Sunday 21 March 2021

Family Trip to Malino

 


Jaman dulu awal-awal ke Makassar, saya sudah pernah ke Malino, daerah pegunungan seperti Puncak di Bogor. Berbeda dengan daerah Puncak yang dikelilingi beberapa gunung kalau di Malino hanya ada satu gunung saja yaitu Gunung Bawakaraeng.

Mayoritas penduduk Makassar kalau naik gunung ke gunung Bawakaraeng dan untuk tetirah di udara pegunungan ke Malino, karena hanya ini tempat terdekat dari kota Makassar. 

Menjelang tahun baru kami sekeluarga sudah merencanakan untuk liburan ke Malino. Seminggu sebelumnya saya ber 3 dengan misua dan adik ipar pergi survey kesana dan berhasil mendapatkan beberapa tempat yang lumayan ok untuk tempat menginap. Karena yang ikut cukup banyak, villa juga harus yang besar dengan tempat yang bagus dan harga reasonable.

Setelah mengunjungi beberapa Hotel dan Vila sampai berbelok ke jalan kecil akhirnya kami sudah ada gambaran beberapa tempat yang cukup bagus.

Perjalanan ke Malino dari Makassar memakan waktu sekitar 2 jam melewati jalan biasa yang naik turun. Tidak ada tol di sini jadi dari awal lewat jalan biasa yang sudah bagus. Setengah perjalanan kami melewati tulisandi tembok pinggir jalan “Malino 1927”, yang merupakan peninggalan dari Gubernur Jenderal Caron pada tahun 1927 yang memerintah di "Celebes en Onderhoorigheden", dan menjadikan Malino pada tahun 1927 sebagai tempat peristirahatan.

Udara sejuk dan segar segera menggantikan cuaca Makassar yang panas. Pemandangan hijaunya sawah memanjakan mata. Kami juga melewati hutan pinus dan penjual sayur dan buah-buahan dalam perjalanan menuju Vila. 

Dalam perjalanan pulang dari survey, kami mampir di kedai es cendol 88 yang terkenal di Malino serta makan jagung bakar khas Malino dengan bulir-bulir jagungnya yang berwarna kuning muda tetapi empuk dan legit. Cendol di Malino ini terbuat dari tepung beras sehingga lebih lembut dan diberi sedikit ketan hitam. Hmm... enak sekali rasanya... di minum di udara yang sejuk.

Dalam perjalanan pulang kami juga melewati penjual makanan khas Makassar yang menjual Gogos, semacam lemper tanpa isi. Selain terbuat dari ketan putih, Gogos juga dibuat dari ketan hitam. Uniknya, selain dimakan begitu saja, penduduk setempat menikmati Gogos dengan telur asin dan sambal. Duh, enak banget, secara kami makannya langsung setelah dibakar sehingga masih hangat.

Akhirnya, hari H liburan tiba juga.. yeayy... setelah melalui perdebatan yang seru kami memilih villa Reunion yang beralamat di Kampung Parang Bugisi, Kelurahan Bulutana Malino Kecamatan Tinggimoncong, Bulutana, Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan 92174. Untuk lokasi tepatnya bisa dicari di Google Map.

Alasan kami memilih Villa ini karena ada dua villa berdekatan yang mempunyai conecting door dan bisa memuat banyak orang karena ada 3 kamar yang bisa memuat 18 orang sekaligus. Serta ada fasilitas karaoke dan TV.  Harganya juga masih wajar dan masuk dalam budget. Mereka juga bisa menyediakan makan pagi, siang dan malam tergantung orderan per paket. Bisa juga menyediakan teh dan kudapan. 

Pada hari H keberangkatan udara cerah, sekitar pukul 2 siang kami dengan mengendarai 3 mobil sampai di Villa. Wah, pemandangan di Villanya cantik dengan hamparan sawah dan birunya pegunungan di kejauhan. Di dalam ruangan Vila juga ada tempat duduk gantung yang bisa dipakai untuk duduk santai dan di luarnya juga ada teras dengan dua tempat duduk untuk nongkrong. Di halaman dekat pematang sawah ada bangunan kecil dengan tempat duduk untuk leyeh-leyeh. Pokoknya villa ini top banget.



Setelah istirahat beberapa dari kami dan anak-anak mulai melakukan penjelajahan di sekitar Villa. Kami sempat melihat ada papan petunjuk menuju air terjun, sehingga memutuskan untuk pergi kesana. Setelah bertanya kepada penduduk dan berjalan kaki sejauh sekitar 2 km kami sampai juga di air terjun tersebut. Air Terjun Parang Bugisi namanya.









Perjalanan menuju kesana melewati rangkaian pemandangan khas pegunungan dan jalanan berbatu naik turun yang cukup lumayan. Berbatu-batu dan agak licin. Untung anak-anak semangat sekali sehingga semuanya bisa sampai dengan selamat.

Air terjunnya tidak terlalu tinggi tetapi airnya cukup deras. Karena deras,  kami tidak bisa mandi dekat air terjun, cukup mandi di aliran sungainya saja dan duduk di batu-batunya sambil foto-foto dan main air. Hujan rintik-rintik dan hari yang sudah menjelang sore memaksa kami harus bubar dan kembali menuju Villa.



Sampai di Villa, sudah tersedia kudapan sore berupa teh kopi dan pisang goreng. Sungguh nikmat rasanya setelah mandi dan segar kembali, isi perut sambil melihat pemandangan.



Setelah makan malam yang tidak kalah nikmatnya karena udara semakin dingin, kami melanjutkan acara dengan karaoke bersama dan lanjut lagi dengan makan suki yang dibawa dari Makassar oleh Kak Eha. Sampai penuh rasanya perut ini tapi enak rasanya karena bisa tidur dengan nyenyak dengan perut kenyang.

Pagi harinya bersama rombongan yang kemarin, kami jalan pagi lagi menuju air terjun yang lain, yaitu air terjun Puang Bola. Mestinya tidak terlalu jauh tetapi kami salah jalan karena ada bekas longsoran tanah yang menyebabkan kami menjadi bingung. Jalan yang kami tempuh ini harus melewati jembatan bambu yang cukup seram karena bergoyang-goyang. Tapi seruuu...








Setelah bertemu ibu penduduk setempat yang lewat karena hendak ke pasar dan diberitahu kalau salah jalan, kami kembali ke Villa untuk mandi. Setelah itu anak-anak bermain ATV di halaman sambil menunggu waktu pulang. Ini juga seru karena saya sempat dibonceng Raiyan.. hehe..






Setelah puas bermain, kami semua makan siang dahulu baru pulang ke Makassar. Hujan deras mengiringi kepulangan kami dan sempat mampir ke pasar Malino untuk membeli oleh-oleh. Dodol khas Malino dan sirup Markisa.

 

 

 

 



Tuesday 16 March 2021

Running Makassar City

 


Tahun lalu saya dua kali pergi ke Makassar karena ada acara keluarga. Seperti biasa saya memanfaatkan waktu dengan lari pagi di seputar kota Makassar.  Dari dua kali kunjungan tersebut ada beberapa lokasi yang belum pernah saya datangi. Rute yang biasa saya lalui adalah dari rumah menuju pantai Losari dengan jarak sekitar 5 km. Dari rute tersebut barulah saya mampir ke beberapa tempat yang menarik.

·         Pantai Losari

Tidak pernah bosan rasanya mengunjungi pantai umum di kota Makassar ini. Rasanya setiap tahun selalu ada yang baru di area pantai ini. Kalau untuk tulisan City of Makassar dll memang sudah ada dari tahun-tahun sebelumnya. Tapi baru kali ini saya melihat ada tempat yang bertuliskan aksara lontara. Dan saya juga baru foto-foto beberapa patung yang ada disana.

 

















·         Center Point of Makassar

Merupakan sebuah project perumahan baru di Makassar dengan pengembang Citraland yang membangun sebuah tugu berupa bola dunia yang keren di depan project perumahan tersebut. Disana juga ada jembatan yang menghubungkan area pantai dengan pulau reklamasi disana. Di belakang jembatan ini juga ada taman yang disponsori BPJS Ketenagakerjaan bernama Taman Emmy Saelan. Mesjid 99 Kubah dengan warna kubahnya yang eye catching berada di sebelah taman ini. Ada bagian taman yang bisa digunakan untuk refleksi, taman bermain dan amphiteater untuk pertunjukan.

 




·         Lapangan Karebosi

Dari Pantai Losari rute lari saya biasanya adalah menuju Lapangan Karebosi. Lapangan serba guna ini terletak sekitar 1km dari pantai Losari dan sepanjang perjalanan ke sana saya berlari melewati beberapa bangunan yang berciri khas kota Makassar.





Gong di depan Benteng Fort Rotterdam. Saya baru melihat ada gong ini waktu lari-lari kemarin, padahal mestinya gong ini sudah ada sejak lama. Hehe.




Setelah berfoto sejenak, saya melanjutkan perjalanan dengan melalui benteng dan belok kanan menuju arah Lapangan Karebosi dengan mengikuti Google Map.

Disini ada sebuah monumen dengan pasangan yang memakai baju adat makassar di atasnya – mirip tugu selamat datang di Jakarta.


Gedung RRI 



China Townnya Makassar

 


Setelah sampai di lapangan Karebosi saya sempat berlari sebentar disana dan setelah mampir di Indomaret di seberang jalan untuk membeli minum biasanya saya  pulang naik Gojek ke rumah.

Selain itu saya sempat foto beberapa gedung jadul yang saya temui di perjalanan.

 


 

·         Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat

Monumen Mandala yang terletak di Jl Jend Sudirman, merupakan monumen yang dibangun untuk memperingati perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut kembali Irian Barat (Papua) dari tangan penjajah Belanda pada tahun 1962. Monumen Mandala dibangun pada tanggal 11 Januari 1994, dan diresmikan oleh Presiden Soeharto tanggal 19 Desember 1995. Monumen Mandala berbentuk segitiga yang merupakan simbol dari Trikora (Tiga Komando Rakyat), sedangkan pada bagian bawah dan atas bangunan terdapat relief yang berbentuk kobaran api yang menandakan semangat juang Trikora.

 


·         Makan Pangeran Diponegoro

Ketika saya sedang lari mengarah ke Pelabuhan Makassar untuk melengkapi jarak menjadi 10K, saya tiba-tiba melihat papan penunjuk arah bertuliskan Makam Pangeran Diponegoro. Wah iya, saya baru sadar kalau Pangeran Diponegoro di makamkan di sini. Saya segera membuka google map dan mengikuti arah menuju makam. Sampai di sana saya hanya foto2 di depannya saja dan berhasil foto makam dari pagar. Selain makam Pangeran Diponegoro disini juga dimakamkan keturunan beliau. 

 





·         Warkop Hai Hong

Termasuk warung kopi tertua di Makassar. Jadi saya tertarik ke sini setelah mendapatkan infonya di internet. Setelah lari 10K saya finish di sini dan memesan es kopi susu dan roti sarikaya. Tempatnya bersuasana khas warkop jaman dulu dan ada beberapa pesepeda yang sedang makan disana. Alamatnya Jl Bonerate No. 12 Makassar.

 




·         Universitas Hasanuddin

Sudah sejak lama pengen lari disini dan akhirnya Rahma bersedia menemani saya di suatu pagi yang mendung. Emma teman Rahma juga ikut dan berbaik hati berlari bersama saya sekaligus menjadi fotografer untuk foto-foto di beberapa spot wajib di sana. Hampir di setiap lokasi saya foto-foto sih ... hehe..namanya juga baru pertama jadi excited banget.  Seputaran Unhas sekitar 3 km, melewati beberapa fakultas, gedung pertemuan, gedung rektorat dan ada kandang rusa serta kebun buah naga. Di sini juga ada danaunya yang terletak di depan kampus setelah pintu gerbang bersebelahan dengan mesjid Unhas.

Pokoknya seru banget lari di sini, apalagi setelah lari kita gelar makanan dan sarapan bersama. Terimakasih Rahma dan Emma. Next time kita lari bareng lagi ya...