Monday 30 November 2009

Travelling To Solo - Day 3




Tidak ada waktu bermalas-malasan dan bangun siang… jam 7 sudah start dari Karanganyar dan menuju tempat sarapan di Tahu Kupat Solikhin. Seporsi tahu dan dan potongan ketupat dengan guyuran kuah kecap encer dengan tingkat manis yang pas. Punya saya pedas, jadi pedas dan manis yang nikmat.
Jangan melewatkan mencicipi dawet Pasar Gede yang kondang itu serta eksplore pasar untuk mencari makanan-makanan tradisional yang lain. Dengan bahasa jawa yang pas-pasan untuk bertanya kepada mbok-mbok penjual sayuran di pasar, akhirnya saya menemukan juga penjual brambang Asem yang dijual dengan harga 2000 1 porsi. Untuk gatot dan tiwul lengkap juga Cuma 2000 rupiah saja. Brambang asem adalah daun ubi jalar dengan lauk tempe gembus dan dimakan dengan sambal khas yang berwarna coklat encer dan rasanya agak manis.
Ada kejadian lucu di sini, ketika beli teh nyapu titipan teman, nanyanya sih bisa pake bahasa jawa halus, ketika di jawab dengan angka rupiah berbahasa jawa halus, mulai deh… kebingungan. Dodol banget pokoknya. Mana teman-teman tidak ada yang orang jawa kecuali saya… hehehe… gangsalwelas aja nggak tau nih… lain kali mesti ngafalin dulu ah..
Banyak sekali tukang jual dawet di pasar Gede ini, tetapi yang paling terkenal adalah Dawet Telasih Bu Dermi, lokasinya di dekat pintu belakang pasar. Tempatnya memang yang paling ramai diantara penjual dawet yang lain. Untung sewaktu saya datang, satu-satunya kursi kayu yang tersedia masih kosong, jadilah kami bisa menikmati dawet sambil agak santai.
Isi es Dawet ini terdiri dari bubur jenang, bubur sumsum, bubur ketan hitam, tape ketan, cendol dan biji telasih, dengan kuah santan kental dan encer serta gula merah yang pas manisnya.
Setelah puas ngubek-ngubek pasar Gede, perjalanan dilanjutkan dengan becak ke PGS alias Pusat Grosir Solo. Disini banyak dijual aneka macam batik dari berbagai corak dan harga, pastinya batik printing yang murah meriah.
Pada waktu malam di depan PGS terdapat pusat wisata kuliner atau terkenal dengan nama Gladak Langen Bogan yang merupakan kumpulan makanan-makanan tradisional khas Solo. Jadi kalau tidak sempat makan di lokasi aslinya bisa datang ke tempat ini, dijamin puas.
Setelah puas belanja-belanja di sini, kami menuju kraton solo dengan naik becak . Wah, ternyata alun-alun di depan keratin terlihat ramai sekali, karena ada acara sepeda gembira dan panggung.pertunjukkan.
Kami tidak terlalu lama di dalam Keraton, hanya memutari bangunan utama yang terdapat barang-barang koleksi keratin seperti kereta kerajaan, guci antik, koleksi senjata, dan lain-lain. Di halaman tengah keraton terdapat sumber air tempat lokasi bertapa yang airnya, konon disucikan. Bisa diminum atau dipakai cuci muka.
Puas berkeliling keraton, hari sudah siang dan cuaca kota Solo sedang terik-teriknya, saatnya makan siang, walau perut sepertinya tidak terlalu lapar tapi tetap harus diisi dan tujuan kuliner kami pada hari terakhir di Solo, ini adalah Pecel Solo.Dengan suasana interior yang bernuansa tempo dulu dengan susunan lauk-pauk di wadah yang terbuat dari tanah liat, mirip-mirip dengan resto Mbah Jingkrak di Jakarta. Pembeli tinggal memilih lauk-pauk yang tersedia. Pecelnya sendiri bisa memilih memakai nasi putih atau merah dengan pilihan sambel pecel atau sambel tumpang. Minumannya saya memilih es kelapa muda. Es puternya juga enak, lembut membelai lidah dengan campuran potongan agar-agar dan nangka.
Ternyata pecel solo belum menuntaskan wisata kuliner hari terakhir di solo, the must visit place to eat adalah mie toprak Yu Nani. Mie toprak ini bukan ketoprak seperti yang kita kenal di Jakarta dengan bumbu kacang, tetapi sejenis soto mie, dengan kuah daging yang bening dan isiannya adalah potongan daging, tempe, mie kuning, sosis solo dan irisan kol, ditaburi kacang dan remasan karak. Wih, kuahnya seger bangettttt…dengan rasa yang tiada duanya. Karena sudah kenyang terpaksa 1 mangkok berdua. Dilema antara pengen makan lagi tapi perut sudah kenyang, jadi hanya bisa berharap lain kali bisa ke sini lagi dengan keadaan lapar berat. Supaya puas makannya.
Abon Varia tutup pada hari Minggu dan tidak sempat ke toko Orion, sehingga kami hanya singgah membeli oleh-oleh di toko Pak Mesran, setelah itu mampir ke kompleks batik Laweyan, dan segera menuju bandara untuk meninggalkan kota Solo. Walaupun lagi-lagi terlambat tetapi pesawat yang dipakai jenis baru sehingga cukup nyaman, apalagi badan sudah capek karena jalan-jalan terus. Setidaknya perjalanan pulang bisa dipakai untuk sedikit beristirahat
Pasti akan kembali di lain waktu karena masih banyak tempat yang belum sempat didatangi dan rekomendasi tempat makan yang belum dicoba.
Tahu Kupat Solikhin – Jl. Gajah Mada 95, Solo
Pecel Solo – Tempp Doeloe, Jl Prof Supomo No 55, Mangkubumben, Solo, 0271-737379
Mie Toprak Yu Nani Jl Pandu Dewonoto, Kartopuran, Solo

2 comments: