Setelah
sekian lama tidak bisa kemana-mana karena pandemi, akhirnya saya memutuskan
untuk liburan ke Magelang – Yogya. Sudah janji dengan asisten saya yang baru
lulus S1 untuk mengajak ke candi Borobudur. Pengen banget liat Candi Borobudur
katanya.. Ya sutra, akhirnya saya arrange trip ke sana. Pas ada tanggal merah
di hari Jumat.
Saat-saat
yang paling menyenangkan adalah menyusun itinerary. Mulai dari transportasi,
tempat menginap dan obyek wisata yang akan dikunjungi.
Untuk
transportasi : yang paling murah dan aman adalah Kereta Api. Jadi sejak 1 bulan
sebelumnya saya sudah membeli tiket Kereta api ke Yogya.
Karena
tujuan utama ke Borobudur, jadi untuk hotel saya memilih hotel dengan kriteria
utama, bisa ke Borobudur dengan jalan kaki.
Setelah
browsing di Traveloka, saya akhirnya menjatuhkan pilihan hotel ke The Amrta
Borobudur. Selain harganya lumayan murah karena sedang ada promo, lokasinya di
jalan utama dan hanya sekitar 1 km ke Borobudur. Selain itu hotel ini juga
menyediakan fasilitas tur ke Punthuk Setumbu dan Gereja Ayam.
Kami
menginap 2 malam di Magelang dan setelah itu pindah ke Yogya. Di Yogya saya
memilih hotel yang dekat dengan Malioboro dan stasiun Tugu. Karena pagi hari
kami harus tes Genose dahulu. Setelah bingung memilih diantara ratusan hotel di
Yogya, akhirnya saya memilih Hotel Prima In di Jl Gandekan Lor. Jalan ini
bersisian dengan Jalan Malioboro dan hanya berjalan kaki 5 menit ke Stasiun
Tugu.
Untuk
transportasi, saya memilih De’transport Yogya, punya teman SD saya, sehingga
bisa dapat harga lebih murah dan lebih gampang untuk arrange penjemputan dan
pemilihan obyek wisatanya.
Akhirnya
hari yang ditunggu tiba juga. Setelah lolos tes Genose, hari Kamis pagi kami
sudah tiba di stasiun Senen. Perjalanan lancar dan kereta Bengawan yang kami
tumpangi sampai dengan selamat di stasiun Wates. Kenapa pilih statsiun Wates,
saya juga kurang paham kenapa bisa disana turunnya. Karena sewaktu saya
pilih tujuan akhirnya tiba2 saja muncul disana, mungkin karena lebih dekat ke
Magelang.
Turun di
stasiun Wates, suasana sepi, kami sempat foto-foto dulu disana dan akhirnya
menuju ke mobil teman saya yang sudah menunggu di luar stasiun. Di tengah jalan
hujan turun dengan deras sampai akhirnya tiba di Hotel D’Amrta.
Senang
sekali akhirya sampai juga di hotel yang homey ini dengan interiornya yang
bergaya rumah jawa. Saya pesan kamar deluxe room with pool view. Asyik banget
kamarnya karena menghadap kolam renang jadi kalo mau berenang gampang. Serasa
kolam renang pribadi. Sore sampai malam
kami hanya menghabiskan waktu di hotel, keluar sebentar untuk membeli camilan
dan makan malam (ayam goreng disekitar hotel) dan foto-foto di sekitar kolam
renang.
Besok
paginya barulah saya berenang sebelum kami berangkat ke Borobudur. Lokasi
sarapan paginya juga asyik, di ruangan terbuka di dekat kolam renang dengan
pemandangan sawah dan gunung merapi di kejauhan. Pokoknya betah banget menginap
di hotel ini. Banyak tempat-tempat yang instagramable juga untuk foto-foto.
Setelah
siap, kami berjalan kaki menuju Candi Borobudur. Hanya sekitar 15 menit
berjalan kami sudah sampai. Dengan mengikuti protokol kesehatan, akhirnya kami
berjalan memasuki area candi. Kami hanya boleh memasuki area candi di lantai
dasar. Puas menelusuri area candi dan foto-foto kami melanjutkan perjalanan.
Tujuan selanjutnya adalah museum-museum yang ada di kompleks candi.
Museum
pertama adalah :
1
Museum Kapal Samudra Raksa : museum ini adalah museum mengenai sejarah kemaritiman
di Nusantara. Kapal Samudra Raksa yang terdapat dalam museum merupakan replika
kapal dari salah satu relief di candi Borobudur. Nama Samudra Raksa diberikan
oleh Presiden Megawati yang artinya penjaga lautan. Di pertengahan tahun 2018
tepatnya bulan Juni, pengunjung museum dapat menyaksikan wahana baru yang
berisi edukasi dan hiburan yang menceritakan sejarah kemaritiman Nusantara
dimulai dari abad VIII sampai saat ini. Sejarah kemaritiman di museum ini dikemas
dalam bentuk sinema interaktif berupa teknologi digital dengan lantai dan layar
LED sepanjang 115 meter.
2.
Museum Borobudur
Museum
Borobudur berisi cerita lain dari candi Borobudur dan disini juga terdapat
batu-batu yang merupakan bagian dari Candi Borobudur yang terlepas. Museum Borobudur
disebyut juga Museum Karmawibhangga.
Setelah
puas mengeksplore museum-museum tersebut kami berjalan pulang ke hotel dan
sempat berbelanja di toko-toko yang berada di sepanjang jalan keluar kompleks candi. Karena pandemi
toko-toko tersebut cenderung sepi sehingga para penjual sangat bersemangat menawarkan
dagangannya.
Selanjutnya
saya mencari lokasi tempat makan yang dekat dengan candi dan menemukan tempat
makan tersebut yang ternyata melewati hotel. Jadilah kami mampir Hotel untuk meletakkan
barang-barang. Saya sempat ganti baju juga.
Setelah
jalan beberapa saat sampailah kami di tempat makan yang ternyata berdekatan
dengan homestay yang bernama Balkondes Borobudur. Tempat makan sederhana dengan
konsep makanan rumahan yang mengambil sendiri nasi dan lauk pauknya.
Di
sebelah Balkondes terdapat obyek wisata tempat kita bisa berfoto di tengah
sawah bernama Svargabhumi. Sayang tempat itu hanya untuk foto-foto saja tidak bisa
ngopi-ngopi.
Hari
sudah semakin sore dan kamipun pulang ke hotel. Di Balkondes ini juga merupakan
basecamp tur jelajah desa Borobudur dengan memakai mobil VW lama yang dicat
warna warni dengan kap terbuka.
Sampai
hotel kami melanjutkan dengan acara foto-foto di sekitar hotel karena tempatnya
sangat instagramable.
Jika ingin info lebih jauh bisa mengunjungi IG nya : theamrta_borobudur
No comments:
Post a Comment