Tuesday 17 June 2014

(Review) Film Mari Lari






 
Akhirnya film Mari Lari The Movie tayang di bioskop pada tanggal 12 Juni 2014. Film yang ditunggu-tunggu oleh pecinta olahraga lari ini memang sudah dalam proses syuting cukup lama, sepertinya sejak tahun lalu ketika saya baru awal bergabung di komunitas Indo Runners dan aktif dalam olahraga lari. Beberapa kali kegiatan lari bersama komunitas ini dijadikan satu dengan proses syuting untuk film Mari Lari. Saya yang saat itu baru bergabung tidak terlalu memperhatikan sehingga ketika ada acara lari-lari dengan pemain film  inipun, saya tidak terlalu ngeh. Padahal oleh Ninit Yunita saya sempat dikenalkan oleh Olivia Jensen salah satu pemain utamanya.  Kayaknya waktu itu ada Ibnu Jamil juga deh.. 

Salah satu race lari yang saya ikuti yaitu Allianz Heart Race juga dijadikan latar belakang cerita di film Mari Lari ini. Walaupun sudah diumumkan di grup Indorunners  kalau ada syuting film Mari Lari saya tidak bertemu dengan kegiatan pengambilan gambarnya. Mungkin ketika saya masuk garis finish syutingnya sudah selesai karena waktu itu jam terbang saya masih sedikit jadi larinya masih lama. 

Semakin mendekati hari H launching film Mari Lari saya jadi lumayan penasaran akan film ini. Akhirnya saya mengajak sahabat saya sejak kuliah untuk menemani saya menonton. Sahabat saya ini tidak terlalu suka film Indonesia dan termasuk jarang menonton film di bioskop.  Hanya menonton ketika ada film bagus saja.  Yaah, beda tipis lah sama saya.  Tetapi saya sepertinya masih lebih sering menonton film Indonesia daripada dia.  Buktinya? Saya menonton film   “?”,  Garuda Di Dadaku, Ahmad Dahlan, 5 cm, 9 Summer 10 Autumn dan Soegija.  Eh, beda banyak ya kalo gitu.. 

Awal-awal diajak nonton saja, doi protes keras, tapi untung saja akhirnya dia mau. Yah, demi persahabatan kita yang sudah puluhan tahun, katanya.  Selain itu ditambah dengan bioskopnya dekat kantor dan bosnya sedang cuti. Jadilah akhirnya kami menonton film yang diputar pukul 14.55 pada hari Kamis. Karena masih hari pertama dan diputar pada jam tanggung jadi penontonnya hanya 3 orang. 

Film Mari Lari berkisah tentang seorang anak lelaki bernama Rio (Dimas Aditya)  yang sejak kecil mempunyai konflik di dalam hidupnya karena tidak pernah menyelesaikan apa pun yang dikerjakan. Walaupun akhirnya dia bisa bekerja dan membanggakan hati ibunya (Ira Wibowo) dengan gaji pertama, masih ada skripsi yang harus diselesaikannya.  Ketika ibu Rio meninggal karena penyakit cancer, sang ayah  (Doni Damara) yang memang tidak dekat dengannya sejak kecil, selalu memandang sebelah mata terhadap Rio. Terlebih ketika Rio ingin menggantikan sang ibu untuk berlari di Bromo Marathon bersama ayahnya. Ketika masih bersama, ayah Rio yang mantan atlet yang sudah menjadi pengusaha garmen sukes, memang sering berlari bersama ibunya.  Sejak bertekad untuk menggantikan ibunya tersebut Rio mulai berubah, dia berusaha bekerja keras berlatih lari dan lebih bersemangat dalam menjalani hidup. Menata pekerjaannya di kantor , dekat dengan seorang perempuan (Olivia Jensen) yang menjadi penyemangatnya dalam berlari.
Hmm, jujur aja, filmnya sederhana, konflik yang terjadi bisa dengan mudah ditebak.  Akting pemainnya juga biasa saja.  Masih ada beberapa kritik lain dari teman saya yang untuk menjawabnya saya harus bertanya lebih lanjut kepada seseorang yang mengerti dunia film,  karena terkadang di film Indonesia ada adegan-adegan seperti itu. 

Dari keseluruhan film, hal positif yang bisa diambil dari  film ini adalah memberi informasi yang lebih mendalam mengenai lari bagi orang awam yang tidak pernah berolahraga lari. Teman saya mengakui itu. Tetapi untuk membuat orang berminat untuk lari sepertinya belum sejauh itu.  Karena bagi seseorang  keputusan untuk  menekuni olahraga lari harus mempunyai motivasi yang kuat, tidak hanya dengan menonton film saja.  Buktinya, teman saya yang menemani saya menonton, sama sekali tidak tertarik untuk berlari.  Bagi yang sudah menjadikan lari sebagai olahraga rutin, bisa saja setelah menonton film ini jadi lebih termotivasi untuk mencoba lari dengan jarak yang lebih jauh atau untuk memperbaiki rekor pribadi.  Semua pilihan ada di tangan penonton. 

Terlepas dari segala kekurangan yang ada, film ini patut diapresiasi  karena telah dibuat oleh teman-teman lari saya di grup Indo Runners dan mereka telah bekerja keras untuk film ini. Oh iya, film ini adalah film pertama dari sutradara Delon Tio, dengan penulis skenario Ninit Yunita dan Produser Yasha Chatab.   Novelnya juga sudah terbit yang ditulis oleh Ninit Yunita. 


No comments:

Post a Comment