Monday 9 April 2007

Sate Afrika dan Museum Tekstil

Hari Sabtu lagi-lagi janjian sama Titi, kali ini dia bersedia nemenin saya nyobain sate Afrika di Tanah Abang. Janjian di Museum Tekstil jam 11. Jam 11 kurang saya udah dateng dan ternyata Titi juga baru nyampe, sama temennya Fitri. Tanpa membuang-buang waktu kami ber tiga menuju lokasi Sate Afrika yg ternyata pas disebelah museum Tekstil, agak masuk ke dalam, tempatnya sederhana sekali, hanya ada beberapa bangku kayu. Dapurnya di sebelah tempat duduk, jadi bisa terlihat jelas proses pengolahan daging domba menjadi sate dan bisa tercium pula bau khas daging domba. Walaupun namanya sate tapi disajikannya tidak pakai tusuk sate, hanya berupa potongan-potongan daging domba yang telah melalui proses pemasakan – direbus dengan bumbu lalu dibakar – dan disajikan dengan pisang goreng. Mulanya sih agak ragu juga, pasti rasanya aneh makan daging dengan pisang goreng, tapi setelah dimakan nggak terlalu aneh kok. Karena Pisangnya digoreng kering dan tidak terlalu manis. Untuk sambal dicampur dengan mustard, buat yang tidak suka pedas bisa pakai mustard aja, karena sambalnya lumayan pedas. Selain pisang penjual juga menyediakan nasi. Karena sebelumnya kita sudah pesan melalui telp, begitu kami datang pesanan langsung diantar. Entah karena laper atau doyan, kami bertiga bisa menghabiskan 3 porsi, mungkin krn kami makan hanya dagingnya saja tdk pakai pisang atau nasi jd bisa habis banyak. Menurut saya tidak semua daging empuk, ada juga yg agak keras, tapi overall memang enak dan unik. Habis makan tidak lupa foto-foto, saya sempat foto dengan latar belakang lukisan besar Osama bin Laden, satu2nya hiasan dinding di sana, hehe,  O ya, sebelumnya saya sempat nanya2 ke salah seorang bapak di sana, mungkin salah satu pemiliknya, selain pemilik lainnya yg org afrika, menjelaskan kalau hari biasa lebih ramai dr pada hari libur, kadang jam 1 sudah habis. Total kerusakan Rp 127 ribu, 1 porsi sate Afrika 35.000,- pisang goreng 10.000, lainnya minuman. Kenyang makan,  tujuan berikutnya : Museum Tekstil.


Sampai di Museum Tekstil, (biaya masuk cuma 2000 saja), tenyata sudah hampir tutup, tutup jam 12.30 kalau hari Sabtu, kami langsung ke bagian Kursus Membatik, karena memang tertarik untuk mencoba. Ternyata untuk umum dan kelas yang paling dasar harga kursus adalah Rp. 175 ribu, pelajaran dari membuat pola sampai selesai jadi batik, waktunya fleksibel, terserah aja bisa datang kapan, mengikuti jam buka museum. Tapi kalau mau membuat yg cepat dan simple sih ada juga membatik sapu tangan Cuma 2 jam, 35 ribu, atau melukis kaos, dll..banyak juga pilihannya. Sayang mereka tidak menyediakan brosur harga yang bisa dibawa pulang. Setelah puas menanyakan informasi, kami bertiga memuaskan hasrat jadi model yg tidak kesampaian alias foto2. Sempat masuk ke ruangan di gedung bagian alat tenun dan kain tradisional, tapi cuma sebentar, karena sudah mau tutup, tapi tidak sempat masuk ke gedung utama museum. Gedung museum yang antik bagus sekali dijadikan latar belakang untuk foto2. Bagi yang mau foto pre wedding bisa dijadikan alternative tempat. Hehe… Selain gedungnya yang antik, tempatnya juga asyik, teduh dan banyak pepohonan. Kami sempat menjelajah sampai ke halaman belakang museum dan ternyata ada teras  dengan  tempat duduknya, dengan model kursi jaman dulu dan masih terawat baik, kami sempat istirahat melepas lelah di sana, sambil merasakan angin semilir dan pemandangan hijaunya pepohonan. Setelah puas duduk2 melepas lelah, dan karena hari semakin siang, kami segera pulang dan suatu saat pasti akan kembali lagi….kan pengen kursus batik…


 


Museum Tekstil


Jl. KS Tubun No. 2-4, Petamburan,


Jakarta Barat 11420


Telp 021-5606613


 


Sate Afrika,


Untuk pesan hubungi HP 085691000806


 


 

No comments:

Post a Comment