Setelah sekian lama cuti akhirnya saya
kembali lagi menulis. Hmm.. sebenarnya ada beberapa bagian cerita, tentang
persiapan latihan untuk lari Full Marathon saya yang ke 3 dan tentang lombanya dan
pengalaman trip ke Yogyanya sendiri.
Persiapan Full Marathon ke 3
Sejak tahun lalu saya sudah merencanakan
bahwa di tahun 2018 saya akan ikut lari FM di Jogja. Jadi saya selalu mengikuti perkembangan
mengenai lomba ini mengingat slot lomba tahun lalu laris bak kacang goreng. Sejak awal tahun 2018 saya sudah latihan
dengan memakai aplikasi Myasics.com. Dengan memakai aplikasi ini kita tinggal
memasukkan data-data seperti berapa kali seminggu akan berlatih, target yang
akan dicapai dan lain-lain dan dengan sekali klik akan muncul jadwal latihan
yang telah disusun oleh MyAsics ini.
Jadwal latihan sudah dapat, saatnya berburu
slot FM di Jogmar. Info awal yang saya dapat adalah penjualan early bird untuk
komunitas dengan diskon 50% menjadi Rp. 275 ribu. Tetapi saya tidak mendapat slot
karena memang tidak terlalu aktif di komunitas. Beruntung, ada teman saya yang mendapat slot
dan untuk 1 orang mendapat jatah membeli slot untuk 2 orang. Masalahnya, pada hari H saya ikut race di
daerah Monas, jadi tidak bisa ikutan antri. Untunglah teman saya yang baik hati itu bersedia antri sendirian. Setelah race selesai barulah saya datang ke lokasi penjualan dan
Alhamdulilah, teman saya berhasil mendapat 2 tiket. Asyik.
Setelah slot di tangan, berikutnya yang harus diurus adalah
transportasi menuju Yogya. Saya berhasil membeli tiket Lion Air dengan harga
murah, berangkat Kamis malam dan kembali ke Jakarta pada Rabu pagi dengan naik
kereta api. Lama juga ya saya pergi dan ini adalah hal yang saya sesali
kemudian…
Nah, semua sudah beres dan tinggal
menjalani latihan hari demi hari. Tidak boleh ada rasa malas karena di FM kali
ini saya mempunyai rencana untuk memperbaiki catatan waktu saya. Sengaja pakai
aplikasi supaya tidak terlalu terikat dengan jadwal dari coach. Biasalaaah saya
kan malas dan manja, hahahaha…
Sesuai aplikasi saya hanya berlari 3 kali
seminggu dengan total km per minggu sekitar 35-40 km.Menurut coach Andri
mileage seminggu harus min 50km, jadi menurut mas Andri latihan FM kali
sebenarnya kurang maksimal. Tapi gimana dong…
jalanin aja deh..
Sesi latihan saya jalani dengan
rajin,walaupun kadang-kadang malas, tapi demi finish FM dengan PB (Persoanl
Best) saya menjalani hari-hari latihan dengan semangat. Berusaha memberi motivasi kepada diri sendiri
bahwa dengan latihan yang rutin pasti bisa mendapatkan hasil yang baik. Apalagi
teman-teman yang lain semuanya sudah mempunyai hasil yang baik ketika berlari
FM. Sehingga saya yang telah dua tahun absen menjadi terpacu juga untuk mempunyai
hasil yang sama. Apalagi race FM di
Yogya ini sudah saya jadwalkan sejak 1 tahun lalu. Dan masuk dalam bucket list
tahun 2018.
Saya memilih jadwal latihan semingga 3x di
aplikasi MyAsics dengan prediksi finish 6.30 sehingga target pace yang ditetapkan
selama latihan berkisar 8-8.30 bahkan untuk easy jog bisa pace 9. Tetapi karena
selama latihan saya selalu memasukkan hasil yang lebih cepat, aplikasi MyAsics
lalu meng adjust saya dan memberikan target baru dengan Finish 5.30. Duh, bisa
nggak ya…
Jika tidak berlatih di GBK saya berlari
keliling Mega Kuningan atau di treadmill. Untuk long run hari minggu sudah
pasti di CFD dengan rut eke arah kota, atau bahkan ada satu hari minggu baru
tau kalo ke arah Harmoni ada CFD juga. Jalan di perempatan jl Sukarjo
Wirjopranoto ke arah RS Tarakan. Tidak terlalu jauh sih CFDnya tapi lumayan
juga biar nggak bosen.
