Sritex Run 10 K
Keesokan paginya setelah shoalat Subuh saya menunggu
dijemput Fitri dan kami langsung menuju ke daerah Sukoharjo. Perjalanan cukup
jauh karena antara kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo letaknya dari ujung ke
ujung. Yang bikin degdegan ternyata kami salah jalan, menuju ke kantor Sritex
yang di Solo, bukan ke arah Sukoharjo, hadeh, bikin stress aja karena takut
telat. Untungnya, biasa nih orang jawa masih ada untungnya, start mulai jam
6.30 jadi masih ada waktu, walaupun tadi kami berangkat sejak jam 4.45 pagi.
Jadi sudah 1 jam lebih perjalanan plus nyasar.
Akhirnya seitar jam 6 pagi sampailah kami di area pabrik
Sritex yang luaaaasss sekaliii… Mobil masih bisa masuk sampai ke area parkir
yang cukup dekat dengan lokasi start dan saya segera turun. Biarlah Fitri dan
Budi mencari tempat menunggu sendiri. Saya segera bergabung dengan peserta lari
dan mencari bu Yuli, satu-satunya pelari dari Jakarta yang saya kenal. Pastinya ada beberapa pelari dari Jakarta
juga tapi yang saya kenal dan ikut race ini hanya bu Yuli. Dengan susah payah saya menerobos
antrian pelari yang berbaris memanjang ke belakang. Pesertanya memang banyak
sekali, karena karyawan Sritex juga ikut jadi peserta. Belum lagi peserta dari
TNI/Polri.
Akhirnya dengan susah payah saya berhasil menemukan bu
Yuli yang berada di garis start agak depan. Tetapi tidak lama kemudian, tanda
Start dibunyikan dan para peserta mulai berlari. Melewati gerbang pabrik jalur lari menyusuri
area seputar pabrik, melewati sawah-sawah menghijau dan masuk ke jalan-jalan
desa sekitar. Seruu banget berlari dengan aura lari yang berbeda dari biasanya.
Pesertanya juga ada yang lucu-lucu dan penduduk sekitar juga banyak yang
memberi semangat dengan logat jawa yang khas. “Ayo, mlayu mbak, semangat.”
Sampun cedak… Yang kemudian dijawab sama si ibu, “Ojo ngono to pak, wong sek
adoh kok.. Hahahaha… langsung ketawa
dengernya… sumpah, bagian ini yang bikin saya masih senyum-senyum sendiri kalo
inget.
Dari gerbang menuju finish yang jaraknya masih cukup
jauh, saya sprint secepat-cepatnya supaya lekas sampai dan setelah finish
panitia membagikan medali, pisang, minum, dan snack di dalam kotak yang berasal
dari Bakery grup Sritex juga. Medalinya sesuai dengan gambar yang ada di
webnya, bersepuh emas yang menandai ulang tahun emas Sritex yang ke 50.
Setelah foto-foto saya segera menghubungi Fitri yang
ternyata parkir di luar. Sesampai di mobil kami saling menceritakan pengalaman
masing-masing. Ini kali pertama Fitri melihat lomba lari dari dekat, jadi dia
cukup excited dan menceritakan hal-hal lucu yang dia lihat. Ada sekeluarga yang
setelah start malah duduk di warung kopi dan bukannya melanjutkan lari. “Sini
kita sarapan dulu” halah.. ada-ada aja si bapak.
Setelah sampai di rumah bu Nunuk, saya segera mandi dan
siap-siap untuk pergi sekalian pulang ke Yogya. Jadi saya sudah packing.
Rencana hari ini adalah menjenguk pak Rudy, teman kantor dulu yang sedang
dirawat di RS Oen. Payah nih Pak Rudy, rencana jalan-jalan di Solo jadi batal
karena pak Rudy sakit. Dalam perjalanan ke RS kami mampir dulu membeli
oleh-oleh dan setelah sampai di RS kami segera menuju kamar perawatan. RS Oen
ini adalah rumah sakit dengan bangunan tempo dulu. Jadi ruangannya
khas dengan langit- langit yang tinggi.
Setelah ngobrol dan haha hihi, saling bertukar cerita
sampai puas, jam sudah menunjukan pukul 12. Saatnya makan siang. Karena pengen
banget makan steak, bu Rudy memberi saran untuk ke Double Decker di daerah Solo
Baru.
Wah, ternyata dekorasi resto steak ini unik banget. Di bagian
depan resto ini terdapat replika bis tingkat warna merah ala Inggris, double
decker yang menjadi nama dari resto ini. Interior di dalamnya juga keren,
bergaya amerika di tahun 50an, banyak pernak pernik unik yang dipasang, seperti
jukea box dan panggung konser musik. Lampu-lampunya juga super meriah, menyesuaikan
jaman 50an ala ala rock n roll. Resto
ini terdiri dari 3 lantai tetapi kami makan di lantai dasar karena resto masih
sepi.
Kami segera memesan menu steak yang ditawarkan serta
seporsi nachos. Pelayanan cepat dan ramah dan kami cukup puas makan di sini.
Kalau misalnya saya tinggal di Solo pasti akan balik lagi. Sayang saya tinggal
di Jakarta.
Usai makan di Double Decker dan tidak lupa foto-foto di
depan resto, saya diantar oleh Bu Nunuk ke dekat kampus UNS untuk menunggu bis ke arah
Yogya. Sekitar 20 menit menunggu akhirnya bis ke Yogya lewat juga. Terpaksa
naik bis karena pad jam tersebut kereta ke Yogya tidak ada. Baru ada lagi agak
sore. Sekitar 1,5 jam perjalanan akhirnya saya sampai kembali di Yogya dengan
selamat dan ketika sampai di rumah,
tante Ninik telah menunggu.
Malamnya tetep dong, wisata kuliner tidak boleh
terlewatkan. Kali ini kami merambah Kota Gede dan memilih makan lesehan di
suatu lapangan yang bernama Lapangan Karang. Sate sapi di sajikan di piring
dengan pelengkapnya tempe kuah serta lontong dan minumnya wedang ronde. Nikmat
banget deh pokoknya.
Pulangnya tante Ninik memutar dahulu lewat ke daerah Tugu
dan Malioboro. Tetapi tidak mampir hanya lewat aja, karena udah malem dan saya
sudah capek dan mengantuk.
Besok masih ada acara jalan-jalan sebelum saya pulang ke Jakarta.
Besok masih ada acara jalan-jalan sebelum saya pulang ke Jakarta.
No comments:
Post a Comment