Tuesday 30 January 2007

Me and Raiyan




Nice moment with my son, Raiyan Faizan

Tour Ke Pabrik Keju Gouda Sukabumi

Akhirnya tiba juga hari yang dinanti-nanti, tgl 27 Januari 2007 saya akan ikutan tour JalanSutra ke Sukabumi. Sesudah bangun jam 5.30, mandi pakai air panas dan menunggu dijemput adikku dengan manis sambil menonton TV. Tetapi ternyata, seperti biasa, adikku telat bangun dan kayaknya nggak mungkin sempat untuk sampe di rumah jam 6 tet, yang ada saya naik ojek ke Pintu 5 Senayan…Sampai di sana, sudah banyak orang yang datang, karena sudah hampir jam 6.30, cepet2 deh saya daftar ke mbak Titin dan dapet di bus 2. Saya nggak langsung naik ke bis tapi nunggu di luar dulu sambil ngobrol2 dengan Mas Wasis yang dengan PDnya saya sapa dengan Cak Uding. Nggak berapa lama, adek saya dateng, huh, BT banget deh…dengan tampang sok innocent, nggak ngaku kalo bangun kesiangan.


Bis berangkat jam 6.40, perjalanan lancar sampai Rancamaya berhenti ngambil snack yang dibeli di Bogor, ada tulisannya Bogor Permai. Lega banget, soalnya ni perut dah keroncongan dari tadi.


Jalan masuk ke Bukit Baros Cempaka adalah belokan ke kiri setelah jalan ke Pelabuhan Ratu, masih agak jauh juga ke dalam, jalannya kecil berliku-liku.  Akhirnya kami sampai juga. Sehabis ke toilet, kami langsung ke tempat pertemuan di atas, dan diberi minuman es kelapa muda., lalu kami mendengar penjelasan dari Panitia mengenai proses pembuatan keju Gouda tersebut. Menarik juga sih…setelah penjelasan dan berbagai macam games ada icip2 produk Gouda ini, ada lidah kucing, kastengels, chessestik, dll, lalu kita diberi daftar untuk memesan. Setelah itu kami dibagi menjadi 4 kelompok untuk peninjauan ke Pabrik. Saya termasuk kelompok 4. Pabriknya kecil dan  ternyata hanya boleh melihat proses pembuatan keju dari atas, tidak bisa lebih dekat, jadi sebenarnya kurang memuaskan. Setelah itu kami mendapat compliment keju, yoghurt dan pisang goreng keju. Setelah dari pabrik, makan siang sudah menanti, dengan menu nasi timbel, lauknya : empal, tempe, tahu, sayur asem dan kerupuk, lumayan, setelah menguras tenaga di jalanan yang menanjak selepas dari pabrik, bisa beristirahat sambil makan siang bersama. Setelah makan siang,  dimulailah demo masak dengan Chef Adi, yang pernah masuk TV dalam acara masak bersama Rommy Rafael. Saya sih nggak pernah nonton jadinya gak tau Chef Adi ini. Menu pertama Sup Kentang. Ketika akan masuk ke menu berikutnya, saya agak mulai bosan, dan melihat-lihat ke kejauhan tampak air sungai mengalir dengan batu-batu yang bertaburan di sana sini. Wah, kayaknya enak deh kalo merendam kaki di sungai. Apalagi sebelumnya saya lihat ada bapak dengan anaknya berjalan ke bawah ke arah sungai, berarti bukan saya saja kan yang melarikan diri dari demo masak? Hehe… dengan pura-pura cuek, saya ngeloyor aja ke bawah, menuruni undakan tanah, yang berujung di jalan raya kecil, turun lagi melalui jalan semen dan sampai di lapangan rumput yang luas, yang merupakan tempat Out Bound, Memang pabrik keju ini selain mempunyai acara berkunjung ke pabrik keju juga ada outboundnya dan mereka juga mempunya group hotel di Anyer dan Sukabumi. Sungai sudah dekat dan akhirnya kesampaian juga duduk di batu dan merendam kaki. Aduh segarnya…sambil melamun, melihat air sungai mengalir, merasakan desir angin pegunungan, panas jam 1 siang tidak terlalu dirasakan. Hampir setengah jam saya berada di sungai, begitu bapak dan anak yang berada di sungai naik ke atas, mereka mendapat pemberitahuan kalo demo masak sudah hampir selesai, saya yang tadinya ingin berlama-lama sebentar segera ikutan ke atas. Takut juga sih, jangan2 ada ular atau ada banjir bandang tiba2, kalo sampe ilang kan kasian panitianya. Begitu sampai di tempat demo masak, ternyata masakan dari Chef kedua yaitu Ari Parikesit sudah selesai, jadi langsung saja saya ikut beramai-ramai mencoba canapĂ© dengan keju yang lezat sekali, apalagi sehabis panas-panas di sungai. Setelah demo masak usai, dan mengambil serta membayar barang pesanan berupa keju dan kawan-kawannya, kami semua berfoto bersama Panitia Pabrik Keju Gouda dan segera masuk bis untuk menuju ke tempat berikutnya, yaitu Pabrik Moci. Ternyata selepas dari pabrik keju hujan turun dengan derasnya, huh..untung saja kita semua sudah berada di bus sehingga tidak kehujanan. Tak terasa, bisa sudah sampai di pabrik moci, jalan Otista 39, saya turun untuk antri membeli moci yang sudah dijual paket untuk para peserta. Dibawah guyuran hujan saya rela mengantri dan akhirnya moci sampai juga di tangan.


Perjalanan dilanjutkan ke kota Sukabumi dan berakhir di Alun-alun, dimana kami semua dibagi dalam kelompok-kelompok untuk berpencar membeli makanan dan oleh-oleh. Saya 1 rombongan dengan Arie dan pertama kali menuju ke Toko kopi, selanjutnya mobil yang menjual abon dan paru, sayang combro sudah habis, padahal saya sangat ingin makan combro. Setelah itu kami jalan kembali ke bis. Ketika sedang membeli bakso dekat bis, datang pak Icay membawa combro dan menawarkan kepada saya, akhirnya rasa penasaran saya terjawab sudah dengan gigitan pertama combro yang luar biasa empuk dan nikmat. Nggak jadi ngidam deh…


Di tengah perjalanan pulang, mampir ke pepes Rafflesia, di sana saya membeli pepes Tahu dan pepes Ayam. Sebenarnya pengen beli pepes Ikan sih, tapi karena yang bumbu iris sudah habis, saya hanya membeli pepes ayam dan tahu saja.  Dinginnya udara AC menemani sepanjang perjalanan pulang, terjebak kemacetan di perempatan Ciawi dan Cawang akhirnya kami sampai di Pintu 5 Senayan jam 20.30 malam dengan selamat.


 

Tour Ke Pabrik Keju Gouda Sukabumi




Tanggal 27 Januari 2007 bersama teman-teman Milis JalanSutra

Akhirnya tiba juga hari yang dinanti-nanti, tgl 27 Januari 2007 saya akan ikutan tour JalanSutra ke Sukabumi. Sesudah bangun jam 5.30, mandi pakai air panas dan menunggu dijemput adikku dengan manis sambil menonton TV. Tetapi ternyata, seperti biasa, adikku telat bangun dan kayaknya nggak mungkin sempat untuk sampe di rumah jam 6 tet, yang ada saya naik ojek ke Pintu 5 Senayan…Sampai di sana, sudah banyak orang yang datang, karena sudah hampir jam 6.30, cepet2 deh saya daftar ke mbak Titin dan dapet di bus 2. Saya nggak langsung naik ke bis tapi nunggu di luar dulu sambil ngobrol2 dengan Mas Wasis yang dengan PDnya saya sapa dengan Cak Uding. Nggak berapa lama, adek saya dateng, huh, BT banget deh…dengan tampang sok innocent, nggak ngaku kalo bangun kesiangan.

Bis berangkat jam 6.40, perjalanan lancar sampai Rancamaya berhenti ngambil snack yang dibeli di Bogor, ada tulisannya Bogor Permai. Lega banget, soalnya ni perut dah keroncongan dari tadi.

Jalan masuk ke Bukit Baros Cempaka adalah belokan ke kiri setelah jalan ke Pelabuhan Ratu, masih agak jauh juga ke dalam, jalannya kecil berliku-liku. Akhirnya kami sampai juga. Sehabis ke toilet, kami langsung ke tempat pertemuan di atas, dan diberi minuman es kelapa muda., lalu kami mendengar penjelasan dari Panitia mengenai proses pembuatan keju Gouda tersebut. Menarik juga sih…setelah penjelasan dan berbagai macam games ada icip2 produk Gouda ini, ada lidah kucing, kastengels, chessestik, dll, lalu kita diberi daftar untuk memesan. Setelah itu kami dibagi menjadi 4 kelompok untuk peninjauan ke Pabrik. Saya termasuk kelompok 4. Pabriknya kecil dan ternyata hanya boleh melihat proses pembuatan keju dari atas, tidak bisa lebih dekat, jadi sebenarnya kurang memuaskan. Setelah itu kami mendapat compliment keju, yoghurt dan pisang goreng keju. Setelah dari pabrik, makan siang sudah menanti, dengan menu nasi timbel, lauknya : empal, tempe, tahu, sayur asem dan kerupuk, lumayan, setelah menguras tenaga di jalanan yang menanjak selepas dari pabrik, bisa beristirahat sambil makan siang bersama. Setelah makan siang, dimulailah demo masak dengan Chef Adi, yang pernah masuk TV dalam acara masak bersama Rommy Rafael. Saya sih nggak pernah nonton jadinya gak tau Chef Adi ini. Menu pertama Sup Kentang. Ketika akan masuk ke menu berikutnya, saya agak mulai bosan, dan melihat-lihat ke kejauhan tampak air sungai mengalir dengan batu-batu yang bertaburan di sana sini. Wah, kayaknya enak deh kalo merendam kaki di sungai. Apalagi sebelumnya saya lihat ada bapak dengan anaknya berjalan ke bawah ke arah sungai, berarti bukan saya saja kan yang melarikan diri dari demo masak? Hehe… dengan pura-pura cuek, saya ngeloyor aja ke bawah, menuruni undakan tanah, yang berujung di jalan raya kecil, turun lagi melalui jalan semen dan sampai di lapangan rumput yang luas, yang merupakan tempat Out Bound, Memang pabrik keju ini selain mempunyai acara berkunjung ke pabrik keju juga ada outboundnya dan mereka juga mempunya group hotel di Anyer dan Sukabumi. Sungai sudah dekat dan akhirnya kesampaian juga duduk di batu dan merendam kaki. Aduh segarnya…sambil melamun, melihat air sungai mengalir, merasakan desir angin pegunungan, panas jam 1 siang tidak terlalu dirasakan. Hampir setengah jam saya berada di sungai, begitu bapak dan anak yang berada di sungai naik ke atas, mereka mendapat pemberitahuan kalo demo masak sudah hampir selesai, saya yang tadinya ingin berlama-lama sebentar segera ikutan ke atas. Takut juga sih, jangan2 ada ular atau ada banjir bandang tiba2, kalo sampe ilang kan kasian panitianya. Begitu sampai di tempat demo masak, ternyata masakan dari Chef kedua yaitu Ari Parikesit sudah selesai, jadi langsung saja saya ikut beramai-ramai mencoba canapĂ© dengan keju yang lezat sekali, apalagi sehabis panas-panas di sungai. Setelah demo masak usai, dan mengambil serta membayar barang pesanan berupa keju dan kawan-kawannya, kami semua berfoto bersama Panitia Pabrik Keju Gouda dan segera masuk bis untuk menuju ke tempat berikutnya, yaitu Pabrik Moci. Ternyata selepas dari pabrik keju hujan turun dengan derasnya, huh..untung saja kita semua sudah berada di bus sehingga tidak kehujanan. Tak terasa, bisa sudah sampai di pabrik moci, jalan Otista 39, saya turun untuk antri membeli moci yang sudah dijual paket untuk para peserta. Dibawah guyuran hujan saya rela mengantri dan akhirnya moci sampai juga di tangan.

Perjalanan dilanjutkan ke kota Sukabumi dan berakhir di Alun-alun, dimana kami semua dibagi dalam kelompok-kelompok untuk berpencar membeli makanan dan oleh-oleh. Saya 1 rombongan dengan Arie dan pertama kali menuju ke Toko kopi, selanjutnya mobil yang menjual abon dan paru, sayang combro sudah habis, padahal saya sangat ingin makan combro. Setelah itu kami jalan kembali ke bis. Ketika sedang membeli bakso dekat bis, datang pak Icay membawa combro dan menawarkan kepada saya, akhirnya rasa penasaran saya terjawab sudah dengan gigitan pertama combro yang luar biasa empuk dan nikmat. Nggak jadi ngidam deh…

Di tengah perjalanan pulang, mampir ke pepes Rafflesia, di sana saya membeli pepes Tahu dan pepes Ayam. Sebenarnya pengen beli pepes Ikan sih, tapi karena yang bumbu iris sudah habis, saya hanya membeli pepes ayam dan tahu saja. Dinginnya udara AC menemani sepanjang perjalanan pulang, terjebak kemacetan di perempatan Ciawi dan Cawang akhirnya kami sampai di Pintu 5 Senayan jam 20.30 malam dengan selamat.

Sunday 28 January 2007

Forbidden Citi Resto and Lounge

Rating:★★★
Category:Restaurants
Cuisine: International
Location:Jl. Wijaya I No 55
Sudah lama saya dan suami ingin mencoba Resto dan Lounge Forbidden Citi di Jl Wijaya tetapi baru kesampaian kemarin, sepulang kerja kami berdua segera meluncur ke sana. Sekitar jam 5 resto masih agak sepi, di pintu masuk kami disambut pelayan yang dengan ramah mengantar kami ke tempat duduk. Restoran di lantai 1 sedang Lounge di lantai 2. Di depan Bar telihat ada seorang model yang sedang bergaya, tampaknya ada pemotretan. Suasana restoran temaran, kalau menurut saya agak terlalu gelap, tapi untuk pasangan yang mencari suasana romantis cocok banget. Dinding warna merah dengan dihiasi lukisan-lukisan china, juga rak berisi patung-patung cina berbagai bentuk, kursi kayu berwarna hitam, dan ada sofanya juga. Di tiap meja ada lilin di dalam wadah yang juga berwarna merah. Benar-benar mencerminkan suasana china sesuai dengan nama resto.
Setelah menelusuri daftar-daftar makanan yang ada di buku menu, untuk appetizer, kami memilih Chicken Caesar Salad (25.000) untuk minumnya, saya memilih Speciality Tea dengan rasa cranberries, sedangkan suami rasa Apel. (22.500)
Salad datang tidak lama, diletakkan dalam piring datar berupa campuran fillet ayam, daun selada, garlic bread disiram caesar dressing. Soal rasa, lumayan enak, perpaduan saus dengan fillet ayam dan daun selada yang renyah menjadi appetizer yang pas.
Untuk cranberries tea, the rasa buah cranberries dengan potongan2 buah cranberries yang tenggelam di dasar gelas. Segar. Untuk apple teanya standard, hanya the rasa apel tidak ada potongan buah atau semacamnya.
Setelah puas menyantap appetizer kami mulai memilih-milih menu untuk makan malam, saya menjatuhkan pilihan ke Hainanese Chicken Rice (39.000) dan suami memilih Fried Beef Kway Teow (35.000), dua-duanya ada tulisan The Emperor’s Favorites. Tanpa menunggu lama, makanan datang, Fried Beef Kway Teow dihidangkan di atas piring yang berbentuk wajan, sedangkan Hainanese Chicken Rice diletakkan di piring keramik yang panjang, dengan urutan mangkuk kecil berisi kecap asin, sambal, potongan ayam, mangkuk kaldu, dan nasi.
Kwetiauwnya enak, bumbu dan rasa manisnya juga pas, tetapi sayang untuk nasi ayam hainamnya biasa saja, tidak terlalu istimewa.
Yang dashyat adalah dessertnya, saya memilih Choco Volcano (20.000) karena di daftar menu tertulis seperti ini chocholate timbale served with a scoop of vanilla ice cream and chocholate Hershey sauce. Memang menunggu dessert ini agak lama, karena ketika saya tanya ke mbak pelayannya, cake dimasak setelah dipesan supaya coklat masih cair ketika dipotong…dan benar saja ketika akhirnya cake Choco Volcano ini tiba, rasa coklatnya benar2 mantap berpadu serasi dengan ice cream vanilla, sehingga setiap suapnya memberi sensasi yang luar biasa.
O iya, untuk yang suka hang out, loungenya kelihatannya cukup asyik, selain karena lagu-lagunya yang cukup asyik, terdengar sampai resto-nya, pengunjung terlihat ramai.

Monday 22 January 2007

Puisi

Suatu kali, Singgahlah


 


Suatu kali, sempatkan singgah ke hatiku


Menjenguk rindu – yang kerap mengetuk-ngetuk pintu


Tidurmu, siapa tahu, berharap untuk menyiasati kenangan


Agar terperangkap nun di masa yang jauh di depan


 


Tolong, jangan ucapkan, satu patah kata pun


Pada tibamu. Sebab persentuhan kita toh hanya


Pertemuan dua ujung musim yang silam oleh arus


Dan kata-kata, alangkah fana


 


Tapi di kota yang begitu gemar pada


Geliat kesibukan, aku hanya selokan


Di keliling sebuah taman


Menerima segala pun yang tiba,


Menebarkan aroma yang menyesakkan : terabaikan


 


Di hunian yang tak mampu lagi membaca ibarat


Dan terlalu sibuk untuk sempat, betapa pun singgahlah


Agar dapat kucermati wajahmu, agar dapat kuyakini


Jauh dalam hati – jejak rindumu…


 


(AGS)

Thursday 18 January 2007

Sop Buntut Dapur Nyonya

Rating:★★★
Category:Restaurants
Cuisine: Other
Location:Jl Tebet Raya
Setelah meeting di daerah kuningan yang baru selesai menjelang jam makan siang, saya dan teman kantor memutuskan untuk cari tempat makan siang dulu. Setelah sedikit berdebat untuk menentukan tempat, kami memutusakn untuk makan ke daerah tebet. Selain di sana memang banyak tempat makan enak, tempatnya juga tidak terlalu jauh dari kuningan. Untuk tempat makannya, rekomendasi dari teman saya, Sop Buntut Rumah Nyonya di Jl. Tebet Raya. Karena katanya pernah masuk di acara Wisata Kuliner. Singkat cerita, sampailah kami di rumah makan tersebut, yang ketika kami datang masih sepi. Pelayan segera datang sambil membawa menu. Selain menu Sop Buntut yang teridiri dari Sop Buntut Biasa, Sop Buntut Bakar dan Sop Buntut Panggang, menu lainnya ada Ayam Goreng, Rawon, dan Soto. Saya memilih Sop Buntut Biasa sedang teman saya Sop Buntut Bakar. Minumnya standard es the manis. Pesanan datang tidak lama, sop buntut tampil dengan kuah bening, potongan daging buntutnya lumayan banyak ditambah potongan wortel dan kentang, dan beberapa iris tomat. Hmmm, daging buntutnya empuk sekali dan langsung lepas dari tulangnya. Kuahnya gurin dam segar dengan tambahan cabai berpadu serasi dengan tingkat kepedasan yang pas, sehingga tak terasa dalam waktu singkat hidangan sudah licin tandas. Untuk Sop Buntut bakar, daging buntut yang telah dibakar dengan bumbu yang berwarna merah disajikan di piring dengan kuah terpisah.
Recommended.
Untuk harganya Sop Buntut BIasa Rp. 20.000, Sop Buntut Bakar Rp. 25.000
Alamat Jl Tebet Raya (saya lupa nomornya), sebelah kiri jalan, sebelum perempatan yang ada warung warmo.



Tuesday 16 January 2007

Kandank Jurank Doank

Rencana ke Tanah Tingal tidak terlaksana karena setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh sampai disana, tutup untuk umum karena dipakai pernikahan. Untuk mengobati kekecewaan, sewaktu melintas di jalan Merpati Baru saya melihat plang bertuliskan Kandank Jurank Doank. Wah ini, kan Sekolah Alam kepunyaan Dik Doank itu, yang sering masuk TV. Akhirnya, untuk mengobati kekecewaan, kami mampir ke sana. Setelah sedikit bertanya, akhirnya kami sampai juga di lokasi. Setelah parkir kami turun. Kandank Jurank Doank menempati lokasi seluas lapangan bola, yang terdiri dari lapangan rumput untuk bermain bola (untuk anak-anak) yang di ujungnya ada panggung. Di sebelah lapangan bola ada meja berpayung dengan kursi-kursi yang bertuliskan iklan yang dibintangi Dik Doank. Jadi kami duduk-duduk disini, sambil memesan makanan dari kantin disebelahnya. Menunya hanya indomie , roti bakar, minumnya juga standard seperti es the manis, soda gembira. Disebelahnya ada ruang perpusatakaan kecil dengan bangku-bangku memanjang dari kayu. Di dekatnya ada beberapa permainan anak-anak, seperti perosotan, ayunan dll. Di sebelah lapangan ada 3 buah rumah panggung kecil dari kayu, dengan halaman rumput disertai kolam dan air mancur. Dibelakang lapangan bola turun ke bawah melewati anak tangga dr tanah, kami bisa bermain di sawah, walaupun saat itu sawahnya tidak ada tanaman padinya, cukup membuat anak saya senang karena bisa menemukan kupu-kupu, siput dan katak. Juga menikmati berjalan di pematang sawah. Setelah puas berfoto ria dan menikmati pemandangan, karena panas yang lumayan terik, kami cepat-cepat kembali ke atas. Menurut hasil percakapan dengan crew atau panitia yang ada di sana, jadwal acara setiap Minggu pagi. Kebetulan Minggu pagi itu ada acara langsung yang disiarkan oleh salah satu TV swasta dengan tema Presenter Cilik. Bintang tamunya Desy Ratnasari. Tema acara akan berganti-ganti tiap Minggu, tetapi yang umum adalah belajar melukis. Disamping itu ada juga sekolah bola untuk anak-anak. Anak-anak yang berminat datang dapat mendaftar dengan mengisi formulir dan nanti mendapatkan kartu anggota dengan Foto. Karena anak saya masih kecil, nanti-nanti saja-lah daftarnya, lagian kalau misalnya sedang ke rumah neneknya saja baru bisa mampir ke sini. Karena memang tempatnya lumayan jauh dari rumah kami di Bendungan Hilir.

Monday 15 January 2007

Soto Bakar

Rating:★★★
Category:Restaurants
Cuisine: Other
Location:Sarinah Thamrin
Hari Jumat, tgl 12 Januari 2007, sekitar jam 19.00 saya menjemput seorang teman untuk makan bersama, pertama kami rencana untuk makan di roti bakar Eddy dekat Al Azhar, karena kami dari arah Benhil, ketika akan ke arah Senayan dari Jl Farmasi, macetnya sudah gila-gilaan secara ini hari Jumat.
Wah, terpaksa dengan cepat kami berpikir untuk mencari tempat lain yang berlawanan arah. Untung saya segera dapat ide untuk ke arah Sarinah Thamrin, Sabang dan sekitarnya. Langsung saya teringat dengan spanduk Soto Bakar yang ada di resto Burger Cooker, Sarinah Thamrin. Teman saya langsung setuju dan meluncurlah kami ke sana. Benar saja, jalanan tidak macet dan tidak berapa lama kami sudah duduk memesan makanan. Suasana restoran tidak ramai. Tanpa perlu lama memilih saya sudah memesan Soto Bakar (Rp. 16.000an) dan teman saya akhirnya memutuskan untuk memesan Grilled Chicken Burger (Rp. 11.000an). Minumnya Ice Lemon Tea (Rp. 3500). Tidak berapa lama, pesanan datang, Soto Bakar datang dengan potongan daging yang berwarna kehitaman, bersama dengan nasi, acar, dan emping. Kuahnya di mangkuk terpisah, berwarna kuning dan berisi potongan kentang. Suapan pertama, dagingnya lumayan empuk dengan rasa agak manis. Sewaktu menonton di TV yang meliput Soto Bakar ini, cara pembuatannya daging terlebih dahulu direbus dengan bumbu2 sampai meresap baru setelah itu dibakar, sehingga menghasilkan cita rasa daging yang mantap. Sayang, untuk kuahnya rasanya standar, mungkin mereka sengaja menonjolkan cita rasa dagingnya dan tidak terlelu memperhatikan rasa kuah. Untuk Burger saya tidak bisa mencicipi, tetapi saya pernah makan Burger Cooker yang di Jl. Ahmad Dahlan dan menurut saya rasanya biasa saja. Masih lebih enak Blenger Burger. Recommended untuk dicoba

Thursday 11 January 2007

Bebek Goreng

Rating:★★★
Category:Restaurants
Cuisine: Other
Location:Jl Raya Arteri Pondok Indah
Kemarin, tgl 10 January 2007 setelah mengambil hadiah kuis di Jl Praja, saya mampir ke kantor teman di salah satu ruko di Jl Raya Arteri Pondok Indah. Setelah ngobrol-ngobrol sejenak di kantornya, kami mencari tempat makan siang. Disebelah kantor ada Restoran Kwetiauw Akang, tapi kata teman saya “tidak dijamin halal” jadi batal makan di sana. Lalu saya ingat pernah membaca tulisan Bebek Goreng dan ternyata benar restorannya dekat situ, hanya berjalan 50m, di tengah panas terik yang menyengat. Ah, lega rasanya masuk ke restoran yang teduh, suasana restoran tidak ramai, hanya ada 4 orang makan di meja dan 3 orang makan di lesehan. Pelayan datang dengan membawa menu dan saya langsung menjatuhkan pilihan ke paket bebek goreng (bebek+nasi+lalapan Rp. 15.000,-) sedangkan teman saya memilih Sup Iga. Soalnya belakangan saya baru tau, teman saya itu walau kantornya dekat tidak pernah makan di sana karena tidak suka bebek, dan dia tidak tahu ada menu lain selain bebek.
Pesanan datang tidak lama, bebek datang dalam keadaan digoreng kering berwarna kecoklatan + nasi putih dan lalapan yg lumayan banyak di wadah bambu, tetapi sayang saya tidak suka lalapan, jd sama sekali tidak disentuh, hampir aja saya bungkus  karena nggak mau rugi. Suapan pertama, bebek terasa empuk, kulitnya garing dan tidak terlalu berminyak. Sambalnya sambal hijau, pedasnya pas dan menambah kenikmatan makan siang. Tetapi sayang, ukuran bebeknya kecil, jadi bebeknya sudah habis, nasinya masih banyak. Tetapi secara keseluruhan, lumayan enak. Untuk sup Iganya saya tidak mencicipi, tapi kelihatannya juga tidak mengecewakan.
Untuk alamatnya saya lupa mencatat, karena keasyikan ngobrol, tetapi tepatnya di Jl Raya Arteri Pondok Indah, seberang toko Pastel Mak Cik dan Resto Harvest, sederetan dengan Hyundai dan Ivans Motor, ada tulisan Bebek Goreng besar warna merah dengan latar belakang kuning.


