhubungan dengan seni tradisional Korea,
Karena hari sudah agak sore dan saat itu musim dingin saya memang memutuskan tidak masuk ke Istana dan hanya berfoto di depannya saja. Selain itu saya juga tidak menyewa Hanbok yang banyak dilakukan oleh wisatawan lain. Dengan menyewa hanbok kita bisa memasuki istana dengan gratis. Soalnya saya kan sendirian, susah nanti cari orang untuk bantu ambil foto.

Gyeongbokgung Palace dikenal sebagai The Northern palace karena lokasinya terletak paling utara dari istana-istana lainnya. Istana ini merupakan istana terbesar yang dibangun oleh Dinasti Joseon. Bangunan yang digunkaan untuk hunian keluarga kerajaan ini memiliki luas 410.000 meter2. Didalamnya terdapat 330 buah komplek bangunan dengan 5.792 kamar. Bangunan utama terdiri dari Istana Gyeongbok termasuk Geunjeongjeon, ada Ruangan Tahta Raja dan Paviliun Gyeonghoeru yang memiliki kolam bunga teratai.








Karena tidak masuk ke dalam saya hanya foto-foto di halaman istana lalu masuk ke The National Palace Museum of Korea,  yang terletak di halaman yang sama dengan istana. Masuk museum ini tidak dipungut biaya alias gratis. Saya masuk ke museum ini juga sekalian berteduh dan menghangatkan badan karena di luar hujan rintik sudah mulai agak deras.


Museum ini berisi berisi artefak dan peninggalan bersejarah Korea dari jaman dahulu, kurang lebih ada 2240 jenis. Artefak-artefak tersebut terbagi dalam periode-periode waktu dalam sejarah Korea, dari jaman pra sejarah sampai jaman pendudukan Jepang. Benda-benda tersebut adalah benda-benda yang dipergunakan oleh kebanyakan orang Korea sehari-hari.
Yang paling menarik menurut saya adalah : di bagian hanbok, ada berbagai jenis dan desain hanbok yang berbeda-beda sesuai kegunaan. Bagus-bagus desainnya.

  • Drama korea yang pernah syuting di Istana ini adalah : The Moon that Embraces the Sun, Rooftop Prince dan Queen In Hyun’s Man.



Setelah puas melihat-lihat di museum tersebut saya menuju halaman depan museum yang berada di depan Gwanghamun Square yang luas. Karena sudah berada di depan Gwanghamun Square ini saya sampai lupa untuk singgah di Bukchon Hanok Village. Padahal sudah tertulis di itinerary saya dan letaknya di sebelah Gyeongbokgung Palace.
Mungkin karena tersihir oleh suasana kota Seoul yang magis, yang sudah lama jadi keinginan saya untuk kesini dan hampir batal gara-gara si Coro, saya jadi lupa mau ke Bukchon Hanok Village.





Hujan rintik kecil yang akhirnya reda menemani saya berjalan menuju Sejong Statute melalui Gwanghamun Square yang luas. Saat itu sepi sekali dan lalu lintas di sana ternyata terdiri dari banyak lajur. Jadi kita mesti hati-hati kalau mau menyeberang di sini. Apalagi saya yang kayaknya pengen foto-foto terus, hehe...



Jalur jalan di sini sudah dikurangi dari yang awalnya 16 lajur menjadi 10 lajur dan diubah menjadi tempat yang asri lengkap dengan informasi sejarah dan budaya Korea, Gwanghamun Square dibangun tanggal 27 Mei 2008 dan dibuka untuk umum pada tanggal 1 Agustus 2009.
Sesampainya di patung raja Sejong saya sibuk foto-foto dan karena disana sepi serta nggak ada orang lain yang bisa dimintain tolong ya udah deh terpaksa selfie aja. Ternyata patung ini dijaga oleh beberapa orang penjaga. Hampir mengira kalau tidak boleh foto karena ada penjaga itu tapi ternyata boleh... Soalnya disana tidak ada yang foto-foto kecuali saya, yang lain adalah pejalan kaki yang melintas. Di sekitar Gwanghamun Square terdapat gedung-gedung perkatoran dan beberapa Coffee Shop.
Di depan patung raja Sejong terdapat tiga buah penemuan penting yang ditemukan oleh Jang Yeong Shil, penemu terkenal di masa Raja Sejong. Penemuan tersebut adalah model kecil bola dunia, alat pengukur hujan dan jam matahari.
Raja Sejong atau disebut dengan Raja Sejong Yang Agung (Sejong Dae Wang) adalah seorang raja yang ke-4 dari Dinasti Joseon yang memerintah Korea. Raja Sejong sangat terkenal karena jasanya dalam menciptakan abjad Korea, Hangeul yang menggantikan penggunaan cara penulisan dengan Hanja. Raja Sejong adalah penguasa Korea kedua yang mendapatkan gelar Raja Yang Agung atau Raja Besar.
Selain patung Raja Sejong, terdapat pula patung dari Laksamana Lee Sun Shin. Lee Shu Shin adalah pimpinan prajurit yang memipin Korea meraih kemenangan dalam invasi Jepang ke Korea. Patung ini dibangun untuk memperingati 23 pertempuran yang dia perjuangkan dengan 12 kapal perang.









