Asyik..asyik…akhirnya jadi juga ke Bali… senangnya..
Beberapa hari sebelumnya udah browsing cari-cari informasi. Maklum lah, dana terbatas, gara-gara bulan sebelumnya udah abis-abisan, dipake jalan-jalan ke Phuket.
Untuk hotel , karena kebetulan jalan sendiri (yang nemenin mendadak nggak bisa ikut ) udah booking online di Tune Hotel, Kuta. Murah meriah dengan fasilitas setara hotel berbintang. 2 malam Cuma Rp. 236 ribu rupiah.
Sewa mobil, udah ok dengan bantuan teman yang tinggal di Bali, dapet harga yang lumayan murah, mobil Katana dengan sopir. Dan ternyata setelah confirm dengan pemilik sewa mobil, sekalian di booking-in untuk rafting di Sungai Telaga Waja. Siiplah..
Sehari sebelum berangkat, telpon teman yang tinggal di Bali, ternyata dia bersedia menemani, no problemo berangkat sendiri. Selama masih di Indonesia.
Hari I
Pesawat Air Asia tiba dengan selamat di Bandara Ngurah Rai jam 5 sore, nawar taxi untuk ke hotel di daerah Kuta, langsung check in di Tune Hotel. Proses check in lumayan cepat, setelah memberikan print-an booking hotel, mengisi data-data lalu diberikan kartu untuk kunci kamar, dengan jaminan Rp. 15 ribu.
Walaupun termasuk low budget hotel, fasilitasnya lumayan lengkap, ada lift dan mini market di lobby hotel. Karena di kamar memang tidak disediakan fasilitas air minum. Hotelnya mirip dengan kost-kostan, dengan deretan kamar dan gang di depannya yang berhadapan dengan taman kecil Kamarnya kecil, tapi tempat tidur ukuran single-nya memakai kasur king koil, jadi cukup nyaman. Kipas angin terpasang di langit-langit kamar, apabila ingin memakai ac tarifnya Rp. 50 ribu selama 12 jam. Jadi cukup hemat. Kamar mandi memakai shower dengan air yang cukup deras, air dingin dan panas lengkap tersedia, pokoknya ok banget. Tetapi tidak ada handuk dan toiletries. Tidak ada TV dan Kulkas. Ada meja kecil yang bisa dilipat dan ada gantungan baju lengkap dengan beberapa hanger untuk menggantung baju.
Setelah meletakkan tas, tujuan berikut adalah : pantai Kuta, hanya berjalan selama 5 menit, sampailah di pantai yang sore itu rameee bangettt…karena ada rombongan bis-bis wisata. Maklum udah masuk libur sekolah.
Malamnya bersama teman makan malam di warung Mina, Denpasar, dengan menu of the day adalah gurami betutu. Cukup unik, yang biasanya menggunakan ayam kali ini adalah ikan. Tapi cukup enak kok, tidak mengecewakan.
Sampai di hotel langsung tidur, persiapan bangun pagi buat besok.
Hari 2
Pagi jam 8 udah duduk manis di lobby hotel, nunggu jemputan dari Pak Komang, driver mobil sewaan saya hari itu. Made, teman perjalananan saya datang bersamaan dengan Pak Komang, jadi bisa langsung berangkat. Halaman hotel yang kecil membuat tidak banyak mobil yang bisa parkir. Ternyata, tadi pak supir sempat salah jemput ke Tune Hotel yang satu lagi, di Legian. Ya jelas aja nggak ketemu. Menu sarapan pagi itu, yang dibawa oleh teman saya adalah nasi ayam betutu yang enak banget, sayang saya udah lupa dia beli di mana.
Mobil diarahkan ke daerah Karangasem, tempat sungai Telaga Waja berada. Yup, hari ini saya mau rafting! Finally, my dream come true, rafting di sungai Telaga Waja. Di Bali, terdapat dua sungai yang biasa dipakai untuk rafting, Sungai Ayung di daerah Badung dan Sungai Telaga Waja. Tetapi setelah bertanya ke teman, ternyata lebih menantang sungai Telaga Waja, selain itu airnya lebih jernih.
Tiba di lokasi, begitu pintu mobil dibuka, saya disapa dengan sapaan dalam bahasa Inggris dan ketika yang turun adalah saya mereka jadi bingung.. hehe…terlihat dari muka mereka yang tampak terpesona.
Maklum, semua peserta rafting hari itu adalah turis asing kecuali saya. Dan menurut informasi dari pengurus rafting, kebanyakan memang turis asing yang berminat rafting, turis lokal sedikit sekali.
Saya satu perahu dengan sepasang turis asal Korea, sehingga perintah dari skipper untuk mendayung maju atau mundur menggunakan bahasa Korea dan saya harus menyesuaikan dengan bahasa tersebut. Hehe… Sebenernya saya lagi rafting di Bali atau bukan ya?
Setelah menuruni tangga yang lumayan jauh akhirnya sampai juga di tepi sungai. Waah…air sungainya jerniiihhh dan dingin. Jeram-jeramnya panjang, membuat kita harus terus waspada untuk mendayung. Tidak ada jeram yang cukup ekstreme, tetapi kontur sungai yang berbatu-batu dan naik turun membuat jeram-jeramnya menjadi panjang dan cukup mengasyikkan, ditambah pemandangan pepohonan hijau di sepanjang sungai serta beberapa air terjun yang cukup deras membuat perjalanan selama 2,5 jam tidak terasa. Apalagi perhentian untuk kami beristirahat adalah di sebuah air terjun yang lumayan indah…asyiik banget..
Sebagai kejutan, untuk penutup rafting ternyata bukan hanya jeram yang ekstreme berupa pusaran air atau sebangsanya. Skipper tidak menjelaskan, kami diminta duduk di didasar perahu sambil berpegangan kencang pada tali yang tersedia dan ternyata….perahu terbang menuruni air terjun, ketika perahu melayang di udara dan mendarat lagi di sungai dengan mulus, jantung serasa berhenti berdetak tetapi.. itulah saat yang paling mengasyikkan dari rafting. Pokoknya, seru banget.
Setelah mandi dan makan siang dengan menu prasmanan yang telah disediakan, perjalanan kembali dilanjutkan menuju Tanjung Benoa.
Sekitar 2 jam barulah kami sampai di Tanjung Benoa, memang agak jauh letaknya karena harus memutar, melewati Denpasar dan Sanur. Begitu sampai di lokasi, disambut oleh para operator yang menawarkan aktivitas air di sini. Ada banana boat, parasailing, flying fish dan jet ski.
Saya langsung menawar harga untuk parasailing dan tanpa diberi kesempatan untuk berpikir lagi (awalnya agak ragu karena takut) saya langsung dipakaikan perlengkapan untuk parasailing tersebut. Sambil diberi instruksi, bahwa saya harus sedikit berlari sewaktu boat berjalan dan ketika hendak turun akan diberi tanda dengan bendera merah atau biru, dimana bendera biru berarti tangan kanan yang menarik tali dan sebaliknya.
Ternyata, hanya sekejap saja saya berlari dan dalam hitungan detik saya sudah ada di udara, ditarik oleh parasut yang mengembang. Senangnya bisa terbang seperti burung… pemandangan laut biru sejauh mata memandang dengan kapal-kapal di bawah yang semakin kecil bentuknya. Tapi ternyata satu putaran itu hanya sebentar sekali, tidak lama saya mendengar aba-aba dari toa bahwa saya harus menarik tali sebelah kanan, karena kalau tidak ditarik nanti parasut tidak akan turun. Ah, leganya bisa mendarat dengan selamat.
Hari 3
Hari terakhir. Pagi-pagi jalan ke Pantai Kuta, monumen Bom Bali, balik lagi ke pantai Kuta dan sewaktu sedang jalan-jalan di pantai, mendengar pengumuman bahwa akan dilakukan pelepasan penyu di pantai Kuta.
Wah, kebetulan nih, ada tontonan menarik. Karena pesawat jam 1 siang, saya memutuskan untuk balik dulu ke hotel untuk check-out (batas check out maksimal jam 10.30) dan langsung menuju pantai Kuta lagi untuk melihat pelepasan penyu-penyu yang semuanya berjumlah 70 ekor. Yang dilepas ini bukan tukik alias bayi penyu, tetapi penyu yang besar-besar. Belakangan saya baru tau kalau penyu-penyu itu adalah hasil sitaan dari kawanan penyelundup. Penyu-penyu tersebut didatangkan dari kawasan pantai Sulawesi dan akan dijual di Denpasar. Polisi menemukannya di sebuah gudang. Kasian sekali, penyu-penyu tersebut tampak menderita, dengan kaki depan yang terikat tali dan nampak kekeringan. Jadi sewaktu mereka di turunkan dari kendaraan langsung disiram menggunakan air. Dan ternyata, Karena penyu-penyu ini adalah hasil sitaan dari penyelundup, maka untuk acara pelepasan ke lautpun harus menunggu Kapolda Bali yang masih agak lama baru datang. kasian penyu-penyu itu harus kepanasan menunggu upacara seremonial, padahal laut hanya berjarak beberapa meter. *sigh*
Tetapi, akhirnya, pelepasan penyu berlangsung mulus, semua penyu berhasil dilepas ke laut lepas, bebas kembali ke habitatnya. Beruntung penyelundupan berhasil digagalkan, kalau tidak kasihan sekali nasib mereka harus berakhir di perut manusia.
Dari pantai Kuta, saya langsung naik taxi ke Bandara dan pesawat lepas landas dengan mulus walau telat 10 menit. Oh iya, dalam perjalanan ke bandara sempat mampir ke Nasi Pedas Bu Andika yang letaknya tepat di depan Joger, lumayan buat makan siang :)
hotelnya bersih mbak? yang paling penting tuh kasur ngga bau dan kamar mandi bersih... yang lain masih bisa merem dikitlah... =P
ReplyDeletehotelnya ok banget kok, kan satu group sama air asia. webnya www.tunehotels.com
ReplyDeleteingin juga merasakan sensasi terbang spt ini..kelihatannya asik juga :-)
ReplyDeleteasyik banget ...harus dicoba!!
ReplyDelete