Tuesday 30 April 2019

Mendadak Singapore

Setelah sekian lama vakum, kali ini saya akan menuliskan pengalaman short business trip saya ke Singapore. Judulnya mendadak Singapore karena sebenarnya ini adalah tugas kantor dan teman saya yang seharusnya berangkat. Tetapi karena tidak bisa akhirnya saya lah yang berangkat. Asyik asyik.. senang dong ke Singapore gratis. Walaupun jatahnya hanya pulang hari tanpa akomodasi tetapi karena saya bisa nginep di rumah teman jadilah saya menginap semalam. Lumayan.
Untuk tiket, walaupun dibayarin kantor tetapi tetap harus beli yang harganya masuk akal. Saya memilih naik Lion Air karena harganya paling reasonable serta jamnya juga pas.

Saya berangkat hari jumat pagi dan tanpa ada delay mendarat dengan selamat di Singapore. Setiba di Changi saya segera mengaktifkan paket roaming telkomsel (lumayan sedang promo) dan segera ber WA ria dengan bos di Jakarta. Karena setiba di Singapore saya harus langsung ke PT Cestron untuk mengambil barang. Iya, saya tugas ke Singapore untuk bertugas mengambil adaptor untuk project yang diperlukan hari Seninnya. Karena jika dikirim memerlukan waktu yang lama, jadi harus diambil langsung supaya cepat. Alamat Crestron adalah di Kaki Bukit Road, Techlink Building. Sebelumnya sudah googling dan sudah ada gambaran jalur MRT untuk menuju ke sana. Masih satu jalur dengan Bedok arah ke North East.

Setelah makan siang di Mc Donalds Changi yang sekarang menggunakan sistem touchscreen, jadi tinggal pencet gambar makanan di layar dan langsung bayar di kasir. Ada menu Creamy Chicken Pie yang tidak ada di Jakarta. Kenyang makan, saya melanjutkan perjalanan dengan menggunakan MRT jalur hijau dan pindah ke MRT Down Town untuk berhenti di stasiun MRT Kaki Bukit. Menyenangkan sekali memakai MRT di Singapore karena semuanya jelas. Dari MRT saya berjalan kaki dan sampailah di Kaki Bukit Road. Sempet bingung arah beloknya tapi akhinya sampai juga. Saya segera masuk dan bertemu dengan karyawan yang bertugas menyerahkan barang. Setelah menunggu beberapa saat, serah terima barang selesai dan selesailah tugas kantor saya. Asyik.. Tinggal jalan-jalan deh...



Creamy Chicken Pie yang tidak ada di Jkt 





Kaki Bukit Road adalah daerah perkantoran di pinggir Singapore yang tidak terlalu ramai. Walaupun saat itu jam makan siang, lalu lintas tidak terlalu ramai. Orang-orang yang melintas hanya sedikit.  Saya berjalan kaki kembali menuju ke stasiun MRT, kali ini dengan tambahan barang yang cukup banyak, Ada 4 buah adaptor bo. Cukup berat sih tapi tetap harus dibawa. Yang awalnya mau mampir ke Bedok Reservoir akhirnya batal karena gembolan yang cukup berat ini.

Saya memutuskan untuk menghubungi teman saya Nino, yang berkantor di Raffles City Tower, 250 North Bridge Road. MRT yang paling dekat adalah MRT City Hall, sehingga saya menuju ke sana, MRT City Hall ada di jalur hijau dan jalur merah. Janjian sama Nino di lobby kantornya dan bersama-sama menuju ke kantornya yang merupakan co working space. Di sini saya titip gembolan saya supaya tidak terlalu berat dan kita berdua menuju Chijmes untuk ngopi sore.
















Chijmes terletak di Victoria Street dan berada di seberang kantor Nino, jadi kita tinggal menyeberang jalan.  Kompleks bangunan berwara putih dengan arsitektur beo klasik ini merupakan kumpulan dari beberapa restoran dan sangat instagramable. Banyak spot cantik untuk foto-foto dan di bagian dalam bangunan ada area berkarpet rumput hijau sintesis dengan bantal-bantal warna warni untuk leyeh-leyeh. Dirancang oleh George Coleman (yang juga merancang Old Parliament House dan Armenian Church), awalnya Chijmes ini adalah Caldwell House, rumah tinggal ajudan Hakim Senior. Kemudian, dijadikan rumah para biarawati dan rumah Ibu Negara sebelum menjadi dua bangunan tambahan, yakni panti asuhan dan kapel bergaya Gothic. 

Setelah ngopi dan puas foto-foto, asli Instagramable banget lokasinya, saya meneruskan perjalanan saya ke Bugis dan Nino balik ke kantor. Jadi sambil menunggu Nino selesai ngantor saya membeli oleh-oleh ke Bugis. Bugis tidak terlalu jauh dari sana jadi bisa ditempuh dengan berjalan kaki. 

Seperti biasa Bugis always ramai dengan orang yang membeli oleh-oleh dan sebagian besar turis dari Indonesia. 