·        Drama Korea yang syuting di sini berjudul Iris, dengan adegan Lee Byung Hun, Kim So Yeon, dan Kim Tae Hee berusaha menghentikan teroris dari Korut.

Di bawah patung ini ternyata ada ruang pameran kecil dan musem mengenai dua tokoh itu, tetapi karena waktu sudah semakin sore saya tidak kesana.

Saya meneruskan perjalanan setelah mampir terlebih dulu ke Information centre yang ada disana dan mengambil peta serta menanyakan jalan ke arah Cheonggyecheon Stream yaitu aliran sungai yang sudah di revitalisasi dan dijadikan salah satu objek wisata utama di kota Seoul. Disini terdapat jembatan batu, air terjun serta 22 jembatan sepanjang 11 km aliran sungai. Dua jembatan yang terkenal adalah jembatan Narae yang merepresentasikan seekor kupu-kupu, dan jembatan Gwanggyo yang menjadi simbol keharmonisan masa lampau dan masa depan.












Saya menelusuri sungai dan akhirnya naik ke atas menuju jalan raya, saya menuju arah yang menurut perkiraan saya menuju ke Bukchon Hanok Village. Tetapi sepertinya saya salah arah dan akhirnya memutuskan untuk berisitarahat di Dunkin Donuts saja. Menghangatkan diri dengan minum kopi dan makan donat. Pengen tau rasa donat Dunkin di sini kayak apa.






Sambil minum kopi saya mulai mencari informasi lokasi wisata terdekat, karena saya melihat papan petunjuk menuju Insadong. Tetapi  karena hari sudah menjelang malam,  saya memutuskan mencari stasiun Subway terdekat melalui aplikasi Naver dan menemukan stasiun Gwanghwamun exit 2 (pas nulis ini saya lupa nama stasiunnya, tapi berkat aplikasi google map, history perjalanan saya ada disana) dan saya memutuskan untuk pulang ke penginapan dan ketika transit di stasiun Dongdaemun History and Culture Park, saya memutuskan untuk keluar dan singgah di Dongdaemun Design Plaza (DDP).
Landmark dari Dongdaemun ini dirancang oleh arsitek terkenal di dunia, Zaha Hadid. DDP berbentuk spiral yang berputar-putar, desain ini mewakili dinamika Dongdaemun Fashion Town. Terdiri dari 7 lantai, bangunan ini demikian unik karena lantai-lantai itu tidak terlihat.

Untuk lebih jelasnya bisa klik link ini : Panduan Ke DDP

Disini saya hanya foto-foto dibagian luar gedung dimana ada tulisan I Seoul You yang memang saya cari untuk foto Instagramable. Karena saya sendirian lumayan PR untuk mencari orang yang bisa membantu mangambil gambar. Sewaktu di gedung ada pengunjung lain tetapi ketika sedang di depan tulisan I Seoul You agak telat karena beberapa orang yang foto sudah pergi. Akhirnya dengan sabar saya menunggu orang lewat dan ketika ada oppa kece saya minta tolong aja...










  • DDP menjadi lokasi syuting drama terkenal Korea seperti The Producers, My Love from the Star dan She Was Pretty serta Reality show Korea Infinity Challange dan Running Man.


Setelah puas foto-foto saya kembali menuju ke Stasiun tetapi karena saking excitednya saya salah mengambil arah dan hampir aja nyasar. Untung saya cepat sadar dan bisa menuju pintu stasiun yang benar. Kalau malam memang agak bingung karena jalannya mirip.

Subway yang tadi penuh sesak karena jam pulang kantor sudah agak sepi dan akhirnya saya sudah sampai kembali di Myeongdong dan mampir ke Mc Donald untuk membeli makan malam. Saya membeli paket burger dan kentang goreng saja karena tidak ada nasi. 




Sampai di penginapan dan mandi serta beres-beres saya makan di ruang makan  hostel yang rapi dan bersih. Disediakan teh ala korea 3 jenis dan kopi nescafe sachet untuk tamu hostel. Selain itu ada microwave serta kulkas dan air panas dingin. Pokoknya lengkap.


Ketika saya sedang makan, ada tamu hotel lain yang sepertinya berasal dari Malaysia, keluarga dengan satu anak balita ikut makan bersama. Tetapi saya tidak ngobrol dan ketika sudah selesai makan saya lansung masuk kamar untuk istirahat.
Kasurnya lumayan empuk lengkap dengan 2 buah bantal dan selimut tebal. Di kamar juga hangat sehingga nyaman untuk tidur. Setelah minum vitamin dan tolak angin saya segera terlelap. Capek bok. Di aplikasi samsung tercatat saya berjalan 16919 langkah setara dengan 11.8 km.



No comments:

Post a Comment