Thursday 13 October 2011

Camping di Bantimurung



Seperti tahun-tahun sebelumnya, pada libur Lebaran tahun ini saya juga diajak kemping oleh para alumni pramuka Unhas, Makassar. Dan sudah sejak awal puasa saya diberi kabar bahwa letak lokasi kempingnya adalah di daerah Ta'deang, Camba, Bantimurung.
Lokasi ini adalah tempat kemping tahun sebelumnya (saya tidak ikut kemping waktu itu) yang karena lokasi dinilai strategis, beberapa orang alumni memutuskan untuk membeli tanah tersebut supaya dapat dipergunakan kemping sewaktu-waktu mereka ingin kemping. Maklum para alumni anggota pramuka Unhas ini memang kompak selalu, jadi kegiatan kempingpun bisa dilakukan setiap minggu atau setiap bulan.

Setelah selesai beres-beres peralatan dari mulai tenda, sleeping bag, bed cover untuk alas tenda, sampai bantal dan bahan makanan serta peralatannya, kompor, piring, gelas dan lain-lain, pokoknya lengkap, kami segera berangkat menuju ke arah Bantimurung yang berarti melewati bandara dan terus ke Maros. Sempat berhenti di alfamart untuk membeli mentega buat bikin roti sarapan besok. Perasaan sih udah lengkap tapi ternyata masih ada aja yang kelupaan.

Setelah melalui jalan tol, keluar di daerah Daya, dan terus lewat Maros. Nah, di sini kami mampir sebentar di salah satu toko roti yang menjual roti Maros. Maklum sudah beberapa kali ke Makassar nggak pernah kesampean makan roti ini, jadi ya penasaran. Ternyata roti Maros adalah roti isi selai srikaya yang bentuk rotinya kotak-kotak kecil dengan isian selai sarikaya buatan sendiri. Rotinya juga roti tawar buatan sendiri sepertinya karena lembut dan empuk. Harganya juga cukup murah kalau nggak salah sekitar 10 atau 15 ribu.

Dari Maros perjalanan masih berlanjut sekitar 45 menit lagi baru akhirnya sampai di daerah yang namanya Ta’deang itu. Jalan masuknya berada di antara dua buah rumah di jalan raya arah ke air Terjun Bantimurung. Untuk melalui lokasi kemping yang berupa lapangan luas harus melewati jembatan dari kayu kecil yang bergoyang-goyang. Lumayan seram juga, walau tidak terlalu tinggi. Tetapi karena harus lewat berkali-kali untuk mengangkut barang-barang lama-lama jadi terbiasa. Sayang, karena sedang musim kemarau air sungainya sedikit.

Lapangan kemping cukup luas dengan latar belakang bukit batu. Sepertinya ini masih dataran rendah jadi udaranya panas. Bukan tempat kemping yang udaranya dingin seperti daerah Bogor. Hehe... Sambil menunggu tenda didirikan di area yang teduh di bawah pohon, saya duduk-duduk beralas tikar dan bed cover sambil makan camilan roti maros. Udara panas dan semilir angin membuat mengantuk. Jadi setelah selesai makan siang kami pun tertidur sambil menunggu sore untuk main ke sungai.



 

Sungai terletak di pinggir lapangan agak ke bawah, airnya cukup jernih yang karena sedang musim kemarau menjadi surut. Tetapi asyik jugalah untuk sekedar berendam dan main air. Untuk fasilitas MCK tersedia 3 buah bilik mandi yang lumayan bersih, jadi cukup terjaminlah.







Acara makan malam di lokasi kemping memang makan malam yang sangat menyenangkan karena di lakukan di alam terbuka. Menu pop mi pun terasa lebih nikmat. Tetapi lauk rendang yang dibawa kakak iparpun habis juga. Gak heran deh, pulang lebaran timbangan naik.
Setelah makan malam, karena nothing to do jam 9 malam saya sudah siap tidur di dalam tenda dengan pintu tenda yang sedikit dibuka supaya semilir angin bisa masuk. Bahkan saat subuhpun udara tidak terlalu dingin.
Sekitar jam 7 saya baru bangun karena matahari sudah panas. Makan pagi dengan menu roti bakar isi kornet dan minum kopi cappucino instant. Hmmm..yummi banget deh pokoknya. Setelah rapi makan pagi, anak-anak main lagi di sungai dan setelah beres-beres tenda dan perlengkapannya usailah kemping hari itu.