Sunday 12 February 2017

My 1st Solo Traveling to Bangkok (Day 1)




Kalau melihat acara travel di TV tentang Bangkok, rasanya jadi pengen kesana. Sebenernya ke Thailandnya sih udah pernah, jaman dulu diajak adik saya, kami pergi ke Phuket, bukan ke Bangkok. Jaman waktu awal-awal ada promo Rp 0,- dari Air Asia. Teman saya, Yenny, sudah beberapa kali ngajak sewaktu ada tiket promo, tapi waktunya yang susah dan dananya kebetulan lagi tidak ada. Sehingga sempat tertunda beberapa kali. Sampai akhirnya, disuatu hari, tiba-tiba ada whatsapp masuk dari Yenny yang memberi tahu  kalau ada promo tiket murah ke Bangkok. Beli dari temannya di Solo. Tanggalnya juga sudah ditentukan, sehingga dia memberikan beberapa alternatif tanggal yang tersedia. Akhirnya setelah gagal pada pilihan pertama, tiket yang masih tersedia adalah untuk keberangkatan tanggal 5-7 September 2016. Senin-Rabu.  Setelah transfer sebesar Rp. 900 ribu, bookingan tiket ke Bangkok langsung masuk ke email. Asyik, jadi juga traveling ke Bangkok.

Karena saya akan bepergian seorang diri, saya sudah mulai mengumpulkan info-info mengenai transportasi di sana. Ada beberapa website dan blog yang cukup jelas mengenai Bangkok. Baik objek wisata maupun transportasinya. Menurut beberapa teman agak susah mendapatkan peta di airport Don Muang, jadi saya juga sudah menyiapkan print peta obyek wisata yang penting di sekitar hotel.Untuk penginapan saya memilih area Khaosan Road karena obek-obyek wisata yang terkenal seperti Grand Palace dan lain-lainnya beada tidak jauh dari area Khaosan.  Selain itu area Khaosan mudah dicapai dengan menggunakan transportasi sungai yang unik. Jadi cocoklah kalau penginapan saya di sini.  Teman saya, Swastiti memilihkan Khaosan Lovers Hostel untuk saya, penginapan murah meriah dengan review yang cukup bagus. Karena budget saya yang terbatas saya memilih kamar dormitory female only.  Walaupun saya sudah berpengalaman dengan mix dorm, tapi tetap lebih aman jika memilih female dorm. 

Karena supir taxi di Bangkok kebanyakan tidak bisa bicara bahasa Inggris, saya minta tolong pihak hotel untuk mengirim alamat hotel memakai huruf latin Thailand supaya lebih jelas.Uang Baht juga sudah ditukar sebanyak Rp. 3 Juta. Untuk 3 hari kalau sekedar jalan-jalan santai dan tidak banyak belanja sih pasti cukup. Akhirnya hari yang dtunggu tiba. Dengan Damri yang berangkat dari Gambir saya menuju Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta. Sejak ada Terminal Ultimate yang baru diresmikan, penerbangan Air Asia pindah ke Terminal 2.  

Agak menyebalkan juga sih waktu menerima informasi kalau keberangkatan Air Asia ke Bangkok terlambat hampir 1 jam, karena bakal lebih malam lagi sampai di sana. Tapi mau bagaimana lagi, jadilah dengan sabar saya menunggu keberangkatan. Dan akhirnya pesawat dengan selamat tiba di Bangkok. Bandara Don Muang tidak terlalu besar dan relatif sepi dengan interior yang sederhana. Tanpa menunggu terlalu lama saya segera melewati Imigrasi dan akhirnya keluar menuju kebagian kedatangan dimana terdapat beberapa money changer dan kafe. Awalnya saya mau menukar uang saya dengan pecahan yang kecil dengan membeli sesuatu di kafe tersebut tetapi saya mencoba bertanya dahulu ke money changer apakah bisa menukar uang kecil dan ternyata bisa. Syukurlah. Karena harga minuman di Bandara sudah pasti mahal. Nggak mau rugi dong. 

Saya segera menuju area untuk memesan taxi yang terletak di ujung sebelah kiri dari area kedatangan. Disana saya memberitahukan alamat hotel saya kepada petugas taxi yang jaga dan dia akan memanggil sopir yang tersedia untuk mengantar. Sempat saya lihat sopir itu bertanya kepada teman-temannya sesame sopir mengenai alamat hostel saya dan sejurus kemudian dia mengangguk-angguk tanda mengerti. Aman lah , pikir saya. Sopir taxi saya sudah agak tua dan sudah jelas tidak mengerti bahasa inggris. Dan ternyata dari bandara menuju ke khaosan road itu jauh juga. Melewati jalan tol dan fly over. 

Sepertinya pengeluaran terbesar saya selama di Bangkok adalah ongkos taxi dari bandara ke penginapan.  Sebenarnya kalau kita datang pagi ada bis dari bandara ke kota dengan tarif yang lebih murah, tetapi apa daya saya tiba di Bangkok malam hari. Pak sopir sempat meminta nomor telepon hostel dan menelpon resepsionis disana untuk menanyakan arah. Dan setelah itu saya dirturunkan di suatu tempat yang menurut pemahaman saya dari kata-katanya yang tidak jelas adalah hostel sudah dekat dari tempat saya turun. Yah sudah, saya terpaksa menurut. Setelah membayar kira-kira sebesar kira-kira 500 bath saya turun dan ups.. tiba-tiba saya merasa hilang arah. Jalan agak gelap dan tidak ada tulisan Khaosan Lovers diantara bangunan di pinggir jalan itu.  Hanya ada jembatan ditengah sungai dan saya menyeberangi nya untuk menuju ke deretan bangunan disana. Dan ternyata tidak ada Khaosan Lovers. Saya diberi tahu arah menuju Khaosan Road dan saya berjalan kaki menuju arah yang diberitahukan orang tersebut. Saya terbawa arus keramaian area seputar Khaosan Road dan berputar-putar mencari jalan yang benar.  Beberapa kali bertanya tetap saja jawabannya kurang memuaskan dan saya kembali tersesat. Peta yang saya print malah lupa saya lihat karena saya sudah panik. Perut lapar, kaki capek dan masih belum menemukan hostel yang benar. Saya sempat bertanya kepada seorang polisi yang sedang berada di sana, tetapi jawabannya tetap saja kurang memuaskan. Saya kira bakal diantar sampai ke lokasi, ih ngarep yaa..tetapi ternyata hanya diberi tau melalui google map saja mengenai lokasi hostel tersebut. Tetapi tetap saja saya tidak bisa mengingatnya.  Ramainya turis dan orang-orang yang berada di daerah Khaosan membuat saya pusing dan cukup panik. Inginnya sih pindah hostel aja tapi kan sayang saya sudah memberikan nomor CC sebagai jaminan.  Saya terus menyusuri jalan dan bertanya ke orang yang berada di sekitar sana, sampai akhirnya ada yang berbaik hati membantu menelpon petugas hostel untuk menanyakan alamat yang tepat. Sambil berjalan lagi mengikuti arahan orang tersebut dan bertanya lagi kepada seseorang di jalan, tiba-tiba saya bertemu dengan seorang cowok lumayan cakep yang sedang berjalan tergesa-gesa dan dia menyapa saya lebih dahulu, mungkin mengenali kalau saya adalah tamu hostelnya yang hilang. Alhamdulilah ternyata benar, dia adalah petugas hostel Khaosan Lovers yang sedang mencari saya atas info orang di toko yang menelponnya tadi.  Hah, rasanya lega sekali. Akhirnya setelah jalan kaki dalam keadaan lapar, capek dan tampang lepek keringetan saya bisa mandi dan beristirahat. 

Setelah membayar harga kamar dan deposit, saya mendapat handuk dan diberi tahu kalau  kamar dorm saya terletak di lantai 3.  Tega bener deh, udah capek masih harus naik tangga lagi.  Ampun. Sampai disana saya mendapat tempat tidur di atas dan harus naik lagi.  Ruangan dalam keadaan gelap gulita karena semua sudah tidur.  Pelan-pelan saya keluar kamar untuk mandi dan dengan mengendap-endap keluar kamar lagi untuk mencari makan.  Laper banget rasanya. Dekat hostel merupakan jalan yang ramai dengan cafĂ© dan tempat makan karena masih merupakan area Khaosan yang merupakan pusatnya turis backpacker di Bangkok. Setelah makan malam, saya juga mampir ke 711 terdekat untuk membeli minum. Sampai hotel saya segera tidur nyenyak, besok petualangan di Bangkok akan dimulai. My first time become solo backpacker.  






No comments:

Post a Comment