Tuesday 31 July 2007

Donat Bakar

Rating:★★★
Category:Restaurants
Cuisine: American
Location:Jl. Gandaria I No 47 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Telp 7245375
Setelah berbelanja mingguan di Giant Plaza Semanggi, karena perut sudah lapar dan belum makan siang, saya memutuskan untuk mencoba Donat Bakar di Jl. Gandaria. Sewaktu saya masuk, resto dalam keadaan sepi, tidak ada satupun pengunjung. Waktu saya masuk, hawanya panas, ternyata AC dimatikan karena nggak ada pengunjung, baru dinyalain waktu saya masuk. Interior bergaya minimalis. Ada sekitar 5 meja dan kursi-kursinya.
Untuk pilihan menu, ada donat bakar asin dan manis. Kalo yang ini saya masih inget, karena ada selebarannya, ada crispy chicken donat, meat donat, tuna crispy, tuna salad dan chicken steak donat. Untuk yang special tinggal ditambah chesee. Kalo untuk donat manis ada banana peanut chocholate, bananan chocho cheese, peanut choco cheese dan banana fruit jam. Harganya berkisar 12.000 an. Minumannya standard lah, ada ice tea, ice cappucino, dan segala macam juice.
Saya pesan meat cheese donat, minumnya ice cappucino.
Yang saya sangat senang, tersedia majalah favorit saya, edisi terbaru. Jadi saya langsung membawa beberapa majalah ke meja dan membaca dengan tenang sambil nunggu pesanan. Pesanan datang lumayan cepat. Sebenernya sih, untuk tampilan tidak jauh berbeda dengan grilled burger yang biasa, hanya bentuk rotinya seperti donat dengan bolongan di tengahnya, memang agak sedikit lebih empuk. Untuk dagingnya, yummy juga kok, karena tidak terlalu banyak campurannya. O iya, sewaktu saya sedang makan, ada juga yang datang untuk makan. Saya jadi tertarik untuk nyeritainnya nih…pertama seorang bapak setengah baya, yang tampaknya baru pertama kali pengen nyoba, dia datang ke counter trus sibuk nanya-nanya, ternyata dia beli untuk dibawa pulang. Setelah itu tepat disebelah saya, ada seorang perempuan, gayanya kayak mahasiswa, yang setelah pesan langsung ngeluarin buku dan sibuk mencatat. Hmm…kayaknya wartawan deh. (sok tau banget ya), disini saya sibuk ngira-ngira, ih wartawan free magazine kali atau wartawan mana ya…(bener-bener kurang kerjaan, nebak-nebak sendiri) soalnya setelah pesenannya dateng, setelah satu suap dia sibuk mencatat gitu. Kelihatannya detail banget, nyatetnya sampe berlembar-lembar. Hehe…Trus setelah itu, datang ibu-ibu, sendirian juga dan terakhir satu keluarga dengan beberapa anaknya yang gendut-gendut dan lumayan heboh. Sampe disini, donat saya udah habis, semua majalah udah dibaca trus pulang deh....

Vegas Hotdog

Rating:★★★
Category:Restaurants
Cuisine: American
Location:Mall Taman Anggrek lt 4
Kesempatan untuk nyoba Vegas Hotdog akhirnya tiba juga sewaktu janjikan ama temen di Mall Taman Anggrek. Tempat kostnya emang deket situ, jadi dia maunya janjikan di sana biar deket. Kita janjian di counter Samsung lantai 4, lumayan bisa internetan gratis. Karena 1 lantai, sama-sama di lantai 4, abis puas ber internet ria, kita langsung ke tempat Vegas Hotdog, ternyata tempatnya kecil, dominan warna merah dan kuning. Pelayannya memakai baju warna warni ala badut dengan topi yang ujungnya menjuntai-juntai. Kita langsung pesan aja, saya hotdog biasa dan teman saya pake keju diatasnya. Namanya Caesar apa gitu. Lupa sih abis udah lama. Harganya berkisar Rp. 20 ribuan. Kalo minumnya kita pesan cappuccino milkshake (9000an). Milkshakenya mantap, gelasnya besar dan rasanya ok, manisnya pas. Kalo Hotdognya, memang tidak sebesar Frankfurther karena memang harganya juga lebih murah. Lumayanlah.

Serabi Kuah Durian Ulliko

Rating:★★★★
Category:Restaurants
Cuisine: Other
Location:Jl. Boulevard Raya QA 3 Nomor 12, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Hari ini saya lagi ketiban rejeki makanan enak. Klien kantor, yang emang udah janji dari kemarin, akhirnya datang dengan membawa serabi. Serabinya warna hijau dengan aroma pandan dan lembut. Tetapi yang sangat dahsyat adalah kuah duriannya yang hmmm……….yummy banget. Memang rasanya agak manis, tapi bercampur dengan buah durian yang masih terasa menggumpal, waktu disuap ke mulut bersama serabi ...bener-bener enaaaak bangettt. Top bangeeettt pokoknya. Secara saya sangat suka sekali dengan yang namanya durian dan baru pertama kali ini makan serabi dengan kuah durian. Ketinggalan jaman kali ya..tapi beneran kok. Jadi dengan khusyuk saya menikmati serabi ini pelan-pelan, tiap suap bener-bener dinikmati, karena jatahnya terbatas. Hehe…sampe waktu serabinya udah abis, saya makan aja sisa kuahnya hampir ½ mangkuk, sampe licin tandas. Waktu saya lihat bungkusnya, wah, tokonya jauh juga di Kelapa Gading. Ini yang saya catat : Ulliko, Ketan duren, sus duren (pengen nyoba deh, kayak apa ya…), serabi duren. Jl. Boulevard Raya QA 3 Nomor 12, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Telp 4501833, 4528864, 0816-1954553.

Tuesday 24 July 2007

Museum Nasional




Hari ini saya ikutan pintong Sahabat Museum ke Museum Nasional alias Musium Gajah. Udah lama ikutan milis Sahabat Museum tapi selalu nggak bisa ikutan acaranya. Ternyata pertama ikutan acara Sahabat Museum saya mendapat kejutan, saya bertemu dengan adik bokap dan anaknya yang sepupu saya. Nggak nyangka aja, ketemu beliau di sana, dan sama-sama baru kali pertama ikutan sahabat museum. Udah gitu nomer pesertanya berderetan pula. Hihi…
Setelah semua peserta berkumpul tujuan pertama adalah pameran Majapahit, di sini dipamerkan segala arca yang berhubungan dengan jaman Kerajaan Majapahit, termasuk di dalamnya replika rumah pada jaman itu dan maket daerah kekuasaan Majapahit di daerah Trowulan. Sewaktu Pak Dwi selaku pemandu sedang menerangkan, saya memang tidak mengikuti dan sempat menonton VCD tentang candi-candi di situs Trowulan. VCD bisa dibeli dengan harga Rp. 25.000,- Saya juga sempat liat-liat fosil yang dipamerkan di ruang sebelah. Sehabis itu saya dan Ida, mencar dari rombongan dan jalan-jalan sendiri. Masuk ke ruang pameran arca-arca dari tembaga dan ruang emas, di lantai 2. Di ruang emas ini dilarang untuk memotret dan ruangannya sepi banget, tidak ada orang lain selain kita berdua. Sebenernya sih untuk ke lantai 2 diberi tanda penghalang, tapi karena saya udah tanya sama bapak-bapak yang jaga dan boleh masuk jadi kita masuk aja. Sesuai dengan namanya semua yang dipamerin di sini mempunyai unsur emas, perhiasan-perhiasan emas, senjata, alat makan, tempat perhiasan dan lain-lain. Setelah puas dan hari sudah siang ditambah perut lapar, kita segera pulang.




Friday 20 July 2007

Ayam Penyet Malioboro Blok S

Rating:★★★
Category:Restaurants
Cuisine: Other
Location:Blok S, Kebayoran baru
Hari Sabtu kemarin suami ngajak makan malem keluar, setelah diskusi dikit mau makan di mana, kami memutuskan untuk mencoba Pizza Boutique yang terletak di Jl. Suryo. Karena waktu itu bertepatan dengan piala Asia di Senayan, sudah pasti daerah sana bakal macet, jadi kami cari makan yang menghindari daerah senayan dan sekitarnya. Tapi ketika kami mau parkir, ternyata restonya sepiii, tidak ada tamu barang seekor pun. Suami saya jadi ragu-ragu dan akhirnya memutuskan untuk makan di Blok S. Saya sebenarnya sih cuek aja walo sepi, namanya resto baru, pasti belum banyak yang tau dan saya penasaran dong untuk nyoba karena iklannya di koran Kompas nyebutin kalo Pizza ini juara di mana-mana. Biasa, kemakan iklan. Tapi ya sudahlah, blom rejeki. Akhirnya kami memutuskan makan di blok S, di ayam penyet Malioboro, dan yang membuat saya senang, ada nasi bakar. Biasa, baru kali ini nyoba nasi bakar. Nasi bakar datang dengan dibungkus daun pisang, isinya nasi (iya-lah) dengan dicampur dengan ikan teri nasi yang kecil-kecil itu, wih..gurih deh, ayam penyetnya juga enak, sambalnya mantap. Untuk minum saya pesan es cincau. Nggak nyesel juga sih nggak makan pizza soalnya dapet nasi bakar.


Ikan Tude Manado

Rating:★★★
Category:Restaurants
Cuisine: Other
Location:Jl. Blora No 27, Jakarta Pusat
Hari ini saya tidak bawa makan siang karena sudah dari kemarin bos saya mengumumkan akan makan siang dalam rangka menyambut pegawai baru. Ternyata kami makan siang di resto Ikan Tude Manado di Jl. Blora. Saya senang, soalnya belum pernah makan di sini dan udah lama juga nggak makan makanan manado. Saya bukan termasuk yang maniak makanan manado soalnya. Kami naik ke lantai 2, karena jam makan siang sudah pasti resto ini penuh. Kami berlima semua pesan ikan tude bakar kecuali satu teman ikan tude goreng. Ditambah sayur bayam bening dan bakwan jagung. Minumnya es teh manis aja. Ikannya enak, bakwan jagung nya renyah dan bayamnya segar banget. Apalagi makannya gratis. Hehe…. Di lantai bawah dekat pintu masuk jual panada dan lalampa. Kalo klapertartnya kayaknya nggak ada.

Alamat : Ikan Tude Manado, Jl Blora 29 Jak Pus, Telp 3903109, 3903148.


Resto Loro Jonggrang




Untuk menyambut kedatangan teman suami saya dari Belanda yaitu Richard dan Anne, kami mengadakan acara makan malam. Teman suami saya yang juga ikutan telah menentukan tempat di Resto Loro Jonggrang dan telah booking tempat untuk 6 orang. Wah, akhirnya kesampaian juga untuk menikmati makanan di resto ini yang termasuk group dari Hotel Tugu. Suasana temaram menyambut kami sejak dari pintu masuk. Benda-benda antik menjadi ornamen di seluruh ruangan resto. Untuk makanan, kelihatannya kami memesan terlalu banyak, karena hampir seluruh meja tertutup oleh makanan disamping itu tempat makanannya juga besar-besar dan unik. Bisa dilihat di foto. Seperti sate yang diletakkan di tempat yang berbentuk kerang, nasi yang terletak di mangkuk tanah liat dengan centong yang besar. Saya tidak sempat alias tidak bisa mencatat nama-nama semua pesanan, jadi saya Cuma bisa menyebutkan nama makanannya saja.
Sate Kambing, sate lilit ikan gianyar, ayam betutu, sate udang, calamari, ikan bakar (saya tidak tahu nama ikannya, yang jelas daging ikannya lembut dan gurih), sayur lodeh, tempe penyet, dan nasinya 3 macam, nasi uduk, nasi merah dan nasi kuning. Yang saya sempat catat adalah minuman yang saya pesan, moctail yang bernama First Love in Canggu Beach. Berupa campuran dari beberapa macam buah-buahan dengan soda. Untuk keseluruhan rasa makanannya enak, terutama yang sangat menarik adalah penyajian dan tentu saja suasana resto yang unik.

