Kapan ya terakhir saya camping? Kalo diinget-inget udah lebih dari 10 tahun yang lalu deh…pastinya sih waktu masih kuliah. Penerimaan mahasiswa baru selalu diikuti dengan kegiatan camping angkatan untuk mahasiswa baru tersebut. Biasanya ke Cipelang, atau ke Cibodas di Puncak. Setelah lulus kuliah ya udah nggak pernah lagi merasakan camping, tidur di dalam tenda di alam terbuka. Tidak disangka sewaktu sedang libur lebaran di Makassar kemarin, saya diajak oleh keluarga kakak ipar saya mengikuti Kemah Pramuka Unhas. Rupanya alumni dari extrakurikuler Pramuka di Unhas masih sangat akrab sehingga masih sering mengadakan acara termasuk acara camping ini. Setelah sukses dengan acara serupa tahun lalu mereka mengadakan lagi tahun ini, bertepatan dengan libur Lebaran. Lokasi camping di Mocong Loe, Gowa, dekat dengan Bendungan Bili Bili.
Perjalanan memakan waktu kira-kira 3 jam, di tengah cuaca yang sangat panas. Sempat salah arah tetapi akhirnya kami sampai juga. Saya berangkat dengan kak Eha dan anak-anaknya. Suami saya sudah pulang ke Jakarta jadi nggak ikut. Sewaktu sampai di lokasi, wah..saya sempat kecewa dengan lokasi camping yang kurang nyaman. Banyak ranting-ranting kayu dan bekas-bekas pohon yang ditebang sehingga cuaca yang panas semakin terasa. Menurut kakak ipar saya, tahun lalu lokasinya tidak seperti ini. Masih banyak pohon sehingga lebih rimbun, nggak tau juga kenapa pohon-pohon itu justru ditebang. Di kejauhan kelihatan bukit-bukit. Tapi karena letaknya masih di bawah, udara tetap panas. Kalau perjalanan di teruskan kita bisa sampai di Malinol, wisata pegunungan di Makassar, seperti di Puncak. Tapi Malino sendiri masih jauh sekali, butuh waktu lebih lama karena jalannya berbelok belok dengan tikungan yang tajam dan jurang di kiri kanan jalan. Ah, andai campingya di Malino…
Setelah tenda dome kami berdiri, kami segera berkumpul di tenda, sambil makan siang yang sudah disediakan panitia di tenda terpal di tengah lapangan yang letaknya agak ke bawah. Pesertanya ternyata lumayan banyak, alumni-alumni Unhas dari berbagai angkatan bersama keluarganya. Bahkan ada yang membawa bayinya yang baru berusia 3 bulan.
Satu-satunya hiburan hanya sungai yang mengalir di bawah dekat lapangan. Aliran air sungai tidak terlalu deras dan banyak batu-batu besar. Tapi untuk anak-anak bermain cukup lumayanlah. Jadi sewaktu hari sudah agak sore dan cuaca tidak terlalu panas lagi, saya dan Raiyan, segera menuju ke sana dan memuaskan diri bermain air. Anak saya keasyikan, hampir nggak mau udahan.
Malamnya, setelah makan malam ada acara api unggun dan bakar ikan. Seperti umumnya di Makassar, ikan-ikan yang tersedia adalah 1 ekor untuk 1 orang. Jadi bayangkan saja, kalau biasanya acara api unggun di perkemahan menunya kambing guling, di sini menunya ikan bakar. Jenis ikannya saya lupa, yang jelas rasanya gurih dan nikmat.
Menikmati tidur malan di dalam tenda, mengingatkan akan saat-saat camping mahasiswa jaman dulu, walaupun alas tidurnya tipis jadi masih terasa batu-batu di tanah tapi udara yang dingin dan rasa capek setelah seharian main air di sungai membuat tidur saya tetap pulas.
No comments:
Post a Comment