Tuesday, 17 July 2007

Kebun Binatang Ragunan




Hari ini rencana mengajak anak saya ke Kebun Binatang Ragunan akhirnya terlaksana juga. Jam 9 pagi saya sudah tiba di tempat parkir kebun binatang Ragunan. Walaupun belum liburan anak-anak, dan hari biasa, Bonbin tetap ramai dengan anak-anak sekolah terutama ank-anak TK. Mungkin karena sudah mendekati liburan kenaikan kelas. Tiket masuk perorang Rp. 4000 dan mobil Rp. 5000,- Pepohonan rindang dan suasana yang teduh langsung menyambut kami begitu masuk ke dalam kebun binatang. Anak saya dengan riangnya langsung berlarian di jalan utama yang lebar. Tujuan pertama adalah Pusat Primata Schmutzer yang berulang kali muncul di TV sehingga saya penasaran. Ternyata jalannya jauh sekali, dan terlambat ketika kemudian baru tahu kalau bisa naik kereta ke sana. Tiket masuk Rp. 5000,- dan anak di bawah 3 thn gratis. Semua tas dititipkan kecuali air minum anak saya. Kami bersamaan dengan rombongan playgroup anak2 expatriat yang heboh sekali dan lucu-lucu.
Pertama kami mencoba naik ke jembatan canopy, dari sana kami bisa melihat taman yang dibentuk menyerupai habitat para monyet, simpanse dan gorilla yang ada di pusat primata ini. Penuh dengan pepohonan yang rindang. Tapi ternyata sepi sekali, tidak tampak satupun penghuninya. Saya baru tahu belakangan dari teman saya, mereka semua baru keluar ketika jam makan siang tiba, yaitu jam 12, kalau sebelumnya mereka sibuk bersembunyi entah di mana. Agak mengecewakan juga sih. Karena kami tiba sekitar jam 10an. Setelah melewati jembatan canopy kami mencoba masuk ke lorong untuk melihat kawanan primata tersebut dari dalam ruangan. Lorongnya lumayan gelap dan dingin, pertamanya kami agak takut untuk masuk, sempat mau nunggu rombongan playgroup yang sama-sama datang tadi tapi tidak jadi. Akhirnya kami memberanikan diri untuk masuk saja. Setelah berjalan beberapa saat, kami tiba di tempat untuk melihat primata tersebut, di batasi dengan dinding kaca tebal kami bisa melihat langsung ke habitat mereka. Loih tapi nggak ada apa-apa..sepi..mereka benar-benar sedang bersembunyi. Kejadian yang sama terjadi di perhentian berikutnya, bertuliskan Simpanse dan keterangan mengenai habitatnya serta asal mereka, tapi lagi-lagi sepi. Pokoknya kejadian serupa terjadi lagi di beberapa perhentian berikut sampai saya bete sekali. Mana lorongnya remang-remang cederung gelap dan lembab dan lampu baru nyala kalau kita menginjak lantainya. Hanya ada satu kandang yang ada penghuninya yaitu monyet berjumlah 3 ekor yang sedang bercanda ria. Barulah rombongn playgroup expatriat itu menyusul dan kelihatannya mereka juga kecewa karena tidak bisa melihat apa2. Setelah keluar dari lorong kami baru melihat lihat kandang-kandang lain yang isinya berbagai jenis primata. Saya tidak sempat mencatat semuanya. Tetapi ada sejenis monyet yang mengeluarkan suara nyaring yang tenggorokannya bergelembung besar, mereka ramai sekali berteriak-teriak sehingga anak saya sibuk berkomentar, “brick, bricik, bricik…(berisik maksudnya). Ada kandang owa jantan, trus simpanse yang sedang sedih, abis tatapannya sedih gitu, dan siamang. Setelah puas melihat-lihat, kami meninggalkan tempat tersebut untuk mencari lokasi makan siang. Sebelumnya kami sudah membawa tikar kecil untuk digelar di taman. Untuk makan siangnya kami membeli nasi dan fried chicken seharga 6000 yang banyak dijual di sana yang rasanya…yah, standard banget deh, menyesal juga tidak bawa dari rumah. Tempat kami makan ternyata dekat dengan kandang Gajah sehingga bisa sekalian melihat. Apabila tidak membawa tikar banyk orang yang menawarkan sewa tikar seharga Rp. 5000,- Sehabis makan kami baru naik kereta yang menempuh rute keliling Kebun Binatang, tiket seharga Rp.3000,-. Kami melewati kandang jerapah, gajah (lagi, paling banyak memang gajah), beruang (harusnya ada ya, tapi tidak kelihatan), dan singa. Ada juga lokasi show ular raksasa dari kalimantan (begitu saya baca di plangnya). Dan tempat bermain anak-anak sponsor dari sebuah sabun deterjen. Lumayan juga naik kereta ini karena kalau harus mendatangi kandang satu persatu jaraknya lumayan jauh. Capek bo’. Setelah kereta sampai lagi di shelternya, kami turun dan pulang. Selama menuju pintu keluar kami mampir ke kandang burung kasuari, cendrawasih, dan burung bangau. Karena sudah capek kami tidak sempat mampir ke lokasi Baby Zoo. Mungkin seperti baby zoo di taman safari ya, yang bisa bermain dengan satwa. Dan berakhirlah kunjungan sehari ke kebun binatang. Sebenarnya tempat sudah bagus, tetapi perawatan yang kurang memadai membuat kebun binatang ini seperti tidak ada kemajuan.

5 comments:

  1. Lagi sedih, ga bisa bebas kemana2, dalam kandaaaaang terus.

    ReplyDelete
  2. ini disebelah mana ya mbak?thanks.salam kenal ya.

    ReplyDelete
  3. udah lama banget nih ga kesini...

    ReplyDelete
  4. Bu, terimakasih informasinya. Kebetulan saya minggu besok mau mengajak murid-murid dari Papua ke kebun binatang. Saya sendiri sudah 20 tahun lebih tidak ke kebun binatang.

    ReplyDelete
  5. wah...jangan lupa ke pusat wisata schmutzer ya, pak. selain itu kebun binatang ragunan sebenarnya relatif tidak banyak perubahan.

    ReplyDelete