Thursday, 23 August 2007

Ngopi Bareng




Jam 4 kurang saya sudah sampai di apartemen Sudirman Park lantai 32, rumah Adi, tempat acara ngopi bareng dengan milis Jalansutra. Karena tempat yang tidak memungkinkan menampung banyak orang, acara dibagi menjadi 2 sesi jam 10 pagi dan 4 sore, masing-masing 6 orang. Saya kebagian sesi ke dua yang jam 4 sore. Acara baru dimulai jam 4.30 setelah semua peserta berkumpul yang ternyata perempuan semua. Lalu handout dibagikan dan Adi langsung menggiring kami ke meja tempat diletakkan contoh biji-biji kopi arabika, robusta dan kopi lanang. Bagaimana membedakan biji kopi arabika dan robusta (dari garis yang membelah biji kopi tersebut) dan asal muasal kopi lanang yang ternyata merupakan biji kopi yang gagal. Sebelum mulai acara icip-icip kopi dimulai, kami belajar dulu cara menyeruput kopi memakai sendok. Di meja sudah ada 6 gelas berisi bermacam-macam minuman, air biasa, air dengan irisan buah strawberi, air dengan irisan jeruk lemon, caramel, dan 2 lagi saya lupa. Ini untuk melatih indra perasa kita sebelum icip-icip kopi dimulai. Untuk melatih indra penciuman, kita menghirup aroma kayu manis, kapulaga, merica yang telah disediakan. Cara menyeruput dari sendokpun juga ada caranya, yaitu dengan cepat dan bersuara supaya ada udara agar kopi tidak terlalu panas, karena kalau ditiup nanti aromanya menjadi berkurang. Yang pertama di icip adalah kopi robusta dan Arabica dari Aroma, bandung, Arabica dari Sumatra dan kopi Amungme Gold dari Papua. Cara menyeduh kopi juga ada caranya, setelah air panas dituang ke kopi, didiamkan selama 4 menit, lalu gumpalan kopi disibak dengan sendok sambil dihirup aromanya dan barulah kopi diseruput. Untuk kopi robusta memang lebih ringan dari Arabica yang lebih keras aroma rempah-rempahnya. Begitu juga kopi dari Sumatra yang dominan rempah-rempah, kapulaganya sangat terasa. Yang paling enak dari semuanya, menurut kami adalah kopi Amungme Gold, bahkan dibandingkan kopi termahal ke dua di dunia, yaitu Kona dari Hawaii yang kita icip-icip juga. O iya, selain kopi-kopi enak tersebut kami juga mencicipi kopi yang tidak enak, yang berasal dari biji kopi yang salah treatment, kalo tidak salah biji kopi tersebut digoreng. Rasanya benar-benar tidak enak, pahit dan getir bahkan setelah dicoba ditambah susu kental manis rasanya tetap tidak enak. Sebagian dari kami malah tidak menelannya dan langsung dibuang di wastafel. Memang untuk acara icip-icip kopi ini buat yang tidak kuat atau tidak biasa minum kopi diperbolehkan untuk tidak menelannya. Setelah acara icip-icip selesai, dari kopi yang tersedia, sesusai janji, Adi membuatkan cappuccino. Saya kebagian 1 cangkir capucino yang setelah ditambah gula rasanya jadi enakkk bangett. Kapan lagi bisa ngerasain cappuccino buatan Adi. Apalagi saya minum sambil liat pemandangan senja dan lampu-lampu dari lantai 32. Udah paling top deh..hehe..Hampir kelupaan, kami juga mencicipi kopi rasa kelapa yang merupakan oleh-oleh dari Harnaz yang baru pulang dari Hainan, China. Kopi ini kopi instant, rasanya lumayan enak, ada gurihnya. Sayang, tidak ada sesi icip-icip kopi Luwak, kata Adi, mahal costnya..Senang dan puas rasanya, acaranya seru, ngobrol-ngobrolnya asyik, sambil ngobrol icip-icp kentang panggang saus mayonnaise bumbu rendang, tukar menukar info tempat makan enak (pastinya, jalansutra gitu loh). Dan terakhir sebelum pulang, sekitar jam 7 malam, kami diberi kenang-kenangan 1 bungkus kopi Arabica Aroma. Terimakasih banyak untuk Adi dan juga Mia yang telah bersedia meluangkan waktunya sharing pengetahuan soal kopi.




2 comments: