Monday, 21 November 2011

Traveling to Genting - Day 3





Jam 7 pagi kami sudah berangkat menuju KL Sentral, makan pagi di KFC Bukit Bintang dilakukan dengan cepat, menu breakfast tersedia dengan harga RM 9.35 untuk berdua, jadi sekitar RM 4,5 untuk 1 paket burger dan kopi. Sesampai di KL Sentral kami menuju ke pemberhentian bis khusus ke Genting di lantai dasar. Ternyata di sini ada loket untuk membeli paket bis dan cable car sehingga tidak perlu naik ke lantai 2.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam akhirnya sampai juga di Genting, masih di bus stopnya karena harus melanjutkan perjalanan dengan cable car. Seperti biasa di bis saya tertidur pulas sehingga tidak menikmati pemandangan sepanjang jalan. Udara sudah lumayan dingin, tetapi tanpa memakai jaket saya masih tahan.

Antrian untuk naik ke cable car lumayan panjang, tetapi karena excited kami tidak terlalu merasakan. Ternyata menurut Wikipedia, Genting Highlands (2000 m di atas muka laut) adalah puncak gunung dari pegunungan Titiwangsa di Malaysia. Berada di perbatasan negara bagian Pahang dan Selangor,dan kereta gantung Genting Skyway yang saat ini merupakan yang tercepat di dunia dan terpanjang di Asia Tenggara. Perjalanan naik cable car menuju resort world Genting memakan waktu sekitar 15 menit melalui jalur kabel yang naik turun dengan curam sehingga membuat saya berdebar-debar, di bawah terhampar hutan tropis yang sangat lebar dan samar-samar kami bisa mendengar bunyi binatang hutan, sepertinya monyet yang bersahut-sahutan, serta pemandangan gunung kebiruan terhampar di kejauhan. Keren banget.

Setelah mengambil peta kami segera mengeksplore lokasi bermain yang berada di dalam ruangan secara gratis. Adik saya ingin masuk ke snow world tetapi ternyata jamnya tidak memungkinkan, karena jam 3 kami harus sudah pulang. Akhirnya kami hanya memutar-mutar saja di sini dan akhirnya sampai ke lokasi kasino. Oh, it’s amazing, this is the first time I saw the real casino. Mesin-mesin kasino yang beraneka ragam, meja rolet dengan permainan kartu di meja yang banyak sekali dan sangat banyak orang memenuhi ruangan yang sangat luas, saya merasa takjub akhirnya bisa melihat tempat seperti ini. Tampaknya hanya saya berdua adik saya turis yang melihat-lihat, karena sepertinya yang lain adalah pengunjung yang memang ke sana untuk bermain.

Makan siang di food court dengan beberapa pilihan makanan, saya memilih nasi lemak dan adik saya memilih tepanyaki. Habis RM 10 untuk 1 orang dengan minum teh tarik lagi. Nasi lemak di sini agak berbeda dengan nasi lemak ala nasi kucing yang saya makan sarapan kemarin. Nasi lemak di sini adalah nasi dengan kuah semacam kuah rendang tetapi lebih encer, telur mata sapi dengan kuning yang ¾ matang berwarna orange, teri kacang dan beberapa potong timun.

Sekitar jam 2 siang kami memutuskan untuk kembali lagi ke lokasi cable car dan ternyata ada cable car lain yang menuju ke sebuah temple. Yah sayang sekali, kami telat melihatnya, sehingga tidak sempat ke sana. Antrian tidak banyak, sehingga dengan cepat kami sampai di tempat pemberhentian bis dan ternyata masih ada 2 tempat di bis jam 14.30 sehingga bisa pulang lebih cepat.

Tiba di KL Sentral lagi, saya sempatkan membeli oleh-oleh coklat di counter Boutiqe Chocolate di sana, makan sundae Mc D dan setelah itu kami memulai petualangan belanja ke mall seputar Bukit Bintang. Puas melihat-lihat, belom belanja, dengan berjalan kaki kami menuju Sentral Market. Di tengah perjalanan, karena hujan kami memutuskan naik taxi. Untuk jarak dekat taxi tidak mau memakai argo dan meminta tarif RM 10 dan yang lebih parah, ada penumpang lain yang digabung dengan kami. Dua orang ibu bergabung di dalam taxi tanpa kami bisa menolak, karena tujuannya searah. Mereka ingin menuju Pasar Seni yang ternyata adalah Pasar Sentral. Selama perjalanan kami sempat mengobrol dan ternyata ke dua ibu tersebut adalah para TKW asal Indonesia. Bu Siti, demikian namanya, bercerita kalau sudah 4 tahun tidak pulang ke Gresik, kampung halamannya, tetapi tetap rutin mengirim biaya. Setelah 4 tahun tersebut gajinya saat ini adalah sekitar RM 700 berbeda dengan temannya yang sudah bergaji RM 1000. Rumah majikan bu Siti di Shah Alam. Sekilas terlihat kerinduan beliau akan tanah air ketika kami mengobrol.

Keasyikan mengobrol terhenti dengan tiba-tiba karena adik saya ingin berhenti di China Town alias Petaling Street, yang kami lewati sebelum sampai di Sentral Market. Setelah tetap membayar RM 10 kepada supir taxi menyebalkan itu, kami berjalan memutar-mutar China Town yang suasanannya persis pasar Blok M dengan pedagang kaki limanya dan setelah itu melanjutkan perjalanan ke Sentral Market. Di sini saya mencari sovenir untuk oleh-oleh dan selanjutnya mengistirahatkan kaki di White Town Coffee, kedai kopi legendaris di sana. Es kopi serta roti kaya dan roti cane cukuplah sebagai pengganjal perut. Memang kami banyak melakukan jalan kaki tetapi makanan juga nggak berhenti masuk, jadi kayaknya sama aja, gak bakal jadi kurus karena banyak jalan. Di sini menghabiskan RM 14 untuk 2 orang.

Setelah puas berbelanja, kami berjalan pulang ke penginapan dengan naik monorail lagi sampai Bukit Bintang. Sampai di sini kami bingung memutuskan untuk makan dimana. Dan akhirnya memutuskan untuk mencoba mencicipi makanan di sebuah resto Pakistan, Paradise, yang menggelar makanannya secara prasmanan. Cukup banyak jenis makanan yang ditawarkan seperti nasi briyani, nasi kebuli, bermacam-macam kuah kari, roti prata yang sebesar piring dan masih banyak lagi. Hampir seluruh pengunjung adalah orang india atau pakistan dan hanya kami berdua yang turis melayu membuat kami menjadi pusat perhatian. Yang lucu, salah seorang pelayannya berbadan besar bak binaragawan, berkumis tebal tapi dengan telaten mengelap meja dan menyajikan makanan dan minuman.

Sehabis makan, kami melanjutkan perjalanan menuju guest house dan di tengah jalan ketika melewati para pedagang kami lima penjual buah-buahan, akhirnya kami tertarik membeli buah durian. Durian Malaysia yang legit menjadi dessert malam itu. Sampai penginapan, mandi, istrirahat karena besok harus bangun pagi supaya tidak terlambat sampai di bandara.

Dengan mata masih mengantuk, jam 6 pagi kami sudah duduk manis di monorail menuju KL Sentral dan melanjutkan tidur di bis menuju ke bandara. Sarapan di Bandara dengan menu nasi lemak dan teh tarik, untuk yang terakhir kalinya, menyelesaikan proses check in, boarding dan akhirnya, good bye Malaysia, see you next time.









6 comments: