Saturday, 12 January 2013

Weekend at Yogya (Day 1)




Tahun 2012 ditutup dengan traveling ke Yogya pada bulan November. Seperti biasa pakai tiket murah AA, abis lumayan banget harganya. Itu juga pesennya nggak sengaja karena pas searching untuk tiket keberangkatan weekend masih dapet harga murah. Biasanya  kalo harga murah itu untuk keberangkatan hari  senin sampai kamis.

Perjalanannya juga lancar, karena cuma 1 jam jadi cepet banget, tapi ditambah bonus turbulence karena cuaca yang berawan. Memang riskan kalau traveling di musim hujan, soalnya pasti gak enak kalo jalan-jalan trus harus basah-basah kena hujan, tapi harus  dibawa happy supaya tetap enjoy.
Benar saya begitu sampai di bandara Adi Sucipto cuaca yang semula panas berubah menjadi mendung yang segera menjadi hujan rintik-rintik ketika taxi yang kami tumpangi sampai di rumah keluarga di Jl Bausasran. Mana belum makan pula dan saat itu sudah jam makan siang.  Jadilah kami makan di RM Red Crispy yang dekat rumah.  Di dinding rumah makan ada foto pak Bondan Winarno dengan slogan top markotop berfoto bersama sang pemilik.  

Selesai makan siang hujan sudah reda dan setelah istirahat sebentar di rumah, dengan menggunakan becak kami menuju ke Taman Pintar.  Taman Pintar adalah semacam museum iptek dimana kita bisa mencoba alat-alat peraga yang ada di sana. Ide dasarnya pasti ingin seperti Singapore Science Center tapi dengan keadaan yang berbeda 180 derajat.  Sayang sekali keadaannya tidak terawat dan banyak alat peraga yang rusak. 
Selain bangunan tempat peragaan Iptek,  ada bangunan yang menampilkan koleksi foto-foto Sultan Yogyakarta lengkap dengan biografinya serta foto-foto presiden RI sejak Soekarno sampai SBY dalam ukuran besar.  Yang paling menarik adalah alat peraga berbentuk rumah dimana apabila ada sebuah tuas digerakkan rumah tersebut bergoyang-goyang seperti jika ada gempa.  Selain itu ada pula  dua buah sepeda yang saling bersisian dan salah satu sepeda tersebut penumpangnya adalah sebuah tengkorak manusia dan apabila pengunjung mengendarai sepeda disebelahnya dan mengayuh pedal tengkorak tersebut akan melakukan hal yang sama. 






                                
 


Dari Taman Pintar kami menuju Alun-Alun Kidul  tempat berdirinya dua buah beringin besar dimana banyak orang-orang yang mencoba melalui jalan ditengah beringin tersebut dengan mata tertutup. Konon, yang bisa melaluinya pertama kali dengan lurus maka keinginannya akan tercapai.  Sejak pertama kali ke Yogya puluhan tahun lalu sepertinya baru kali ini saya tertarik berkunjung dan melihat orang-orang yang mecoba melalui beringin ini. Nggak tau juga deh kenapa saya nggak pernah mampir ke sini. Dan ternyata menjadi tontonan yang sangat menghibur melihat orang-orang yang berjalan sangat jauh dari jalur awal mulai berjalan. Tidak pernah ada yang sukses berjalan langsung lurus, pasti berbelok kemana-mana. Saya sendiri tidak mencobanya karena malu, hehe.. pasti diketawain orang-orang deh.  Soalnya emang lucu banget , sangat menghibur.  

                     







             

Setelah capek melihat orang-orang tersebut, karena memang tidak ada tempat duduknya, kami singgah di warung yang menjual wedang ronde dan roti bakar yang banyak terdapat di trotoar. Karena mendung sudah semakin tebal dengan menggunakan becak kami pulang ke rumah dan ditengah jalan hujan turun dengan derasnya. Becak tetap jalan dengan si abang memakai jas hujan.  Sempat mampir ke salah satu penjual gudeg Wijilan karena sekalian lewat, membeli gudeg untuk lauk makan malam. Soalnya nggak mungkin keluar makan dalam cuaca hujan. 

Malam pertama dihabiskan di rumah saja, ngobrol sambil nonton TV dan makan gudeg. Untuk besok saya pesan taxi yang akan membawa kami ke Kaliurang karena akan mengikuti Tour Lava Merapi dengan menggunakan jeep.  Jadi mesti bangun pagi-pagi.

No comments:

Post a Comment