Start: | Jan 22, '08 8:00p |
End: | Jan 23, '08 8:00p |
Location: | GeotheHaus Jakarta, jalan sam Ratulangi 9-15, Menteng, Jakarta Pusat. |
Setiap kali suatu issue dihembuskan, seluruh perhatian masyarakat akan tertuju ke situ, dan segera melupakan apa yang sebelumnya sedang mereka persoalkan. Digiring oleh kepentingan dari pemegang kendali, masyarakat justru seperti mabuk kepayang. Mereka larut dan menjadi bagian dari permainan. Sedemikian rupa, sehingga bahkan nasib mereka pun bergantung pada mekanisme sistem di mana mereka berada.
Sindrom anthurium dalam lakon ini tidak lain hanya salah satu dari beragam kecenderungan, yang dalam pertunjukan ini dipilih menjadi metafora untuk berbicara tentang banyak persoalan. Suatu umpan yang mengenai sasaran di suatu masyarakat yang tergila-gila pada eksotisme – dengan atau tanpa kepentingan ekonomi di baliknya.
Lakon ini diangkat justru pada saat Gelombang Cinta – salah satu dari keluarga Anthurium – berada di puncak popularitasnya, menjelang titik antiklimaks. Menjelang dihembuskannya issue yang lain, yang akan serta-merta meluluh-lantakkan tatanan sebelumnya.
Pertunjukan ini akan didukung oleh Youva Triwahyuni Meyke Vierna, Harris Syaus, Hari Prasetyo, Barlyanta, Lalu Zulkarnaen, Intan Permata, Yosep Viar dan lain-lain. Tata artistik dikerjakan oleh Sugeng Yeah, penata musik Nanang Hape, tata cahaya oleh Heri W. Nugroho. Akan tampil secara khusus dalam pertunjukan ini koreografer Elly D. Lutan dan dalang topeng Wangi Indriya dari Indramayu.
Pertunjukan berdurasi 75 menit ini merupakan kerjasama antara Goethe Institut Jakarta dengan Teater Tetas. Terbuka untuk umum, tanpa dipungut tanda masuk.
Kontak: Ags. Arya Dipayana (0818709075)
* HMm.. * anthurium tanman itu kah?
ReplyDeleteYup, bener banget...
ReplyDeleteinteresting....anthurium....
ReplyDelete