Monday 8 January 2007

Naik Kereta Pakuan ke Bogor

Tanggal 2 Januari 2007 saya mengambil cuti dan sudah berencana untuk mengajak anak saya jalan2 naik kereta api. Pagi jam 9an, berangkat dari rumah naik Bajaj ke depan Benhil, dari sana naik Metro Mini P15. Saya sengaja naik kendaraan umum supaya anak saya merasakan naik bermacam2 kendaraan umum. Sampai di Gambir langsung menuju loket untuk membeli tiket. Saya agak bingung untuk menentukan ke Bogor dengan Kereta Pakuan atau ke Bekasi dengan Jabotabek Express, dua2nya sama2 ber AC. Sampai di loket diberitahu bahwa mungkin ada keterlambatan karena ada kereta yang anjlok di Stasiun Kota. Wah, agak panik juga sih, karena membayangkan tidak tahu harus menunggu berapa lama. Tapi saya akhirnya memutuskan untuk membeli karcis kereta Pakuan saja karena kalau di Bogor nanti rencananya kami mau ke museum Zoologi. Kalau ke Bekasi belum jelas juga mau kemana. Setelah mendapat karcis (1 karcis Rp. 13.000,-) kami segera naik ke atas menunggu kereta datang di jalur 3 atau 4. Selama menunggu kami selalu mendengar pemberitahuan tentang kereta yang terlambat, jadi sudah siap2 apabila kereta Pakuan yang akan kami tumpangi terlambat juga. Ternyata, jam 10.30 terdengar pemberitahuan bahwa kereta Pakuan masuk ke jalur 4, surprise kereta tidak terlambat, malah datang 30 menit lebih cepat. Bergegas kami masuk dan memilih tempat duduk yang kosong. Karena hari biasa maka tempat duduk banyak yang kosong. Karena musim liburan banyak juga anak-anak yang naik kereta, jadi suasanan ramai dengan suara anak2. Sesampainya di stasiun Bogor, kami naik becak menuju museum Zoologi, karcis hanya Rp. 1000,- per orang, Suasana museum sama dengan jaman dahulu ketika saya masih SD, study tour dengan sekolah. Setelah puas melihat2 museum, kami makan di Bogor Plaza, yang paling dekat, kami makan di Food Court lantai 4, ayam goreng Parahyangan. Sebenarnya tempatnya kurang bagus, karena hanya beberapa tempat makan yang buka, tetapi karena tidak tahu lagi harus makan kemana, terpaksa tempat tersebut jadi pilihan satu2nya. Kami makan nasi dengam empal dan pepes ayam dengan sayur asem. Karena sudah lapar, soal rasa sudah tidak terlalu dipikirkan lagi. Setelah makan, kami kembali lagi ke stasiun, kali ini naik Delman, sayang anak saya hanya bertahan sebentar, setelah itu dia tertidur kelelahan. Sampai di stasiun jam 14.00, menurut informasi kereta Pakuan ke Jakarta akan datang 14.30. Kereta datang tepat waktu, perjalanan pulang berjalan lancar, tetapi ternyata kereta tidak berhenti di stasiun Gambir dan langsung menuju Stasiun Kota. Dari stasiun Kota kami melanjutkan perjalanan dengan Busway dan sampailah kita di Benhil jam 16.00, naik bajaj lagi sampai di rumah. Kalau dihitung-hitung, cukup banyak juga alat transportasi umum yang kami naiki hari ini, mulai dari bajaj, bis, kereta api, becak, delman, busway. Dan beruntung sekali cuaca cerah hari ini sehingga perjalanan menjadi menyenangkan.

Sunday 7 January 2007

Firepot

Rating:★★
Category:Restaurants
Cuisine: Japanese / Sushi
Location:Plaza Semanggi lt 3A
Janjian sama Susi di Plangi, rencananya mau makan di Thai and I tapi karena udah pernah makan di sana, kami nyari2 lagi tempat makan yg lain yg kira2 blom pernah. Sampai di deretannya Thai and I ada resto yang belum pernah dicoba. Namanya Firepot. Jenis makanannya Shabu-shabu. Sebelum masuk kita liat2 dulu daftar makanan yang ada dibawa ama mbak2 pelayan yang berdiri di depan. Ternyata harga 1 set shabu2 Japan Beef Rp. 48.000,- (yang ada ternyata hanya itu) karena mereka akan melakukan renovasi, jd menu2nya dikurangi, padahal di menu selain Japan Beef ada yang lain. Tapi saya lupa, apa aja…..setelah duduk, kompor di meja di nyalakan, untuk merebus kuah, tak berapa lama datang 1 piring daging slices tipis2 dan sayur2an + tahu sutra. Dagingnya cuma dikit. Setelah semua daging dan sayur matang lalu dicelupkan ke kuah kecap asin. Untuk minum kita order Thai Ice Tea dan dessertnya Waffle with Ice Cream. Keseluruhan rasa biasa saja tidak ada yg terlalu istimewa. Adonan wafflenya tidak mengembang, hanya karena ada ice creamnya saja jadi masih sedikit menolong.
Secara keseluruhan biasa saja.




Wednesday 3 January 2007

Mbah Jingkrak

Rating:★★★
Category:Restaurants
Cuisine: Other
Location:Jl Mahakam Bulungan
Pas hari Idul Adha, saya dan suami hendak pergi ke rumah saudara di Pondok Gede, sebelumnya kami singgah dulu di Regina, membeli penganan untuk oleh2, dan ketika memutuskan untuk makan siang, saya segera memilih makan di resto Mbah Jingkrak di Jl. Mahakam depan Bulungan. Secara saya tertarik dengan review2 yang penah saya baca sebelumnya juga karena logonya yg antik banget, seorang nenek yang mengacungkan tangannya sambil mengangkat sarung.
Singkat cerita tibalah kami di sana dan begitu masuk disambut interior khas jawa dengan suara sinden yang mendayu2, meja dan kursi terbuat dari kayu. Makan di gelar di mangkok yang berbentuk wajan dari tanah liat dengan dialasi daun pisang, pelayan yang cekatan segera mendatangi kami untuk mencatat pesanan dan menerangkan makanan yang terhidang. Untuk tulisan menu tidak dibuat di kertas tapi ditulis di papan tulis kayu yang digantung di dinding. Karena suami tidak boleh makan pedas, jadi dia sibuk bertanya mana saja menu yang pedas, dan ternyata sebagian besar makanan tersebut pedas. Akhirnya suami memilih botok teri, dan empal, untuk sayurannya oseng-oseng pare, oseng-oseng kacang panjang dan tahu, sedangkan saya memilih teri buto ijo dan ayam rambut setan, Menu yang lain standard rasanya kecuali ayam rambut setan yang hadir dengan sambal yang pedas dan teri buto ijo yang manis dan renyah berpadu dengan pedasnya potongan cabai ijo.
Untuk total kerusakan hampir Rp. 100.000,- dengan minumannya The Es Manis, Juice melon dan Aqua, sedangkan pilihan nasi ada dua nasi putih dan nasi merah. Kami berdua memilih nasi merah.
Secara keseluruhan rasa makanan cukup memuaskan, hanya untuk yang tidak suka pedas pilihan makanan tidak banyak. Karena tidak terlalu suka pedas saya juga tidak memilih sambal setan yang terkenal di sini, karena sudah membayangkan bagaimana pedasnya.


Mix Grilled

Rating:★★★
Category:Restaurants
Cuisine: BBQ / Ribs
Location:Citos lt 2
Hari sabtu 23 Desember, pagi2 udah dapet SMS dari Magda kalo hari ini jadi makan2 di PIM yang tiba2 diganti di Citos. Kalo gw sih nggak masalah, kan mau ditraktir….Nyampe Citos jam 4 sore, dan teman2 sudah berkumpul di Mix Grill lantai 2 Citos, kita berempat Magda, Nina, Titi and gw. Makanannya specialities di Steak dan teman2nya. Tapi sekilas liat daftar menu ada juga Italia Food. Hmm..kalo specialnya steak ngapain pilih yg lain ya…Jadi yg dipesan Sirloin Steak NZ dan Sirloin Steak AUS, maksudnya dagingnya dari New Zealand dan Australia gitu. Minumnya standard, ice lemon tea, ice cappucino seperti biasa buat gw, dan coca cola, kalo magda gw lupa dia pesen apaan. O iya, kita juga sempet berdebat soal pesanan appetizer antara Nachos dan Fish Basket secara harganya sama, dan gw diputuskan sebagai penengah. Setelah liat gambarnya…ya jelaslah pilih Fish Basket orang lebih banyak isinya, kalo Nachos kan keripik doang. Titi yang kekeuh pengen nachos langung diem…hihi, sorry, Ti….
Jadi sambil nunggu makanan datang kita ngemil calamari, lumpia udang dan fish stik. Dicocol saus mayonnaise, enak…Steaknya sendiri datang tidak lama kemudian, dengan saus black pepper, dagingnya empuk, walaupun tidak sampai juicy sebanding dengan harganya yang Rp. 56.000,-
Malah ketika sausnya habis, mbaknya menawarkan tambahan saus. Untuk dessernya standard, es cream 3 rasa vanilla, chocholate, strawberry.


Stone Grill

Rating:★★★★
Category:Restaurants
Cuisine: BBQ / Ribs
Location:Mega Kuningan
Saya akan review Restaurant Stone Grilled, di Mega Kuningan, sebelumnya saya pernah membaca resensi di sebuah free magazine akan keunikan steak ini yang dimasak di atas batu panas, jadi ketika teman saya yang berkantor di mega kuningan mengajak makan siang, serta merta saya memilih resto ini.
Restoran ini tidak luas, tapi ditata lumayan cozy. Ketika buku menu diberikan, saya agak bingung dengan menu2nya jd saya ikut pesenan teman saya aja, sirloin steak dengan pepper sauce dan untuk appetizernya temen saya pesan Jamur. Untuk minum saya pesan Ice Cappucino. Jamur datang pertama di atas baki dengan batu hitam berbentuk kotak yang pastinya panas, Jamur yang masih mentah tersebut lalu di panggang sendiri sampai matang dan dicelupkan di saus. Saya tidak terlalu suka jamur jd menurut saya biasa saja. Steak datang tidak lama kemudian. Daging sirloin mentah diletakkan di piring, disertai dengan batu panas berbentuk kotak dan kita memasak sendiri daging tersebut di atas batu panas sampai dengan tingkat kematangan yang kita inginkan. Dagingnya jenis prime sirloin sehingga benar2 empuk dan juicy. Saus black peppernya sendiri diletakkan di sebuah mangkuk dan sebelum dimakan daging yang sudah matang dicelupkan dahulu ke saus tersebut. Enak banget. Tapi pelengkap seperti kentang dan sayur2annya hanya sedikit, Cuma sepotong kecil kentang rebus, wortel dan buncis. Untuk dessertnya saya memilih es krim coklat. Untuk pengalaman makan steak dengan cara yang berbeda, Stone Grill ini boleh dicoba. O iya, pelayanannya juga ramah dan cepat. Total kerusakan saya tidak bisa menyebutkan karena ditraktir.