Rasa sedih
karena tidak berhasil finish pada Bromo Marathon bulan lalu perlahan-lahan
memudar. Sebagai gantinya, saya mulai
mencari info tentang slot gratis FM Jakarta Marathon dengan menukarkan point
Mandiri. Teman saya Revi sudah
menginformasikan hal ini sejak saya masih di Surabaya. Kalau bisa gratis kenapa harus bayar. Eh,
nggak gratis juga sih kan pake point.
Sama dengan
tahun lalu dimana saya berhasil menukar point mandiri untuk ikut Jakarta
Marathon dengan jarak 5K, tahun ini saya akan mencobanya dengan menukar point
tetapi untuk kategori Full Marathon (FM).
Untuk kategori FM yang bisa
ditukar sejumlah 500 point. Dan setelah di cek, jumlah poin saya hanya 380.
Huhuhu… BT deh. Terpaksa saya bertanya ke beberapa teman apakah mereka
mempunyai rekening Bank Mandiri dan minta dicek pointnya ada berapa. Sampai akhirnya saya berhasil mendapatkan
point Mandiri dari sepupu saya, Tasya. Asyikk, ternyata pointnya banyak,
jadi kalau diambil 500 saja masih sisa
banyak. Akhirnya
pada malam itu juga saya berhasil mendapatkan slot FM Jakarta Marathon. Proses
pendftaran pun berjalan lancar. Jadi juga saya mengganti kegagalan finish di
Bromo Marathon dengan mengikuti Jakarta Marathon.
Setelah
berhasil mendaftar, ada hal paling penting lainnya yang menunggu, LATIHAN.
Tanpa
latihan mustahil saya akan finish FM dengan hasil baik. Cut off time (COT) untuk FM di Jakarta Marathon adalah 7 jam.
Target saya sih bisa kurang dari itu. Tapi ya mesti latihan dengan keras.
Seharusnya. Tapiii… saya termasuk
kategori pelari yang malas latihan.
Beruntung saya mempunyai teman-teman baik yang selalu mengingatkan saya
untuk rajin berlatih.
Seminggu
setelah Bromo saya gunakan untuk istirahat. Ternyata akibat jatuh di Bromo
sebelumnya baru terasa beberapa hari
setelahnya. Leher saya sakit sekali untuk digerakkan. Memang salah saya,
setelah jatuh tidak langsung pijat
sehingga ada otot yang salah dan sakitnya baru terasa beberapa hari kemudian.
Ketika sakit saya juga hanya massage di salon saja yang ternyata tidak manjur
sehingga saya masih sakit. Akhirnya saya mencari telpon dukun pijat langganan
saya dulu di Benhil dan ternyata si ibu pulang kampung. Yaah, terpaksa pijat di
rumah mama sekalian nginep karena bertepatan dengan Idul Adha dan barulah leher
saya berkurang sakitnya. Seminggu kemudian saya pijat lagi dengan si ibu pijat
langganan dan akhirnya barulah saya sembuh total.
Setelah
sembuh, tidak ada alasan untuk tidak latihan. Jadilah saya kembali rutin
latihan di GBK dan long run di CFD.
Jadwal long run pun masih harus tergeser seminggu karena ada fun walk
Breast Cancer Awareness. Yah pokoknya
cukup memprihatinkan deh hasil latihan saya. Mana Jakarta sedang
panas-panasnya. Cuaca yang sangat tidak bersahabat bagi peserta FM. Yah, apapun yang terjadi nanti saya harus
bisa finish FM.
Seminggu
sebelum FM seperti biasa, saya melakukan carboloading dengan makan makanan yang
banyak mengadung karbohidrat. No more diet untuk minggu ini. Jadi yang biasanya
makan nasi cuma beberapa sendok ya harus agak banyak porsinya. Selain itu saya juga rajin minum madu dan
vitamin.
Berbeda
dengan dua FM sebelumnya di Bali dan Bromo yang berada di luar kota, FM di Jakarta sebenarnya lebih enak karena tidak perlu repot mencari
penginapan. Yah, seperti race-race lain yang di Jakarta juga, hanya kali ini jaraknya
42,195 km.
Tepat pukul
3 pagi, alarm berbunyi. Saya segera bangun dan bersiap-siap dan memesan Gojek
untuk alat transportasi ke Monas. Sekitar 10 menit Gojek sudah tiba dan saya
segera berangkat. Sepanjang jalan HR Rasuna Said sudah tampak persiapan water
station untuk race nanti. Bikin tambah
stress aja nih, liat kayak begini.
Hadeh, udahlah pasrah aja. Mau
gimana lagi ..
Akhirnya bersama
dengan ribuan peserta lari saya sampai di parkiran IRTI. Setelah sholat subuh, saya segera menuju ke tempat
start. Disana saya bertemu dengan
beberapa teman dan sempat foto-foto.
Tapi seperti FM sebelumnya, saya selalu lari sendirian. Soal lari sendirian ini ternyata ada lagunya,
pernah dikirimin sama temen, judulnya, The Loneliness of the Long Distance Runner.
Akhirnya,
setelah kata sambutan dan menyanyikan lagu Indonesia Raya serta kemeriahan
lain, lomba pun dimulai. Saya berlari
bersama ribuan peserta lain. Saya berlari dengan pace seperti saat saya latian,
kira-kira pace 7-8. Di tengah jalan saya bertemu dengan Adit yang memakai teknik lari jalan. Saya juga disusul Neil dan ko Gun di jalan setelah kota tua, putaran balik menuju
ke arah jl hayam wuruk.
Mendekati
Hayam Wuruk, peserta jarak Half Marathon mulai menyusul. Saat itu saya sadar
saya lari dengan kecepatan yang terlalu lambat.
Dan sepertinya menjadi semakin lambat ketika memasuki jl Juanda. Malah
saya sempat jalan kaki beberapa kali. Mental
block datang lebih awal rupanya dan saya tidak kuasa melawan. Saya sempat membuka HP dan kirim pesan ke
grup untuk melaporkan keadaan saya yang drop ini. Grup Naughty Runners memang
sedang membuka booth water station (WS) di sekitar jl Thamrin. Tapi setelah membaca kata-kata semangat dari teman-teman
di grup, saya tidak sempat cek lagi
mereka ada dimana. Padahal WS mereka seru
banget. Nyesel gak bisa foto bareng.
Setelah melewati gereja Katedral, rute FM belok ke jalan yang
menuju Monas melalui depan istana. Di sini saya mendengar percakapan antara
peserta HM . “gila ya, kita yang HM aja
segini udah panas apalagi yang FM mesti lewat kuningan gatsu senayan.” Hiks, rasanya mau nangis deh, saya kan mau
lewat sana nanti. Cepet-cepet aja saya lari menjauh, supayam ereka gak bisa
lihat kalo saya salah satu peserta FM yang tertinggal.
Menjelang Monas, saya bertemu dengan teman traveling jaman
dulu banget yang udah lama nggak ketemu, Betty. Dia yang mengenali pertama kali
dan sempat berlari bersama beberapa saat.
Sampai akhirnya saya menyilakan
dia untuk lari duluan. Dia ikut HM jadi memang nantinya nggak bisa bareng.
Saya berlari
diantara rombongan orang yang berada di CFD sampai di bundaran HI, karena setelah melalui
bundaran HI para peserta belok kanan masuk ke jl Imam Bonjiol. Di sini saya
juga sudah mulai jalan beberapa kali, padahal 21 K aja belum sampai. Matahari mulai besinar dengan terik,
menandakan bahwa siang itu akan cerah tanpa tanda-tanda mendung. Dengan tekad kuat bahwa saya harus
menyelesaikan FM di Jakarta kali ini, saya kembali berlari sampai belokan
menuju kuningan. Di sini saya ketemu Jati yang membuka Water Station (WS) bersama teman-teman Run for Indonesia (RFI). Saya
ambil sepotong semangka, lumayanlah, jadi seger. Terpaksa makan, padahal sebenernya nggak suka
semangka.
Mendekati tanjakan di jembatan kuningan saya ketemu mas
Azhar. Kita ber tos ria, kasih semangat.
Jadi inget tuh, wkt Jakmar 2 tahun lalu kan dia foto-foto tiduran di jembatan
ini. Lanjut lari lagi, trus jalan karena
gak kuat. Di sini ketemu Adit yang lagi
foto-foto. Dia ditemani pacarnya yang ngikutin naik sepeda. Di sini juga saya jalan bersama dengan
seorang cowok yang baru pertama kali FM dan ternyata baru ikut race 10 K trus
langsung nyoba FM. Dia bilang mau nyoba
jalan kaki full sampai finish. Saya
bilang, nggak mungkin keburu. Jadi saya lari lagi meninggalkan dia berjalan
kaki.