Setelah semua oleh-oleh terbeli saya kembali lagi ke kantor Nino dan sempat mampir di National Library dan Mint Museum of Toys.  Awalnya mau masuk ke Mint Museum of Toys tapi ternyata bayar dan cukup lumayan kalo di kurs ke Rupiah, nggak jadi deh...hihi

Sambil menunggu Nino selesai ngantor, saya duduk-duduk di taman di dalam Chijmes. Taman ini bukan taman dengan rumput asli tapi rumputnya adalah karpet rumput dari plastik dan diatasnya diletakkan beberapa bean bag chair warna warni.


Lagi asyk bengong, eh tiba-tiba Nino datang sambil membawa tasku yang berat itu dan mengajak pulang. Yah Nino, kasian juga doi bawa barang berat-berat. Katanya, daripada lama nunggu aku ke kantornya. 

Kami memutuskan pulang naik bis yang letak haltenya lebih dekat dibanding dengan naik MRT. Gembolan aku berat banget soalnya, hiks. Jadi sambil berjalan ke halte, kami foto-foto lagi di bagian depan Chijmes yang keren itu. 

Sekitar 30 menitan kami naik bis ke Apartemen Nino yang terletak di dekat MRT Kovan dan akhirnya saya bisa istirahat. Hujan turun dalam perjalanan pulang jadi udara cukup dingin.




Jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi tetapi di luar masih gelap. Baru ingat kalau di Singapore berbeda 1 jam dari Jakarta. Di sini terang lebih lambat dari pada di Jakarta. Dengan ditemani si mbaknya Nino saya diantar menuju MRT. Ya, saya akan menuju Singapore Botanical Garden untuk lari pagi. Dengan menggunakan MRT saya menuju ke sana. Turun di MRT Botanical Garden dan langsung masuk ke area tamannya yang luas.

Tiba-tiba saya baru ingat kalau lupa membawa botol minum, Aduh... gimana nih kalau haus. Untunglah, ketika saya lari saya menemukan tanda ada keran air minum gratis yang tersedia di sini.

Singapore Botanical Garden dibuka pada 1859 oleh Agri-Horticultural Society dan telah dinobatkan menjadi situs warisan dunia oleh UNESCO pada tahun 2016. Taman dengan luas sekitar 70 hektar ini buka dari jam 5 pagi sampai jam 12 malam dan gratis. Dengan usianya yang sudah 160 tahun Singapore Botanic Gardens, mempunyai motto  “Connecting People with Plants”. Walaupun penuh dengan gedung-gedung pencakar langit kita harus mendekatkan diri dengan alam dengan mengunjungi tempat ini. 



Saya mulai lari mengitari area kebun raya yang hijau sejauh mata memandang setelah sebelumnya minta foto sama petugas yang sedang patroli. Susahnya pergi sendiri ya itu, nggak ada yang fotoin. Jadi terpaksa deh minta tolong dari pada nggak ada foto sendiri. Selfi sih bisa tapi tetep aja hasilnya beda. Kalau pakai tongsis saya nggak biasa, ribet bo. 

Singapore Botanical Garden terdiri dari beberapa area. Selain National Orchid Garden yang berbayar ada beberapa bagian taman dengan ciri khasnya masing-masing. Ada Palm Valley, khusus untuk tanaman palem. Selain itu ada bagian Rainforest yang merupakan area pohon-pohon yang menjadi bagian dari hutan hujan. Pohon-pohon di sini sangat lebat sekali, persis seperti di hutan. Saya ingin sekali lari-lari di daerah ini tetapi mengurungkan niat karena takut kelamaan. Bisa-bisa lupa waktu dan nggak pulang-pulang. Ada pula Trellis Garden dengan tumbuhan khasnya yaitu tumbuhan merambat. Selain itu ada Fragrance Garden dan saya sempat lewat ke bagian tanaman tanaman yang beracun di Toxic Plants. 



























Di Singapore Botanical Garden juga ada beberapa danau diantaranya adalah Symphony Lake dan Swan Lake serta Singapore Botanic Gardens Heritage Museum.

Setelah puas lari-lari keliling taman, saya segera meninggalkan taman menuju Orchard Road. Saya meneruskan lari menuju Orchard untuk membeli Garrets Popcorn titipan teman. Sampai di Orchard ternyata belum jam 10 sehingga masih ada waktu untuk sarapan pagi. Saya memilih sarapan di Mc Donalds karena ada menu yang tidak ada di Jakarta yaitu bubur nasi merah. Sebelum pulang saya juga membeli Jollibee, pengen tau aja rasanya gimana sekarang. Jaman dulu kan pernah masuk ke Indonesia tapi akhirnya tutup. 




Kenyang sarapan, saya menuju Mall Atria untuk membeli Garret. Ada rasa baru Green Tea, beli juga yang mix biar dapet semua rasa. 

Dengan menggunakan MRT saya pulang ke apartemennya Nino, mandi, beres-beres, ngobrol sebentar sama Nino dan cus ke Bandara dengan MRT. Barang bawaan dari Crestron selamat masuk ke bagasi dan berhasil lolos juga di Bandara Soeta.

Waktu yang masih tersisa di bandara Changi saya manfaatkan untuk berkunjung ke Butterfly Garden.  Taman kecil bertingkat dua yang berisi aneka tanaman dan kupu-kupu beraneka ragam serta air terjun buatan membuat betah berlama-lama. Lumayan juga buat yang kedinginan di dalam bandara.











Seneng juga ya, bisa tugas kantor sekalian jalan-jalan.