Friday, 21 August 2015

Me and my son : Traveling to Kuala Lumpur





Trip ini berawal dari promo Air Asia pada bulan Desember 2014.Tadinya udah gak mau liat-liat promo itu karena takut tergoda.Apa daya, godaan AA lebih besar.  So, akhirnya saya browsing juga melihat berbagai promo AA  dan pilihan saya adalah ke KL,  karena sepertinya paling murah. Benar saja, untuk keberangkatan awal Januari 2015, untuk ber 2 PP Cuma 950 ribu.Jadi kalau dihitung per orang PP jatuhnya sekitar 450ribuan.Rencananya mau ngajak Raiyan yang belum pernah ke KL.  Pengen ngajak naik berbagai macam alat transportasi di sana. Sekalian mamanya pengen ke Batu Cave, karena waktu ke KL sebelumnya beberapa tahun yang lalu saya tidak sempat ke sana,
Trip ke KL ini juga merupakan pertanda bahwa saya harus perpanjang pasport sesegera mungkin, Karena sudah masuk 6 bulan menjelang batas akhir masa berlakunya.
Berikut pengalaman saya perpanjang passport secara langsung di Imigrasi Jakarta Selatan.
Beruntung saat itu  masa liburan sekolah sehingga Raiyan tidak perlu ijin dari sekolahnya. Jadi pada hari senin pagi sekitar jam 7 saya sudah sampai di Imigrasi. Pada jam itu ternyata area parkir sudah penuh, saya terpaksa parkir di KFC yang berjarak sekitar 300 meter. Yang menyebalkan karena saya kurang mencari informasi, pada jam 7.30 pagi nomor antran sudah habis. Yaaah… terpaksa besok harus kembali lagi dan datang lebih pagi.

Di kantor saya berusaha untuk daftar online terlebih dahulu supaya bisa langsung datang sesuai jam yang ditentukan sehingga tidak perlu antri. Tetapi karena saya daftar berdua anak saya, ada nomor KTP yang harus diisi tetapi saya tidak tau nomor yang harus diisi sebagai pengganti KTP di kolom itu. Yaah, gagal deh..Terpaksa besok harus bangun pagi lagi demi antri ambil nomer.

Sekitar jam 5.30 saya sudah antri dengan manis di stasiun busway dan sekitar jam 6.30 sudah masuk dalam antrian yang sudah mulai mengular depan pintu gedung Imigrasi. Raiyan belum ikut karena rencananya saya akan pulang lagi sambil menjemput Raiyan baru balik lagi. Dan ternyata… map formulir yang dibagikan tidak bisa untuk dua orang karena anak saya tidak ada. OMG, terpaksa saya kembali lagi untuk ke 3 kalinya untuk mengurus perpanjangan paspor ini. Hiks..  Benar-benar perpanjang paspor yang penuh perjuangan. 

Akhirnya, setelah terhalang libur hari Natal, Senin pagi saya sudah kembali antri di depan gedung imigrasi, kali ini bersama Raiyan, untuk perpanjang paspor. Bisa ditebak, Raiyan sudah bosan hebat ketika akhirnya kami berhasil masuk untuk mendapat nomor dan formulir yang harus diisi. Karena kemarin sudah mendapat satu formulir jadi saya hanya perlu mengisi formulir milik Raiyan.
Ternyata antrian cukup lancar, sehingga sekitar 1 jam menunggu saya sudah mendapat giliran, ber dua Raiyan, maju ke depan petugas untuk pengisian data dan diambil foto. Karena Raiyan masih anak-anak saya memutuskan memilih paspor 24 halaman untuknya sedangkan untuk saya paspor 48 halaman.Padahal sebenarnya saya ingin membuat paspor 24 halaman juga tetapi karena masih belum yakin, saya membatalkannya.Kesan yang tertangkap sebelumnya paspor 24 halaman ini tidak bisa diterima di Negara-negara tertentu, atau dipersulit. Tetapi sebenernya sih tidak ada  masalah apa-apa. Kedudukan paspor 48 halaman dan 24 halaman itu sama saja.  Selesai foto saya mendapat bukti pengambilan paspor untuk 2 hari lagi. Dan finally, jadi juga paspor baru setelah 3 kali bolak balik.

