Tahun 2012 ditutup dengan traveling ke Yogya pada bulan
November. Seperti biasa pakai tiket murah AA, abis lumayan banget harganya. Itu
juga pesennya nggak sengaja karena pas searching untuk tiket keberangkatan
weekend masih dapet harga murah. Biasanya kalo harga murah itu untuk keberangkatan
hari senin sampai kamis.
Perjalanannya juga lancar, karena cuma 1 jam jadi cepet
banget, tapi ditambah bonus turbulence karena cuaca yang berawan. Memang riskan
kalau traveling di musim hujan, soalnya pasti gak enak kalo jalan-jalan trus
harus basah-basah kena hujan, tapi harus dibawa happy supaya tetap enjoy.
Benar saya begitu sampai di bandara Adi Sucipto cuaca yang
semula panas berubah menjadi mendung yang segera menjadi hujan rintik-rintik
ketika taxi yang kami tumpangi sampai di rumah keluarga di Jl Bausasran. Mana
belum makan pula dan saat itu sudah jam makan siang. Jadilah kami makan di RM Red Crispy yang
dekat rumah. Di dinding rumah makan ada
foto pak Bondan Winarno dengan slogan top markotop berfoto bersama sang pemilik.
Selesai makan siang hujan sudah reda dan setelah istirahat
sebentar di rumah, dengan menggunakan becak kami menuju ke Taman Pintar. Taman Pintar adalah semacam museum iptek
dimana kita bisa mencoba alat-alat peraga yang ada di sana. Ide dasarnya pasti
ingin seperti Singapore Science Center tapi dengan keadaan yang berbeda 180
derajat. Sayang sekali keadaannya tidak
terawat dan banyak alat peraga yang rusak.
Selain bangunan tempat peragaan Iptek, ada bangunan yang menampilkan koleksi
foto-foto Sultan Yogyakarta lengkap dengan biografinya serta foto-foto presiden
RI sejak Soekarno sampai SBY dalam ukuran besar. Yang paling menarik adalah alat peraga
berbentuk rumah dimana apabila ada sebuah tuas digerakkan rumah tersebut
bergoyang-goyang seperti jika ada gempa. Selain itu ada pula dua buah sepeda yang saling bersisian dan
salah satu sepeda tersebut penumpangnya adalah sebuah tengkorak manusia dan
apabila pengunjung mengendarai sepeda disebelahnya dan mengayuh pedal tengkorak
tersebut akan melakukan hal yang sama.
Dari Taman Pintar kami menuju Alun-Alun Kidul tempat berdirinya dua buah beringin besar
dimana banyak orang-orang yang mencoba melalui jalan ditengah beringin tersebut
dengan mata tertutup. Konon, yang bisa melaluinya pertama kali dengan lurus maka
keinginannya akan tercapai. Sejak
pertama kali ke Yogya puluhan tahun lalu sepertinya baru kali ini saya tertarik
berkunjung dan melihat orang-orang yang mecoba melalui beringin ini. Nggak tau
juga deh kenapa saya nggak pernah mampir ke sini. Dan ternyata menjadi tontonan
yang sangat menghibur melihat orang-orang yang berjalan sangat jauh dari jalur
awal mulai berjalan. Tidak pernah ada yang sukses berjalan langsung lurus,
pasti berbelok kemana-mana. Saya sendiri tidak mencobanya karena malu, hehe..
pasti diketawain orang-orang deh. Soalnya emang lucu banget , sangat
menghibur.
Setelah capek melihat orang-orang tersebut, karena memang
tidak ada tempat duduknya, kami singgah di warung yang menjual wedang ronde dan
roti bakar yang banyak terdapat di trotoar. Karena mendung sudah semakin tebal
dengan menggunakan becak kami pulang ke rumah dan ditengah jalan hujan turun
dengan derasnya. Becak tetap jalan dengan si abang memakai jas hujan. Sempat mampir ke salah satu penjual gudeg
Wijilan karena sekalian lewat, membeli gudeg untuk lauk makan malam. Soalnya
nggak mungkin keluar makan dalam cuaca hujan.
Malam pertama dihabiskan di rumah saja, ngobrol sambil
nonton TV dan makan gudeg. Untuk besok saya pesan taxi yang akan membawa kami
ke Kaliurang karena akan mengikuti Tour Lava Merapi dengan menggunakan
jeep. Jadi mesti bangun pagi-pagi.
No comments:
Post a Comment