Monday, 24 June 2013

Trip To Macau (Day 3)



Hari ke 3

Acara hari ini adalah menuju Macau.  Seperti biasa kami bangun pukul 6.30 dan setelah makan serta mandi langsung berangkat menuju Hongkong China Ferry Terminal yang merupakan pelabuhan untuk kapal Turbo Jet yang akan membawa kami ke Macau. Lokasinya tidak terlalu jauh dari tempat kami menginap yaitu  Canton Road di gedung yang berwarna kuning. 

*Terminal Ferry ini berbeda dengan pelabuhan tempat ferry Kowloon – Central jadi hati-hati salah jalan.

Sesampai di gedung yang sepi tersebut kami bertanya kepada satpam wanita yang berjaga disana. Satpam tersebut sudah berumur tetapi dengan ramah mengantar kami sampai ke lift menuju ke lantai 2 tempat pembelian tiket TurboJet. 

*Jadwal TurboJet ke Macau adalah tiap setengah jam.  Datang 30 menit sebelum waku keberangkatan masih cukup untuk membeli tiket dan antri imigrasi. Tetapi karena kami takut waktunya tidak cukup ketika datang jam 8.30 kami membeli tiket untuk jam 9.30.

Harga tiket Turbo Jet adalah 158 $ HK sekali jalan.                                                        

Sepertinya ada kapal lain yang melayani jalur Hongkong – Macau tetapi karena semua menyarankan Turbo Jet kami langsung memilih kapal ini.

Sisa waktu untuk menunggu kami habiskan untuk melihat pemandangan sekitar yang penuh dengan orang-orang dengan beraneka ragam tingkah laku. Rombongan tour adalah yang paling ramai dengan bawaan tas yang cukup banyak.  Mereka selalu tampak menyolok dengan gaya khasnya yang asyik ngobrol dengan suara keras.








Pada pukul 9 pintu masuk untuk keberangkatan pukul 9.30 baru dibuka. Di sini tiket kami diperiksa dan diberi nomor tempat duduk. Jika ingin melihat pemandangan lebih leluasa jangan lupa minta tempat duduk samping jendela. Saya lupa minta tetapi beruntung memang diberikan tempat duduk di samping jendela. Hore.

Imigrasi agak terhambat, karena copy kartu kedatangan saya tidak ada. Dan saya diminta untuk mengisinya terlebih dulu. Aduuuh,  deg-degan rasanya takut dipersulit. Tapi untungnya setelah antri lagi akhirnya lolos. *fuuuh leganya…. Saya langsung berlari menyusul teman saya yang ternyata masih menunggu kapal berikutnya dipersiapkan dan tepat pukul 9.30 para penumpang dipersilakan naik ke atas kapal. 


Wah, kapalnya besar dan bagus, tempat duduknya cukup lega, bersih dan empuk.  Penumpangnya penuh. Rombongan tour yang banyak itu ternyata berada di kapal yang sama dengan saya dan ribut sekali sampai akhirnya ditegur oleh ketua rombongannya, dengan suara yang tidak kalah keras – sehingga akhirnya mereka diam, barulah suasana kapal agak tenang. So saya bisa tidur, setelah beberapa saat menikmati pemandangan laut.  Lumayanlah bisa istirahat sekitar 1 jam. 


Wahh, akhirnya kami tiba juga di Macau, antri imigrasi lancar dan kami segera ke luar untuk mencari peta di tourist information.   Di sini selain bahasa cina, dipergunakan pula bahasa portugis.  Hal ini terlihat dari bahasa yang dipakai oleh para supir taxi disana yang menawarkan taxinya kepada para turis.


Tourist Information di sini menyediankan peta yang lengkap dan informatif. Mata uang $ HK berlaku di sini sama nominalnya dengan MOP (Money of Pattaca) mata uang Macau.

Jika ingin naik bis harus menyiapkan uang receh yang pas sesuai tarif karena pak supir tidak akan memberikan kembalian. Hal ini yang menyulitkan kami di Macau.  Beberapa kali kami harus membayar lebih besar. 






Macau terletak 70 kilometer barat daya Hongkong dan merupakan koloni Eropa tertua di Cina, sejak abad ke-16. Pemerintahan Portugal menyerahkan kedaulatan terhadap Macau kepada Republik Rakyat Cina  pada 20 Desember 1999, dan Macau kini merupakan sebuah Daerah Administratif Khusus Cina.
Daerah Administratif Khusus Macau memiliki luas wilayah 29,7 km2, yang terdiri dari Semenanjung Makau seluas 9,3 km2 dan terhubung ke daratan Cina, pulau Taipa (6,8 km2) dan Coloane (7,6 km2) dan area reklamasi COTAI (6 km2). Tiga jembatan yang menghubungkan Makau ke Taipa (salah satunya adalah sepanjang 2.5km, yang lain adalah sepanjang 4,5 km dan yang ketiga adalah sepanjang 2,2 km).