Tuesday 17 July 2007

Bondies Resto

Rating:★★
Category:Restaurants
Cuisine: International
Location:Jl. Ampera Raya
Review Resto Bondies
Saya, Magda dan Nina, janjian di Mc Café, Kemang jam 10an. Magda dan Nina mau coba Mc Café yang baru dibuka. Di sini saya minum Ice Café Latte dan Tiramisu. Sedang Nina, Ice Capucino dan Carrot Cake, kalo Magda Teh dan Chesee Cake. Harga minuman berkisar 8000an dan cake 12000an kalau tidak salah. Untuk rasa tidak terlalu special memang.. Dari Mc Café kami memutuskan untuk pintong makan siang. Rencana awal mencoba Loca di Jl Benda batal dan kami belum bisa memutuskan makan di mana, sehingga putar-putar dulu ke Jl Wijaya, sampe Senopati dan akhirnya balik lagi ke Kemang sampe Ampera. Di sini kami sudah hampir makan di Dakken Steak n Café tapi batal juga. Kami pikir ini cabang dari Dakken di Bandung tapi karena ragu-ragu secara tempatnya sepi banget. Ada yang tau nggak ini sama dengan Dakken yang di Bandung atau tidak? Akhirnya karena sudah siang, kami memutuskan untuk mencoba Resto yang baru buka di Jl Ampera, Bondies. Temboknya bercat kuning menyala dan tempat parkirnya lumayan ramai. Kami masuk dari pintu samping karena dapat parkir di halaman belakang dan langsung masuk ke lokasi permainan anak-anak yang lumayan luas. Ada tempat mandi bola dan perosotan di dalamnya dan meja-meja kecil dimana anak-anak bisa mewarnai dan prakarya. Barulah di depan terdapat cafenya. Selain di lantai satu ada juga di lantai dua. Saat itu keadaan lumayan ramai. Mungkin karena baru, banyak orang yang tertarik mencoba dan lokasinya yang menyediakan tempat main yang luas banyak yang mengadakan acara keluarga di sini. Kami naik ke lantai 2 di mana tempat duduknya lebih nyaman karena terdiri dari sofa-sofa empuk. Membuat betah duduk berlama-lama sambil ngobrol. Ruangan masih berbau cat dan furniture baru. Setelah duduk kami mulai memesan. Jenis menunya ada steak, pasta dan soup serta kids menu. Harganya berkisar 30.000an ke atas. Maaf saya agak lupa karena sudah agak lama ke sininya. Saya pesan Nasi Ayam Hainam, Magda pesan Fish n Chips dan Nina, Tom Yam Vermicelli. Minuman standard Ice Lemon Tea. Untuk rasanya lumayanlah. Nasi ayam hainamnya terasa gurih dengan aroma jahe dan rempah-rempah, Tom Yamnya juga pedas dan asam segar, cuma fish n chips yang standard. Pelayananannya ramah dan cepat. Untuk yang ingin datang dengan anak-anak dan mungkin arisan keluarga tempat ini recommended.


Kebun Binatang Ragunan




Hari ini rencana mengajak anak saya ke Kebun Binatang Ragunan akhirnya terlaksana juga. Jam 9 pagi saya sudah tiba di tempat parkir kebun binatang Ragunan. Walaupun belum liburan anak-anak, dan hari biasa, Bonbin tetap ramai dengan anak-anak sekolah terutama ank-anak TK. Mungkin karena sudah mendekati liburan kenaikan kelas. Tiket masuk perorang Rp. 4000 dan mobil Rp. 5000,- Pepohonan rindang dan suasana yang teduh langsung menyambut kami begitu masuk ke dalam kebun binatang. Anak saya dengan riangnya langsung berlarian di jalan utama yang lebar. Tujuan pertama adalah Pusat Primata Schmutzer yang berulang kali muncul di TV sehingga saya penasaran. Ternyata jalannya jauh sekali, dan terlambat ketika kemudian baru tahu kalau bisa naik kereta ke sana. Tiket masuk Rp. 5000,- dan anak di bawah 3 thn gratis. Semua tas dititipkan kecuali air minum anak saya. Kami bersamaan dengan rombongan playgroup anak2 expatriat yang heboh sekali dan lucu-lucu.
Pertama kami mencoba naik ke jembatan canopy, dari sana kami bisa melihat taman yang dibentuk menyerupai habitat para monyet, simpanse dan gorilla yang ada di pusat primata ini. Penuh dengan pepohonan yang rindang. Tapi ternyata sepi sekali, tidak tampak satupun penghuninya. Saya baru tahu belakangan dari teman saya, mereka semua baru keluar ketika jam makan siang tiba, yaitu jam 12, kalau sebelumnya mereka sibuk bersembunyi entah di mana. Agak mengecewakan juga sih. Karena kami tiba sekitar jam 10an. Setelah melewati jembatan canopy kami mencoba masuk ke lorong untuk melihat kawanan primata tersebut dari dalam ruangan. Lorongnya lumayan gelap dan dingin, pertamanya kami agak takut untuk masuk, sempat mau nunggu rombongan playgroup yang sama-sama datang tadi tapi tidak jadi. Akhirnya kami memberanikan diri untuk masuk saja. Setelah berjalan beberapa saat, kami tiba di tempat untuk melihat primata tersebut, di batasi dengan dinding kaca tebal kami bisa melihat langsung ke habitat mereka. Loih tapi nggak ada apa-apa..sepi..mereka benar-benar sedang bersembunyi. Kejadian yang sama terjadi di perhentian berikutnya, bertuliskan Simpanse dan keterangan mengenai habitatnya serta asal mereka, tapi lagi-lagi sepi. Pokoknya kejadian serupa terjadi lagi di beberapa perhentian berikut sampai saya bete sekali. Mana lorongnya remang-remang cederung gelap dan lembab dan lampu baru nyala kalau kita menginjak lantainya. Hanya ada satu kandang yang ada penghuninya yaitu monyet berjumlah 3 ekor yang sedang bercanda ria. Barulah rombongn playgroup expatriat itu menyusul dan kelihatannya mereka juga kecewa karena tidak bisa melihat apa2. Setelah keluar dari lorong kami baru melihat lihat kandang-kandang lain yang isinya berbagai jenis primata. Saya tidak sempat mencatat semuanya. Tetapi ada sejenis monyet yang mengeluarkan suara nyaring yang tenggorokannya bergelembung besar, mereka ramai sekali berteriak-teriak sehingga anak saya sibuk berkomentar, “brick, bricik, bricik…(berisik maksudnya). Ada kandang owa jantan, trus simpanse yang sedang sedih, abis tatapannya sedih gitu, dan siamang. Setelah puas melihat-lihat, kami meninggalkan tempat tersebut untuk mencari lokasi makan siang. Sebelumnya kami sudah membawa tikar kecil untuk digelar di taman. Untuk makan siangnya kami membeli nasi dan fried chicken seharga 6000 yang banyak dijual di sana yang rasanya…yah, standard banget deh, menyesal juga tidak bawa dari rumah. Tempat kami makan ternyata dekat dengan kandang Gajah sehingga bisa sekalian melihat. Apabila tidak membawa tikar banyk orang yang menawarkan sewa tikar seharga Rp. 5000,- Sehabis makan kami baru naik kereta yang menempuh rute keliling Kebun Binatang, tiket seharga Rp.3000,-. Kami melewati kandang jerapah, gajah (lagi, paling banyak memang gajah), beruang (harusnya ada ya, tapi tidak kelihatan), dan singa. Ada juga lokasi show ular raksasa dari kalimantan (begitu saya baca di plangnya). Dan tempat bermain anak-anak sponsor dari sebuah sabun deterjen. Lumayan juga naik kereta ini karena kalau harus mendatangi kandang satu persatu jaraknya lumayan jauh. Capek bo’. Setelah kereta sampai lagi di shelternya, kami turun dan pulang. Selama menuju pintu keluar kami mampir ke kandang burung kasuari, cendrawasih, dan burung bangau. Karena sudah capek kami tidak sempat mampir ke lokasi Baby Zoo. Mungkin seperti baby zoo di taman safari ya, yang bisa bermain dengan satwa. Dan berakhirlah kunjungan sehari ke kebun binatang. Sebenarnya tempat sudah bagus, tetapi perawatan yang kurang memadai membuat kebun binatang ini seperti tidak ada kemajuan.

Warung Apresiasi Bulungan




Apabila melewati jalan Bulungan, di depan Clairmont dan Resto Mbah Jingkrak, ada sebuah café sederhana, yang bernama Warung Apresiasi Bulungan disingkat Wapres. Tempat ini sebagai bagian dari gelanggang remaja Bulungan yang dibuat untuk menampung apresiasi berkesenian masyarakat. Di sini sering diadakan acara kesenian, seperti acara musik anak jalanan, reuni suatu sekolah, pagelaran teater, puisi, launching album musik, dan lain-lain. Saya sendiri sudah 3 kali ke sini, dua kali yang pertama atas undangan teman, kebetulan janjiannya di sini karena dekat, sekalian saya ingin tau seperti apa Wapres itu. Yang pertama ada acara perlombaan Monolog teater se DKI dan yang kedua launching album music Ari dan Redha, Becoming Dew, puisi-puisi Sapardi Djoko Damono dalam nyanyian. Acaranya dari sore sampai malam, jadi saya tidak sempat mengamati dan foto-foto tempat ini. Kali yang ketiga saya datang agak sore dan setelah diamati ternyata tempat ini lumayan enak, buat duduk-duduk santai. Begitu melalui pintu masuk, tampak panggung kecil yang memuat peralatan musik lengkap seperti drum, gitar, bas, keyboard. Apabila sedang tidak ada acara, pengunjung yang datang bisa menyumbang nyanyian atau main band. Kalau anak-anak sekolah mau sewa tempat untuk acara mereka bisa juga, dengan membayar sekedarnya untuk maintenance peralatan. Waktu saya ke sana terakhir, malemnya mau dipake untuk acara reuni anak-anak SMP. Di depan panggung ada kolam kecil yang rimbun dengan tanaman dan bunga dengan jembatan kecil yang menuju panggung. Di sebelah kanan panggung, sejumlah kursi dan meja dari kayu sederhana mengisi tempat dan di sebelah kirinya sejumlah meja untuk duduk lesehan. Yang menarik di atas danau kecil tersebut langsung beratapkan langit sehingga kalau sudah malam bintang-bintang langsung terlihat. Di sebelah pintu masuk, di samping kasir, terdapat counter tempat menjual buku-buku sastra. Untuk menu makanannya memang tidak banyak, terbatas roti bakar, nasi goreng dan minuman-minuman standar seperti teh, kopi dan juice. O iya, ayam bakar Gantari juga bisa dinikmati di sini.

Thursday 5 July 2007

Pekan Raya Jakarta

Karena acara hari sabtu dibatalkan, saya memutuskan untuk pergi ke Pekan Raya Jakarta di Kemayoran. Tadi malem Ida temen nge-gym deket rumah udah sms untuk ngajak ke sana kalau hari sabtu nggak ada acara. Wuihh…seneng banget deh, akhirnya bisa ke PRJ juga, secara udah lamaaa  banget nggak ke sana, sejak PRJ pindah ke Kemayoran., berarti udah 10 tahun lebih deh kalo nggak salah, abis pindahnya jauh banget sih. Males banget ke sananya. Udah gitu PRJ jaman dulu kan gitu-gitu aja kayaknya. Sekarang kelihatannya jauh lebih menarik, jadi kepengen juga ke sana lagi. Rencana awal sih pengen naik bis , tapi ternyata Ida udah sms pagi-pagi, ngajak naik motor aja. Ya udahlah, biar cepet sih emang naik motor, walo udah kebayang deh, panasnya kayak apa. Ada sih bis gratis dari monas ke PRJ tapi menurut info bisnya jarang karena cuma dikit. Berangkat jam 9.15 dari Bendungan Hilir, sampe 1 jam kemudian, karena macet. Sampe di loket ternyata belom buka, padahal jam buka kan jam 10. Ternyata computernya hang, trus karena sistemnya pake smart card gitu ya harus pake computer, bukan karcis yang tinggal disobek doang. Di deket loket tempat saya antri udah ada seorang ibu yang marah-marah, “computernya hang ya, mbak, makanya kalo mau pake teknologi yang canggih disiapin dulu, mau nyama-nyamain Singapore sih yang semuanya serba canggih..bla bla bla…

“ya udah bu pindah aja, ke Singapore….sahut saya, nggak terlalu keras sih, takut aja kalo ibu itu denger, tapi yang antri deket saya sih nengok ke saya sambil senyum- senyum. Ida temen saya bilang, “ati-ati kedengeran, nanti lo digetok pake payung.” Hehe…Akhirnya, loket dibuka juga, setelah membeli karcis (weekend Rp. 20.000, hari biasa Rp. 15.000) kita masuk ke arena PRJ yang luas. Karena Ida udah pengalaman ke PRJ tiap tahun, dia langsung ngajak ke hall tempat stand-stand dari Propinsi se Indonesia. Wah..seru juga, hampir seluruh propinsi ada standnya, dan memajang kerajinan dan makanan tradisionil ciri khas daerah masing-masing. Belanjaan pertama saya adalah sebotol madu anak, selain karena penjualnya yang komunikatif sekali, saya diberi harga special penglaris karena masih pagi. Di stand Aceh saya membeli kopi untuk oleh-oleh teman-teman saya yang baru datang dari Belanda. Di stand Sumatera Utara, Ida beli sirup terong belanda. Di stand Jawa Barat, saya dan Ida membeli Bajigur dan Bandrek yang dikemas rapih, dalam tas kertas kecil, berisi 5 bungkus. Selain Bandrek biasa yang pake ginseng ada juga Bandrek rasa kopi dan coklat yang gak pake ginseng. Saya juga membeli pembatas buku bercorak wayang di stand Yogyakarta, untuk teman Belanda saya. Selain itu saya juga mengambil brosur-brosur pariwisata di tiap daerah dan di stand Dinas Pariwisata, malah ada VCDnya juga yang diberikan secara gratis. Pasti teman-teman saya senang banget deh, mereka sangat antusias sekali dengan kebudayaan Indonesia. Selain itu saya juga membeli dodol garut Picnic dalam kemasan kecil seharga Rp. 2000, dan sebungkus kering oncom, Ida beli simping. Di Stand Kalimantan Tengah, dipajang souvenir berbentuk perahu kayu khas Kalimantan, tetapi setelah dipegang, loh kok dari karet, bukan dari kayu. Sewaktu ditanya ke penjaganya, dia bilang ‘supaya kalau jatuh tidak pecah dan kayunya udah nggak ada, mbak. Saya cuma bertanya-tanya aja, kok bisa sih, bukannya di Kalimantan banyak kayu?  Sempat juga membeli tas berbentuk aneka rok bercorak warna warni seharga Rp. 10.000,-,  berminat membeli banyak untuk dijual lagi bisa dikirim dari Surabaya.

