Sunday 29 December 2019

Wisata Kreatif Jakarta Walking Tour Little India, Happy Diwali




Diwali disebut juga Festival Cahaya dan merupakan perayaan bagi umat yang menganut agama Hindu khususnya keturunan India. Festival ini biasanya dilaksanakan pada bulan November setiap tahun. Festival Cahaya ini mempunyai arti kemenangan cahaya di atas kegelapan. 

Di Jakarta penganut agama Hindu keturunan India terbanyak berada di daerah Pasar Baru. Dalam rangka rangkaian perayaan Diwali, Jakarta Food Traveler mengadakan walking tour ke daerah pasar baru dimana hari raya Diwali dirayakan secara besar-besaran selama beberapa hari.  
Karena sudah lama ingin mengikuti tur ini saya segera mendaftar untuk acara tur di hari Senin tanggal 28 Oktober 2019.
Meet up point dilakukan di Gedung Antara Pasar Baru dimana di Museum itu saya sempatkan untuk mengabadikan keadaan di dalam Museum yang berisi foto-foto sejarah dan ada patung orang yang sedang mengambil foto yang cukup unik. Lantai satu terdiri dari dua buah ruangan, ruangan di sebelah adalah ruangan tempat diskusi dan pertemuan serta toko buku. Saya tidak menyempatkan diri ke lantai dua karena para peserta sudah mulai berdatangan dan tour akan segera dimulai. 








Perjalanan sore dan malam itu dimulai dari tempat pengobatan asli ala India Taj Mahal. Dengan ramuan yang konon berasal dari India bisa mengobati bermacam penyakit.  Selanjutnya kami meneruskan perjalanan ke arah pertokoan Pasar Baru yang ramai. Sudah sejak dulu kawasan Pasar Baru identik dengan daerah yang paling banyak mempunyai penduduk keturunan India. Kami singgah ke dua buah toko yang menjual pakaian tradisioanl India yaitu Sari.  Bajunya bagus-bagus dan berwarna cerah serta tokonya pun dihias dengan meriah menyambut perayaan Diwali. Kami bercakap-cakap dengan pemilik toko dan  foto bersama di depan toko tersebut bersama rombongan tour. 








Sepanjang jalan menuju toko kami melewati deretan rumah yang masih memiliki arsitektur rumah khas jaman dulu dan belum direnovasi. 


Setelah mampir ke sebuah supermarket khas India kami melanjutkan perjalanan menuju Gokul, Indian Vegetarian Resto yang menyajikan aneka makanan India dengan citarasa khas India asli.  Pilihan makanannya banyak sekali ada Vegetable Biryani, Mock Chicken Curry, Aloo Mutter, Plain Paratha dan Papaddum yang lezat. Kami memesan aneka ragam makanan dan saling icip-icip.  Di Resto tersebut ada hiasan tulisan Happy Diwali yang dibuat dari beras warna warni, unik dan bagus sekali. 

















Kenyang makan, kami menuju ke lokasi akhir dari tour kali ini yaitu Hare Krisna Temple tempat kami diundang ke acara ibadah keturunan India yang sedang merayakan Diwali. Hari ini adalah hari terakhir dan merupakan puncak perayaan. 
Mereka mengadakan acara doa bersama dan ada pertunjukan kesenian berupa tari tradisional India. Selama acara kami khusyuk mendengarkan ibadah mereka. Selesai ibadah dan acara tarian, kami dipersilakan mencicipi makanan yang sudah dihidangkan. Ada makanan khas mereka yang bernama Gulap Jamun yang terkenal dengan rasa manisnya. Ada beberapa jenis makanan lain yang disajikan dan kami icip-icip bersama.  Penampakannya seperti yang ada di foto. Sesuai dengan namanya Festival Cahaya maka setelah acara selesai anak-anak menyalakan kembang api di halaman. 




























Setelah selesai menikmati makanan dan berfoto bersama kami pulang dengan hati puas dengan pengalaman baru. 

Komunitas  Jakarta Food Traveler sendiri saat ini sudah berkembang menjadi komunitas Wisata Kreatif Jakarta. Wisata Kreatif Jakarta menawarkan beragam Walking Tour dengan beragam tema misalnya Wisata Bhineka (Wisata Rumah Ibadah Lintas Agama), Wisata Taman & Makam (Park & Cemetery Tour) serta banyak jadwal tour lainnya yang bisa dilihat di website mereka http://www.wisatakreatifjakarta.com/


Thursday 5 December 2019

Weekend Trip : Situ Gunung Suspension Bridge








Jembatan Gantung Situ Gunung alias Situ Gunung Suspension Bridge diresmikan pada tanggal 9 Maret 2019 oleh Menko Kemaritiman Bapak Luhut Binsar Panjaitan,
Jembatan yang memakan biaya sekitar 4 milyar rupiah ini langsung menjadi tujuan wisata yang instagramable karena lokasinya yang berada di tengah hutan dan dikelilingi puncak gunung di kejauhan. Jika datang pada pagi hari ketika masih berkabut pemadangan menjadi semakin cantik. Jembatan ini juga merupakan jembatan gantung yang paling panjang se Asia Tenggara dan lokasinya tidak terlalu jauh dari Jakarta. 

Kesempatan untuk mengunjungi Situ Gunung Suspension Bridge akhirnya datang dengan adanya tawaran dari grup Couchsurfing Runners. Kami memutuskan menggunakan alat trasportasi kereta api karena jika menggunakan mobil akan memakan waktu yang lebih lama. Macet di pasar Sukabumi tidak bisa dihindari.
Karena jadwal kereta Bogor - Sukabumi yang terbatas, kami memutuskan berangkat hari Sabtu tgl 5 Oktober 2019 pukul 13 siang dengan menggunakan Kereta Pangrango yang berangkat dari stasiun Paledang. Stasiun Paledang ini letaknya bersebelahan dengan stasiun Bogor. Tinggal menyeberang ke arah KFC di seberang stasiun dengan menggunakan jembatan penyeberangan.




Grup kami terdiri dari 12 orang masing-masing sudah memesan tiket sendiri-sendiri, ada yang mendapat tempat duduk eksekutif dan ekonomi. Tapi yang jelas semuanya sudah memakai AC jadi tetap nyaman.  Perjalanan Bogor - stasiun Cisaat ditempuh selama 2 jam, setelah itu kami berjalan menuju jalan raya Sukabumi untuk mencarter angkot menuju ke Villa. Di perjalanan kami mampir dulu ke pabrik tahu dan memborong satu besek tahu untuk cemilan di jalan. Sampai di jalan raya, kami menunggu Susan, salah satu teman kita yang tinggal di Sukabumi dan akan bergabung.
Sambil menunggu kami belanja di Alfamrt dan foto-foto. hehe..







Dua angkot telah dicarter dan tanpa membuang waktu angkot bergerak  masuk ke arah Situ Gunung, menuju tempat pemberhentian pertama yaitu Taman Strawberry. Kami mau leyeh-leyeh dulu sambil memberi kesempatan yang tadi hampir ketinggalan kereta untuk makan. Namanya sih Taman Strawberry tetapi karena saat itu bukan musimnya tidak ada strawberry yang tumbuh. Tempat makannya lumayan asyik untuk duduk-duduk karena ada bantal untuk lesehan dan dikelilingi danau.
Apalagi udaranya sejuk bikin mager dan ngantuk. Jadi terpaksa foto-foto biar nggak ngantuk. ihik..






Puas makan dan minum serta leyeh-leyeh kami menuju Vila Pelangi tempat kami menginap. Dinamakan Vila Pelangi karena atap vila-vila disana dicat warna warni. Pemandangannya lumayan bagus, pegunungan di kejauhan dan ijo-ijo bikin seger mata.
Setelah mendapat kamar masing-masing, kami mulai eksplore sekitar dan foto-foto lagi. Kamar kami depan kolam renang jadi semua ngumpul di sana sambil ngobrol.  Yang lain ada yang mandi dan beres-beres serta istirahat,  Sore menjelang malam kami makan indomie di warung. Seru ngobrol dan jalan bareng. Meriah deh pokoknya.





Karena hawa yang dingin malam itu saya tidur cepat supaya besok bisa bangun pagi dengan segar. Udara juga semakin malam makin dingin dan dapet selimut yang nyaman udah deh gak bisa beranjak dari kasur.

Paginya, mas Toton sudah sibuk membangunkan kami semua untuk segera bersiap-siap. Dan setelah sibuk gantian kamar mandi untuk siap-siap, kami akhirnya bergerak menuju jembatan yang hits itu. Mumpung masih pagi jadi masih sepi dan tidak antri.
Setelah berjalan sekitar 1 km, kami memasuki area Situ Gunung Bridge  Setelah membeli karcis kami melanjutkan perjalanan dan melewati  panggung dengan kursi-kursi yang berderet ke atas seperti teater.  Di sebelahnya ada kafe De Balcony yang masih tutup. Tapi saya sempat foto-foto disana. dan segera menyusul teman-teman yang sudah antri untuk melewati jembaran.
Sebelumnya kami diberi tali pengaman lengkap dengan harnes dan diberi gelang tanda masuk.
Selain kami ternyata sudah ada pengunjung yang datang pagi-pagi juga, malah udah ada rombongan berseragam yang foto-foto di tengah jembatan.









Saya menikmati setiap langkah melewati jembatan dan bersama teman-teman lain foto-foto sampai puas dengan berbagai gaya dan posisi. Disarankan untuk foto di pagi hari karena cuaca masih berkabut jadi hasil foto lebih bagus, ada kesan mistisnya berkabut gitu.
Hijaunya hutan di bawah kami seolah karpet raksasa berwarna hijau dan dikejauhan puncak gunung Gede menjadi latar belakang.

















Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama karena kita foto-foto disetiap langkah kami sampai juga diseberang jembatan dan melanjutkan perjalan ke lokasi berikutnya yaitu Air Terjun Curug Sawer. Tidak diperbolehkan mandi di air terjun ini karena arusnya yang cukup deras, sehingga kami hanya foto-foto di sini dan melanjutkan perjalanan kembali menuju tujuan selanjutnya yaitu Danau Situ Gunung.

Sebelum memasuki area Air terjun Curug Sawer ada kompleks Situ Gunung Glamping, tempat berkenah yang sudah ditata sedemikian rupa sehingga menjadi tempat kemping yang nyaman. Selain menginap di Vila sebelum memasuki area Situ Gunung, para pengunjung juga bisa menginap di sini.

Di sekitar air terjun juga banyak tempat jual makanan dan minuman beraneka ragam, tinggal pilih sesuai selera.














Dari sini kami mulai berlari karena nelalui jalan yang dijadikan rute Situ Gunung Trail Run minggu sebelumnya. Walau hanya beberapa kilometer tetapi tanjakannya cukup pedas. Lumayan menghibur hati yang sudah lama tidak pernah ngetrail. Disini ada dua teman kami yang kembali duluan ke lokasi awal jembatan karena sakit.










Danau Situ Gunung sudah pernah saya kunjungi beberapa tahun lalu ketika menginap di Tanakita Camping Ground  ( http://ervitanw.blogspot.com/2012/03/camping-di-tanakita-sukabumi.html )
sudah lama juga, tahun 2012. Berbeda dari jaman dulu waktu saya datang, sekarang karena musim kemarau permukaan danau agak surut.

Setelah puas menikmati keindahan danau, dengan berlari kami kembali menuju tempat awal kami masuk ke area jembatan dimana ada panggung dan deretan kursi, yang sudah ramai dengan pengunjung.  Ketika kamu sampai di panggung sudah ada pertunjukan kesenian Sunda, yaitu tari-tarian dan pencak silat. Selain itu ada seorang bapak-bapak yang bergaya dengan satu tangan di atas tiang sehingga berkesan melayang. Banyak orang-orang yang berfoto dengan bapak itu.




Info Penginapam



Sambil melihat pertunjukan kami minum teh dan kopi serta makan cemilan pisang rebus dan ubi rebus. Wih, nikmat banget deh...

Setelah puas menikmati suasana dan makan minum kami menuju villa untuk mandi dan beres-beres.
Makan siang disediakan oleh pihak vila dan sambil makan kami mengisi kegiatan dengan bermain kartu dan ngobrol.

Angkot yang kemarin kita carter datang menjemput sekitar jam 13.30 dan kami segera diangkut menuju stasiun seperti saat waktu berangkat. Karena kereta baru berangkat sekitar jam 16.00 kami mengisi waktu dengan main kartu dan menunggu di warung dekat stasiun.

Perjalanan berjalan lancar, sampai di stasiun Paledang jalan kaki ke stasiun Bogor dan langsung naik Commuter Line menuju Jakarta.