Perpanjang paspor beres, akhir Desember musibah menimpa maskapai Air Asia. Penerbangan AA dari Surabaya menuju Singapore jatuh di perairan sekitar Belitung dan Kalimantan. Padahal penerbangan ke KL kami akan berlangsung 2 minggu lag. Wah, jangan sampai Raiyan tau kalau kami akan terbang dengan AA karena dia bisa ngambek dan tidak mau pergi.  Ketika akhirnya Raiyan sadar dan menanyakan pesawat yang akan kami pakai, saya berkelit dengan memberikan sejuta alasan.  Untunglah, pada hari H ketika kami sudah akan berangkat, Raiyan tidak protes lagi setelah mengetahui kami akan naik AA karena sudah sangat excited akan pergi.







Perjalanan ke KL cukup lancar walau sempat delay. Saya agak cemas, karena kalau delay terlalu lama kami bisa sampai di KL terlalu malam. Namanya juga tiket promo, pilihan jamnya biasanya pagi sekali atau malam. Tapi saya sudah browsing mengenai kereta KLIA Express dari KLIA2 Airport dan masih aman karena kereta terakhir jam 00.40.
Akhirnya pesawat mendarat dengan selamat. Dari terminal KLIA 2 menuju KLIA 1 tempat kereta KLIA Ekspress berada ternyata cukup jauh.Alhamdulilah semuanya berjalan lancar, Raiyan bisa mengikuti langkah mamanya yang cepat supaya masih bisa mengejar kereta berikutnya jadi tidak menunggu terlalu lama.Sampai di terminal 1 langsung menuju area KLIA Ekspress, sempet nanya karena salah belok dan segera membeli tiket, tiket untuk anak ternyata lebih murah.Tidak menunggu lama kereta langsung datang dan berangkatlah kami menuju pusat kota KL. Kurang lebih 30 menit kemudian kereta memasuki stasiun KL Sentral.  Jam sudah menunjukkan pukul 11.30 malam dan MRT dllnya sudah tidak beroperasi lagi. Kami menuju counter taxi dan antri. Menuju Bukit Bintang biaya yang harus dibayar sekitar 19 MYR.

Penginapan kami, Budget Inn,  terletak di jalan 74, Jalan Alor, Bukit Bintang, Kuala Lumpur, 50200, Malaysia, Phone +60321442177. Karena jalan tersebut macet akhirnya pak supir menurunkan kami beberapa ratus meter sebelum penginapan. Setelah berjalan, akhirnya kami sampai di sana. Penginapan tersebut terletak tepat di pinggir jalan Alor yang sangat ramai dengan pedagang makanan. Jadi untuk makanan tidak perlu khawatir.

Setelah check in dan membayar biaya penginapan untuk dua malam, kami segera masuk kamar dan beristirahat. Sebelumnya membeli makan dulu, nasi dan mie goreng di penjual makanan tepat depan hotel.







Esok paginya, sekitar jam 7 kami sudah bangun dan bersiap-siap untuk berkeliling KL.Kami sarapan di penginapan, berupa telur rebus dan roti dengan aneka selai.Minumnya kopi dan teh.Pokoknya untuk ukuran hostel pelayanan di sini sangat memuaskan.Tetapi jalan Alornya memang ramai banget sih.




Setelah sarapan, saya dan Raiyan menuju stasiun MRT untuk menuju KL Sentral, dari sana kami naik KTM Komuter yang langsung menuju Batu Cave, tujuan utama kami hari itu.  Setelah membeli karcis di loket saya menunggu KTM Komuter beberapa saat, naik dan lets go to Batu Cave.
Raiyan terlihat menikmati sekali perjalanan pagi itu.Dia sibuk memperhatikan para penumpang yang naik yang kebanyakan memang keturunan India.Setelah sekitar 30 menit perjalanan sampailah kami di stasiun terakhir yaitu Batu Cave.Kami segera turun dan berjalan menuju objek wisata yang berada di sebelah stasiun.

Keluar stasiun kami disambut oleh patung Hanoman raksasa yang berwarna hijau. Raiyan tampak tidak terlalu suka dengan patung tersebut dan mengajak kami buru-buru berjalan menuju arah gua.  Padahal di depan gua  juga ada patung Dewa Murugan dengan tinggi 42 meter yang berwarna emas.  Di pelataran depan patung terdapat sekumpulan burung merpati jinak  yang berkerumun menikmati makanan yang disebar oleh pengunjung. Ada penjual yang menjual makanan untuk burung-burung itu. Raiyan tampak senang sekali bermain-main dengan burung-burung merpati tersebut.  Dengan asyiknya dia mendekati burung-burung yang sedang asyik menikmati makanan, sehingga beterbangan. Seruuu.. Selain Raiyan banyak pula anak-anak lain yang juga ikutan bermain.  Memang di objek wisata manapun bermain dengan burung merpati selalu menyenangkan. 








Awalnya saya kira Raiyan tidak mau naik ke gua karena memang anak tangga yang harus didaki banyak sekali, sekitar 272 anak tangga. Untuk anak-anak pastinya males lah, tetapi karena dia tidak mau ditinggal, akhirnya mau juga Raiyan ikut saya naik. Perlahan-lahan kami naik sambil mengawasi keadaan sekitar karena ada beberapa monyet yang lalu lalang dan menurut info suka mengambil barang pengunjung. Jadi ketika kami melihat ada monyet yang mendekat kami berusaha menghindar. Hah, perjalanan yang mendebarkan. 
Akhirnya sampai juga kami di atas dan disambut keadaan gua yang basah dan lembab dengan bau dupa yang menyengat.  Beberapa patung untuk pemujaan berada di sana.
Pada tahun 1890 seorang dari India bernama K. Thambosammi Pillai mendirikan kuil bernama kuil Sri Mahariamman dan membangun juga arca Sri Subramania Swamy yang sekarang dikenal sebagai Kuil Gua. Karena Raiyan tidak mau masuk ke dalam gua, saya hanya foto-foto di mulut gua saja dan menikmati pemandangan kota dari ketinggian.












Sampai di bawah, Raiyan belum mau langsung pulang dan masih ingin bermain dengan burung-burung merpati. Barulah setelah dia bosan bermain mau juga dia diajak pulang. Cuaca juga sudah semakin panas. Matahari memang terik sekali siang itu. 
Dalam perjalanan menuju stasiun kereta ada penjual miniatur pesawat dengan harga lumayan murah sehingga mampir dulu karena Raiyan ingin membelinya.Yang dipilih miniatur pesawat Air Asia. Sepertinya tidak pengaruh walaupun mengalami kecelakaan tetap cinta AA. Hehehe..
Sesampainya di KL Sentral, kami makan siang di KFC. Dan setelah itu menunggu bis GO KL di depan KL Sentral. Untuk keliling kota KL pemerintah Malaysia  menyediakan bus gratis bernama Go KL.  Untuk mengetahui rute-rutenya untuk tiap bis - ada 4 bis dengan jalur yang berbeda, bisa mengambil brosurnya di information center di KL Sentral.
























Bis ini mengelilingi objek-objek wisata di tengah kota KL, sehingga tidak perlu direpotkan untuk berganti transportasi. Tetapi karena cuaca yang panas, Raiyan mulai rewel dan akhirnya kami hanya turun di menara Petronas saja. Kami akhirnya batal melihat museum KL dan berfoto di depan tulisan I Love KL.

Setelah puas foto-foto di depan menara Petronas, dengan menggunakan bis Go KL, kami kembali ke Bukit Bintang untuk menuju hostel setelah sebelumnya mampir lagi ke KFC untuk makan es krim. Panas sekali cuaca hari itu, sehingga Raiyan ingin cepat-cepat kembali ke kamar hostel yang ber ac. 



Malam harinya saya hanya berjalan-jalan seputar Bukit Bintang saja, membeli beberapa oleh-oleh di toko oleh-oleh yang ada disana. Kalau untuk makan malam, tetap beli dari pedagang kaki lima yang berada tepat di depan penginapan.
Pagi harinya, kami sudah bersiap-siap menuju stasiun untuk pulang ke Jakarta.Karena stasiun belum buka, kami naik taxi ke KL Sentral dan pak supir yang baik itu langsung menurunkan kami di pintu loket KLIA Ekspress sehingga dengan cepat kami langsung membeli tiket di loket dan langsung naik ke dalam kereta yang sudah menunggu.  Pesawat AA yang membawa kami kembali ke Jakarta lancar tanpa hambatan delay dan sekitar jam 11 akhirnya kami sudah sampai di Jakarta.



                                           

2 comments:

  1. seneng baca ceritanya...berasa ada disana. salam kena ya mbak,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Mbak Santi Dewi, salam kenal kembali ya.. Terimakasih sudah membaca blog saya.

      Delete