Thursday 7 June 2018

Mandiri Jogja Marathon : Persiapan dan Perjalanan (Bagian 1)




Setelah sekian lama cuti akhirnya saya kembali lagi menulis. Hmm.. sebenarnya ada beberapa bagian cerita, tentang persiapan latihan untuk lari Full Marathon saya yang ke 3 dan tentang lombanya dan pengalaman trip ke Yogyanya sendiri.

Persiapan Full Marathon ke 3
Sejak tahun lalu saya sudah merencanakan bahwa di tahun 2018 saya akan ikut lari FM di Jogja.  Jadi saya selalu mengikuti perkembangan mengenai lomba ini mengingat slot lomba tahun lalu laris bak kacang goreng.  Sejak awal tahun 2018 saya sudah latihan dengan memakai aplikasi Myasics.com. Dengan memakai aplikasi ini kita tinggal memasukkan data-data seperti berapa kali seminggu akan berlatih, target yang akan dicapai dan lain-lain dan dengan sekali klik akan muncul jadwal latihan yang telah disusun oleh MyAsics ini. 

Jadwal latihan sudah dapat, saatnya berburu slot FM di Jogmar. Info awal yang saya dapat adalah penjualan early bird untuk komunitas dengan diskon 50% menjadi Rp. 275 ribu. Tetapi saya tidak mendapat slot karena memang tidak terlalu aktif di komunitas. Beruntung, ada teman saya yang mendapat slot dan untuk 1 orang mendapat jatah membeli slot untuk 2 orang. Masalahnya, pada hari H saya ikut race di daerah Monas, jadi tidak bisa ikutan antri. Untunglah teman saya yang  baik hati itu bersedia antri sendirian. Setelah race selesai barulah saya datang ke lokasi penjualan dan Alhamdulilah, teman saya berhasil mendapat 2 tiket. Asyik. 

Setelah slot di tangan, berikutnya yang harus diurus adalah transportasi menuju Yogya. Saya berhasil membeli tiket Lion Air dengan harga murah, berangkat Kamis malam dan kembali ke Jakarta pada Rabu pagi dengan naik kereta api. Lama juga ya saya pergi dan ini adalah hal yang saya sesali kemudian… 

Nah, semua sudah beres dan tinggal menjalani latihan hari demi hari. Tidak boleh ada rasa malas karena di FM kali ini saya mempunyai rencana untuk memperbaiki catatan waktu saya. Sengaja pakai aplikasi supaya tidak terlalu terikat dengan jadwal dari coach. Biasalaaah saya kan malas dan manja, hahahaha…

Sesuai aplikasi saya hanya berlari 3 kali seminggu dengan total km per minggu sekitar 35-40 km.Menurut coach Andri mileage seminggu harus min 50km, jadi menurut mas Andri latihan FM kali sebenarnya kurang maksimal. Tapi gimana dong…  jalanin aja deh..  
Sesi latihan saya jalani dengan rajin,walaupun kadang-kadang malas, tapi demi finish FM dengan PB (Persoanl Best) saya menjalani hari-hari latihan dengan semangat.  Berusaha memberi motivasi kepada diri sendiri bahwa dengan latihan yang rutin pasti bisa mendapatkan hasil yang baik. Apalagi teman-teman yang lain semuanya sudah mempunyai hasil yang baik ketika berlari FM. Sehingga saya yang telah dua tahun absen menjadi terpacu juga untuk mempunyai hasil yang sama.  Apalagi race FM di Yogya ini sudah saya jadwalkan sejak 1 tahun lalu. Dan masuk dalam bucket list tahun 2018. 
Saya memilih jadwal latihan semingga 3x di aplikasi MyAsics dengan prediksi finish 6.30 sehingga target pace yang ditetapkan selama latihan berkisar 8-8.30 bahkan untuk easy jog bisa pace 9. Tetapi karena selama latihan saya selalu memasukkan hasil yang lebih cepat, aplikasi MyAsics lalu meng adjust saya dan memberikan target baru dengan Finish 5.30. Duh, bisa nggak ya…
Jika tidak berlatih di GBK saya berlari keliling Mega Kuningan atau di treadmill. Untuk long run hari minggu sudah pasti di CFD dengan rut eke arah kota, atau bahkan ada satu hari minggu baru tau kalo ke arah Harmoni ada CFD juga. Jalan di perempatan jl Sukarjo Wirjopranoto ke arah RS Tarakan. Tidak terlalu jauh sih CFDnya tapi lumayan juga biar nggak bosen.

Selama mengikuti jadwal yang telah ditentukan oleh aplikasi saya berusaha disiplin kecuali 1 hari dimana saya harus long run terakhir sejauh 30K. Hari itu saya ikut race Run for Water yang diselenggarakan oleh Palyja sejauh 5K. Pengennya sih abis itu lanjut lari lagi, tapi ternyata jadwal startnya molor, jadilah saya lari duluan dan setelah ambil medali saya lari lagi dan moodpun udah berantakan sehingga akhirnya cuma lari 21K doang. Apalagi abis itu ada acara lagi Healthy Talk Show di FX yang diadakan oleh Indorunners tambah males deh. Ih emang banyak alesannya kalo lagi males ya.. ampun deh..

Perjalanan ke Yogya

Akhirnya waktu yang ditunggu tiba, hari Kamis tanggal 12 April 2018 saya sudah duduk manis di Bandara Sokarno Hatta terminal 1 menunggu keberangkatan pesawat Lion Air yang telat lagi. Udah pasrah kalo telat jadinya terima nasib aja.  Sampai di Yogya, sudah jam 9 malam dan bus Trans Yogya sudah tidak beroperasi. Tapi saya berhasil nebeng bus Transjogja yang mau pulang dan turun di daerah Janti depan RS dan dari sana saya memesan Gojek untuk ke rumah Tante. Sebenarnya saya agak was-was karena selama tante Ninik tidak ada di rumah, ada keponakan yang tinggal disana tetapi dari kemarin saya kontak tidak ada kabar.  Feeling saya kuncinya tidak dititip. Akhirnya, benar saja, saya tidak bisa masuk ke dalam rumah dan sekitar jam 10 malam saya memesan penginapan melalui Booking.com.

Saya memilih penginapan model dorm yang lokasinya dekat alun-alun, namanya Rumah Zen Homestay. Alamatnya : Jl. P Mangkurat Gamelan Raya No. 24 Panembahan, Kraton, the Kraton, Yogyakarta, 55133, Indonesia - Phone: +62 823-8443-0000.  Harganya murah Cuma Rp. 50.000,-  dan dilihat dari reviewnya cukup bagus. Dengan Gojek saya menuju penginapan itu dan sempat bingung sedikit karena letaknya tidak terlalu jelas jika malam, tetapi akhirnya saya sampai dengan selamat.

Rumah Zen Yogya

Wah, kesan pertama hostel ini homey sekali. Dengan lampu-lampu di dalam sangkar burung dan teras rumah dilengkapi dengan sofa serta jalanan dengan batu koral.  Tampak petugas guest house sedang bercakap-cakap dengan tamu orang asing. Sepertinya sih selama saya menginap semua tamu adalah orang asing, hanya saya yang lokal.  Ini juga kepepet sih, kalo nggak karena kejadian itu saya pasti nggak akan tinggal di hostel seperti ini.

Sambil menunggu kamar disiapkan saya duduk sambil mengambil foto disana sini. Hostel model rumahan memang sedang menjamur di Yogya. Saya sempat ngobrol dengan sang pemilik, Daniel, yang merenovasi rumah warisan dari orang tuanya dan dibuat hostel serta mengelola sendiri hostel tersebut.  Hasilnya cukup lumayan dan rata-rata yang menginap memang turis dari luar negeri.
Saya mendapatkan tempat tidur di bagian bawah dari dari dua tempat tidur tingkat yang ada disana. Saya satu kamar dengan turis asal Singapore yang tidur di tempat tidur seberang saya. Kami sempat berkenalan tapi tidak ngobrol banyak karena saya sibuk beres-beres, mandi dan mencari makan malam. Kebetulan dekat hostel ada angkringan jadilah saya makan saja disana. Murah meriah. Cuek ajalah nongkrong bareng bapak-bapak disana abis laper bo’.

