Tuesday, 23 February 2010

GLADIACTOR

Impian adalah suatu keinginan yang belum nyata.
Segala sesuatu berangkat dari impian dan untuk mewujudkannya diperlukan peluang dan kerja keras. GladiActor memberi ada peluang dan alasan bekerja keras untuk mencapai cita-cita.

GLADIACTOR

Program Pelatihan GladiActor, memberi peluang meraih cita-cita menjadi Aktor yang memiliki keterampilan teknik, serta pengetahuan dasar sinematografi yang memadai.

Program Pelatihan GladiActor, memberi anda peluang meraih cita-cita menjadi Penulis Skenario yang menguasai teknik visualisasi berdasarkan kaidah sinematografi.

Program Pelatihan GladiActor, memberikan pengetahuan dasar penyutradaraan untuk lebih memahami teknik pengadeganan.

Pelatihan terbuka untuk umum maupun pelaku dan pekerja seni yang berminat meningkatkan kemampuan dan ketrampilan di bidang teater, film dan televisi.

Materi Pelatihan:
- Penciptaan/pengadeganan: dengan melakonkan sebuah peran tertentu
- Analisis skenario
- Analisis peran
- Dramaturgi
- Proses psikologis dalam penciptaan peran
- Aspek Sosial-Budaya dalam seni peran
- Body – Soul – Mind (body ekspresssion)

Pendekatan Belajar :
Proses belajar berlangsung dengan menggunakan pendekatan Experiential Learning dari David Kolb. Pendekatan ini menekankan pada pengalaman nyata yang memberikan pemahaman, kesadaran, dan penghayatan mengenai apa yang dipelajarinya.

Tenaga Pelatih :
Pelatih Utama :
Slamet Rahardjo Djarot (Aktor, Sutradara)
Dr. Dewi S. Matindas (Pakar Psikologi)
Dr. Arief Mudatsir Mandan, M.Si (Pakar Sosiologi)
Dewi Hafianti, S.Sn (Dosen Tari, Penari)

Pelatih Pendamping :
Drs. Adiparanajaya, Alex Komang, Tri Rahardjo

Tamu Pembanding :
Seniman Berprestasi yang peduli pada kegiatan seni.

Sertifikat Teguh Karya diberikan kepada peserta berdasarkan evaluasi tentang kemampuan dan tingkat partisipasi dalam pelatihan.

Pusat Pelatihan :
Kagiatan Pelatihan GladiActor dipusatkan di Sanggar Teater Populer karena faktor kesejarahan serta kelengkapan fasilitasnya sebagai sanggar kerja seni.

Fasilitas Sanggar :
Ruang Pelatihan, Ruang Kelas, Ruang Perpustakaan, Ruang Makan, Locker, Hot Spot.ihan

Metode Pelatihan :
Praktikum, Diskusi Kelompok, Ceramah Singkat, Simulasi, Studi Kasus, Penugasan.

Sanggar Teater Populer terletak di daerah Tanah Abang, Jakarta Pusat, sehingga mudah dijangkau dari berbagai arah.

Alamat Sekretariat :
Jl. Kebon Pala I/295, Tanah Abang, Jakarta Pusat 10230.
Telp : (021) 3101030, Fax (021) 3143041


info : gladiactor@gmail.com
        info@linki.teaterpopuler.com

"Kreativitas Tidak Boleh Mati"
Kalimat diatas merupakan pesan terakhir Teguh Karya sebelum meninggal dan sekarang menjadi motto kerja Teater Populer dalam mengabdi negeri melalui KARYA SENI.

GLADIACTOR
Pelatihan Seni-Teater-Film-Televisi
Merupakan Bentuk Pengabdian Teater Populer dalam kepentingan pengadaan sumber daya manusia kreatif bidang teater, film dan televisi, melalui sebuah badan usaha yang dinamakan Lingkar Imajika.

Teater Populer adalah salah sebuah kelompok teater Indonesia yang menonjol terutama karena prestasinya di kemudian hari di dunia film.

Kelompok teater ini diresmikan pada hari Senin, 14 Oktober 1968, di Bali Room Hotel Indonesia, Jakarta. Pagelaran perdananya adalah dua pentas pendek: "Antara Dua Perempuan" karya Alice Gestenberg dan "Kammerherre Alving (Ghost)" karya Henrik Ibsen.

Kelompok yang dipimpin oleh Teguh Karya ini, semula bernama Teater Populer Hotel Indonesia. Anggota awalnya berjumlah sekitar 12 orang, berasal dari ATNI (Akademi Teater Nasional Indonesia), mahasiswa dan para teaterawan independen. Mereka mempersiapkan diri sejak awal 1968 dan berlatih di panggung Ballroom hotel. Manajemen kelompok ini memang berpayung di bawah Departemen Seni & Budaya Hotel Indonesia.

Jangkauan utama kelompok ini adalah menanamkan apreasiasi teater terhadap masyarakat dengan pendekatan bertahap. Dan gebrakan demi gebrakan telah berhasil menggaet sekitar 3000 peminat yang bersedia menjadi penonton tetap dengan membayar iuran. Produktivitas kelompok ini luar biasa. Untuk masa dua tahun, Teater Populer HI sanggup menggelar produksi panggung sekali sebulan. Di dalam proses perjalanannya, kelompok ini kemudian memisahkan diri dari manajemen Hotel Indonesia dan mengubah nama grup menjadi Teater Populer.

Karya-karya pentas yang dianggap kalangan kritikus sebagai puncak eksplorasi kelompok ini antara lain; Jayaprana karya Jef Last, Pernikahan Darah karya Federico García Lorca, Inspektur Jendral karya Nikolai Gogol, Woyzeck karya Georg Büchner, dan Perempuan Pilihan Dewa karya Bertolt Brecht, semuanya disutradarai Teguh Karya.

Kegiatan Teater Populer bukan hanya di panggung saja, tetapi juga di televisi. Pada tahun 1971, kelompok ini melahirkan sebuah karya film berjudul Wajah Seorang Laki-laki. Sejak saat itu, teater-film-televisi, merupakan begian kegiatan yang tak terpisahkan dari kelompok ini.

Banyak nama mencuat lewat kelompok ini. Selain, tentu saja, Teguh Karya, yang kemudian dianggap sebagai suhu teater dan film Indonesia saat ini, lahir pula Slamet Rahardjo Djarot, Christine Hakim, Franky Rorimpandey, George Kamarullah, Henky Solaiman, Benny Benhardi, Niniek L. Karim, Sylvia Widiantono, Dewi Matindas, Alex Komang, dll.

Sepeninggalan Teguh Karya, sanggar Teater Populer diteruskan oleh Slamet Rahardjo Djarot sebagai pimpinan sanggar dengan anggota angkatan setelah Alex Komang, seperti Nungki Kusumastuti, Arya Dega, Tri Rahardjo, Hendro Susanto.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Teater_Populer

4 comments: