Tuesday 4 April 2017

Trinity, The Nekad Traveler - bukan review, hanya sekedar tulisan








Sebagai penggemar buku-buku travel karangan Trinity sepertinya nggak lengkap kalau nggak nonton filmnya, The Nekad Traveler.  Sebagai seorang traveler dan juga penulis blog saya merasa terwakili banget dengan sosok Trinity, jadiii, kalau saya melewatkan nonton film ini, gimana ya, seperti ada perasaan bersalah. Halah.. apa sih.. hehehe..
Sejak tayang di bioskop mulai tanggal 16 Maret 2017 akhirnya baru bisa nonton tanggal 3 April 2017 kemarin.  Ternyata, masih tayang di 2 bioskop di Jakarta.  Tadinya mau nonton di Kota Kasablanka tapi posisi saat itu lebih dekat ke Atrium, sehingga pilihan nonton di Atrium deh. 

Dari awal sudah siap-siap nggak mau berekspektasi lebih terhadap film ini setelah membaca review yang ada.  Karena memang sulit mengadaptasi secara full dari buku-buku Trinity yang sudah terbit. Jadi jika nanti nonton ya dinikmati saja sebagai sebuah hiburan nggak usah terlalu banyak dipikir.  Biasanya ekspektasi lebih yang membuat orang kecewa.
Dari film ini banyak sekali kejadian-kejadian yang saya alami sebagai seorang traveler dan sebagian besar pernah saya alami.

Seperti misalnya : bucket list.  Saya juga punya bucket list tempat-tempat mana saja yang saya ingin datangi dan satu persatu-satu juga sudah mula saya coret.  3 tempat terakhir saya adalah : Bangkok, Pulau Belitung dan mendaki Gunung Parang.  Dan kejadian-kejadian dimana saya bisa pergi itu juga beneran seperti mukjijat deh.. seperti sudah diatur oleh alam semesta.  Mungkin emang gitu kali ya untuk para traveler karena tiap liburan sepertinya sudah ada yang mengatur.  Kadang nggak nyangka aja akhirnya bisa kesana.
Trus, soal berantem sama temen traveling. Ini juga pernah. Tapi ya seperti di film, akhirnya baikan lagi.  Kepisah dengan temen traveling juga pernah. Tapi kalau saya ketemunya malah di tempat wisata berikutnya. 

Kalau bertemu dengan orang lokal juga saya pernah. Yang terakhir sih waktu di Bangkok kemarin waktu saya solo traveling ke sana. Dapet kenalan waktu mau naik transportasi kapal. Tapi yang bikin nyesel sampe sekarang nggak sempet tukeran nomor telepon. Jadi nggak bisa kontak lagi deh kalo next time ada kesempatan ke Bangkok.  Padahal kan lumayan bisa tanya-tanya kalau next time mau ke Bangkok lagi.
Hmm, apa lagi ya.. soal ijin cuti sih bos saya baik, jadi nggak terlalu masalah.  Kenalan sama cowok di tempat wisata, eh yang ini rahasia ah… Hahaha… 

Kalau mau komentar soal hubungan Trinity dan Paul di film ini memang sejak awal seperti sudah tidak ada chemistrynya.  Jadi mungkin memang dibuat seperti itu ya, karena Trinity kan memang tidak fokus untuk cari cowok karena masih mikirin si Mr X itu.  Pengen juga nih, ada yang bayarin tiket dan liburan secara gratis. Amin.
Akting Maudi cukup bangus, tetapi saya suka sama aktingnya Ayu Dewi. Kocak abis dan bikin seger.

Karena ini film traveling, lokasi wisata yang ditampilkan di dalam negeri adalah : Lampung, Makassar, Labuan Bajo sedangkan yang di luar negeri adalah Filipina dan Maldives.
Untuk saya, baru Makassar yang sudah pernah ke sana, sisanya masih ada di bucket list. Lampung udah pernah sebenernya tapi jaman dulu waktu masih kecil.  Tapi emang pengen banget sih bisa wisata ke anak Krakatau seperti di film. Labuan Bajo sudah ada tawaran dalam waktu dekat tapi waktu dan budget yang masih harus dilihat lagi.  Kalau Maldives dan Filipina belum termasuk tujuan utama. 

Untuk yang nggak sempat nonton di bioskop coba cek sekarang, mungkin masih ada di bioskop. Kalau tidak bisa ditunggu di layar kaca saat menjelang liburan. Biasanya film-film Indonesia akan diputar disana oleh televise swasta. Hehe..
Tulisan ini akan saya tutup dengan pepatah yang ditampilan di awal film :
Dua puluh tahun dari sekarang Anda akan lebih dikecewakan oleh hal-hal yang tidak Anda lakukan dibanding hal-hal yang telah anda lakukan.  *Mark Twain*


No comments:

Post a Comment