Setelah berhasil finish Half Marathon race Jakarta
Marathon 2013 lalu, tiba-tiba saya tidak berminat ikut race lain lagi. Setelah
dihitung tepat 3 minggu sampai saya berminat lagi untuk mulai latihan lari di
GBK Senayan. Sebelum itu saya hanya latihan interval running di treadmill dan
latihan beban sendiri.
Alhasil pendaftaran untuk acara lari Nike We Run
yang heboh itu sama sekali tidak membuat saya tertarik untuk mendaftar. Apalagi
proses pendaftarannya sempat bermasalah karena banyak yang telat mendapat
konfirmasi. Padahal lumayan sih bakal dapet 2 kaos Nike yang keren dengan biaya
pendaftaran 175 ribu, kalau mendaftar untuk 2 orang.
Semakin lama menuju hari H perlombaan, iman saya
mulai goyah. Saya sudah mulai berlatih lari lagi seperti biasa, karena ternyata
saya tertarik untuk ikut lari 21 K Solidarity Run di Bandung. Saya mulai
menyesal kenapa tidak daftar acara lari Nike itu, padahal ini termasuk lomba
lari akbar karena menjadi race pamungkas dari serangkaian event lari Nike di
beberapa negara. Yang daftar kabarnya mencapai 8000 orang, sehingga harap
maklum saja kalau di awal sistemnya sempat tidak berjalan normal. Beberapa
minggu sebelum race, akhirnya saya mulai ikut mencari-cari racepack yang
dijual. Tidak dengan membuat iklan sendiri, tapi ikutan komen di grup FB
Indorunner jika ada orang yang mencari racepack. Ditambah saya juga titip info
ke temen-temen. Malu juga dicela karena ketauan cari racepack. Awalnya kan saya
nggak mau ikut banget. Pokoknya usaha jalan terus deh, walaupun 99% nggak yakin
kalau dapet. Maklum deh yang berminat kan banyak banget. Apalagi yang telat
daftar beneran, kalau saya kan awalnya emang gak niat daftar. Hehe..
Seminggu sebelum race ada beberapa info orang yang
menjual racepack, tapi karena telat ya nggak dapet. Sampai 1 hari sebelum hari
H, saya sudah pasrah tidak akan bisa ikutan lari Nike We Run, malah saya sudah
rencana latian lari di cfd. Jam 9 malam, saya menonton film korea The Pacemaker
jadi saya tidak melihat HP dan BB sama sekali. Filmnya memang bagus dan saya
sibuk berlinang air mata saking menghayati film tersebut.
Setelah film usai, barulah saya mengecek BB saya dan terlihatlah serangkaian misscall, sms dan ym dari teman, yang isinya : cek info ada yang jual racepack. Wah, padahal kan sudah jam 11 malam. Setelah menimbang-nimbang sejenak, akhirnya saya menghubungi nomor tersebut, dan ternyata racepack masih available dan yang ajaib lagi, racepack tersebut ukuran S dan dijual dengan harga 175 ribu. Mbak Yuyun ini ternyata kelebihan daftar, dan baru saat terakhir mengetahui kalau ada racepack lebih. Jadi tetap ikutan lari.
Ajaib! Akhirnya saya bisa ikut Nike We Run pada detik terakhir. Besok saya janjian dengan penjual racepack, mbak Yuyun di FX jam 5 pagi. Dan sekarang sudah jam 12 malam. Kurang dari 5 jam saya harus tidur dalam keadaan super excited karena mau ikut lomba!
Setelah film usai, barulah saya mengecek BB saya dan terlihatlah serangkaian misscall, sms dan ym dari teman, yang isinya : cek info ada yang jual racepack. Wah, padahal kan sudah jam 11 malam. Setelah menimbang-nimbang sejenak, akhirnya saya menghubungi nomor tersebut, dan ternyata racepack masih available dan yang ajaib lagi, racepack tersebut ukuran S dan dijual dengan harga 175 ribu. Mbak Yuyun ini ternyata kelebihan daftar, dan baru saat terakhir mengetahui kalau ada racepack lebih. Jadi tetap ikutan lari.
Ajaib! Akhirnya saya bisa ikut Nike We Run pada detik terakhir. Besok saya janjian dengan penjual racepack, mbak Yuyun di FX jam 5 pagi. Dan sekarang sudah jam 12 malam. Kurang dari 5 jam saya harus tidur dalam keadaan super excited karena mau ikut lomba!
Akhirnya, saya berhasil tidur dan bangun pukul 4
pagi, sarapan, dan berangkat menuju FX. Tepat pukul 5 akhirnya saya berhasil bertemu dengan mbak Yuyun yang menjual racepack –racepacknya lengkap di tas Bajak Jakarta, ada botol
minumnya juga. Trus, ganti baju di toilet parkiran FX, memasang tag di sepatu dan
langsung berjalan menuju lokasi Start. Masih nggak kebayang dimana startnya,
jadi hanya mengikuti orang-orang saja yang semuanya berbaju merah menuju arah
GBK di parkir timur senayan.
Sambil menunggu start saya dan Della, berhasil ketemu janjian di deket garis start, sibuk ngobrol
dan foto-foto. Tak henti-hentinya saya tersenyum, seneng banget rasanya bisa
berada di tengah-tengah kemeriahan acara race ini. Sedangkan 7 jam sebelumnnya
nggak kebayang bakal bisa ikut. Della sampe godain saya yang sumringah banget, senyum-senyum sendiri. Hehehe...
Dan ternyata, it’s amazing race. Rutenya beda dari race sebelumnya yang hanya seputar cfd sudirman, tapi setelah berputar di jembatan semanggi, masuk ke kawasan cbd, keluar di senopati dan berputar di jln sebelum Al Azhar, berputar di taman jl daha, di sini ada ibu-ibu pengajian yang kasih support loh, seru! Terus ke arah bunderan senayan dan masuk ke area GBK lewat pintu 1 trus berputar dan finish di dalam
stadion GBK dengan latar belakang rekaman sorak sorai penonton membuat kaki
berlari secepat kilat menuju garis finish yang masih 400 m lagi. Terlalu
excited setelah finish malah lupa mau foto-foto, jadinya abis itu langsung
keluar lagi, ambil minum aqua dan pocari, pisang dan finish t-shirt nike warna
putih yang keren.
Sampai sekarang masih nggak nyangka bisa ikut race
ini, membuktikan bahwa pada detik seseorang telah pasrah akan sesuatu hal,
keberuntungan akan datang.
Pastinya race ini tidak akan saya lupakan
sepanjang hidup, selain race Jakarta Maraton tentunya.
ihiiy...ada istriku nonggol dimari :D
ReplyDelete