Trip ini berawal dari promo Air Asia pada bulan Desember 2014.Tadinya udah gak mau liat-liat promo itu karena takut tergoda.Apa daya, godaan AA lebih besar. So, akhirnya saya browsing juga melihat berbagai promo AA dan pilihan saya adalah ke KL, karena sepertinya paling murah. Benar saja, untuk keberangkatan awal Januari 2015, untuk ber 2 PP Cuma 950 ribu.Jadi kalau dihitung per orang PP jatuhnya sekitar 450ribuan.Rencananya mau ngajak Raiyan yang belum pernah ke KL. Pengen ngajak naik berbagai macam alat transportasi di sana. Sekalian mamanya pengen ke Batu Cave, karena waktu ke KL sebelumnya beberapa tahun yang lalu saya tidak sempat ke sana,
Trip ke KL ini juga merupakan pertanda bahwa saya harus
perpanjang pasport sesegera mungkin, Karena sudah masuk 6 bulan menjelang batas
akhir masa berlakunya.
Berikut pengalaman saya perpanjang passport secara langsung
di Imigrasi Jakarta Selatan.
Beruntung saat itu
masa liburan sekolah sehingga Raiyan tidak perlu ijin dari sekolahnya.
Jadi pada hari senin pagi sekitar jam 7 saya sudah sampai di Imigrasi. Pada jam itu ternyata area parkir sudah penuh, saya terpaksa parkir di KFC yang berjarak sekitar 300
meter. Yang menyebalkan karena saya kurang mencari informasi, pada jam 7.30 pagi nomor antran sudah habis. Yaaah…
terpaksa besok harus kembali lagi dan datang lebih pagi.
Di kantor saya berusaha untuk daftar online terlebih dahulu
supaya bisa langsung datang sesuai jam yang ditentukan sehingga tidak perlu
antri. Tetapi karena saya daftar berdua anak saya, ada nomor KTP yang harus
diisi tetapi saya tidak tau nomor yang harus diisi sebagai pengganti KTP di
kolom itu. Yaah, gagal deh..Terpaksa besok harus bangun pagi lagi demi antri
ambil nomer.
Sekitar jam 5.30 saya sudah antri dengan manis di stasiun
busway dan sekitar jam 6.30 sudah masuk dalam antrian yang sudah mulai mengular
depan pintu gedung Imigrasi. Raiyan belum ikut karena rencananya saya akan
pulang lagi sambil menjemput Raiyan baru balik lagi. Dan ternyata… map formulir
yang dibagikan tidak bisa untuk dua orang karena anak saya tidak ada. OMG,
terpaksa saya kembali lagi untuk ke 3 kalinya untuk mengurus perpanjangan
paspor ini. Hiks.. Benar-benar perpanjang paspor yang penuh perjuangan.
Akhirnya, setelah terhalang libur hari Natal, Senin pagi saya
sudah kembali antri di depan gedung imigrasi, kali ini bersama Raiyan, untuk
perpanjang paspor. Bisa ditebak, Raiyan sudah bosan hebat ketika akhirnya kami
berhasil masuk untuk mendapat nomor dan formulir yang harus diisi. Karena
kemarin sudah mendapat satu formulir jadi saya hanya perlu mengisi formulir
milik Raiyan.
Ternyata antrian cukup lancar, sehingga sekitar 1 jam
menunggu saya sudah mendapat giliran, ber dua Raiyan, maju ke depan petugas
untuk pengisian data dan diambil foto. Karena Raiyan masih anak-anak saya
memutuskan memilih paspor 24 halaman untuknya sedangkan untuk saya paspor 48
halaman.Padahal sebenarnya saya ingin membuat paspor 24 halaman juga tetapi
karena masih belum yakin, saya membatalkannya.Kesan yang tertangkap sebelumnya
paspor 24 halaman ini tidak bisa diterima di Negara-negara tertentu, atau
dipersulit. Tetapi sebenernya sih tidak ada
masalah apa-apa. Kedudukan paspor 48 halaman dan 24 halaman itu sama
saja. Selesai foto saya mendapat bukti
pengambilan paspor untuk 2 hari lagi. Dan finally, jadi juga paspor baru setelah
3 kali bolak balik.