Setelah itu saya balik lagi ke kamar dan siap-siap tidur. Tempat tidurnya cukup private karena ada kelambunya.  Pengalaman baru karena menginap di penginepan model dorm gini kan biasanya di luar negeri, baru kali ini nyobain di Yogya. Jadi seru aja rasanya.
Sebelum tidur saya dapet WA dari teman saya, Santi yang seharusnya akan menginap bareng di rumah saya yang di Yogya. Karena kejadian kunci tidak ada jadi terpaksa Santi yang mencari hotel untuk kita besok.  Dia memberi kabar sudah booking hostel di the Good Karma.  Kali ini di kamar yang untuk 2 orang walaupun bentuk penginapannya hostel rumahan juga.  Sepertinya sih bagus, karena ratingnya tinggi, jadi kita lihat saja besok.

Pagi-pagi jam 5.30 saya sudah bangun dan siap-siap untuk lari pagi di Yogya. Rute saya adalah menyusuri jalan depan hostel menuju kea rah Wijilan lalu menuju ke alun-alun dan mengitari Kraton. Akhirnya setelah berputar2 mengelilingi alun-alun beberapa kali saya berhasil lari sejauh 5K. Lari terakhir sebelum FM hari Minggu besok. Yeaay..

Keraton

Alun-alun

Kedai Kopi Margomulyo



Tadi sewaktu saya sedang lari-lari mengelilingi alun-alun melewati kedai kopi yang kelihatan asyik. Namanya Kedai Kopi Margomulyo, so setelah selesai lari saya akhirnya menuju ke sana. Tempat mearacik kopi berada di tengah bangunan kecil seperti rumah dan meja-meja berada di sekeliling meja tersebut. Saya memilih es kopi susu dan mengambil sendiri bubur gudeg di meja. Sistemnya memang ambil sendiri untuk menu bubur gudegnya.  Setelah itu saya duduk di meja yang berada di luar, minum kopi dan makan bubur sambil menikmati pemandangan alun-alun Yogya.  Jumat pagi itu alun-alun Ypgya ramai oleh orang yang berolahraga.  Di pinggir lapangan ada acara senam bersama.
Setelah kenyang saya kembali ke hostel dan setelah mandi saya pergi ke Manding lihat-lihat kerajinan kulit dan setelah itu kembali ke hostel, packing dan pindah ke hostel Good Karma. Hostel Good Karma terletak di jalan Timuran MG III/100, Brontokusuman, Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55153. Telepon: (0274) 382896.  Hostelnya terlatak di gang, tetapi interornya cukup keren dan kekinian. Dengan hiasan dinding yang ceria dan berwarna-warni.  Di ruang duduknya terdapat sofa besar dengan bantal-bantal nyaman. Ada hamock dan kursi ayunan juga.  Pokoknya instagramable dan bikin betah.  Jl Timuran ini dekat dengan Jl Parangtritis dan Prawirotaman. Hanya jalan sekitar 300 meter sudah sampai.  Yang paling unik adalah kamar mandinya terletak di luar dan tanpa atap. Jadi bisa mandi sambil melihat langit.  Seru deh...




Setelah check in saya mencari makan siang dan menemukan sebuah kedai yang menjual soto ayam kampung dengan penjualnya ibu-ibu yang sudah sepuh. Feeling saya sih sotonya enak. Dan bener kan, sotonya berkuah bening, gurih dan segar. 




Kenyang makan soto, saya balik ke hostel untuk tidur siang. Nggak ada acara juga dan males kemana-mana, jadilah mager di kamar ber ac. Di luar juga panas banget.  Saya di hostel sampai Santi datang dan sorenya kami bersama-sama ke Hotel Royal Ambarukmo untuk mengambil racepack. 


Sampai sama hari sudah sore, saya bertemu dengan teman-teman yang lain, foto-foto dan lanjut makan malam ke Klangenan Resto.




Tempatnya asyik, luas dan makanannya murah meriah.  Dari sana saya kembali ke hostel dan istirahat, menyimpan tenaga untuk hari Minggu. Duh, deg-degan euy.

Hari minggu, saya bangun sekitar jam 6 pagi dan leyeh-leyeh serta sarapan dengan menu homemade pancake with pineapple, coconut and maple syrup dan kopi .  Acara saya hari ini adalah janjian dengan Yeny di Mall Malioboro untuk menuju ke acara kawinan teman SD di Pesona Pingka Resto Jl. Raya Bakungan, Wedomartani, Ngemplak, Kabupaten Sleman.  Undangan perkawinan memang datang mendadak dan kebetulan saya sedang tidak ada acara pada hari Sabtu itu jadinya saya ajak Yeny kesana.  Lumayan untuk karboloading, hehehe…



Pesona Pingka ini adalah resto yang modelnya saung-saung di tengah kebun, jadi konsep kawinannya garden party gitu. Dengan mempelainya  membaur dengan tamu.

Sekitar jam 1 siang kami ke daerah benteng Vredeburgh di Malioboro untuk ngopi di sana. Kami sengaja mencari lokasi cafĂ© yang berada di dekat area Malioboro supaya mudah dijangkau. Yenny juga gampang pulangnya.  Kedai kopi yang kami datangi Indische Koffie terletak satu area dengan Benteng Vredeburgh. Jika kita bilang ingin ke kedai kopi ini tidak dikenakan charge masuk ke Benteng. Di benteng ini memang ada museumnya yang  berisi - bangunan-bangunan peninggalan Belanda, yang dipugar sesuai bentuk aslinya. Diorama-diorama yang menggambarkan perjuangan sebelum Proklamasi Kemerdekaan sampai dengan masa Orde Baru. Koleksi benda-benda bersejarah, foto-foto, dan lukisan tentang perjuangan nasional dalam merintis, mencapai, mempertahankan, serta mengisi kemerdekaan Indonesia.









Saya dan Yenny hanya ngopi dan  minum juice karena sudah makan di kawinan tadi dan setelah foto-foto di sekitar benteng kami pulang. Saya balik ke Good Karma sedang Yenny pulang ke Solo.
Saya menunggu Santi di Good Karma sambil leyeh-leyeh di sofa karena sudah check out dari tadi pagi dan akhirnyaSanti datang sekitar jam 4 sore.  Kami memutuskan untuk makan Tempo Gelato yang kondang itu.  Hmm.. di udara kota Yogya yang panas emang udah bener makan gelato sih. 



Rame bener nih toko gelato yang paling kondang se  Yogya dan setelah membeli makan untuk dimakan nanti di penginapan saya dan Santi segera cus pesan GoCar. Mayan bisa istirahat di mobil.
Untuk malam menjelang race saya sudah ikutan booking penginapan bersama teman-teman di Maqmil Homestay Prambanan.  Hostel ini adalah sebuah rumah yang besar dengan 9 kamar sehingga kami semua sekitar 36 orang bisa muat didalamnya.  Beruntung banget, saya 1 kamar dengan Andy dan mendapat kamar di depan yang ber AC.  Jadi setelah mandi, beres-beres perlengkapan untuk lari besok, makan dan mencoba tidur.  Berdasarkan pengalaman dari race sebelumnya yang selalu susah tidur malam sebelum race saya akhirnya minum pil Lelap sebelum tidur. Jam 9 berhasil tidur, tetapi masih kurang nyenyak dan akhirnya jam 11 malam saya minum pil Lelap 1 lagi dan berhasil lelap sampai pagi.




1 comment: