Hari ke 3
Acara hari
ini adalah menuju Macau. Seperti biasa
kami bangun pukul 6.30 dan setelah makan serta mandi langsung berangkat menuju Hongkong
China Ferry Terminal yang merupakan pelabuhan untuk kapal Turbo Jet yang akan
membawa kami ke Macau. Lokasinya tidak terlalu jauh dari tempat kami menginap
yaitu Canton Road di gedung yang
berwarna kuning.
*Terminal
Ferry ini berbeda dengan pelabuhan tempat ferry Kowloon – Central jadi
hati-hati salah jalan.
Sesampai di
gedung yang sepi tersebut kami bertanya kepada satpam wanita yang berjaga
disana. Satpam tersebut sudah berumur tetapi dengan ramah mengantar kami sampai
ke lift menuju ke lantai 2 tempat pembelian tiket TurboJet.
*Jadwal
TurboJet ke Macau adalah tiap setengah jam.
Datang 30 menit sebelum waku keberangkatan masih cukup untuk membeli
tiket dan antri imigrasi. Tetapi karena kami takut waktunya tidak cukup ketika
datang jam 8.30 kami membeli tiket untuk jam 9.30.
Harga tiket Turbo Jet adalah 158 $ HK sekali jalan.
Sepertinya
ada kapal lain yang melayani jalur Hongkong – Macau tetapi karena semua
menyarankan Turbo Jet kami langsung memilih kapal ini.
Sisa waktu untuk menunggu kami habiskan untuk
melihat pemandangan sekitar yang penuh dengan orang-orang dengan beraneka ragam
tingkah laku. Rombongan tour adalah yang paling ramai dengan bawaan tas yang
cukup banyak. Mereka selalu tampak
menyolok dengan gaya khasnya yang asyik ngobrol dengan suara keras.
Pada pukul 9
pintu masuk untuk keberangkatan pukul 9.30 baru dibuka. Di sini tiket kami diperiksa
dan diberi nomor tempat duduk. Jika ingin melihat pemandangan lebih leluasa
jangan lupa minta tempat duduk samping jendela. Saya lupa minta tetapi
beruntung memang diberikan tempat duduk di samping jendela. Hore.
Imigrasi
agak terhambat, karena copy kartu kedatangan saya tidak ada. Dan saya diminta
untuk mengisinya terlebih dulu. Aduuuh,
deg-degan rasanya takut dipersulit. Tapi untungnya setelah antri lagi
akhirnya lolos. *fuuuh leganya…. Saya langsung berlari menyusul teman saya yang
ternyata masih menunggu kapal berikutnya dipersiapkan dan tepat pukul 9.30 para
penumpang dipersilakan naik ke atas kapal.
Wah,
kapalnya besar dan bagus, tempat duduknya cukup lega, bersih dan empuk. Penumpangnya penuh. Rombongan tour yang
banyak itu ternyata berada di kapal yang sama dengan saya dan ribut sekali
sampai akhirnya ditegur oleh ketua rombongannya, dengan suara yang tidak kalah
keras – sehingga akhirnya mereka diam, barulah suasana kapal agak tenang. So
saya bisa tidur, setelah beberapa saat menikmati pemandangan laut. Lumayanlah bisa istirahat sekitar 1 jam.
Wahh,
akhirnya kami tiba juga di Macau, antri imigrasi lancar dan kami segera ke luar
untuk mencari peta di tourist information.
Di sini selain bahasa cina, dipergunakan
pula bahasa portugis. Hal ini terlihat
dari bahasa yang dipakai oleh para supir taxi disana yang menawarkan taxinya
kepada para turis.
Tourist
Information di sini menyediankan peta yang lengkap dan informatif. Mata uang $ HK berlaku di sini sama nominalnya dengan MOP (Money of Pattaca) mata uang Macau.
Jika ingin
naik bis harus menyiapkan uang receh yang pas sesuai tarif karena pak supir
tidak akan memberikan kembalian. Hal ini yang menyulitkan kami di Macau. Beberapa kali kami harus membayar lebih besar.
Macau
terletak 70 kilometer barat daya Hongkong dan merupakan koloni Eropa tertua di
Cina, sejak abad ke-16. Pemerintahan Portugal menyerahkan kedaulatan terhadap
Macau kepada Republik Rakyat Cina pada 20
Desember 1999, dan Macau kini merupakan sebuah Daerah Administratif Khusus
Cina.
Daerah Administratif Khusus
Macau memiliki luas wilayah 29,7 km2,
yang terdiri dari Semenanjung Makau seluas 9,3 km2 dan terhubung ke daratan
Cina, pulau Taipa (6,8 km2) dan Coloane (7,6 km2) dan area reklamasi COTAI (6
km2). Tiga jembatan yang menghubungkan Makau ke Taipa (salah satunya adalah
sepanjang 2.5km, yang lain adalah sepanjang 4,5 km dan yang ketiga adalah
sepanjang 2,2 km).
Dari info
yang sudah saya dapat, tujuan wisata yang terdekat dengan Macau Ferry Terminal
yaitu Macau Fisherman’s Wharf yang merupakan taman hiburan di Macau. Di sini
terdapat replika bangunan seperti colloseum di Roma, replika kawah gunung
berapi dan bangunan lain. Tetapi tempat ini hanya kami kunjungi untuk
berfoto-foto. Tidak terlalu
direkomendasikan.
Setelah puas
mengambil gambar, kami kembali ke arah ferry terminal dan menuju ke terminal
bis di seberangnya dengan mengikuti petunjuk arah untuk menumpang shuttle bis
dari Hotel Grand Lisboa yang paling dekat dengan Senado Square. Shuttle bis ini gratis dan memang disediakan
oleh sebagian besar Hotel dan Casino di Macau sebagai fasilitas untuk tamu yang
menginap. Tetapi wisatawan seperti kami bisa ikut karena mereka tidak memeriksa
terlalu ketat.
Hanya
sekitar 10 menit kami telah sampai di basement hotel Grand Lisboa dan ketika
kami menuju lobi melewati kasino hotel tersebut, cukup luas walaupun bukan
merupakan kompleks hotel dan kasino yang terluas di Macau. Ini kali kedua saya
melihat kasino, setelah yang pertama adalah kasino di Genting, Malaysia.
Dengan
mengikuti petunjuk di peta kami berjalan menuju Senado Square. Dari Lobi ke arah
kanan dan lurus terus sampai melewati lampu lalu lintas dan tidak berapa lama
sampailah kami di Senado Square yang merupakan sebuah lapangan luas tempat berkumpulnya gedung-gedung bersejarah
di Macau.
Gedung-gedung
yang bisa dilihat di sini adalah :
- Gedung Leal Senado yang terletak tepat di seberang Senado Square. Kami sempat masuk ke dalam dan berfoto serta mengagumi arsitekturnya yang unik bergaya portugis. Saat ini gedung Leal Senado dipergunakan sebagai balai kota.
- Holy House of Mercy (Santa Casa de Misericordia) adalah asosiasi amal pertama yang didirikan di Macau. Di lantai 2nya terdapat museum yang bisa dikunjungi oleh wisatawan. Tetapi saat itu kami tidak masuk kedalamnya karena saya kira tempat itu adalah gedung pemerintahan atau bank.
Diseberang Holy House of Mercy di sebelah kiri jalan terdapat Koi Kei bakery
yang menjual Portuguese Egg Tart. Kue tersebut diletakkan di berjajar rapi di
bagian depan bakery tersebut dan seakan memanggil-manggil untuk minta dibeli.
Awalnya saya kira egg tart tersebut akan terasa maghteh atau agak eneg kalau
dimakan agak banyak tetapi ternyata salah besar! Kulit pie yang crispy dengan
bagian dalam creamnya yang berwarna kuning sangat lezat dan bikin
ketagihan. Saya yang kelihatan sangat
menikmati egg tart tersebut sampai
ditegur oleh cowok cina imut-imut yang berusaha ngajak ngobrol walaupun tidak
bisa bahasa Inggris. Mungkin dia heran karena saya sibuk memotret egg tart tersebut sebelum menikmatinya. Hehe…
Di sebelah Bakery ini terdapat Tourist Information yang sangat membantu
memberi info mengenai lokasi obyek wisata dan kendaraan umum yang dipakai,
beragam brosur dan peta juga tersedia
lengkap. Petugasnya juga ramah dengan bahasa Inggris yang jelas.
Setelah
berjalan beberapa saat kami akhirnya
sampai ke Bangunan Gereja St Dominic, gereja berwarna kuning dan putih dengan
pintu dan jendela berwarna hijau adalah salah satu tempat pertunjukan Macau
International Music Festival.
Mengambil
arah kanan, kami berjalan menelusuri jalan sempit dengan bermacam toko di kiri
kanannya dan akhirnya kami sampai di Ruins St Paul’s yang ramai sekali dengan
wisatawan. Gereja tersebut terbakar pada
tahun 1835 dan meninggalkan tampak depan bangunan yang fenomenal. Karena tidak
ada wisatawan yang tidak berkunjung ke tempat ini. Di dekat Ruins St Paul’s
juga terdapat museum jika berminat mengunjunginya.
Selain toko
pakaian dan cindera mata serta ada pula outlet Nike di sini, banyak sekali toko
yang menjual Portuegese Egg Tart. Tetapi
saya tidak mencoba membeli disini dan cukup setia dengan Koi Kei Bakery di
Senado Square. Selain toko egg tart
banyak toko yang menjual semacam daging kering seperti dendeng, dan sepertinya
sangat diminati karena pembelinya banyak. Toko-toko makanan di sini sangat
royal dengan tester makanan untuk diicip-icip. Jadi lumayan untuk mengganjal
perut.
