Tuesday 1 January 2008

Grand Prix Marching Band XXIII – 2007 – Tontonan Nostalgia




Tanggal 30 Desember 2007 pagi-pagi jam 9.30 sampailah saya di Istora Senayan tempat acara Grand Prix Marching Band. Ini tontonan nostalgia jadi walo sendirian tetep aja dibela-belain. Udah lebih dari 15 tahun gak nonton, jadi kali ini saya ngerasa excited banget. Saya beli tiket seharga Rp 15 ribu. Untuk kelas dengan tiket yang paling murah ini para peserta yang tampil akan membelakangi penonton, karena letaknya berhadapan dengan Tribun Utama tempat kelas VIP dan juri. Para peserta jelas akan menghadap Tribun Utama dengan harga Tiket 75ribu dan 50ribu, kelas lain 30ribu.
Beruntung sekali, begitu saya datang, Korps Putri Tarakanita belum main, dan akan main setelah marching band yang saat ini sedang tampil. Pas banget.
Saya juga baru tahu, kalau sekarang perlombaan dibagi menjadi dua divisi sejak tahun 2000, yaitu Divisi Sekolah dan Divisi Umum. Tarki termasuk Divisi Sekolah. Lawan terberat Tarki adalah Bahana Cendana Kartika, Duri, Riau. BCK ini kayaknya pemain baru yang begitu tampil selalu menang. Begitu pula tahun lalu ketika giliran Putri Santa Ursula yang tampil. Karena Tarki dan Sanur tampil bergiliran selang-seling. Untuk GPMB ini bisa dilihat di websitenya www.gpmb.org.
Ketika diumumkan peserta selanjutnya adalah Korps Putri Tarakaita, suasana langsung meriah. Teriakan dan jeritan dari para supporter yang sebagian besar cewek-cewek langsung bergema meriah, lengkap dengan spanduk Viva Tar!! Teriakan-teriakan Viva Tar juga diteriakkan di sana sini. Pokoknya seru dan heboh. Sambil membayangkan belasan tahun yang lalu saya menjadi bagian dari keriaan itu. Penampilan Tarki masih seperti dahulu dengan koreografi yang cantik dan anggun dengan seragam Drum Band masih rancangan Chossy Latu, yang rupanya tetap dipakai sebagai perancang kesayangan Tarki.
Peserta selanjutnya adalah Bahana Cendana Kartika yang menjadi saingan terberat Tarki. Memang sih, karena ada pemain laki-lakinya, musik menjadi lebih hidup, karena ada alat-alat musik yang hanya bisa dimainkan oleh peserta laki-laki. Dari segi colour guard, istilah untuk cheerleaders yang memainkan bendera atau senapan mainan juga lebih meriah dibandingkan dengan Tarki.
Setelah divisi Sekolah selesai dan istirahat baru peserta dari Divisi Umum mulai tampil. Saya hanya nonton sampai makan siang dan pulang ke rumah. Baru sekitar jam 5 sore saya kembali lagi untuk mendengarkan pengumuman. Lagi-lagi saya beruntung karena sempat nonton penampilan Semen Padang dan Semen Gresik yang ternyata juara tahun lalu.
Langsung saja berikut saya tuliskan hasil dari 14 Finalis Divisi Umum : Juara I - Semen Gresik, II - Semen Padang, III – Universitas Udayana, IV – Madah Bahana UI Depok, berikutnya susunan berdasarkan nilai dari urutan V dstnya : MB Bhina Caraka Ditjen Bea Cukai, UGM Yogya, Gema Citra Telkom – Balikpapan, Garuda Indonesia, Gita Teladan Jakarta, ITB Bandung, Gita Surosowan Banten, Gita Pakuan Bandung, Gema Wibawa Mukti Bandung, Atma Jaya Yogya.
Untuk Divisi Sekolah, sudah pasti juara I nya Bahana Cendana Kartika, Riau, II Korps Putri Tarakanita, III – Sadaluhung Padjajaran Cirebon, IV Listya Dwijaswara Cirebon. O iya, Tarki jadi juara Favorit hasil polling sms.
Yang paling seru waktu nonton GPMB ini adalah menunggu-nunggu para peserta dengan kostumnya yang berwarna-warni, colourguard yang lincah, performance, display dan permainan musik dengan aransemen lagu yang keren.
Jaman dahulu sewaktu saya masih sekolah, belum ada pembagian divisi jadi Tarki harus bersaing dengan marching band lain di divisi umum. Tapi biasanya memang yang menjadi juaranya selalu pemain-pemain lama yang sudah berpengalaman. Harus ada modal besar untuk bisa membentuk group Marching Band supaya bisa bersaing dengan Marching Band lainnya. Waktu dulu jaman saya sekolah dulu, ekskul MB ini memang jadi anak emas. Saya sempat daftar sebagai pilihan ekskul tapi karena latihannya yang berat, ditambah mesti belajar karena teman-teman sekelas pinter-pinter semua, jadilah saya keluar dan pilih fotografi. Itu aja asal punya ekskul.

3 comments: