Sunday 28 January 2007

Forbidden Citi Resto and Lounge

Rating:★★★
Category:Restaurants
Cuisine: International
Location:Jl. Wijaya I No 55
Sudah lama saya dan suami ingin mencoba Resto dan Lounge Forbidden Citi di Jl Wijaya tetapi baru kesampaian kemarin, sepulang kerja kami berdua segera meluncur ke sana. Sekitar jam 5 resto masih agak sepi, di pintu masuk kami disambut pelayan yang dengan ramah mengantar kami ke tempat duduk. Restoran di lantai 1 sedang Lounge di lantai 2. Di depan Bar telihat ada seorang model yang sedang bergaya, tampaknya ada pemotretan. Suasana restoran temaran, kalau menurut saya agak terlalu gelap, tapi untuk pasangan yang mencari suasana romantis cocok banget. Dinding warna merah dengan dihiasi lukisan-lukisan china, juga rak berisi patung-patung cina berbagai bentuk, kursi kayu berwarna hitam, dan ada sofanya juga. Di tiap meja ada lilin di dalam wadah yang juga berwarna merah. Benar-benar mencerminkan suasana china sesuai dengan nama resto.
Setelah menelusuri daftar-daftar makanan yang ada di buku menu, untuk appetizer, kami memilih Chicken Caesar Salad (25.000) untuk minumnya, saya memilih Speciality Tea dengan rasa cranberries, sedangkan suami rasa Apel. (22.500)
Salad datang tidak lama, diletakkan dalam piring datar berupa campuran fillet ayam, daun selada, garlic bread disiram caesar dressing. Soal rasa, lumayan enak, perpaduan saus dengan fillet ayam dan daun selada yang renyah menjadi appetizer yang pas.
Untuk cranberries tea, the rasa buah cranberries dengan potongan2 buah cranberries yang tenggelam di dasar gelas. Segar. Untuk apple teanya standard, hanya the rasa apel tidak ada potongan buah atau semacamnya.
Setelah puas menyantap appetizer kami mulai memilih-milih menu untuk makan malam, saya menjatuhkan pilihan ke Hainanese Chicken Rice (39.000) dan suami memilih Fried Beef Kway Teow (35.000), dua-duanya ada tulisan The Emperor’s Favorites. Tanpa menunggu lama, makanan datang, Fried Beef Kway Teow dihidangkan di atas piring yang berbentuk wajan, sedangkan Hainanese Chicken Rice diletakkan di piring keramik yang panjang, dengan urutan mangkuk kecil berisi kecap asin, sambal, potongan ayam, mangkuk kaldu, dan nasi.
Kwetiauwnya enak, bumbu dan rasa manisnya juga pas, tetapi sayang untuk nasi ayam hainamnya biasa saja, tidak terlalu istimewa.
Yang dashyat adalah dessertnya, saya memilih Choco Volcano (20.000) karena di daftar menu tertulis seperti ini chocholate timbale served with a scoop of vanilla ice cream and chocholate Hershey sauce. Memang menunggu dessert ini agak lama, karena ketika saya tanya ke mbak pelayannya, cake dimasak setelah dipesan supaya coklat masih cair ketika dipotong…dan benar saja ketika akhirnya cake Choco Volcano ini tiba, rasa coklatnya benar2 mantap berpadu serasi dengan ice cream vanilla, sehingga setiap suapnya memberi sensasi yang luar biasa.
O iya, untuk yang suka hang out, loungenya kelihatannya cukup asyik, selain karena lagu-lagunya yang cukup asyik, terdengar sampai resto-nya, pengunjung terlihat ramai.

1 comment: