Gw ikutan acaranya Komunitas Jelajah Budaya, karena bulan lalu gw nggak ikutan Jelajah Museum Malam, sebagai gantinya gw ikut acara ini, secara gw juga belum pernah jalan-jalan ke daerah pecinan. Tiap kali ada yang ngadain acara ke sini gw selalu nggak bisa ikut.
Sebenernya acara ini bertepatan dengan perayaan Cap Go Meh di Glodok, tetapi sayangnya ditiadakan karena menurut info banyak pedagang yang tidak setuju dengan diadakannya acara tersebut karena jalan-jalan bakal ditutup dan mereka tidak bisa berdagang.
Setelah registrasi ulang dan mendapat sebotol air minum mineral, roti buaya, dan kupon makan siang di gado-gado direksi, acara dilanjutkan dengan nonton film jaman dulu di aula Museum Bank Mandiri. Setelah itu, untuk mengganti acara Cap Go Meh yang batal, ada atraksi barongsai dilanjutkan dengan pembagian kelompok.
Pertama, kita keliling museum Bank Mandiri lalu dengan jalan kaki menuju Pasar Pagi Asemka, Jl. Pintu Kecil dan Rumah Pasar Gelap. Lalu menuju Klenteng Budhi Darma, Arya Marga, gedung SMA 19 yang pernah digunakan oleh sebuah organisasi modern di Batavia yang bernama Tion Hoa Hwee Koan (Perhimpunan Tinghoa) dan Rumah Keluarga Souw, yang masih asli ornamen jaman dulu. Dilanjutkan dengan Klenteng Tang Seng Ong dan Toa Se Bio, singgah juga di Gereja Maria de Fatima dan Klenteng Jin De Yuan.
Gw sempet ketinggalan kelompok di Klenteng terakhir, sebelum ke Gado-Gado Direksi, jadi dengan beberapa orang yang ketinggalan kelompok juga, gw langsung menuju ke gado-gado direksi. Padahal ada perubahan acara yang seharusnya terakhir makan di gado-gado direksi jadi dipindah balik lagi ke Bank Mandiri.
Tapi nggak nyesel deh, ketinggalan kelompok karena akhirnya saya bisa menjelajahi kawasan Gloria yang penuh dengan makanan enak. Saya jadi tau tempat mie kangkung Jangkung yang terletak di sebelah gado-gado Direksi dan Es Kopi Tak Kie. Akhirnya, gw makan gado-gado direksi sambil minum es kopi susu di tempat es kopi Tak Kie, trus pulangnya liat penjual Pi Oh, daging kura-kura yang bisa dimasak bening atau saos tiram. Gw gak beli sih cuma liat doang.
kenapa namanya direksi?
ReplyDeletesangat menarik sekali, moga di surabaya ada spt ini
ReplyDeletesoalnya konon banyak direksi-direksi kantor yang makan di situh...
ReplyDelete