Weekend di awal bulan Agustus dimulai dengan one day trip ke Pulau Edam bersama dengan Sahabat Museum. Ini PTD gw yang ke 3 setelah sekian lama nggak pernah ikutan PTD lagi, mungkin hampir 2 tahun.
Dari senayan menggunakan 2 bis menuju pelabuhan muara kamal. Bis tidak bisa sampai ke tempat kapal berlabuh sehingga harus jalan kaki terlebih dahulu melewati pasar ikan yang becek dan pasti bau amis.
Setelah pembagian life jaket sesuai dengan ukuran yang telah dipesan, naiklah kami semua ke dalam kapal yang telah ditentukan, semuanya ada 6 kapal ditambah 1 kapal untuk mengangkut konsumsi dan panitia.
Perjalanan ditempuh selama lebih kurang 2 jam. Ombak tidak terlalu besar dan tukang perahu kami membelokkan perahu sehingga melewati pulau bidadari, onrust, kelor dan ayer dari dekat dan sekitar jam 11 siang sampailah kami di pulau Edam. Dari kejauhan mercu suar yang berdiri kokoh telah terlihat.
Pulau Edam (awalnya berasal dari kata A. Dam – Amsterdam, lalu lama-kelamaan menjadi Edam atau Pulau Damar Besar (disebut Pulau Damar Besar karena banyak pohon damar tumbuh di sini); merupakan salah satu pulau yang terletak digugusan kepulauan Seribu. Di pulau ini berdiri tegak sebuah mercusuar yang disebut Vast Licht, setinggi 65 meter. Mercusuar ini, menurut catatan sejarah, dibangun pada tahun 1879 atas izin Raja ZM Willem III. Mercusuar ini seluruhnya dibuat dari besi pelat. Dan terdiri dari 272 anak tangga dengan 16 tingkat. Mercusuar ini berfungsi membantu navigasi kapal yang akan memasuki Pelabuhan Tanjung Priok. Mercu suar ini masih berdiri tegak walaupun ada gempa hebat yang diakibatkan Kratau meletus pada tahun 1883. dan konon ada kembarannya juga di Belanda sana.
Setelah seluruh kapal sampai di pulau, kami semua langsung menuju ke mercu suar dan mengagumi bangunannya yang kokoh serta semuanya langsung beraksi, apa lagi kalau bukan foto-foto. Foto mercu suar dan foto narsis. Dilanjutkan dengan presentasi dari pak Andy mengenai Abel Tasman dan Pak Lilie Suratmanto mengenai asal muasal Pulau Edam dan sejarahnya.
Acara dilanjutkan dengan taraa…..inilah yang ditunggu-tumggu, makan siang dengan lauk ikan bakar dari rm serba nikmat dan rendang buatan ibu Wisda plus lalapan segar. Hmmmmm…nikmat banget di makan bersama-sama di bawah pohon rindang yang teduh.
Setelah makan, peserta dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok yang termasuk bis 1 keliling pulau dan kelompok yang termasuk di bis 2 naik mercu suar.
Hutan di pulau ini cukup lebat sehingga resiko tersesat bisa terjadi, karena itu panitia mewanti2 kami semua supaya jangan sampai terpisah dari rombongan.
Di pulau Edam ini terdapat Makam Ratu Syarifah Fatimah, Wali Sultan Banten yang diasingkan ke sini setelah kejadian pemberontakan Banten. Ia adalah keturunan Arab yang meninggal pada tahun 1751.
Di sini juga terdapat bunker yang berfungsi sebagai baterij yaitu tanggul meriam. Benteng yang terletak di sebelah timur laut pulau yang sudah tak terlalu utuh dan tembok benteng juga sudah penuh dengan akar pohon raksasa dan tanaman menjalar serta ada pula sisa-sisa bangunan rumah Dinas Gubernur Jendral VOC (Johannes Champhuis yang dibangun tahun 1685).
Setelah hampir satu jam berkeliling pulau, berikutnya naik ke mercu suar. Capek tapi senang akhirnya bisa menikmati pemandangan dari atas mercu suar yang luar biasa indah dengan laut lepas membentang sejauh mata memandang. Tapi jangan melihat ke bawah....
Foto bersama, pembagian snack roti dan minuman mengakhiri perjalanan ke pulau Edam. Pulangnya melewati lagi pulau onrust dengan bentengnya yang cantik ditimpa cahaya matahari sore.
zoom?
ReplyDeleteini minta punyanya bu yati... :)
ReplyDeleteooo :)
ReplyDeletewah, jadi pengen naek ke mercusuarnya :D
ReplyDeletepulau edam tuh jauh ga siy?
Someday I will be here..!! TFS..!
ReplyDeletehaduh nyender ke blknya ?
ReplyDeletehebaaat.... aku ga berani :(
wwaaaah... banyak juga pesertanya, naek brp kapal jadinya ?
ReplyDelete2 jam perjalanan naik kapal dr muara kamal. sekitar 30 menit dr pulau ayer.
ReplyDeletepesertanya sekitar 100an, naik 7 kapal.
ReplyDeleteTFS apa sih, marley? tp kan kamu sudah ke pulau apa namanya *lupa* yang sama mas Teguh kmrn.
ReplyDeleteyang penting jangan liat2 ke bawah, itu baru menyeramkan. serasa mau jatoh.
ReplyDelete