Monday, 26 April 2010

Trip to Phuket - Day 2




Hari ke 2 : Phuket Town - Sino Portuegese - kuil Wat Chalong - The Big Budha - Elephant Trekking - Simon Kabaret Show.

Hari kedua di Phuket. Acaranya City Tour di Phuket Town. Jarak antara guest house kami dengan Phuket Town sekitar 30 menit, melalui jalan aspal mulus yang kadang berbukit. Mirip dengan jalan trans yang menghubungkan Balikpapan – Samarinda. Kiri kanan jalan agak tandus, perbukitan hijau hanya tampak di kejauhan.

Kami memutuskan menyewa jasa supir taksi yang membawa kami dari bandara ke hotel kemarin, Mr Saichon, karena harga yang ditawarkan kami sebesar 1200 baht seharian, dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore, disetujui olehnya, ini sudah termasuk bensin. Kalau dikurs ke rupiah sekitar Rp. 360.000,- saja, cukup murah. Padahal kalau kami lihat 1 liter bensin di sana sekitar Rp. 10.000,- (sudah mencari info di tempat penyewaan mobil rata-rata 1200 hanya sekitar 4 jam, jadi dengan Mr Saichon ini lebih murah, dan kami sudah kenal sebelumnya.) Tempat mana saja yang didatangi kami yang menentukan.

Mr Saichon ini cara nyupirnya agak preman, sebenarnya kami lumayan was-was, tapi melihat beliau tampak lihai juga ya kami hanya pasrah saja. Beliau hanya mengerti sedikit Bahasa Inggris dan salah satunya adalah Oh My God dan no good, jadi kalau kami protes dengan cara menyupirnya, tinggal bilang Oh My God, Mr Saichon, it’s no good…

Tempat pertama adalah Sino Portuegese, di Jalan Thalong Road, daerah old town di Phuket tempat berdirinya bangunan-bangunan lama, seperti daerah kota tua di Jakarta. Bangunan-bangunan dengan arsitektur lama masih terlihat cantik dan kokoh. Di sini kami menemukan sebuah rumah makan kecil yang menjual makanan Malaysia, Roti cane dan teh tarik. Wah, lumayan banget buat sarapan. Sarapan yang kedua setelah tadi di hotel cuma makan roti yang dibeli di seven eleven. Pemiliknya, sang juru masak adalah lelaki keturunan thai yang beristrikan orang Malaysia. Dan ketika tahu kami dari Indonesia, wah langsung mereka heboh mengajak kami ngobrol dengan bahasa melayu. Roti cane satu porsi 20 baht dengan kari daging 40 baht serta ice the tarik 10 baht, ditambah roti cane dengan pisang dengan kucuran susu kental manis, hmm.. nikmat.

Tujuan berikutnya adalah Phuket Buttefly Garden and Insect World. Di sini kami hanya foto-foto di depan museumnya karena tempatnya terlihat terlalu biasa. Dengan tiket masuknya yang lumayan, sekitar 300 baht, kami merasa sayang kalau isinya tidak terlalu menarik. Di sini kami hanya berfoto di depan gambar Long Live King, alias Raja Thailand yang ukurannya gede banget. Padahal kami sudah disambut dengan minuman selamat datang eh ternyata nggak jadi masuk. Sebagai gantinya, adik saya melihat-lihat toko souvenirnya dan membeli beberapa kartu pos.

Setelah batal ke museum akhirnya kami diajak oleh Mr Saichon ke tempat penjualan kaos dengan harga grosir. Selain kami banyak juga wisatawan yang datang berombongan, sepertinya sudah ada kerja sama seperti biasa.

Setelah dari toko kaos itu, yang entah apa namanya dan dimana letaknya, kami menuju ke cashew nut factory, namanya yang tertera di depan bangunan adalah Sri Bhurapa Orchid. Di depan bangunan terdapat patung jambu mede berwarna merah dan di dalam bangunan terdapat toko yang menjual bermacam-macam penganan dari kacang mede. Kalau hanya kacang berbumbu macam-macam tidak aneh, tapi ini ada minuman dari kacang mede. Rasanya aneh, air rasa kacang. Di sini juga terdapat mesin yang digunakan untuk mengupas kacang mede dari kulitnya. Selain kacang mede dijual juga aneka penganan lainnya, jadi bisa dibilang toko oleh-oleh.

Selanjutnya, kami menuju ke Wat Chalong. Ini adalah kuil terbesar di Phuket yang dibangun untuk menghormati dua biksu agung Luang Pho Chaem dan Luang Pho Chuang yang terkenal atas ramuan obat herbalnya dan jiwa sosialnya yang sangat tinggi. Saat terjadi pemberontakan di tahun 1876, mereka merawat korban dari kedua belah pihak, dan turut mendamaikan kedua pihak yang berperang sampai akhirnya berdamai. Kuil ini terdiri dari beberapa bangunan yang megah.Dengan atap berwarna merah dan ornament berwarna emas. Kami tidak masuk ke semua bangunan kuil, hanya ke kuil yang paling tinggi di belakang dimana kita bisa naik sampai ke lantai paling atas dan bisa melihat pemandangan sekitar kuil. Mungkin memang tradisi, ada seorang petugas yang menyalakan petasan kira-kira setiap sekitar 15 menit sekali. BT banget, bikin kaget aja… Banyak orang selain wisatawan yang datang untuk berdoa, sehingga kuil penuh sekali.

Berikut kami lanjut lagi ke patung Big Budha dengan nama thainya: Phra Puttamingmongkol Akenakkiri Buddha. Dari Wat Chalong hanya ,membutuhkan waktu sekitar 15 menit dengan melalui jalan yang menanjak karena letaknya di atas bukit. Sewaktu kami datang patung masih dalam pembangunan dengan pengumuman baru selesai pada bulan Desember. Sebenarnya bisa mendaki sampai ke atas agar bisa melihat dari dekat, tetapi karena udara panassss sekali siang itu, kami tidak ada yang berminat. Lebih baik minum thai ice tea sambil foto-foto. Ada upacara keagamaan yang dilaksanakan di sini, mereka khusuk bermeditasi.

Sebelum menuju lokasi wisata berikut kami singgah untuk makan siang di salah satu rumah makan di tepi jalan. Sayang nama rumah makannya lupa. Yang pasti pemandangan di kejauan adalah birunya pantai Kata. Rumah makan di sini bersih sekali, begitupun dengan toiletnya. Makanan yang kami pesan adalah nasi goreng, mie goreng dan Pad Thai. Minumnya kali ini saya memesan juice nanas, no more thai ice tea, tadi kan udah. Bisa-bisa mabok thai ice tea.
Mr Saichon, supir kami, menolak ketika diajak makan siang bersama dengan dalih sudah makan ketika di kuil tadi. Dia hanya menerima traktiran minum cola, dan duduk bersama kami walau tidak bisa diajak mengobrol. Nanya dia tadi siang makan apa aja, susah banget.. hehe..
Di sini kami berkenalan dengan cowok Spanyol keren bernama Raul yang berwisata sendirian. Dia datang ke Thailand setelah berlibur ke India selama 2 minggu. Dan doi belum pernah ke Bali. Sayang sekali. Dia bercerita kalau lebih banyak tawaran tiket murah dari maskapai Negara Thailand, sehingga lebih banyak wisatawan yang memilih untuk melakukan perjalanan wisata ke Phuket. Satu lagi kebijakan Thailand mengenai pariwisata yang patut diacungi jempol.

Setelah makan siang dan puas ngobrol dengan Raul, kami melanjutkan perjalanan menuju Elephant Trekking. Dari semua lokasi wisata, sebenarnya saya kurang berminat ke sini. Bayangkan saja, there are a lot of elephants at Taman safari, dan adik saya mau naik gajah di Phuket. Yah, tapi setidaknya ini gajah Thailand. ok-lah kalau begitu, mau bagaimana lagi. Dan dilihat dari foto-foto lokasinya juga biasa saja sih, serta harganya 800 baht untuk 30 menit. Sayang sekali sebenarnya, tetapi adik saya yang keras kepala tetap nekat mencoba, jadi saya dan Fita (teman adik saya) duduk menunggu sang tuan putri berkeliling naik gajah.

Sebelum pulang menuju penginapan, kami mampir ke booth travelnya Byu lagi, untuk kepastian booking tour ke phiphi island besok.

Malamnya, kami dijemput tepat jam 6.30 untuk menonton pertujukan Simon Kabaret. Show para lady boy yang cantik-cantik dengan kostum mewah berganti-ganti sesuai dengan lagu yang dibawakan. Gaya mereka sangat lemah gemulai tidak kalah dengan wanita. Dekorasi panggung juga sangat mewah dan koreografinya juga menarik. Mereka menyanyikan lagu secara lip sinc tapi tetap menghibur dan tidak membosankan. Ada satu lagu yang ternyata sangat terkenal di sana karena beberapa kali mendengarnya diputar. Ternyata itu adalah lagu korea dengan judul Nobody But You, penyanyinya wonder girl. Sewaktu dibawakan oleh para lady boy itu gayanya centil sekali. Setelah acara selesai, kita bisa foto bersama dengan para lady boy itu, tetapi tidak gratis harus membayar 100 baht, kecuali apabila kita hendak mengambil fotonya dari jauh saja tidak apa-apa. Setelah dekat barulah kelihatan aslinya mereka, tetap aja sangar bo’.

Harga Tiket Simon Kabaret, kami pesan di SOM Guest House dengan harga 700 baht kelas VIP. Setelahnya baru cek ke travel lain ada seharga 600 baht VIP juga. Kebetulan kami barengan dengan 2 orang turis dari Jakarta, yang ternyata sama-sama menginap di SOM, dapat tiket 600 baht tapi di balkon. Jadi mesti cek harga dahulu di beberapa tempat. Lebih seru nonton dari VIP karena lebih jelas. Begitu sampai kami harus menukar voucher dahulu dengan karcis yang ada nomor tempat duduk.
Untuk Show sejenis selain Simon Kabaret ada Phuket Fantasea, harga tiketnya lebih mahal 1200 baht. Kalau tidak salah pertunjukan Phuket Fantasea ini ada atraksi gajahnya, jadi mungkin mirip dengan atraksi sirkus. Dan ada tari-tarian juga serta dekorasi yang lebih atraktif. Tapi nggak tau juga penarinya lady boy atau bukan, secara kalau di panggung kan keliatan sama aja. Di Simon Kabaret aja kita taunya itu lady boy karena memang sudah tau, kalau nggak ya nggak keliatan. Tapi dari lekuk tubuhnya keliatan kok, hampir lurus, gak ada pinggulnya… hehehe…
Oiya, info lagi : kalau diperhatikan di Phuket banyak sekali rumah sakit dan termasuk rumah sakit besar bukan model rumah sakit daerah dan bangunannya lumayan mewah. Padahal kalau diperhatikan Phuket termasuk kecil. Becandaan kami, Jangan-jangan, karena banyak dipakai untuk operasi para lady boy itu…

Malamnya, sudah tidak ada ide makan di mana, akhirnya memilih makan di Mc Donald saja. Kasirnya memakai jilbab dengan nama khas melayu, langsung saja saya Tanya, cakap malaykah? Begitu dijawab iya. Langsung deh kami semua order dengan memakai bahasa Indonesia. Hehe… ternyata si mbak itu sudah 5 tahun kerja di Phuket merantau dari Malaysia. Harga makanannya cenderung lebih murah dari Mc D di Indonesia. Tetapi kekurangannya pada sambal. Saos sambalnya encer seperti ditambah kanji dan rasanya tidak pedas sama sekali. Untuk chichen nugget ada saos barbequenya.
Pulangnya jalan kaki lagi deh… melewati Bangla Road yang selalu ramai dan meriah… senangnya liburan..


Alamat :
SOM Guest House
52/14,RAT-U-THIT RD.,PATONG,
Kathu, Phuket/83150, Phuket
Standard IDR145929.20
http://www.hostelworld.com/availability.php/Som-Guesthouse/Phuket/23561

Tempat beli paket tour :
Orathai Travel
Loma Beach Patong
Infront of Patong Smile Dental Clinic



7 comments:

  1. yg khas di Thailand...kuil, patung dan waria :-)

    ReplyDelete
  2. tapi pantainya indah juga kok, bang... kehidupan malamnya itu ...

    ReplyDelete
  3. hi mbak, kita juga mau ke phuket nih, bagi donk no telpnya si mr saichon itu boleh ga? mayan jg tuh bwt muter2 phuket
    makasih sblmnya

    ReplyDelete
  4. aduh, maaf banget, no telpnya mr saichon udah gak ada nih. Kalo mau bisa tanya2 aja di antara sopir2 taxi yang mangkal di bandara. rata2 harganya sama sih, ditawar aja.

    ReplyDelete
  5. Vit..temen loe berani juga ya foto sama Ladyboys..hehehe..btw bayar berapa kalo foto bareng ?

    ReplyDelete