Ada satu obyek wisata sejarah di kota Makassar yang selama ini selalu terlewat apabila. gw ke Makassar. Obyek wisata itu adalah Benteng Somba Opu. Lokasinya memang di pinggiran kota , di daerah Gowa. Sebenernya nggak terlalu jauh dari rumah keluarga di Makassar, tapi tampaknya objek wisata ini kurang menarik bahkan bagi masyarakat Makassar itu sendiri, sehingga tidak pernah direkomendasikan.
Akhirnya setelah hari itu usai berkunjung ke Benteng Fort Rotterdam, kami sepakat untuk ke Benteng Somba Opu atas petunjuk guide di Fort Rotterdam. Ada benteng lain selain Fort Rotterdam yang dahulu juga sangat terkenal menjadi basis pertahanan rakyat Sulsel.
Dari pantai Tanjung Bunga, perjalanan masih harus ditempuh kira2 1 jam, melewati jalan yang agak kecil tetapi masih lumayan mulus. Sempat beberapa kali bertanya karena petunjuk yang ada sangat minim.
Tetapi akhirnya sampai juga kami di sana. Kompleks benteng Somba Opu terdiri dari beberapa bagian, selain bekas reruntuhan benteng di sini terdapat rumah-rumah adat yang mewakili semua kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan, sepert Gowa, Luwu, Mamuju, Majene, Toraja, Bulukumba, dan lain-lain. Sayang, keadaan rumah-rumah tersebut tidak terawat, terlihat kotor dan beberapa rumah pagarnya dikunci sehingga kami tidak bisa melihat dari dekat. Tetapi walau bisa masukpun kami tidak tertarik karena kondisinya memang menyedihkan. Untuk rumah adat Toraja bahkan atapnya ada yang rusak. Selain rumah-rumah adat, ada pula Museum Karaeng Pattingalloang, dengan meriam di halamannya. Museumnya tutup, jadi kami hanya foto-foto saja. Ada papan yang bertuliskan nama-nama bulan yang digunakan di Sulawesi Selatan sebelum tahun 1520.
Bentengnya sendiri hanya ada sebagian saja yang sudah ditemukan, karena sudah hancur sejak pertempuran antara Belanda dengan Sultan Hasanuddin. Dan menurut informasi sampai sekarang masih dalam proses penggalian dan penelitian.
Menurut kabar lokasi rumah adat ini bisa digunakan untuk pertemuan atau kemping anak sekolah. Karena selain rumah adat ada juga rumah yang khusus untuk tempat pertemuan. Tetapi…. Lokasi ini terkenal angker dan banyak penunggunya. Tidak heran mengingat lokasinya yang jauh dari keramaian dan masih rimbun pepohonan. So, sebelum maghrib, kami langsung cabut meninggalkan lokasi ini.
Benteng Somba Opu terletak di sebuah delta sungai Jeneberang, berada di dusun Sarombe, Kecamatan Palangga, Kabupaten Gowa. Benteng ini dibangun atas perintah Raja Gowa IX Daeng Matanre Karaeng Manungrungi Tumapa’risi Kallona. Pada masa itu benteng Somba Opu masih terbuat dari tanah liat. Pada masa pemerintahan Raja Gowa X , Tunipallangga Ulaweng, Benteng Somba Opu diperkuat dengan mendirikan bastion dari batu bata dan dipersenjatai dengan meriam.
Setelah Sultan Hasanuddin memegang pemerintahan Kerajaan Gowa, perkembangan Somba Opu semakin pesat dan menjadi pusat kekuasaan sekaligus kota niaga yang sangat terkenal. Benteng Somba Opu dihancurkan oleh kompeni Belanda pada tahun 1669 setelah terjadi pertempuran sengit antara Sultan Hasanuddin dan Belanda dalam perang Makassar. Kejatuhan Benteng Somba Opu sekaligus merupakan kehancuran kerajaan Gowa.
Benteng Somba Opu berbentuk empat persegi, sebuah sisinya berukuran panjang kira-kira 2 km dengan tinggi tembok antara 7-8 m, Ketebalan dinding rata-rata 12 kaki atau 360 m.
No comments:
Post a Comment