Selama mengikuti jadwal yang telah
ditentukan oleh aplikasi saya berusaha disiplin kecuali 1 hari dimana saya
harus long run terakhir sejauh 30K. Hari itu saya ikut race Run for Water yang
diselenggarakan oleh Palyja sejauh 5K. Pengennya sih abis itu lanjut lari lagi,
tapi ternyata jadwal startnya molor, jadilah saya lari duluan dan setelah ambil
medali saya lari lagi dan moodpun udah berantakan sehingga akhirnya cuma lari
21K doang. Apalagi abis itu ada acara lagi Healthy Talk Show di FX yang
diadakan oleh Indorunners tambah males deh. Ih emang banyak alesannya kalo lagi
males ya.. ampun deh..
Perjalanan ke Yogya
Akhirnya waktu yang ditunggu tiba, hari
Kamis tanggal 12 April 2018 saya sudah duduk manis di Bandara Sokarno Hatta
terminal 1 menunggu keberangkatan pesawat Lion Air yang telat lagi. Udah pasrah
kalo telat jadinya terima nasib aja.
Sampai di Yogya, sudah jam 9 malam dan bus Trans Yogya sudah tidak
beroperasi. Tapi saya berhasil nebeng bus Transjogja yang mau pulang dan turun
di daerah Janti depan RS dan dari sana saya memesan Gojek untuk ke rumah Tante.
Sebenarnya saya agak was-was karena selama tante Ninik tidak ada di rumah, ada
keponakan yang tinggal disana tetapi dari kemarin saya kontak tidak ada
kabar. Feeling saya kuncinya tidak
dititip. Akhirnya, benar saja, saya tidak bisa masuk ke dalam rumah dan sekitar
jam 10 malam saya memesan penginapan melalui Booking.com.
Saya memilih penginapan model dorm yang
lokasinya dekat alun-alun, namanya Rumah Zen Homestay. Alamatnya : Jl. P
Mangkurat Gamelan Raya No. 24 Panembahan, Kraton, the Kraton, Yogyakarta,
55133, Indonesia - Phone: +62 823-8443-0000.
Harganya murah Cuma Rp. 50.000,-
dan dilihat dari reviewnya cukup bagus. Dengan Gojek saya menuju
penginapan itu dan sempat bingung sedikit karena letaknya tidak terlalu jelas
jika malam, tetapi akhirnya saya sampai dengan selamat.
Rumah Zen Yogya |
Wah, kesan pertama hostel ini homey sekali.
Dengan lampu-lampu di dalam sangkar burung dan teras rumah dilengkapi dengan
sofa serta jalanan dengan batu koral.
Tampak petugas guest house sedang bercakap-cakap dengan tamu orang
asing. Sepertinya sih selama saya menginap semua tamu adalah orang asing, hanya
saya yang lokal. Ini juga kepepet sih,
kalo nggak karena kejadian itu saya pasti nggak akan tinggal di hostel seperti
ini.
Sambil menunggu kamar disiapkan saya duduk
sambil mengambil foto disana sini. Hostel model rumahan memang sedang menjamur
di Yogya. Saya sempat ngobrol dengan sang pemilik, Daniel, yang merenovasi
rumah warisan dari orang tuanya dan dibuat hostel serta mengelola sendiri
hostel tersebut. Hasilnya cukup lumayan
dan rata-rata yang menginap memang turis dari luar negeri.
Saya mendapatkan tempat tidur di bagian
bawah dari dari dua tempat tidur tingkat yang ada disana. Saya satu kamar
dengan turis asal Singapore yang tidur di tempat tidur seberang saya. Kami
sempat berkenalan tapi tidak ngobrol banyak karena saya sibuk beres-beres,
mandi dan mencari makan malam. Kebetulan dekat hostel ada angkringan jadilah
saya makan saja disana. Murah meriah. Cuek ajalah nongkrong bareng bapak-bapak
disana abis laper bo’.
