Friday 6 November 2015

Weekend at Pekalongan


Sejak satu bulan setelah bekerja di kantor baru, saya sudah mendapat info kalau akan ada salah satu pegawai yang  menikah di Pekalongan. Jadi ada rencana seluruh pegawai akan berangkat bersama-sama ke sana untuk menghadiri resepsi di sana. Wah, asyik nih, lumayan bisa weekend di Pekalongan sekaligus belanja batik. Apalagi saya belum pernah ke Pekalongan.

Akhirnya disepakati bersama bahwa kami akan berangkat memakai mobil sewaan. Karena penginapan sudah disediakan oleh sang mempelai dan karena itu saya mendapat satu kamar sendirian, saya mengajak anak saya untuk menemani . Biar Raiyan ada pengalaman juga jalan-jalan naik mobil ke daerah Jawa Tengah. Karena kami berangkat hari sabtu pagi dan pulang keesokan harinya jadi dia tidak perlu ijin dari sekolah.

Sejak tol Cipali dibuka perjalanan menuju daerah Jawa Tengah menjadi lebih cepat. Tol Cipali menghubungkan Cikampek dan Palimanan, sedangkan setelah Palimanan dihubungkan lagi oleh tol yang berakhir di Pejagan. Saat ini tol tersebut masih dalam pengerjaan karena masih ada sengketa tanah tetapi sudah bisa dipakai sebagian.

Estimasi perjalanan Jakarta – Pekalongan tanpa macet adalah sekitar 5 jaman. Karena itu kami berangkat hari Sabtu pagi karena resepsi berlangsung hari sabtu malam.
Setelah dihitung peserta yang ikut datang ke resepsi berjumlah 9 orang, jadi akhirnya bos saya memutuskan untuk sewa mobil yang agak besar yaitu Hyundai X1. Walaupun di saat terakhir ada 2 orang yang batal ikut sehingga peserta hanya 8 orang termasuk supir.

Pada hari H, kami sudah berkumpul di Axa Tower jam 5.30 pagi tetapi karena ada sesuatu hal mobil baru bisa datang sekitar jam 6.30 pagi dan akhirnya kami baru benar-benar meluncur meninggalkan Jakarta pada jam 7 pagi.
Berdasarkan google map dan waze, Cikampek macet dan baru lancar setelah meninggalkan bekasi dan baru benar-benar lancar ketika sudah masuk ke tol Cipali. Keadaan jalan tol Cipali masih gersang dan siang itu hari sudah terasa panas walaupun masih pukul 10.  Kami sempat berhenti di km 130 untuk beristirahat dan ke toilet. Serta tak lupa foto-foto untuk di share di grup.

Akhirnya sampai juga kami di akhir perjalanan melewati jalan tol baru ini dan kami exit di Brebes. Selepas pintu tol exit Brebes,  deretan rumah makan tampak di sepanjang jalan.  Dan akhirnya mobil berhenti di RM Mantap H Roni, karena rumah makan ini paling banyak pengunjungnya.  Setiap orang memilih menu kesukaan masing-masing. Saya memilih Garang Asem, karena pengen makan yang seger-seger di siang yang panas. Selain Garang Asem ada sate kambing, ayam bakar.  Ah, nikmat lah pokoknya… Dan setelah beristirahat sebentar, kami melanjutkan perjalanan.

Berdasarkan peta yang tertera dalam undangan Hotel Sahid Mandarin yang menjadi tujuan kami terletak di Jl Dr Sutomo tepatnya di Kompleks Dupan Square.  Lucu juga namanya, jadi inget Dufan. Hehehe.    Di mobil Hyundai X1 sewaan kami dilengkapi dengan GPS, so dengan bantuan GPS akhirnya kami berhasil sampai dengan selamat di hotel.

Setelah ganti baju, saya segera pergi lagi untuk melihat-lihat Pasar Batik Setono yang letaknya tidak terlalu jauh dari hotel. Awalnya mau jalan kaki, tapi ternyata ada angkot yang sedang ngetem dan ternyata lewat di depan pasar batik tersebut jadi ya sekalian aja naik angkot. Hanya beberapa menit sudah sampai, dan saya segera cuci mata melihat-lihat berbagai macam batik yang dijual. Wah, banyak banget macamnya dan cukup murah. Hampir aja kalap jadi supaya aman lebih baik pulang saja ke hotel karena harus siap-siap untuk ke resepsi nanti malam.
Sampai di hotel, beres-beres dan mandi. Raiyan juga sudah mandi, tetapi ketika akan pakai baju batik untuk resepsi,  OMG, kemejanya sudah kekecilan. Saya nggak cek lagi dan langsung packing saja jadi tidak terlihat kalau bajunya kekecilan. Waduh, gimana ya.. Segera saya telpon hotel untuk menanyakan mengenai hal ini dan pihak hotel member info bahwa di dekat hotel ada pasar batik yang buka 24 jam. Bukan pasar batik Setono tapi ada lagi yang lain yang lebih dekat. Dan pihak hotel bersedia mengantar dengan menggunakan mobil hotel.

Saya bergegas turun dan di depan lobby sudah siap mobil hotel yang akan mengantar saya. Dalam beberapa menit saya sudah sampai di deretan took-toko batik dan segera memilih salah satu hem batik yang tersedia dan sesuai dengan baik warna dan harga. Tidak bisa lama-lama karena resepsi hampir dimulai.  Memang salah saya sih, nggak cek recheck baju batik anak saya, tau gitu kan bisa tadi sore sekalian beli di pasar batik Setono. Tapi untungnya, iya orang Jawa pasti selalu ada untungnya, semua berakhir dengan baik.

Acara resepsi diadakan dengan system ala carte dimana para tamu sudah ditentukan meja dan kursinya sehingga nanti makanan akan diantar sesuai dengan menu yang terdapat di meja. Acara perkawinan berjalan lancar dan kedua mempelai serta keluarga tampak berbahagia. Sebelum acara makan ada acara hiburan yang dibawakan oleh MC dengan hadiah 1 buah HP.   

Selesai acara hiburan dimulailah acara makan malam, dimana menu yang dikeluarkan sudah ditentukan sesuai dengan daftar yang terdapat di meja. Dimulai dari appetizer, main course dan dessert.  Saya sudah lupa apa saja menunya, yang jelas banyak sekali dan setelah berbagai macam lauk terakhir baru ada nasi goreng. Jadi keburu kenyang deh… Yang menyebalkan, terakhir sebelum dessert Raiyan sudah mulai rewel karena sakit perut sehingga saya terpaksa mengantar ke kamar hotel dan ketika balik acara sudah selesai dan souvenir ketinggalan pula. Huhuhu… padahal souvenirnya lucu.  BT deh..

Paginya, ketemu teman-teman di restoran hotel untuk sarapan. Dari ruang restaurant tampak pemandangan sawah dan kolam renang hotel dimana terdapat mini waterpark. Sebelum check  out saya sempat jalan-jalan ke waterpark dan foto-foto disana.

Dalam perjalanan pulang, kami mampir ke pasar batik Setono.  Saya akhirnya membeli blus batik dan beberapa oleh-oleh makanan khas Pekalongan. Sambil menunggu yang lain berbelanja saya dan beberapa teman kantor sibuk ngobrol dan foto-foto.

Sayang toko oleh-oleh yang paling terkenal di Pekalongan, yaitu Toko Idjo tutup kalau hari Minggu. Sehingga kami akhirnya membeli kue-kue di toko bakery di depannya saja. Makan siang kami di resto Ayam Gepuk karena sekalian lewat jalan pulang. Ayam Gepuk ini memasang plang setiap beberapa ratus meter sepeti resto Pringsewu, jadi seperti unsur cuci otak.  Restonya  lumayan ramai mungin karena tampak luar cukup teduh dengan desain dominan bambu dan kayu.

Ketika sampai di Brebes dan mulai tampak penjual telur asin, kami akhirnya mampir untuk membeli telur asin.  Tidak sempat memilih toko tertentu sih, jadi hanya berhenti di toko yang ada tempat parkirnya. Saya membeli satu kotak telur asin 12 butir yang terdiri dari 3 macam, telur asin biasa, panggang dan pindang. Sampai rumah ternyata kuning telurnya kurang masir .. kuning biasa. Kalau rasanya sudah pas tidak terlalu asin. Pas nyampe Jakarta baru nanya ke mbah Google ternyata yang terkenal itu telur asin Tjoa dan emang setelah kita beli telur asin baru lewat deretan toko telur asin yang ramai sekali dimana salah saunya ada yang paling ramai, ya toko Tjoa itu. Yah, nasib deh. Nanti lah kalau ke Brebes lagi.

Setelah Brebes, saya tertidur dan bangun ketika mobil berhenti di Rest Area KM 166 tol Cikopo Palimanan. Di sini kami istirahat meluruskan kaki serta ke toilet dan menunggu sampai saatnya maghrib.  Selanjutnya perjalanan menuju Jakarta berjalan lancar. Walaupun hanya semalam, cukup berkesan karena saya akhirnya kesampean juga menikmati tol baru.