Tiba-tiba
saya dipanggil ko Gun. Ternyata ko Gun
cedera, jadi sambil lari terpincang-pincang beliau lari duluan meninggalkan
saya. Tetep loh, saya lebih lambat dari yang cedera. Keterlaluan banget nih. Lebih lambat dari pelari yang cedera. Tapi saat itu saya hanya berpikir untuk tetap
bergerak, entah itu berjalan atau berlari. Di area depan menara imperium ini saya bertemu
dengan kang Asep dari WS League.
Di daerah
dekat MMC saya diberi tahu ko Gun kalau ada yang memutar. Dan benar ketika saya
nengok ada seorang bapak yang putar balik begitu saja. Oh, saya tertegun beberapa saat, da inget
kalo bapak itu sudah mengeluh kalau cedera sewaktu ketemu di deket Monas. Yah, jujur itu adalah tanggung jawab masing-masing. Yang pasti saya harus tetap lanjut sampai finish. Di depan
plaza festival saya mampir ke ws yang ada es mambo yoghurtnya. Sumpah, enak banget.
Tiba-tiba saya
inget metodenya si Mang, untuk pakai
hitungan 30 jalan, 10 lari. Saya sempat mengikuti hitungan itu, tetapi lantas
lupa dan kembali terjebak dalam jalan kaki yang panjang dan mulai memaksakan
diri untuk lari lagi setelah masuk ke jalan
Gatot Subroto. Di booth ID Selap yang
rame, saya celup handuk ke air es untuk membasahi tengkuk supaya tidak kena
heat stroke. Paling inget ws ID Selap
ini soalnya ada mobilnya dan pasang musik kenceng.
Memasuki jembatan semanggi, udara semakin panas, saya
sudah mulai terjebak dalam jalan kaki yang panjang. Mau lari udah nggak ada
tenaga. Tau sih, kalo udah mulai jalan kaki, pasti susah untuk mulai lari lagi.
Tapi yah gimana ya.. saat itu saya udah nggak bisa mikir apa-apa lagi.
Sampai di
belokan hotel Mulia, saya bertemu dengan Pulung
dari arah sebaliknya. Dia sempet
bilang kalau mau nungguin tapi karena jarak masih jauh dan saya emang nggak mau
ditungguin ya saya bilang gak usah. Takutnya kalau bareng orang malah
ngerepotin , manjanya kumat, trus nangis, kan gawat. Malu-maluin banget. Halah, #lebay. *nulis sambil senyum-senyum*
Setelah
belokan, di depan TVRI saya bertemu om Riv yang naik sepeda sambil kasih
semangat. Dia memaksa saya untuk lari
dan jangan jalan terus. Di ata jembatan arah park royal saya sempat berhenti di ws untuk minta air putih, sayang sudah habis. Air putih memang agak susah sepertinya.
Setelah turun jembatan di depan Park Royal saya bertemu
dengan salah satu peserta yang sedang kram di pinggir jalan dan ternyata ada
coach Arif. Dia juga surprise melihat saya dan tampak khawatir, dia kira saya
cedera. Setelah memastikan bahwa saya
baik-baik aja dan bisa meneruskan perjalanan, saya
terus berjalan kaki dan lari berselang seling. Tapi lebih banyak jalan sih.
Tepat di
depan Planet Hollywood saya sempat berhenti karena merasa agak pusing. Wah,
gawat nih, jangan-jangan saya terkena gejala heat stroke. Mana air minum saya
tinggal sedikit lagi. Untunglah, tepat saat itu, Norman lewat dan mengenali
saya. Dia memberikan airnya dan setelah minum saya bisa lanjut lagi. Norman
ngajak bareng, tapi saya tolak. Saya persilakan Norman untuk duluan, saya
lanjut lagi di belakangnya. Tetap konsisten untuk terus berjalan dan lari
dikit-dikit. Untunglah gak berapa lama
saya bertemu dengan ws yang cukup heboh, yang dilengkapi dengan lagu-lagu.
Disini saya celup handuk ke air es. Lumayan jadi seger lagi.
Ketika berbelok
kembali ke jl HR Rasuna Said waktu sudah menunjukkan pukul 11.30. Sudah pasti
saya akan finish over COT. Hampir saja
lalu lintas dibuka tetapi pak polisi masih menahan, karena batas maksimal
penutupan jalan adalah jam 12 siang. Saya berlari sendiri di jalur busway dan
di jalan sebaliknya mobil-mobil berderet kena macet. Pasti, semua mata di
mobil-mobil tersebut sedang melihat seorang pelari perempuan bertopi kuning,
muka memelas, sedang berjalan kaki sambil berlari ditengah panasnya
Jakarta menjelang jam 12 siang. Saya berdoa,
jangan sampai ada yang mengenali saya diantara mobil-mobil itu. Semuanya pasti menganggap saya kurang kerjaan,
menyiksa diri dan sederetan ungkapan lain.
Di ws area
kuningan ini, saya sempat bertemu dengan mbak Ira yang memberikan teh
botol dingin yang terasa segar banget di
tengah cuaca panas. Lumayan cukup
memberikan tenaga. Di depan pasar festival saya juga bertemu dengan Sri yang
lagi sepedaan. Seperti yang lain dia juga heran melihat saya masih berada di
sini. Masih blom kapok ya, mbak. Ampun
deh, kapok sih kapok tapi gimana dong, demi
mengganti Bromo Marathon yang DNF… Terpaksa Sri, abis ini udah kok,
jawab saya.
Lanjut jalan
dan lari lagi, saya berhasil menyusul pelari
di depan saya. Setelah berhasil bareng,
saya ngobrol . Mas-mas ini cerita Jakmar adalah FM pertama dan keadaannya yang cedera
menyebabkan dia hanya bisa berjalan kaki. Dia juga cerita, anak dan istrinya
sudah menunggu di garis finish, jadi dia bertekad untuk bisa finish. Ah, so
sweet. Saya sempat jalan bareng dan bersama-sama menyeberang ke pinggir jalan
karena saat itu lalu lintas sudah dibuka, mobil-mobil mulai ramai memenuhi
jalan. Saya hanya berdoa mudah-mudahan tidak
ada mobil yang akan mengangkut kami para over COT. Saya pengen dapet medali finisher. Titik.
Ketika saya
sampai di belokan menuju jl Imam Bonjol barulah saya bergabung dengan
serombongan pelari yang semuanya hanya bisa berjalan kaki karena cedera. Karena masih kuat saya hanya beberapa saat
berjalan dengan mereka dan lanjut lari sampai bundaran HI. Di sini saya bertemu
dengan Neil dan beberapa orang lainnya.
Saya memutuskan terus berjalan bersama rombongan tersebut dan tidak lari
lagi. Saya berjalan bersama satu orang
cowok yang setelah kenalan ternyata bernama Frank Malonda. Kali ini gantian
saya yang kaget karena nggak nyangka bakal bareng dia. Hehehe..
Finally, sampai juga kami di bundaran patung kuda dan
dari sana kami mulai berlari menuju garis finish. Lega rasanya akhirnya bisa
finish, walaupun dengan catatan waktu
yang melebihi Cut Off Time 7:40. Setelah mengambil medali, dan mendaftar nama
untuk kaos finisher yang habis, barulah saya bisa duduk beristirahat, sambil
memandangi medali. Medalinya bagus, saya
suka banget dengan desainnya yang full color dengan gambar ondel-ondel yang
lucu.
Ah, mission
accomplish. Bangga bisa mengalahkan diri
sendiri dan tetap meneruskan lomba sampai finish dengan selamat dan sehat.
Alhamdulilah.
Setelah ini
saya akan cuti panjang lari-larian dan hmmm… mungkin ganti olahraga aja kali
ya.. sepeda, renang, yoga, poledance atau muaythai? hehehe.. Kalau
nantinya mau ikut FM lagi ya mesti
latihan lebih serius supaya waktunya lebih baik. Saya akui sih, kemarin agak memaksakan diri tetapi karena
pengalaman adalah guru yang tebaik, jadi sekarang saya sudah tau batas
kemampuan saya. Tapi akhirnya saya bisa
merasakan semuanya nih, finish FM sebelum COT, finish FM setelah COT dan DNF. :)
Banyak
cerita di setiap FM yang saya ikuti,
semuanya sangat berkesan, semuanya menambah pengalaman dan semuanya
pasti tidak akan terlupakan. Kapok mungkin hanya sesaat , siapa tau esok hari ada semangat baru, tantangan
baru yang membuat saya ikut FM berikutnya.
Daaaan…siapa tau di FM berikutnya saya tidak lari sendirian lagi. :)
Nantikan cerita FM saya selanjutnya ya..
hebat mbak!!!!...ntar deh kapan2 nyusul ikutan marathonnya...tapi entah kapan....hihihi...
ReplyDeleteLanjut Vita FM nya!! ternyata yg berani ikut FM di dunia ini kurang dari 0.1% populasi dunia! you're one of them! lanjutkann :-)
ReplyDeleteSerius Tjah? Mau dong linknya. Btw, thanks ya..
ReplyDelete