Setelah puas melihat-lihat di 2 hall, kita istirahat sebentar, sambil beli minum.Di sini banyak banget stand-stand yang jual minuman dan makanan. Tinggal pilih deh mau yang mana. Tapi ati-ati aja sama penawaran untuk menukarkan potongan yang dikasih di pintu masuk untuk ditukarkan dengan minuman setelah ditambah Rp. 10.000,- soalnya itu cuma taktik bisnis, sebenernya sih harganya sama aja sama di supermarket, lebih mahal malah.  Walau udah jam 1 siang kok blom terasa lapar ya…ternyata karena selama di dalam hall tadi, di setiap stand yang memberikan tester makanan kita selalu ikutan icip-icip. Lumayan untuk ganjel perut, dari krupuk sampe kue dan minuman. Hehe…Lanjut lagi ke hall berikutnya, di sini memamerkan berbagai jenis spring bed, HP, alat penjernih air, provider HP dan lain-lain. Saya sempat ikutan download ring back tone untuk bisa ikut undian, tapi dasar belom beruntung, cuma dapet bolpoin. Setelah itu kita makan siang di gedung utama yang ada eskalatornya, kita makan di lantai 5 ada stand yang jual paket nasi goreng dan teh botol. Sebenernya stand-stand makanan yang lain ada di belakang arena PRJ seperti KFC dan Bakmi Gang Kelinci, dll, tapi ke sananya jauh, udah nggak kuat, capek banget dan panas. Alhasil, makan siang seadanya aja. Abis makan siang, perjalanan dilanjut lagi, mampir ke stand Gramedia, disini beli buku yang didiskon. Di sebelah stand Gramedia, ada stand produk-produk cina dan bisa foto pake baju cheongsam. Karena hari sudah agak sore, kita menyusuri stand-stand yang ada di halaman, ada stand motor, minuman, makanan ringan, susu, kopi dan masih banyak lagi. Dan semakin sore PRJ semakin ramai. Belanjaan bertambah dengan sepotong kaos bermerk harga diskon dan sekantung cheese stick. Karena sudah capek, kita memutuskan untuk pulang, soalnya masih harus menempuh perjalanan jauh dengan naik motor dan membawa gembolan belanjaan. Terpaksa melewatkan lokasi permainan, dimana ada balon udara yang bisa dinaiki dan flying fox. Sebelum pulang saya menyempatkan mampir dulu di stand American Donut, stand legendaris yang selalu ada sejak PRJ jaman dahulu kala. Tapi saya tidak membeli donat melainkan kue wafelnya. Tampilannya seperti wafel, bergaris-garis tapi bentuknya seperti sate dengan tusukan dari kayu seperti lidi tebal. Ini makanan favorit saya sewaktu saya masih playgroup di Pak Kasur, di kantinnya ada yang jual makanan seperti ini. Biasanya setelah saya pulang sekolah mama pasti beliin untuk saya. Seneng banget bisa nemu makanan ini lagi. Rotinya lembut dengan rasa manis yang pas. Kalau di American Donat ini ada yang isinya keju atau coklat. Saya pilih yang keju. Rasanya tidak berbeda dengan yang saya rasakan bertahun-tahun yang lalu.

O iya, di arena PRJ ini tidak akan kita temukan pedagang kerak telor yang menjadi cirri khas makanan tradisional betawi, mereka sudah diberikan tempat di sepanjang jalan raya menuju ke arenaPRJ. Mereka berjajar di pinggir jalan dengan jarak kurang dari 100 meter. Kasian juga melihat mereka kepanasan dan dengan jumlah yang begitu banyak pasti persaingan juga semakin keras. Sampai rumah rasanya capek banget tapi puas dan senang, tahun depan pasti saya datang lagi.