Setelah itu saya balik lagi ke kamar dan
siap-siap tidur. Tempat tidurnya cukup private karena ada kelambunya. Pengalaman baru karena menginap di penginepan
model dorm gini kan biasanya di luar negeri, baru kali ini nyobain di Yogya.
Jadi seru aja rasanya.
Sebelum tidur saya dapet WA dari teman
saya, Santi yang seharusnya akan menginap bareng di rumah saya yang di Yogya.
Karena kejadian kunci tidak ada jadi terpaksa Santi yang mencari hotel untuk
kita besok. Dia memberi kabar sudah
booking hostel di the Good Karma. Kali
ini di kamar yang untuk 2 orang walaupun bentuk penginapannya hostel rumahan
juga. Sepertinya sih bagus, karena
ratingnya tinggi, jadi kita lihat saja besok.
Pagi-pagi jam 5.30 saya sudah bangun dan
siap-siap untuk lari pagi di Yogya. Rute saya adalah menyusuri jalan depan
hostel menuju kea rah Wijilan lalu menuju ke alun-alun dan mengitari Kraton.
Akhirnya setelah berputar2 mengelilingi alun-alun beberapa kali saya berhasil
lari sejauh 5K. Lari terakhir sebelum FM hari Minggu besok. Yeaay..
Keraton |
Alun-alun |
Kedai Kopi Margomulyo |
Tadi sewaktu saya sedang lari-lari
mengelilingi alun-alun melewati kedai kopi yang kelihatan asyik. Namanya Kedai
Kopi Margomulyo, so setelah selesai lari saya akhirnya menuju ke sana. Tempat
mearacik kopi berada di tengah bangunan kecil seperti rumah dan meja-meja
berada di sekeliling meja tersebut. Saya memilih es kopi susu dan mengambil
sendiri bubur gudeg di meja. Sistemnya memang ambil sendiri untuk menu bubur
gudegnya. Setelah itu saya duduk di meja
yang berada di luar, minum kopi dan makan bubur sambil menikmati pemandangan
alun-alun Yogya. Jumat pagi itu
alun-alun Ypgya ramai oleh orang yang berolahraga. Di pinggir lapangan ada acara senam bersama.
Setelah kenyang saya kembali ke hostel dan
setelah mandi saya pergi ke Manding lihat-lihat kerajinan kulit dan setelah itu
kembali ke hostel, packing dan pindah ke hostel Good Karma. Hostel Good Karma
terletak di jalan Timuran MG III/100, Brontokusuman, Mergangsan, Kota
Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55153. Telepon: (0274) 382896. Hostelnya terlatak di gang, tetapi interornya
cukup keren dan kekinian. Dengan hiasan dinding yang ceria dan berwarna-warni. Di ruang duduknya terdapat sofa
besar dengan bantal-bantal nyaman. Ada hamock dan kursi ayunan juga. Pokoknya instagramable dan bikin betah.
Jl Timuran ini dekat dengan Jl Parangtritis dan Prawirotaman. Hanya
jalan sekitar 300 meter sudah sampai. Yang paling unik adalah kamar
mandinya terletak di luar dan tanpa atap. Jadi bisa mandi sambil melihat
langit. Seru deh...
Setelah check in saya mencari makan siang
dan menemukan sebuah kedai yang menjual soto ayam kampung dengan penjualnya
ibu-ibu yang sudah sepuh. Feeling saya sih sotonya enak. Dan bener kan, sotonya berkuah bening, gurih dan
segar.
Kenyang makan soto, saya balik ke hostel
untuk tidur siang. Nggak ada acara juga dan males kemana-mana, jadilah mager di
kamar ber ac. Di luar juga panas banget.
Saya di hostel sampai Santi datang dan sorenya kami bersama-sama ke Hotel
Royal Ambarukmo untuk mengambil racepack.