Dari info yang sudah saya dapat, tujuan wisata yang terdekat dengan Macau Ferry Terminal yaitu Macau Fisherman’s Wharf yang merupakan taman hiburan di Macau. Di sini terdapat replika bangunan seperti colloseum di Roma, replika kawah gunung berapi dan bangunan lain. Tetapi tempat ini hanya kami kunjungi untuk berfoto-foto.  Tidak terlalu direkomendasikan.






Setelah puas mengambil gambar, kami kembali ke arah ferry terminal dan menuju ke terminal bis di seberangnya dengan mengikuti petunjuk arah untuk menumpang shuttle bis dari Hotel Grand Lisboa yang paling dekat dengan Senado Square.  Shuttle bis ini gratis dan memang disediakan oleh sebagian besar Hotel dan Casino di Macau sebagai fasilitas untuk tamu yang menginap. Tetapi wisatawan seperti kami bisa ikut karena mereka tidak memeriksa terlalu ketat. 


Hanya sekitar 10 menit kami telah sampai di basement hotel Grand Lisboa dan ketika kami menuju lobi melewati kasino hotel tersebut, cukup luas walaupun bukan merupakan kompleks hotel dan kasino yang terluas di Macau. Ini kali kedua saya melihat kasino, setelah yang pertama adalah kasino di Genting, Malaysia. 


Dengan mengikuti petunjuk di peta kami berjalan menuju Senado Square. Dari Lobi ke arah kanan dan lurus terus sampai melewati lampu lalu lintas dan tidak berapa lama sampailah kami di Senado Square yang merupakan sebuah lapangan luas  tempat berkumpulnya gedung-gedung bersejarah di Macau. 









Gedung-gedung yang bisa dilihat di sini adalah :

  • Gedung Leal Senado yang terletak tepat di seberang Senado Square. Kami sempat masuk ke dalam dan berfoto serta mengagumi arsitekturnya yang unik bergaya portugis.  Saat ini gedung Leal Senado dipergunakan sebagai balai kota.

  •  Holy House of Mercy (Santa Casa de Misericordia) adalah asosiasi amal pertama yang didirikan di Macau. Di lantai 2nya terdapat museum yang bisa dikunjungi oleh wisatawan. Tetapi saat itu kami tidak masuk kedalamnya karena saya kira tempat itu adalah gedung pemerintahan atau bank.

Diseberang Holy House of Mercy di sebelah kiri jalan terdapat Koi Kei bakery yang menjual Portuguese Egg Tart. Kue tersebut diletakkan di berjajar rapi di bagian depan bakery tersebut dan seakan memanggil-manggil untuk minta dibeli. Awalnya saya kira egg tart tersebut akan terasa maghteh atau agak eneg kalau dimakan agak banyak tetapi ternyata salah besar! Kulit pie yang crispy dengan bagian dalam creamnya yang berwarna kuning sangat lezat dan bikin ketagihan.  Saya yang kelihatan sangat menikmati  egg tart tersebut sampai ditegur oleh cowok cina imut-imut yang berusaha ngajak ngobrol walaupun tidak bisa bahasa Inggris. Mungkin dia heran karena saya sibuk memotret  egg tart tersebut sebelum menikmatinya. Hehe… 






Di sebelah Bakery ini terdapat Tourist Information yang sangat membantu memberi info mengenai lokasi obyek wisata dan kendaraan umum yang dipakai, beragam brosur dan  peta juga tersedia lengkap. Petugasnya juga ramah dengan bahasa Inggris yang jelas. 


Setelah berjalan beberapa saat  kami akhirnya sampai ke Bangunan Gereja St Dominic, gereja berwarna kuning dan putih dengan pintu dan jendela berwarna hijau adalah salah satu tempat pertunjukan Macau International Music Festival. 


Mengambil arah kanan, kami berjalan menelusuri jalan sempit dengan bermacam toko di kiri kanannya dan akhirnya kami sampai di Ruins St Paul’s yang ramai sekali dengan wisatawan.  Gereja tersebut terbakar pada tahun 1835 dan meninggalkan tampak depan bangunan yang fenomenal. Karena tidak ada wisatawan yang tidak berkunjung ke tempat ini. Di dekat Ruins St Paul’s juga terdapat museum jika berminat mengunjunginya.  




Selain toko pakaian dan cindera mata serta ada pula outlet Nike di sini, banyak sekali toko yang menjual Portuegese Egg Tart.  Tetapi saya tidak mencoba membeli disini dan cukup setia dengan Koi Kei Bakery di Senado Square.  Selain toko egg tart banyak toko yang menjual semacam daging kering seperti dendeng, dan sepertinya sangat diminati karena pembelinya banyak. Toko-toko makanan di sini sangat royal dengan tester makanan untuk diicip-icip. Jadi lumayan untuk mengganjal perut. 


