Karena ada
teman kantor yang melangsungkan resepsi pernikahan di kota Solo, saya
berkesempatan untuk berkunjung lagi ke kota tersebut saat weekend. Walaupun
sudah beberapa kali ke sana, saya tetap merasa excited karena saya memang
senang traveling ke luar kota.
Setelah
mendapat undangan saya segera membeli tiket kereta dan booking hotel. Hotel
yang saya pilih adalah Ibis Styles di Jl Gajah Mada No 23, Solo. Lokasi hotel
ini strategis dengan harga yang cukup terjangkau.
Perjalanan menuju Solo berjalan lancar dan setelah check in saya segera menuju ke kolam renang untuk berenang sebentar. Masih ada waktu sebelum hari menjadi gelap. Kolam renangnya tidak terlalu besar tapi cukup ok. Untuk makan malam saya menemukan tenda penjual nasi liwet depan hotel yang lumayan enak. Jadilah saya bisa tidur dengan nyeyak dengan perut kenyang karena sudah makan nasi liwet. Ternyata tidak perlu jauh-jauh cari nasi liwet karena di depan hotel ada penjualnya.
Besok paginya, saya sudah siap-siap dengan baju lari saya menyusuri jalan yang diinfo google maps menuju Stadion Manahan, Solo. Saya mendapat info stadion baru saja direnovasi jadi pasti tambah bagus dan pas untuk foto-foto. Ihiy..
Saya berlari
dengan rute : jalan Slamet Riyadi, melewati Museum Radya Pustaka,
Taman Sriwedari dan lanjut terus melewati rel kereta dan bawah fly over dengan
mural warna warni. Lanjut terus menuju Stadion Manahan. Di sana saya berlari
keliling bagian luar stadion dan foto-foto di depannya. Pulangnya saya foto di
depan beberapa monumen yang saya temui di perjalanan. Jadi larinya gak terlalu
efektif karena kebanyakan berhenti untuk foto-foto. End up sarapan di Tahu
Kupat Sido Mampir deket hotel.
Tadi pagi saya sempat melihat ada kereta yang lewat di jalan Slamet Riyadi, penasaran juga itu kereta apa karena lewat di jalan utama kota. Pengen naik juga kalo ada waktu. Setelah mencari info di mbah Google, kereta itu bernama Kereta Batara Khresna yang melayani rute stasiun Purwosari ke Stasiun Wonogiri. Jalur relnya sendiri sudah ada sejak tahun 1922 dan direvitalisasi oleh pemkot Solo supaya bisa dipakai kembali. Sayang sekali jam berangkat kereta hanya 1x sehari, jadinya batal deh naik kereta di tengah kota.
Sampai hotel
mandi dan leyeh-leyeh, siangnya lanjut jalan kaki menuju obyek wisata
berikutnya yang masih bisa dijangkau dengan berjalan kaki dari Hotel, yaitu
Pasar Triwindu, yang menjual barang-barang antik dan setelah itu lanjut ke
Kraton Pura Mangkunegaran.
Selain
Kraton Kasunanan Surakarta, di Solo juga ada Pura Mangkunegaran yang terletak
di Jalan Ronggowarsito. Hanya berjalan kaki sebentar dari Pasar Triwindu saya sudah
sampai di depan halaman kraton yang super luas. Di depan bangunan utama saya
mengisi buku tamu dan dengan ditemani mbak Tour Guide saya mulai menjelajah ke
dalam. Beliau menceritakan banyak sekali sejarah mengenai Pura Mangkunegaran
yang berdiri sejak tahun 1757 tepatnya ditandai dengan penandatanganan
Perjanjian Salatiga antara Sunan Pakubuwono III dan Raden Mas Said. Kagum
sekali dengan bangunan yang sangat luas dimana terdapat Pendopo Ageng yang
mempunyai luas 3500 meter persegi dan berbentuk joglo dan merupakan pendopo
yang paling luas di Indonesia. Yang unik, di langit-langit pendopo terdapat
Batik Kumudowati dengan delapan kotak dengan warna berbeda. Kuning Kuning
berarti mencegah rasa kantuk, biru mencegah musibah, hitam mencegah rasa lapar,
hijau mencegah frustasi, putih mencegah pikiran seks birahi, orange mencegah
perasaan takut, merah mencegah kejahatan, dan ungu mencegah pikiran jahat.
Banyak
hal-hal unik lain yang diceritakan oleh mbak Tur Guide termasuk Paundrakarna
dan Menur yang masih keturunan dari trah Mangkunegara. Di dalam bangunan
terdapat banyak ruangan dengan fungsinya masing-masing. Suasana yang teduh
bikin saya betah menelusuri ruangan demi ruangan dan tak lupa berfoto ria. Di
sini juga ada ruangan yang tidak boleh difoto karena berisi benda-benda yang
bersifat pribadi.
Dari Pura
Mangkunegaran saya kembali ke hotel untuk makan siang dan setelah itu saya
menuju obyek wisata selanjutnya yang agak jauh, Museum de Tjolomadoe terletak
di Jl Adi Sucipto No 1 Karanganyar.
Cuaca yang
panas terik menemani saya selama berada di sana tetapi tidak menyurutkan saya
untuk foto-foto di depan bangunan bekas pabrik gula yang sudah 20 tahun
terbengkalai. Setelah direnovasi bangunan menjadi bagus dan megah dengan
ditambahkan beberapa bangunan seperti kafe.
Setelah
membeli karcis, saya masuk ke dalam dan langsung berhadapan dengan mesin-mesin
yang dipakai untuk pembuatan gula. Mesin-mesin tersebut sangat besar dan
menjulang sampai ke atas. Di sana juga terdapat sejarah pabrik tersebut dan ada
pula bagian ruangan untuk melakukan permainan 3 dimensi. Usai puas menjelajah di bekas pabrik gula yang luas sekali itu saya mampir untuk ngopi cantik dulu halaman.
Malam
harinya saya dijemput oleh teman kantor lama dan makan malam di Solo Paragon
Mall.
Hari Minggunya saya berangkat ke pernikahan teman dengan naik kereta api dari solo dan turun di Klaten. Sempet foto-foto di stasiun di depan kereta karena baru kali ini ke kawinan pake kain dan naik kereta api.
Selesai acara kawinan balik ke hotel, check out dijemput
teman kantor lama lagi dan menuju Grandis Barn untuk ngopi cantik dan menikmati
suasana kafe yang instagramable.
Dari sana
mampir ke Toko Roti Orion untuk membeli oleh-oleh dan langsung menuju ke
stasiun Solo Balapan untuk kembali ke Jakarta.
Karena saya sudah pernah beberapa kali ke solo sebelumnya, jadi saya hanya ke obyek wisata yang belum pernah. Berikut link pengalaman saya ke Solo sebelumnya : Traveling to Solo
No comments:
Post a Comment