Tuesday 15 December 2009

Sang Pemimpi

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Drama
Walaupun aktor favorit saya tidak ikutan main lagi di sekuel film dari Laskar Pelangi ini tidak menyurutkan niat untuk menontonnya pada hari pertama film edar di bioskop. Sang Pemimpi tayang serentak di bioskop pada tanggal 17 Desember 2009 dan seperti setahun lalu akhirnya bisa juga nonton pada hari pertama. Ikutan nonton bersama teman-teman dari Indonesia Bertindak, yang sudah membooking tiket satu studio sebanyak 128 tempat duduk, supaya bisa menonton bersama-sama, jadi nggak perlu repot mengantri. Beruntung sekali, sewaktu pengumuman nonton bareng ini ada di Face Book bisa cepet sms dan transfer, padahal saat itu sedang di luar kota. Memang kalau sudah rejeki nggak kemana. Bioskopnya juga sama dengan saat nonton bareng Laskar Pelangi dulu, di Blitz Megapleks Pasific Place.
Selain pemain lama yang melanjutkan peran sebelumnya, yaitu Mathias Muchus dan Rieke Diah Pitaloka, ada juga beberapa pemain baru, diantaranya yang mungkin ditunggu-tunggu para fansnya adalah Nugie dan Ariel Peter Pan. Kalo saya sih, favoritnya masih sama, tidak bisa pindah ke lain hati... hehe...

Film Sang Pemimpi merupakan lanjutan dari Film Laskar Pelangi yang keduanya merupakan adaptasi dari novel karangan Andrea Hirata. Tahun ini, film tersebut menjadi film pembuka Jiffest-Jakarta International Film Festival, merupakan kehormatan yang sangat besar karena pada Jiffest sebelumnya untuk film pembuka tidak pernah diberikan kepada film Indonesia.

Duo Riri Riza dan Mira Lesmana terlihat belajar banyak dari film yang terdahulu sehingga tidak tampak adanya tambahan tokoh yang tidak terlalu penting dan berusaha menterjemahkan cerita ke dalam bahasa gambar semirip mungkin dengan aslinya. Sehingga saya yang notabene sudah lama membaca novel tersebut, dengan mengikuti adegan per adegan dapat kembali mengingat cerita di dalam novelnya. Tampaknya duo tersebut tidak ingin mengecewakan pembaca setia novel Andrea Hirata.

Diawali dengan narasi yang diberikan Ikal dewasa (diperankan oleh Lukman Sardi), cerita mengalir dengan lancar dengan perpindahan antar adegan yang cukup baik.
Setelah ditinggal Lintang sebagai teman baik Ikal, di sini Ikal ditemani oleh Arai, saudaranya yang sudah yatim piatu dan Jimbron, anak yatim piatu yang hanya hidup dengan pamannya. Mereka bertiga melalui banyak kisah senang dan sedih sebagai murid SMP dan SMA di Manggar, Belitung. Mereka tidak putus asa dan pantang menyerah bekerja di luar jam sekolah untuk mengumpulkan uang demi mewujudkan mimpi-mimpi mereka. Kehidupan yang keras dan kondisi perekonomian yang pas-pasan, tidak menyurutkan niat mereka untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dengan mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi. Di sini akting Arai waktu remaja sangat menonjol, sebagai motivator dan pemberi semangat apabila ke dua sahabatnya mulai putus asa.
Pemandangan pantai Belitung yang indah dengan batu-batu kokohnya, masih tampak di film ini, walaupun sudah tidak terlalu sering muncul.
Peran guru bahasa dan sastra, Balian yang diperankan oleh Nugie, yang memberikan motivasi kepada Ikal dan Arai untuk menuntut ilmu sampai ke Sorborne, Perancis, cukup meyakinkan. Demikian juga dengan peran kepala sekolah, galak tapi tegas, Pak Mustar, yang diperankan oleh Landung Simatupang.
Lebih banyak adegan yang menghibur dibandingkan film sebelumnya, terutama adegan bang Zaitun yang menyanyikan lagu Melayu dengan iringan orkesnya dan ketika mengajarkan Arai menyanyi dan bermain gitar untuk memikat gadis pujaannya, Zakiah.
Nazriel Irham alias Ariel yang muncul di akhir film, tampaknya memang sudah ditunggu-tunggu oleh penonton, terbukti ketika wajahnya tampak di layar, terdengar seruan-seruan heboh. Ariel memerankan Arai ketika dewasa yang ketika lulus dari UI sempat meninggalkan Ikal ke Kalimantan untuk bekerja di sana dan akhirnya berdua dengan Ikal berhasil meraih mimpi-mimpi mereka sejak dari Belitung, mendapatka beasiswa ke Eropa.
Apakah novel selanjutnya, Edensor, akan difilmkan juga? Kita lihat saja nanti..


8 comments:

  1. btw actor favemu siapa, say?..he..he...menurutmu pemeran ikal itucocok ngga dengan Lukman Sardi, aku membayangkan adegan heboh kuda yg diobsesikan jimbron ada ngga? Mudah-mudahan Edensor difilmkan juga aku suka banget sama Edensor bayanganku tentang negeri Eropa yang indah beserta shock culture pemuda2 Indonesia yg sekolah disana.

    ReplyDelete
  2. Adegan kuda kesayangannya Jimbron digambarkan dengan tepat, mbak...pokoknya filmnya ok banget. Benar-benar mewakili pembaca setia novel Andrea. Tidak mengecewakan. O iya, pemeran Ikal dewasa cocok dengan Lukman Sardi, sedangkan pemeran Ikal remaja agak kurang, tapi pemeran Arai remaja pas banget.

    ReplyDelete
  3. wah, jadi pengen2 cepet2 nonton nih, tapi aku ngga punya waktu ngantri....he...he...trus nunggu 21 udah sepi aja deh...waktunya musti milih2 maklum ibu-ibu...he...he...buntut2nya nunggu DVDnya nongol deh...he...he...

    ReplyDelete
  4. Kalau sudah baca novelnya justru aku gak tertarik nonton filmnya. Kalau mau nonton skrg kayaknya msh harus antri ya. Tunggu dulu beberapa hari, baru nonton bareng anak2 :-)

    ReplyDelete
  5. Asyiiiikkkk, akhirnya bang Jef mau nonton ! Ditunggu komentnya yaaaa.... :)

    ReplyDelete
  6. emang ngantri ya, mbak? nonton hari biasa aja yang siang2...kelamaan ah kalo nunggu DVDnya, hehe...

    ReplyDelete
  7. Nonton dooong.....mumpung long weekend... :)

    ReplyDelete