Monday 24 June 2013

Trip To Hongkong (Day 2)




Rencana kami pagi ini adalah menuju The Peak untuk menyaksikan pemandangan kota Hongkong dari ketinggian di Sky Terrace, mampir ke Museum Madam Tussaud serta merasakan naik Peak Tram. Dari sana kami akan mencoba naik Ferry kembali ke Kowloon, serta menjelajahi seputaran Victoria Harbour dan menunggu atraksi lampu Simphony of The Light. Kami berdua memang tidak terlalu suka berbelanja, sehingga tidak mampir ke lokasi-lokasi belanja seperti  Ladies Market atau Temple Street Night Market.


Guest House kami menjual tiket terusan ke The Peak yang terdiri dari Tiket The Peak Tram (PP), Museum Madame Tussaud dan Sky Terrace sebesar 220 $ HK.


Dari stasiun MTR Tsim Tsa Tsui kami menuju Central Station dan dari sana keluar exit B dan setelah membaca daftar nomor bis yang tertera di halte  tersebut kami menunggu bis no 15 menuju The Peak di halte yang  terletak di sebelah kanan. Sebenarnya tiket The Peak Tram adalah untuk pulang pergi tetapi kami tidak menemukan jalan menuju Terminal The Peak Tram Terminus  atau halte bis No 15C yang menuju kesana, sehingga kami langsung menuju the Peak dengan bis No 15 tersebut. 


Untuk menuju The Peak, bis tingkat kami melalui jalan yang berliku-liku dengan pemandangan gedung-gedung kota Hongkong. Sayang sekali pagi itu cuaca masih berkabut sehingga pemandangan kota kurang jelas. Daerah The Peak sendiri merupakan daerah elite di Hongkong sehingga selain pemandangan kota, kami juga melewati daerah perumahan mewah dengan rumah-rumahnya yang besar dan megah. 


Sesampai di terminal bis the Peak, kami segera turun dan dengan mengikuti petunjuk sampailah kami di halaman The Peak Tower yang berbentuk unik. Bagian atas gedung berbentuk melengkung seperti sebuah wajan.  The Peak terletak di ketinggian 552 meter dan merupakan titik tertinggi di Hongkong, sedangkan  The Peak Tower sendiri terdiri dari 7 lantai dan dirancang oleh arsitek  Terry Farrel.

Ketika kami datang kabut tebal masih menyelimuti the Peak. Keadaan tersebut mengingatkan saya akan puncak pass yang berkabut.  Saya segera merapatkan jaket supaya sedikit hangat, beruntung jaket ini yang saya bawa, karena memang pas dipakai di cuaca seperti ini, bahannya tahan air dan mempunyai capuchon sebagai penutup kepala. 


Di halaman the peak terdapat sebuah trem berwarna hijau yang dijadikan sebagai tourist information. Ketika kami masuk ke dalam, saya sempat mengambil peta Hongkong dan bertanya beberapa hal mengenai the Peak Tram serta Museum Madam Tussaud. Ternyata The Peak Tower serta Museum baru buka pukul 10 pagi. Wah, pas sekali, ketika itu jam menunjukkan pukul 10 sehingga kami bisa langsung masuk ke museum tersebut. 
 





Museum Madam Tussaud didirikan pertama kali atas ide dari Marie Tussaud yang berasa dari Perancis. Museum ini merupakan salah satu yang berada di benua Asia. Yang lainnya terdapat di  London, Amsterdam, Las Vegas, New York, Shanghai, Hollywood, Bangkok, dan Washington DC. Tokoh-tokoh terkenal yang patung lilinnya dapat kita nikmati diantaranya adalah : Barrack Obama, Saddam Husein, anggota kerajaan Inggris (Ratu Elizabeth, Pangeran Charles, Putri Diana, Pangeran William dan Kate Middleton) dan Dalai Lama, David Beckham, Ronaldinho, Yao Ming dan Muhammad Ali, The Beatles, Michael Jackson, Madonna, Jacky Chan, Johnie Deep, Brad Pitt dan Angelina Jolie,  Mozart, Albert Einstein dan lain-lain. 
 Excited sekali bisa berfoto biarpun hanya dengan tiruan dari para artis dan tokoh terkenal, karena hampir semuanya serupa dengan aslinya.  Pengecualian untuk replika Jackie Chan dan Obama, ada petugas khusus yang mengambil foto kita.