Toko
souvenir seperti tempelan kulkas dan gantungan kunci sepertinya hanya 1 yang
saya lihat yaitu di kiri jalan tidak jauh dari Ruins St Paul. Tetapi saya
mencari lagi melalui lorong-lorong menuju pasar setempat dan akhirnya bertemu
dengan toko lain dan mendapat harga yang lebih murah : 10 $ per buah.
Dari Senado
Square kami memutuskan untuk mengunjungi A-Ma Temple dengan menggunakan bis.
Ama Temple
termasuk dalam World Heritage List UNESCO karena arsitekturnya yang merupakan
campuran dari Timur dan Barat. A-Ma temple merupakan tempat Portugis mendarat
pertama kalinya di Macau yang merupakan awal mula Portugis berkuasa di Macau.
Tempat ini ramai dengan wisatawan yang juga datang untuk berdoa. Letak
tempat-tempat doa di temple ini ada di beberapa lokasi yang dicapai dengan
menggunakan tangga karena letaknya di atas bukit.
Tujuan
selanjutnya adalah Macau Tower yang Dibuka
pada tanggal 19 Desember 2001 dan memiliki tinggi 338 meter. Macau Tower
terkenal dengan Bungy Jumpingnya yang merupakan tertinggi di dunia. Dikelola
oleh AJ Hacket perusahaan bungy jumping yang terkenal. Sore itu saya cukup
beruntung karena bisa menyaksikan bungy jumping disana. Peserta bungy jumping tidak terayun-ayun naik
turun seperti yang saya bayangkan karena ditahan oleh tali dikiri kanan
peserta.
Setelah puas menikmati Macau Tower dan pemandangan laut dan jembatan
yang menuju ke PulauTaipa, dengan menggunakan bis kami kembali ke Senado Square
untuk membeli egg tart dan teman saya mau membeli camilan di Koi Kei Bakery
serta makan dulu di Mc D.
*Tips untuk naik bis di Macau adalah harus menyediakan uang receh supaya
bisa membayar dengan pas. Karena supir tidak menyediakan kembalian. Sewaktu
hendak naik dari Macau Tower kami ditolong oleh seorang bapak baik hati yang
bersedia menukarkan uang recehnya. Jika
tidak ingin repot sih bisa naik taxi saja yang lebih praktis.
Pulangnya kami berencana
menumpang shuttle bis kembali dari Grand Lisboa yang ternyata gagal total. Karena ketika saya menanyakan hal tersebut,
petugas di sana mengatakan,”Please go back to your table and get the
receipt so you can take our bus. Intinya
: kami harus bermain judi dahulu untuk mendapatkan bukti agar bisa naik shuttle
bus tersebut.
Berarti sudah jelas kami tidak
bisa kembali ke Ferry Terminal dengan shuttle tersebut dan karena hujan turun sangat deras
akhirnya kami naik taxi dan mengikuti antrian depan hotel yang cukup panjang.
Harap-harap cemas apakah bisa mencapai pelabuhan tepat waktu ditambah khawatir
jika keberangkatan kapal dibatalkan karena hujan deras.
Ternyata saat menunggu tidak terasa karena kami sibuk melihat keramaian
dan berkomentar konyol mengenai orang-orang yang kami lihat, hehehe… Akhirnya, di
tengah hujan deras kami duduk di dalam taxi yang menuju ke Macau Ferry Terminal. Untung saja perjalanan lancar dan bebas macet
sehingga dalam waktu sekitar 30 menit kami sudah mendapat tiket, melalui pemeriksaan imigrasi dan naik ke
kapal tepat pada waktunya tanpa harus lama menunggu. Legaaaa banget. Sepanjang perjalanan sempat khawatir karena hujan sangat deras sehingga ombak besar
kadang membuat kapal naik turun, walaupun tetap tidak terlalu terasa karena
kapalnya memang sangat aman. Di setiap kursi juga disediakan pelampung beserta
petunjuk penggunaan yang tertera di layar televisi. Sepanjang perjalanan saya
tertidur pulas dan baru bangun tepat ketika kapal memasuki Hongkong dan
karenanya sekali lagi saya bisa menikmati pemandangan lampu-lampu gedung yang
indah.
Oh iya, jika perjalanan dilakukan malam hari harga tiket turbo jet naik menjadi
185 $ HK.
Karena hujan masih turun agak deras, kami memutuskan untuk makan malam
dan segera kembali ke penginapan untuk beristirahat.
*Jika masih
punya banyak waktu dan memutuskan untuk menginap semalam di Macau, bisa mengunjungi kompleks Venetian Hotel yang
merupakan kompleks hotel dan kasino yang terbesar di Macau. Disana banyak
pertunjukan yang bisa dinikmati. Informasi tentang Macau bisa dibuka di website ini, cukup lengkap dan informatif.
No comments:
Post a Comment