Toko souvenir seperti tempelan kulkas dan gantungan kunci sepertinya hanya 1 yang saya lihat yaitu di kiri jalan tidak jauh dari Ruins St Paul. Tetapi saya mencari lagi melalui lorong-lorong menuju pasar setempat dan akhirnya bertemu dengan toko lain dan mendapat harga yang lebih murah : 10 $ per buah. 


Dari Senado Square kami memutuskan untuk mengunjungi A-Ma Temple dengan menggunakan bis. 






Ama Temple termasuk dalam World Heritage List UNESCO karena arsitekturnya yang merupakan campuran dari Timur dan Barat. A-Ma temple merupakan tempat Portugis mendarat pertama kalinya di Macau yang merupakan awal mula Portugis berkuasa di Macau. Tempat ini ramai dengan wisatawan yang juga datang untuk berdoa. Letak tempat-tempat doa di temple ini ada di beberapa lokasi yang dicapai dengan menggunakan tangga karena letaknya di atas bukit. 


Tujuan selanjutnya adalah Macau Tower  yang Dibuka pada tanggal 19 Desember 2001 dan memiliki tinggi 338 meter. Macau Tower terkenal dengan Bungy Jumpingnya yang merupakan tertinggi di dunia. Dikelola oleh AJ Hacket perusahaan bungy jumping yang terkenal. Sore itu saya cukup beruntung karena bisa menyaksikan bungy jumping disana.  Peserta bungy jumping tidak terayun-ayun naik turun seperti yang saya bayangkan karena ditahan oleh tali dikiri kanan peserta.  





Setelah puas menikmati Macau Tower dan pemandangan laut dan jembatan yang menuju ke PulauTaipa, dengan menggunakan bis kami kembali ke Senado Square untuk membeli egg tart dan teman saya mau membeli camilan di Koi Kei Bakery serta makan dulu di Mc D. 


*Tips untuk naik bis di Macau adalah harus menyediakan uang receh supaya bisa membayar dengan pas. Karena supir tidak menyediakan kembalian. Sewaktu hendak naik dari Macau Tower kami ditolong oleh seorang bapak baik hati yang bersedia menukarkan uang recehnya.  Jika tidak ingin repot sih bisa naik taxi saja yang lebih praktis. 


 Pulangnya kami berencana menumpang shuttle bis kembali dari Grand Lisboa yang ternyata gagal total.  Karena ketika saya menanyakan hal tersebut, petugas di sana mengatakan,”Please go back to your table and get the receipt  so you can take our bus. Intinya : kami harus bermain judi dahulu untuk mendapatkan bukti agar bisa naik shuttle bus tersebut. 


Berarti sudah jelas kami tidak bisa kembali ke Ferry Terminal dengan shuttle tersebut dan karena hujan turun sangat deras akhirnya kami naik taxi dan mengikuti antrian depan hotel yang cukup panjang. Harap-harap cemas apakah bisa mencapai pelabuhan tepat waktu ditambah khawatir jika keberangkatan kapal dibatalkan karena hujan deras. 



Ternyata saat menunggu tidak terasa karena kami sibuk melihat keramaian dan berkomentar konyol mengenai orang-orang yang kami lihat, hehehe… Akhirnya, di tengah hujan deras kami duduk di dalam taxi yang menuju ke Macau Ferry Terminal.  Untung saja perjalanan lancar dan bebas macet sehingga dalam waktu sekitar 30 menit kami sudah mendapat tiket,  melalui pemeriksaan imigrasi dan naik ke kapal tepat pada waktunya tanpa harus lama menunggu. Legaaaa banget.  Sepanjang perjalanan sempat khawatir  karena hujan sangat deras sehingga ombak besar kadang membuat kapal naik turun, walaupun tetap tidak terlalu terasa karena kapalnya memang sangat aman. Di setiap kursi juga disediakan pelampung beserta petunjuk penggunaan yang tertera di layar televisi. Sepanjang perjalanan saya tertidur pulas dan baru bangun tepat ketika kapal memasuki Hongkong dan karenanya sekali lagi saya bisa menikmati pemandangan lampu-lampu gedung yang indah. 

Oh iya, jika perjalanan dilakukan malam hari harga tiket turbo jet naik menjadi 185 $ HK. 

Karena hujan masih turun agak deras, kami memutuskan untuk makan malam dan segera kembali ke penginapan untuk beristirahat.


*Jika masih punya banyak waktu dan memutuskan untuk menginap semalam di Macau,  bisa mengunjungi kompleks Venetian Hotel yang merupakan kompleks hotel dan kasino yang terbesar di Macau. Disana banyak pertunjukan yang bisa dinikmati. Informasi tentang Macau bisa dibuka di website  ini,  cukup lengkap dan informatif.


No comments:

Post a Comment