 
Puas berfoto ria, kami memutuskan menuju ke lantai atas,  Sky Terrace 428 dengan menunjukkan tiket yang sama dengan yang digunakan untuk  The Peak Tram. Sesampainya di atas ternyata pemandangan kota Hongkong belum tampak karena kabut tebal masing menyelimuti. Sambil menunggu kami melihat-lihat disana.  Di pojok teras ada sebuah tempat berbentuk hati untuk menuliskan pesan-pesan. Disana disediakan kertas berbentuk hati dan pengunjung bisa menuliskan pesan untuk orang yang dicintai atau siapapun juga, serta menggantungnya ditempat tersebut. Dengan semangat saya juga menulis pesan dan menggantungnya disana, untuk siapanya… hmm.. rahasia ya.. hahaha…

Selain itu di dinding sekitar teras ada sejarah mengenai the peak tram dan sebuah tiang The Peak I Love You serta tahun angka tahun 2013. 


Akhirnya, doa kami terkabul juga, matahari mulai menampakkan sinarnya, kabut perlahan-lahan tersibak dan muncullah pemandangan kota Hongkong yang menakjubkan. Gedung-gedung pencakar langit bermunculan dan makin lama semakin jelas.  Tak menyia-nyiakan waktu kami langsung berfoto-foto. Karena takut kalau tiba-tiba kabut datang lagi.  Tetapi memang jangkauan pandang tidak terlalu jelas karena masih tampak samar-samar kabut yang menutup pemandangan di kejauhan. 


Puas foto-foto kami melihat-lihat keadaan mall yang terlihat masih sepi dan memutuskan untuk makan di Burger King.  Setelah kenyang, kami berjalan-jalan lagi di seputar the Peak dan menuju ke arah Peak Circle Walk yang merupakan jalur untuk para pengunjung yang ingin menghabiskan waktu dengan berjalan menyusuri daerah perbukitan The Peak yang dipenuhi rindangnya pepohonan dan dapat digunakan sebagai jalur untuk jogging serta hiking  bagi pengunjung. Di sepanjang jalan ini banyak keterangan tentang keadaan di sekitar The Peak, seperti sejarah, nama pepohonan dan lain-lain.

Di seberang The Peak Tower ada mall dua lantai yang tidak terlalu besar bernama The Peak Galleria. Di atas mall tersebut juga ada lantai yang dapat digunakan untuk melihat pemandangan sekitar.

**Di setiap obyek wisata informasi yang disediakan memang sangat lengkap sehingga tidak ada kesulitan sama sekali untuk pengunjung. Bahkan saya yang ingin mengunjung suatu Toko di jalan yang tidak saya ketahui, ketika bertanya di Tourist Information,  petugas yang berjaga langsung mencarinya pada sebuah Ipad dan menunjukkan daerahnya di peta serta transportasi menuju ke sana. 


** Harga tiket Madame Tussaud yang lebih murah juga bisa didapat jika membeli secara online di sini


Setelah puas menelusuri The Peak,  dengan memakai The Peak Tram, kami kembali ke Central. Jika perginya tram berjalan naik, untuk turun Tram berjalan mundur karena tempat duduk tetap menghadap ke depan. Tram ini lumayan penuh penumpang bahkan ada penumpang yang berdiri. Saat turun pemandangan juga tidak terlalu jelas karena rupanya kabut turun lagi. 


The Peak Tram mulai beroperasi sejak 30 May 1888, dan menjadi yang pertama di Asia dan menempuh jarak 1350 meter.  The Peak Tram dapat memuat  120 penumpang. Tram tersebut akan mendaki dengan kemiringan sekitar 45 derajat dan ditarik dengan kabel yang super tebal. 

Untuk info selengkapnya mengenai the peak tram bisa dilihat di : sini 


Perjalanan pulang naik The Peak Tram hanya memakan waktu sekitar 10 menit.  Ketika Tram sudah sampai, ternyata kondisi The Peak Tram terminus sudah ramai dengan pengunjung yang akan naik Tram tersebut untuk menuju ke The Peak. Wah beruntung juga ya kami naik bis menuju ke atas sehingga tidak usah berdesak-desakan menunggu. 




*Jika ingin menghemat waktu, bisa menuju The Peak dengan bis. Selain harus antri, The Peak Tram baru mulai beroperasi pukul 10. Memang akan sedikit rugi karena ongkos yang dibayar jika membeli paket sudah termasuk tiket Tram pp.  Hal ini bisa disiasati dengan membeli tiket lepasan saja supaya tidak dobel.  Bisa dipilh juga sih, antara naik bis saat pulang atau pergi.  Pengalaman naik bis menuju the Peak sangat menyenangkan, apalagi jika duduk di atas karena pemandangan dan sensasi merasakan jalan yang berkelok kelok dengan kanan kiri jurang membuat kita agak sport jantung. 


**Jika ingin melihat pemandangan kota Hongkong dengan lampu-lampunya pada malam hari bisa kembali lagi ke sini saat menjelang malam. 







Dari the Peak Tram Terminus kami melanjutkan perjalanan ke Ferry Harbour, karena ingin mencoba naik Ferry menuju Kowloon.  Ongkosnya lumayan murah Cuma 2,5 $ HK dan bisa bayar memakai Octopus Card.  Kapal Ferrynya  cukup besar dan sore itu penumpangnya banyak juga, pekerja kantorpun ada  yang naik Ferry. Mungkin kantornya lebih dekat dijangkau dari pelabuhan. 


Ferry yang kami tumpangi berakhir di Victoria Harbour di daerah Kowloon. Jika ingin menghabiskan waktu di mall,  di dekat harbour ini ada Mall Harbour City yang cukup besar. 


Sewaktu kami berjalan keluar pelabuhan, terlihat kerumunan orang sedang melihat bebek raksasa berwarna kuning dengan paruh oranye yang lucu. Sama seperti bebek mainan teman mandi bayi di bak. Saya kira bebek itu sengaja dibuat oleh pemerintah Hongkong sebagai daya tarik untuk turis. Ternyata, belakangan setelah pulang ke Indonesia saya baru mengetahui kalau bebek itu sengaja diciptakan oleh orang Belanda Florentijn Hofman sebagai simbol kebahagiaan, karena orang yang melihat bebek tersebut pasti teringat akan masa kecilnya. Di sekitar pelabuhan memang banyak yang menjual bebek karet yang kecil-kecil persis seperti yang ada di Jakarta. Hehe.. Berita tentang bebek karet tersebut dapat dibaca di sini.




Kami menghabiskan sore sampai malam hari di seputaran Victoria Harbour saja. Dari Victoria Harbour sampai Avenue of the Star terbentang pemandangan laut dengan latar gedung-gedung tinggi di Hongkong. Cantiiik sekali, apalagi sewaktu sore menjelang malam ketika lampu-lampu mulai menyala. 


Untuk menghabiskan waktu kami berjalan-jalan menyusuri jalan di seputaran Victoria harbour yaitu Salisbury Road  dan mampir ke beberapa museum yang ada di sana.    Ada Hongkong  Museum of Art  dan  Hongkong Space Museum.  Di seberang jalan, tepatnya di 2A Canton Road, kami menikmati Heritage 1881 atau Hongkong Heritage Discovery Centre, merupakan bangunan bersejarah yang berdiri sejak jaman Victoria tahun 1881. Bangunan bergaya arsitektur kolonial Victoria dan neo klasik ini sekarang menjadi bangunan butik kelas atas, restoran dan hotel. Walaupun begitu masih ada peninggalan bersejarah yang bisa dilihat. Misalnya saja, bangunan utama bekas Markas Besar Polisi Marina.  Pada dinding halaman terdapat lubang-lubang yang ternyata pada jaman dahulu digunakan sebagai tempat memelihara merpati, yang dipakai untuk membawa pesan ke kapal-kapal di pelabuhan sebelum ada radio komunikasi. Selain meriam-meriam peninggalan sejarah yang masih terawat, di bagian kiri depan halaman ada sebuah bangunan Menara Bola Waktu. Dari tahun 1885 hingga 1907, menara ini memberikan layanan penting bagi kapal-kapal di pelabuhan Victoria. Bola yang ditempatkan di tiang di atas menara dinaikkan secara manual setiap pagi berisi data dari Observatorium Hong Kong dan diturunkan setiap pukul 1 siang harinya.  Bola tersebut dijadikan patokan oleh kapal-kapal untuk mensetting ulang kronometer mereka. 

Di dekat Victoria Harbour juga ada The Clock Tower yang merupakan salah satu bangunan yang cukup bersejarah. Serupa dengan jam gadang yang merupakan icon kota Bukittinggi. 



Setelah menunggu di tengah udara malam dengan tiupan angin yang dingin, akhirnya tepat pukul 8 malam mulailah acara Simphony of the Light yang merupakan permainan lampu beserta sinar laser dari gedung-gedung pencakar langit kota Hongkong. Musik yang ceria menjadi latar belakang acara tersebut. Sekitar 15 menit mata kami dimanjakan dengan permainan lampu-lampu kota Hongkong dan setelah acara selesai kami memutuskan untuk langsung pulang ke penginapan.







  • Sekitar 30 menit sebelum pukul 8 malam, pengumuman show akan berlangsung atau tidak sudah diperdengarkan melalui pengeras suara. Karena jika cuaca tidak memungkinkan pertunjukkan akan dibatalkan.
  • Sebelum pulang kami sempatkan mampir ke Golden Crown Guest House yang berada di Gedung Golden Crown Court lantai 5 untuk membeli tiket Cable Car Ngong Ping. Beli di sini harganya lebih murah menjadi 105 $ HK pp.  Menurut kami Guest House ini lebih bagus daripada di Cosmic, tetapi memang wajar karena harganya juga lebih mahal. Menurut penilaian di Trip Advisor meraih rangking 3 dari seluruh guest house di Hongkong. Sedangkan Cosmic hanya rangking 30 saja.

Beres urusan tiket, kami mampir makan malam di Mc D. Ada menu nasi dengan ayam lada hitam yang paling sesuai dengan selera karena siang tadi  hanya makan burger. Teman saya berperut melayu tidak kenyang kalau tidak makan nasi. Kalau saya sendiri sih cukup fleksibel tergantung keadaan saja. 


*Cuaca di Hongkong pada bulan Mei masih cukup dingin dengan angin yang cukup kencang. Masyarakat Hongkong sangat bergantung pada ramalan cuaca, karena ancaman taifun bisa datang sewaktu-waktu atau kabut dan hujan yang kadang masih turun.  Terutama pada musim dingin dan menjelang musim kemarau seperti saat kami datang.  Idealnya bepergian ke Hongkong pada musim panas sekitar bulan Juli-Agustus.Tetapi jika musim panas, taifun pun kadang masih mengancam sewaktu-waktu.

1 comment:

  1. Kak, nanya dong, kalau mau naik ferry itu, dari the peak ke ferry harbournya naik apa? tx -ryan-

    ReplyDelete