Sampai sama hari sudah sore, saya bertemu
dengan teman-teman yang lain, foto-foto dan lanjut makan malam ke Klangenan
Resto.
Tempatnya asyik, luas dan makanannya murah
meriah. Dari sana saya kembali ke hostel
dan istirahat, menyimpan tenaga untuk hari Minggu. Duh, deg-degan euy.
Hari minggu, saya bangun sekitar jam 6 pagi
dan leyeh-leyeh serta sarapan dengan menu homemade pancake with pineapple,
coconut and maple syrup dan kopi . Acara saya hari
ini adalah janjian dengan Yeny di Mall Malioboro untuk menuju ke acara kawinan
teman SD di Pesona Pingka Resto Jl. Raya Bakungan, Wedomartani, Ngemplak,
Kabupaten Sleman. Undangan perkawinan
memang datang mendadak dan kebetulan saya sedang tidak ada acara pada hari
Sabtu itu jadinya saya ajak Yeny kesana.
Lumayan untuk karboloading, hehehe…
Pesona Pingka ini adalah resto yang modelnya
saung-saung di tengah kebun, jadi konsep kawinannya garden party gitu. Dengan
mempelainya membaur dengan tamu.
Sekitar jam 1 siang kami ke daerah benteng
Vredeburgh di Malioboro untuk ngopi di sana. Kami sengaja mencari lokasi café
yang berada di dekat area Malioboro supaya mudah dijangkau. Yenny juga gampang
pulangnya. Kedai kopi yang kami datangi Indische
Koffie terletak satu area dengan Benteng Vredeburgh. Jika kita bilang ingin ke
kedai kopi ini tidak dikenakan charge masuk ke Benteng. Di benteng ini memang
ada museumnya yang berisi -
bangunan-bangunan peninggalan Belanda, yang dipugar sesuai bentuk aslinya.
Diorama-diorama yang menggambarkan perjuangan sebelum Proklamasi Kemerdekaan
sampai dengan masa Orde Baru. Koleksi benda-benda bersejarah, foto-foto, dan
lukisan tentang perjuangan nasional dalam merintis, mencapai, mempertahankan,
serta mengisi kemerdekaan Indonesia.
Saya dan Yenny hanya ngopi dan minum juice karena sudah makan di kawinan
tadi dan setelah foto-foto di sekitar benteng kami pulang. Saya balik ke Good
Karma sedang Yenny pulang ke Solo.
Saya menunggu Santi di Good Karma sambil
leyeh-leyeh di sofa karena sudah check out dari tadi pagi dan akhirnyaSanti
datang sekitar jam 4 sore. Kami
memutuskan untuk makan Tempo Gelato yang kondang itu. Hmm.. di udara kota Yogya yang panas emang
udah bener makan gelato sih.
Rame bener nih toko gelato yang paling kondang se Yogya dan setelah membeli makan untuk dimakan nanti di penginapan saya dan Santi segera cus pesan GoCar. Mayan bisa istirahat di mobil.
Rame bener nih toko gelato yang paling kondang se Yogya dan setelah membeli makan untuk dimakan nanti di penginapan saya dan Santi segera cus pesan GoCar. Mayan bisa istirahat di mobil.
Untuk malam menjelang race saya sudah
ikutan booking penginapan bersama teman-teman di Maqmil Homestay
Prambanan. Hostel ini adalah sebuah
rumah yang besar dengan 9 kamar sehingga kami semua sekitar 36 orang bisa muat
didalamnya. Beruntung banget, saya 1
kamar dengan Andy dan mendapat kamar di depan yang ber AC. Jadi setelah mandi, beres-beres perlengkapan
untuk lari besok, makan dan mencoba tidur. Berdasarkan pengalaman dari race sebelumnya
yang selalu susah tidur malam sebelum race saya akhirnya minum pil Lelap
sebelum tidur. Jam 9 berhasil tidur, tetapi masih kurang nyenyak dan akhirnya
jam 11 malam saya minum pil Lelap 1 lagi dan berhasil lelap sampai pagi.
Sukses terus :)
ReplyDeletesalam
Mobil Jogja