Perpanjang paspor beres, akhir Desember musibah menimpa
maskapai Air Asia. Penerbangan AA dari Surabaya menuju Singapore jatuh di
perairan sekitar Belitung dan Kalimantan. Padahal penerbangan ke KL kami akan
berlangsung 2 minggu lag. Wah, jangan sampai Raiyan tau kalau kami akan terbang
dengan AA karena dia bisa ngambek dan tidak mau pergi. Ketika akhirnya Raiyan sadar dan menanyakan
pesawat yang akan kami pakai, saya berkelit dengan memberikan sejuta
alasan. Untunglah, pada hari H ketika
kami sudah akan berangkat, Raiyan tidak protes lagi setelah mengetahui kami
akan naik AA karena sudah sangat excited akan pergi.
Perjalanan ke KL cukup lancar walau sempat delay. Saya agak cemas, karena
kalau delay terlalu lama kami bisa sampai di KL terlalu malam. Namanya juga
tiket promo, pilihan jamnya biasanya pagi sekali atau malam. Tapi saya
sudah browsing mengenai kereta KLIA Express dari KLIA2 Airport dan masih aman
karena kereta terakhir jam 00.40.
Akhirnya pesawat mendarat dengan
selamat. Dari terminal KLIA 2 menuju KLIA 1 tempat kereta KLIA Ekspress berada
ternyata cukup jauh.Alhamdulilah semuanya berjalan lancar, Raiyan bisa
mengikuti langkah mamanya yang cepat supaya masih bisa mengejar kereta
berikutnya jadi tidak menunggu terlalu lama.Sampai di terminal 1 langsung
menuju area KLIA Ekspress, sempet nanya karena salah belok dan segera membeli
tiket, tiket untuk anak ternyata lebih murah.Tidak menunggu lama kereta langsung
datang dan berangkatlah kami menuju pusat kota KL. Kurang lebih 30 menit kemudian kereta
memasuki stasiun KL Sentral. Jam sudah menunjukkan pukul 11.30 malam dan MRT dllnya sudah tidak
beroperasi lagi. Kami menuju counter taxi dan antri. Menuju Bukit Bintang biaya
yang harus dibayar sekitar 19 MYR.
Penginapan kami, Budget Inn, terletak di jalan 74, Jalan Alor, Bukit Bintang, Kuala Lumpur, 50200, Malaysia, Phone +60321442177. Karena jalan tersebut macet akhirnya pak supir menurunkan kami beberapa ratus meter sebelum penginapan. Setelah berjalan, akhirnya kami sampai di sana. Penginapan tersebut terletak tepat di pinggir jalan Alor yang sangat ramai dengan pedagang makanan. Jadi untuk makanan tidak perlu khawatir.
Setelah check in dan membayar biaya penginapan untuk dua malam, kami segera masuk kamar dan beristirahat. Sebelumnya membeli makan dulu, nasi dan mie goreng di penjual makanan tepat depan hotel.
Esok paginya, sekitar jam 7 kami sudah bangun dan
bersiap-siap untuk berkeliling KL.Kami sarapan di penginapan, berupa telur
rebus dan roti dengan aneka selai.Minumnya kopi dan teh.Pokoknya untuk ukuran
hostel pelayanan di sini sangat memuaskan.Tetapi jalan Alornya memang ramai
banget sih.
Setelah sarapan, saya dan Raiyan menuju stasiun MRT untuk
menuju KL Sentral, dari sana kami naik KTM Komuter yang langsung menuju Batu
Cave, tujuan utama kami hari itu.
Setelah membeli karcis di loket saya menunggu KTM Komuter beberapa saat,
naik dan lets go to Batu Cave.
Raiyan terlihat menikmati sekali perjalanan pagi itu.Dia
sibuk memperhatikan para penumpang yang naik yang kebanyakan memang keturunan
India.Setelah sekitar 30 menit perjalanan sampailah kami di stasiun terakhir
yaitu Batu Cave.Kami segera turun dan berjalan menuju objek wisata yang berada
di sebelah stasiun.
Keluar stasiun kami disambut oleh patung Hanoman raksasa yang
berwarna hijau. Raiyan tampak tidak terlalu suka dengan patung tersebut dan
mengajak kami buru-buru berjalan menuju arah gua. Padahal di depan gua juga ada patung Dewa Murugan dengan tinggi 42
meter yang berwarna emas. Di pelataran
depan patung terdapat sekumpulan burung merpati jinak yang berkerumun menikmati makanan yang
disebar oleh pengunjung. Ada penjual yang menjual makanan untuk burung-burung
itu. Raiyan tampak senang sekali bermain-main dengan burung-burung merpati tersebut. Dengan asyiknya dia mendekati burung-burung yang sedang asyik menikmati makanan, sehingga beterbangan. Seruuu.. Selain Raiyan banyak pula anak-anak lain yang juga ikutan bermain. Memang di objek wisata manapun bermain dengan burung merpati selalu menyenangkan.
Awalnya saya kira Raiyan tidak mau naik ke gua karena memang
anak tangga yang harus didaki banyak sekali, sekitar 272 anak tangga. Untuk
anak-anak pastinya males lah, tetapi karena dia tidak mau ditinggal, akhirnya
mau juga Raiyan ikut saya naik. Perlahan-lahan kami naik sambil mengawasi
keadaan sekitar karena ada beberapa monyet yang lalu lalang dan menurut info
suka mengambil barang pengunjung. Jadi ketika kami melihat ada monyet yang mendekat kami berusaha menghindar. Hah, perjalanan yang mendebarkan.
Akhirnya sampai juga kami di atas dan disambut keadaan gua
yang basah dan lembab dengan bau dupa yang menyengat. Beberapa patung untuk pemujaan berada di
sana.
Pada tahun 1890 seorang dari India bernama K. Thambosammi Pillai mendirikan kuil bernama kuil Sri Mahariamman dan membangun juga arca Sri Subramania Swamy yang sekarang dikenal sebagai Kuil Gua. Karena Raiyan tidak mau masuk ke dalam gua, saya hanya foto-foto di mulut gua saja dan menikmati pemandangan kota dari ketinggian.
Pada tahun 1890 seorang dari India bernama K. Thambosammi Pillai mendirikan kuil bernama kuil Sri Mahariamman dan membangun juga arca Sri Subramania Swamy yang sekarang dikenal sebagai Kuil Gua. Karena Raiyan tidak mau masuk ke dalam gua, saya hanya foto-foto di mulut gua saja dan menikmati pemandangan kota dari ketinggian.
Sampai di bawah, Raiyan belum mau langsung pulang dan masih
ingin bermain dengan burung-burung merpati. Barulah setelah dia bosan bermain mau juga dia diajak pulang. Cuaca juga sudah semakin panas. Matahari memang terik sekali siang itu.
Dalam perjalanan menuju stasiun kereta ada penjual miniatur
pesawat dengan harga lumayan murah sehingga mampir dulu karena Raiyan ingin
membelinya.Yang dipilih miniatur pesawat Air Asia. Sepertinya tidak pengaruh
walaupun mengalami kecelakaan tetap cinta AA. Hehehe..
Sesampainya di KL Sentral, kami makan siang di KFC. Dan
setelah itu menunggu bis GO KL di depan KL Sentral. Untuk keliling kota KL
pemerintah Malaysia menyediakan bus gratis bernama Go KL. Untuk mengetahui rute-rutenya untuk tiap bis - ada 4 bis dengan jalur yang berbeda, bisa mengambil brosurnya di information
center di KL Sentral.
Bis ini mengelilingi objek-objek wisata di tengah kota KL,
sehingga tidak perlu direpotkan untuk berganti transportasi. Tetapi karena
cuaca yang panas, Raiyan mulai rewel dan akhirnya kami hanya turun di menara
Petronas saja. Kami akhirnya batal melihat museum KL dan berfoto di depan
tulisan I Love KL.
Setelah puas foto-foto di depan menara Petronas, dengan
menggunakan bis Go KL, kami kembali ke Bukit Bintang untuk menuju hostel setelah
sebelumnya mampir lagi ke KFC untuk makan es krim. Panas sekali cuaca hari itu, sehingga Raiyan ingin cepat-cepat kembali ke kamar hostel yang ber ac.
Malam harinya saya hanya berjalan-jalan seputar Bukit
Bintang saja, membeli beberapa oleh-oleh di toko oleh-oleh yang ada disana.
Kalau untuk makan malam, tetap beli dari pedagang kaki lima yang berada tepat
di depan penginapan.
Pagi harinya, kami sudah bersiap-siap menuju stasiun untuk
pulang ke Jakarta.Karena stasiun belum buka, kami naik taxi ke KL Sentral dan
pak supir yang baik itu langsung menurunkan kami di pintu loket KLIA Ekspress
sehingga dengan cepat kami langsung membeli tiket di loket dan langsung naik ke
dalam kereta yang sudah menunggu.
Pesawat AA yang membawa kami kembali ke Jakarta lancar tanpa hambatan
delay dan sekitar jam 11 akhirnya kami sudah sampai di Jakarta.
seneng baca ceritanya...berasa ada disana. salam kena ya mbak,
ReplyDeleteHalo Mbak Santi Dewi, salam kenal kembali ya.. Terimakasih sudah membaca blog saya.
Delete