Pinrang adalah kota kabupaten di Sulawesi Selatan, jarak Makassar – Pinrang sekitar 180 km dengan waktu tempuh melalui darat dengan menggunakan mobil pribadi sekitar 3,5 jam. Setelah meninggalkan Makassar sepanjang jalan mata dihibur oleh pemandangan sawah yang menghijau dan pegunungan di kejauhan yang cantik berseling dengan pemandangan pantai di sebelah kanan jalan ketika kita memasuki Kota Pare-Pare, tempat kelahiran mantan wakil Presiden BJ Habibie. Kota Pare-pare sangat bangga sebagai tempat kelahiran tokoh nasional ini sehingga tampak tulisan yang sangat besar ketika kami memasuki kota Pare-Pare, Selamat Datang di Kota Kelahiran Bapak BJ Habibie.
Sebelum memasuki kota Pare-Pare, di daerah Pangkep, banyak terdapat penjual kue khas Makassar yang bernama Dange. Tampilannya mirip kue pancong, setengah lingkaran dengan warna hitam yang eksotis. Cie.. warna hitam berasal dari ketan hitam yang menjadi bahan baku utama kue dange ini, yang dicampur dengan parutan kelapa dan gula merah dan setelah dimasukka dalam cetakan lalu dibakar. Hmmm..rasanya kenyal dan manis. Mantab, buat camilan selama perjalanan.
Memasuki kota Pinrang, suasana tidak terlalu ramai karena masih banyak toko yang tutup, maklum kami ke sana satu hari setelah Lebaran. Setelah dijamu makan siang di rumah salah satu saudara dengan menu bandeng bakar dan sop ayam, kami melanjutkan perjalanan ke tempat kami akan menginap malam itu, sebuah rumah di salah satu desa di pinggir kota Pinrang yang terletak di sebelah sungai Saddang. Sungai Sadang berhulu di Enrekang dan mengalir melewati Pinrang, merupakan salah satu sungai besar di Sulsel. Arusnya sangat deras, terlebih saat itu hujan baru saja turun. Dan ketika kami mampir ke bendungan Benteng di dekat desa tersebut, arus airnya benar-benar dashyat, derasss sekali. Konon, bendungan tersebut sudah ada sejak jaman Belanda sehingga bangunannya masih tetap kokoh sampai sekarang. Selain itu, karena arus airnya yang deras, bendungan tersebut sudah banyak memakan korban, terutama anak kecil yang lepas dari pengawasan orang tuanya, sehingga jatuh ke dalam sungai.
Esok paginya, acara dilanjutkan dengan makan di tengah sawah dengan lauk ikan hasil tangkapan dari kolam sendiri, sayur daun kelor dan tumis kangkung Minumnya kelapa muda segar petik pohon. Air kelapanya manis, dagingnya empuk, lebih manis dari kelapa yang dihasilkan dari pohon kelapa di pantai. Semuanya terasa berkali lipat lebih lezat dengan makanan yang segar langsung dari alam.
Karena habis hujan jalanan menjadi agak becek, sehingga berjalan di pematang sawah harus lebih hati-hati supaya tidak terpeleset. Beruntung pagi itu sangat cerah, pemandangan dari tengah sawah sangat menyejukkan mata, sejauh mata memandang hijau menyapa.
Setelah puas makan dan makan lagi, kami kembali ke rumah, mandi dan packing untuk kembali ke kota Makassar. Dalam perjalanan pulang, kami mampir ke Kupa Beach, yang terletak di Kabupaten Barru. Di sini ada resto dengan pantai yang sayanganya pantainya kotor dengan sampah dan dedaunan. Sehingga kami tidak nyaman untuk berlama-lama main di sana. Tetapi pemandangan sunset yang cantik bisa dinikmati dari resto sambil makan camilan seperti panekuk, pisang goreng keju dan roti bakar dengan aneka minuman, yang rasanya cukup lumayan. Selain resto ternyata tersedia juga penginapan di sana. Karena jalan tersebut merupakan jalan trans sulawesi yang menuju ke kabupaten Enrekang dan Toraja, mungkin tempat ini biasa disinggahi oleh orang-orang yang melakukan perjalanan ke sana.
Ternyata masih ada dua kali pemberhentian lagi di perjalanan menuju Makassar. Ketika sore menjelang malam penjual makanan mulai bermunculan, menggantikan dange yang berjualan saat siang hari. Kali ini ada dua makanan lain yang wajib dibeli.
Yang pertama adalah penjual gogos, semacam lemper bakar tanpa isi yang dimakan dengan telur asin dan jagung rebus khas makassar, Jagung Pulut, yang bulir-bulirnya berwarna putih susu. Rasanya legit dan gurih, dicocol dahulu pada campuran garam dan cabai. Hmm..nyam-nyam.. lupa kalo barusan abis makan gogos, tetep maunya makan dan makan lagi. hehe.. Sampai rumah tinggal istirahat dan tidur dengan perut kenyang.
suasananya bagus banget...
ReplyDeletewow... bagus banget
ReplyDeleteterimakasih, pak.. padahal pantainya biasa saja lho..
ReplyDeletekelihatannya enak hehehe
ReplyDelete