Wednesday 13 December 2006

Cerita di Yogya

Saya ingin membagi pengalaman saya ke yogya tanggal 17 – 18 Juni kemarin.

Berangkat dari Jakarta hari Jumat malam dgn menggunakan KA Argo Lawu, perjalanan lumayan lancar dan sampai di stasiun Tugu jam 3.30 pagi.

Besok paginya, hari Sabtu, pukul 9 saya sudah dijemput oleh teman saya dan pertama kali kami mencoba  makan gudeg di Gudeg Mbarek Hajah Ahmad, Jl Kaliurang. Suasana restoran cukup ramai, selain beberapa meja terisi pengunjung, kesibukan juga terasa dari banyaknya pesanan gudeg yang dibungkus. Saya memesan paket 3 yang berisi gudeg, krecek dan ayam (Rp 6500). Sedangkan teman saya memilih paket 1 yang berisi gudeg dan telor saja. (Rp. 4500) Minumnya es t.eh manis.

Menurut lidah saya rasa gudeg cenderung manis. Khas gudeg kering lainnya. Kata teman saya sih semua gudeg kering sama, memang cenderung manis.

Sehabis  makan gudeg saya minta diantar ke Kaliurang, sedikit nekat memang tapi saya penasaran sekali dengan situasi di sana. Saya piker sudah jauh-jauh ke Yogya kenapa tida sekalian saja ke sana. Kita memilih jalur ke Kaliadem, sampai batas dilarang masuk kami lalu meutar kembali sambil melihat tempat pengungsian.

Puas dari merapi kami ingin mencoba makan di Pondok Udang Mang Engking di Godean. Sebenarnya teman saya tidak tahu tempat tersebut, tapi saya sudah pernah mencatat ancer-ancer lokasi dari JS, jadi kami berusaha mencarinya. Sebelumnya kami menjemput teman saya di daerah Godean. Untuk ancer2nya dari perempatan pasar Godean lurus saja, lalu belok kanan di perempatan berikutnya yang ada lampu merah. Setelah belok kami sempat agak tertipu dengan plang Pondok Udang I, belokan ke kanan. Karena ragu2 kami mencoba bertanya kepada seorang bapak yg ada disitu,untung bapaknya baik, dia memberitahu kami kalau Pondok Udang Mang Engking masih agak jauh sedikit. Jadi kami berputar arah dan kembali ke jalan tadi. Setelah Pondok Udang I ternyata masih ada Pondok Udang II di sebelah kanan, dan tidak jauh dari sana baru ada plang Pondok Udang Mang Engking yang lokasinya di sebelah kiri jalan. Ketika masuk tampak tempat parker penuh dengan mobil, beda dengan Pondok Udang I yang sepi. Lokasi berupa gubuk2 dari bambu di tengah danau dengan model lesehan, sejauh mata memandang tampak hamparan sawah menghijau. Cantik sekali. Kami memesan udang super ukuran sedang sebanyak 1 kg, ½ kg di baker dan ½ kg di masak saos tiram, 1 cah kangkung, 1 sayur asem, 3 nasi putih dan minumnya 3 es kelapa muda batok. Pesanan datang tidak terlalu lama. Dan ternyata udang datang dengan jumlah yg lumayan banyak! Kami tidak menghitung jumlah udangnya, tetapi kata pelayannya 1kg itu terdiri dari sekitar 24 ekor udang. Udang baker datang  dengan tampilan warna merah, dibumbu cabai terasa manis pedas yg sangat menggugah selera, dan udang saos tiramnya terasa sangat pas bumbunya. Dimakan dengan nasi putih hangat dengan suasana danau  dan pemandangan cantik membuat kami betah berlama2. Kalau tidak mengingat masih harus ke Malioboro untuk belanja oleh-oleh, kami tidak ingin beranjak dari sana. Total Kerusakan sebesar Rp. 116.000,-  Sangat-sangat memuaskan. Saya berjanji suatu saat akan datang kembali.

Malamnya setelah datang ke acara midodareni teman yg akan nikahan hari minggunya., sekitar jam 9 malam, kami bertiga kembali hunting  Bakmi Mbah Mo yang terkenal itu. Setelah ketemu Optik Mading yang jadi ancar2, kita akan bertemu perempatan yang gelap, belok kanan di perempatan menyusuri jalan tengah sawah yg gelap sampai bertemu gapura putih disebelah kanan. Pas masuk agak2 nggak enak, karena banyak tenda2 darurat korban gempa, jd mobil berjalan pelan menyusuri jalan di tengah desa sambil mencari2 tanda2 keberadaan bakmi Mbah Mo. Akhirnya sampai juga kami di sana. Sewaktu  datang suasana warung sepi, mungkin karena sudah jam 21.30. Ketika teman saya menanyakan katanya pengunjung berombongan baru saja pulang, jadi lumayanlah tidak perlu nunggu lama. Katika bakmi datang kami langsung menyantapnya…hmmm…enak sekali, dengan kuah kental berwarna kuning yang rasanya beda dengan bakmi rebus lain. Tapi saya kurang bisa mendeskripsikan bumbu2 yang dipakai, yang jelas teman saya yg orang yogya dan biasa makan bakmi rebus juga bilang kalo rasanya beda. Kayaknya harus dicoba sendiri kali ya biar biar bisa membandingkan. Yang lain lagi, minuman t.eh manis angetnya pake gula batu jadi rasa  manisnya bener2 enak, pas banget untuk teman makan bakmi. Tapi…yang jadi pertanyaan saya tidak tau yang membuat bakmi saya kemarin Mbah Mo sendiri atau asistennya. Karena menurut cerita yang saya baca kalau yang membuat asistennya kurang enak dibandingkan yang membuat Mbah Mo sendiri. Tapi yang saya rasakan kemarin sih rasa bakmi tetap enak, mungkin kalau yang bikin Mbah Mo lebih enak lagi….Total kerusakan Rp. 30.000,- jadi 1 porsi bakmi rebus dihargai Rp. 8000 dengan t.eh manis Rp. 2000

 

Alamat  Pondok Udang Bakar Mang Engking

             Jamur Rt 04/28, Sendang Rejo, Minggir, Sleman

             Telp (0274) 7489732, HP 0815-57954130

 

Bammi Mbah Mo  - Telp (0274) 7486979, HP 0815-48557743

2 comments:

  1. Mbak Ervita, bakmi Mbah mo itu dekat rumahku lho... sekitar 2km, dr manding kl ke mbah mo ke kanan lewat tengah sawah gelap, rumahku yg ke kiri dan relatif lebih ramai jalannya hehe, kapan ke jokja lagi ? eh ini christin temannya m swasti

    ReplyDelete
  2. iya niii...udah lama nggak ke yogya...jadi kangen...
    kamu emangnya tinggal di yogya? nanti kalo aku ke yogya biar bisa ketemu, nanti wisata kuliner deh....

    ReplyDelete