Sejak satu
bulan setelah bekerja di kantor baru, saya sudah mendapat info kalau akan ada
salah satu pegawai yang menikah di
Pekalongan. Jadi ada rencana seluruh pegawai akan berangkat bersama-sama ke
sana untuk menghadiri resepsi di sana. Wah, asyik nih, lumayan bisa weekend di
Pekalongan sekaligus belanja batik. Apalagi saya belum pernah ke Pekalongan.
Akhirnya
disepakati bersama bahwa kami akan berangkat memakai mobil sewaan. Karena
penginapan sudah disediakan oleh sang mempelai dan karena itu saya mendapat
satu kamar sendirian, saya mengajak anak saya untuk menemani . Biar Raiyan ada
pengalaman juga jalan-jalan naik mobil ke daerah Jawa Tengah. Karena kami
berangkat hari sabtu pagi dan pulang keesokan harinya jadi dia tidak perlu ijin
dari sekolah.
Sejak tol
Cipali dibuka perjalanan menuju daerah Jawa Tengah menjadi lebih cepat. Tol
Cipali menghubungkan Cikampek dan Palimanan, sedangkan setelah Palimanan
dihubungkan lagi oleh tol yang berakhir di Pejagan. Saat ini tol tersebut masih
dalam pengerjaan karena masih ada sengketa tanah tetapi sudah bisa dipakai
sebagian.
Estimasi
perjalanan Jakarta – Pekalongan tanpa macet adalah sekitar 5 jaman. Karena itu
kami berangkat hari Sabtu pagi karena resepsi berlangsung hari sabtu malam.
Setelah
dihitung peserta yang ikut datang ke resepsi berjumlah 9 orang, jadi akhirnya
bos saya memutuskan untuk sewa mobil yang agak besar yaitu Hyundai X1. Walaupun
di saat terakhir ada 2 orang yang batal ikut sehingga peserta hanya 8 orang
termasuk supir.
Pada hari H,
kami sudah berkumpul di Axa Tower jam 5.30 pagi tetapi karena ada sesuatu hal
mobil baru bisa datang sekitar jam 6.30 pagi dan akhirnya kami baru benar-benar
meluncur meninggalkan Jakarta pada jam 7 pagi.
Berdasarkan
google map dan waze, Cikampek macet dan baru lancar setelah meninggalkan bekasi
dan baru benar-benar lancar ketika sudah masuk ke tol Cipali. Keadaan jalan tol
Cipali masih gersang dan siang itu hari sudah terasa panas walaupun masih pukul
10. Kami sempat berhenti di km 130 untuk
beristirahat dan ke toilet. Serta tak lupa foto-foto untuk di share di grup.
Akhirnya sampai juga kami di akhir
perjalanan melewati jalan tol baru ini dan kami exit di Brebes. Selepas pintu
tol exit Brebes, deretan rumah makan
tampak di sepanjang jalan. Dan akhirnya
mobil berhenti di RM Mantap H Roni, karena rumah makan ini paling banyak
pengunjungnya. Setiap orang memilih menu
kesukaan masing-masing. Saya memilih Garang Asem, karena pengen makan yang
seger-seger di siang yang panas. Selain Garang Asem ada sate kambing, ayam
bakar. Ah, nikmat lah pokoknya… Dan
setelah beristirahat sebentar, kami melanjutkan perjalanan.
Berdasarkan peta yang tertera dalam
undangan Hotel Sahid Mandarin yang menjadi tujuan kami terletak di Jl Dr Sutomo
tepatnya di Kompleks Dupan Square. Lucu
juga namanya, jadi inget Dufan. Hehehe. Di mobil Hyundai X1 sewaan kami dilengkapi
dengan GPS, so dengan bantuan GPS akhirnya kami berhasil sampai dengan selamat
di hotel.
Setelah ganti baju, saya segera
pergi lagi untuk melihat-lihat Pasar Batik Setono yang letaknya tidak terlalu
jauh dari hotel. Awalnya mau jalan kaki, tapi ternyata ada angkot yang sedang
ngetem dan ternyata lewat di depan pasar batik tersebut jadi ya sekalian aja
naik angkot. Hanya beberapa menit sudah sampai, dan saya segera cuci mata
melihat-lihat berbagai macam batik yang dijual. Wah, banyak banget macamnya dan
cukup murah. Hampir aja kalap jadi supaya aman lebih baik pulang saja ke hotel
karena harus siap-siap untuk ke resepsi nanti malam.
Sampai di hotel, beres-beres dan
mandi. Raiyan juga sudah mandi, tetapi ketika akan pakai baju batik untuk
resepsi, OMG, kemejanya sudah kekecilan.
Saya nggak cek lagi dan langsung packing saja jadi tidak terlihat kalau bajunya
kekecilan. Waduh, gimana ya.. Segera saya telpon hotel untuk menanyakan
mengenai hal ini dan pihak hotel member info bahwa di dekat hotel ada pasar
batik yang buka 24 jam. Bukan pasar batik Setono tapi ada lagi yang lain yang
lebih dekat. Dan pihak hotel bersedia mengantar dengan menggunakan mobil hotel.
Saya bergegas turun dan di depan
lobby sudah siap mobil hotel yang akan mengantar saya. Dalam beberapa menit
saya sudah sampai di deretan took-toko batik dan segera memilih salah satu hem
batik yang tersedia dan sesuai dengan baik warna dan harga. Tidak bisa
lama-lama karena resepsi hampir dimulai.
Memang salah saya sih, nggak cek recheck baju batik anak saya, tau gitu
kan bisa tadi sore sekalian beli di pasar batik Setono. Tapi untungnya, iya
orang Jawa pasti selalu ada untungnya, semua berakhir dengan baik.
Acara resepsi diadakan dengan system
ala carte dimana para tamu sudah ditentukan meja dan kursinya sehingga nanti
makanan akan diantar sesuai dengan menu yang terdapat di meja. Acara perkawinan
berjalan lancar dan kedua mempelai serta keluarga tampak berbahagia. Sebelum
acara makan ada acara hiburan yang dibawakan oleh MC dengan hadiah 1 buah
HP.
Selesai acara hiburan dimulailah
acara makan malam, dimana menu yang dikeluarkan sudah ditentukan sesuai dengan
daftar yang terdapat di meja. Dimulai dari appetizer, main course dan
dessert. Saya sudah lupa apa saja
menunya, yang jelas banyak sekali dan setelah berbagai macam lauk terakhir baru
ada nasi goreng. Jadi keburu kenyang deh… Yang menyebalkan, terakhir sebelum
dessert Raiyan sudah mulai rewel karena sakit perut sehingga saya terpaksa
mengantar ke kamar hotel dan ketika balik acara sudah selesai dan souvenir
ketinggalan pula. Huhuhu… padahal souvenirnya lucu. BT deh..
Paginya, ketemu teman-teman di
restoran hotel untuk sarapan. Dari ruang restaurant tampak pemandangan sawah
dan kolam renang hotel dimana terdapat mini waterpark. Sebelum check out saya sempat jalan-jalan ke waterpark dan
foto-foto disana.
Dalam perjalanan pulang, kami mampir
ke pasar batik Setono. Saya akhirnya
membeli blus batik dan beberapa oleh-oleh makanan khas Pekalongan. Sambil
menunggu yang lain berbelanja saya dan beberapa teman kantor sibuk ngobrol dan
foto-foto.
Sayang toko oleh-oleh yang paling
terkenal di Pekalongan, yaitu Toko Idjo tutup kalau hari Minggu. Sehingga kami
akhirnya membeli kue-kue di toko bakery di depannya saja. Makan siang kami di
resto Ayam Gepuk karena sekalian lewat jalan pulang. Ayam Gepuk ini memasang
plang setiap beberapa ratus meter sepeti resto Pringsewu, jadi seperti unsur
cuci otak. Restonya lumayan ramai mungin karena tampak luar cukup
teduh dengan desain dominan bambu dan kayu.
Ketika
sampai di Brebes dan mulai tampak penjual telur asin, kami akhirnya mampir
untuk membeli telur asin. Tidak sempat
memilih toko tertentu sih, jadi hanya berhenti di toko yang ada tempat
parkirnya. Saya membeli satu kotak telur asin 12 butir yang terdiri dari 3
macam, telur asin biasa, panggang dan pindang. Sampai rumah ternyata kuning telurnya
kurang masir .. kuning biasa. Kalau rasanya sudah pas tidak terlalu asin. Pas
nyampe Jakarta baru nanya ke mbah Google ternyata yang terkenal itu telur asin
Tjoa dan emang setelah kita beli telur asin baru lewat deretan toko telur asin
yang ramai sekali dimana salah saunya ada yang paling ramai, ya toko Tjoa itu.
Yah, nasib deh. Nanti lah kalau ke Brebes lagi.
Setelah
Brebes, saya tertidur dan bangun ketika mobil berhenti di Rest Area KM 166 tol Cikopo
Palimanan. Di sini kami istirahat meluruskan
kaki serta ke toilet dan menunggu sampai saatnya maghrib. Selanjutnya perjalanan menuju Jakarta
berjalan lancar. Walaupun hanya semalam, cukup berkesan karena saya akhirnya kesampean
juga menikmati tol baru.
No comments:
Post a Comment