Wednesday 19 March 2014

My First Trail Run






 Saatnya mencoba trail run akhirnya tiba juga, setelah pada suatu hari masuk sebuah message di timeline FB saya, dari mba Endi Nila Kandi yang inspiring itu.  Pertama kali mengenal mba Endi adalah saat saya ikut trip ke Dieng dan rafting di sungai Serayu bersama EO Lare Angon.  Setelah sekian lama tidak pernah bertemu, ternyata beliau juga aktif berolahraga sepeda yang kemudian juga aktif dalam olahraga lari. Karena berteman di FB dan sering posting foto-foto race lari dan acara lari lainnya, jadilah mba Endi mengetahui kalau saya juga sering ikutan lari.  Dan messaga di timeline itu berisi ajakan untuk ikut trail run.  Bagai pepatah pucuk dicinta ulam tiba, saya merasa sangat excited dan langsung menerima ajakan beliau .  Walaupun belum tahu kapan tepatnya lari trail run itu diadakan tapi jika sewaktu-waktu ada saya pasti dikabari dan akhirnya kami berdua langsung  tukeran nomer telpon.  Yeaaay... asyiiiik... *joget-joget.
Akhirnya,  pada suatu hari Kamis tiba-tiba masuklah message di  BB dari mba Endi, ajakan untuk trail run di Sentul pada hari Sabtu. Wah, berarti dua hari lagi. Tapi karena memang pada hari itu saya tidak ada acara, saya langsung menyambut dengan gembira ajakan tersebut.   Dan mulai menanyakan apa saja yang perlu dipersiapkan untuk trail run.
Melakukan trail run tentu agak berbeda dengan lari pada jalan raya biasa. Perlengkapan yang perlu dibawa agak lebih banyak karena kita akan melakukan lari dengan rute di alam bebas,  dengan jarak yang lebih jauh, naik turun bukit serta melewati kontur jalan yang beraneka ragam dan tentu saja membutuhkan waktu yang  lebih lama.  

Karena belum mempunyai sepatu trail saya akhirnya memakai sepatu lari yang biasa saya pakai. Sebenarnya lebih baik memakai sepatu khusus trail karena sol sepatu telah dibuat khusus untuk permukaan yang tidak rata sehingga jika licin tidak mudah terpeleset. Saya hanya membeli Hydrobag karena sangat penting untuk membawa minum, makanan kecil serta  peralatan lainnya yang diperlukan sepanjang perjalanan, yaitu HP, power bank, sunblock, handuk kecil dan (seperti kata mba Endi) bawa lipstik biar tetap terlihat kece sewaktu foto-foto.  Hehehe...

Pada hari H setelah subuh, saya segera menuju ke rumah mbak Endi di Tebet.  Setelah pake acara nyasar karena belokannya kelewat, akhirnya sampai juga dan kita semua langsung berangkat. Lima orang cewek cantik yang siap ngetrail.  Deg-degan juga nih karena baru pertama kali. Mudah-mudahan bisa kuat dan  udah wanti-wanti juga sama mba Endi supaya ditungguin.
Sekitar jam 6 pagi mobil kami memasuki pelataran parkir Taman Budaya Bukit Sentul. Disana juga sudah ada kelompok lain yang akan ber trail run ria.  Sebelum memulai trail run, persiapan kecil dilakukan terlebih dulu seperti ke kamar kecil  lalu kami melakukan pemanasan serta berdoa bersama.  Oh iya, selain kami berlima, ada 3 orang lagi yang bergabung, salah satunya pak Surya yang akan menjadi penunjuk jalan sekaligus leader kelompok kami, karena sepertinya beliau paling senior karena sudah sering ikut race triathlon. 


Foto bersama sebelum mulai lari

Di awal perjalanan kami melewati jalan raya depan Taman Budaya, terus melalui jembatan dan akhirnya dari jalan raya kami mulai melewati lapangan rumput dan jalan setapak.  Jalan yang becek, berlumpur dan basah harus siap kita hadapi jika melakukan trail run.  Bonus dari trail run adalah pemandangan cantik sepanjang jalan, udara pegunungan yang sejuk dan segar dan yang pasti tanjakan-tanjakan yang aduhai.   



Di tengah jalan, masih ceria karena belum ketemu tanjakan
 
Ternyata jalan yang sudah kami lalui barusan itu masih pemanasan, setelah sampai di jalan raya lagi dimulailah jalan menanjak yang sepertinya tiada akhir menuju suatu tempat yang bernama KM 0. KM 0  terletak di derah Bojongkoneng adalah nama sebuah tempat di mana merupakan pos bagi para pesepeda berkumpul.  Seperti para pelari yang harus susah payah melalui tanjakan-tanjakan yang terjal, para pesepeda juga harus melalui tanjakan tersebut dan tidak boleh berhenti.  Kalau saya nggak boleh berhenti pas tanjakan wah, bisa-bisa pingsan deh.  Karena baru pertama, jadilah di rute menuju KM 0 ini saya yang terakhir di rombongan dengan ditemani pak Surya yang selalu memberi semangat.  Dan finally sampailah saya di KM 0 dan beristirahat di warung yang ada disana, makan pisang, tahu isi dan minum teh jahe panas manis. Wiiih nikmat deh..   Teman-teman saya yang lain langsung menanyakan apakah saya masih kuat dan saya jawab kalau masih kuat.  

KM 0


Foto di KM 0, siap berangkat lagi

 
Dari KM 0 kami menuju ke pemberhentian berikutnya yang bernama Pondok Pemburu.  Jalanan menanjak masih menjadi santapan utama bahkan kali ini tanjakan yang kami lalui lebih ekstrim lagi karena penuh dengan batu-batu besar dan terjal serta melewati aliran mata air yang keluar dari bukit.  Pemandangan yang disuguhkan juga tak kalah cantik jadi lumayan menghibur saya yang nafasnya tinggal satu-satu menyertai langkah kaki yang juga satu-satu mendaki  tanjakan demi tanjakan.  Saya sudah tertinggal jauh dengan teman-teman lain, hanya pak Surya yang menemani.  Pak Surya memang yang bertanggung jawab terhadap semua peserta trail run hari ini sehingga tetap menemani saya yang baru pertama kali. 


Menuju Pondok Pemburu, setelah ini jalan menanjak terus




Di Pondok Pemburu

Istirahat di Pondok Pemburu

Foto bersama sebelum turun menuju Kampung Awan

Aah, akhirnya, sampai juga saya di Pondok Pemburu setelah berjuang menaklukan tanjakan yang super duper curam...lega rasanya bisa duduk meluruskan kaki di teras pondok sambil minum teh manis hangat.   Mba Endi menanyakan keadaan saya dan saya jawab sambil bercanda, mau juga sih kalau di evakuasi pakai mobil yang barusan datang..  Mobil yang barusan datang adalah tamu yang akan membeli tanah didaerah sekitar yang ternyata adalah kepunyaan dari ARB.
Setelah istirahat, makan camilan coklat dan foto-foto kami melanjutkan perjalanan dan kali ini jalanan yang menurun bisa saya lalui dengan lancar. Rute selanjutnya adalah Kampung Awan, belok kiri setelah warung dan berbeda dengan jalan naik yang tadi.  Jalan menurun dan datar bisa saya lalui dengan mudah.  Kami melalui jalan di perkampungan karena mencari jalan pintas supaya tidak terlalu jauh dan hanya melalui sedikit tanjakan.  Beberapa kali teman menawarkan apakah saya mau melanjutkan perjalanan pulang dengan menggunakan ojek tetapi saya menolaknya karena masih kuat.  Yang sangat menyulitkan saya adalah tanjakan tetapi kalau jalanan mendatar saya masih bisa melaluinya walaupun terakhir-terakhir sudah banyak jalan karena kaki sudah mulai sakit. Karena ternyata kami sudah berlari sejauh sekitar 20 Km. OMG.
Cuaca sudah sangat gelap ketika kami sampai kembali di warung di KM 0. Tidak terlalu lama di sana kami segera lari kembali ke Taman Budaya. Jalanan yang menurun memudahkan perjalanan kami tetapi di tengah jalan hujan deras mulai turun disertai petir. Wah, lari di tengah hujan deras saat trail run pertama kali tidak terbayangkan sebelumnya. Dan ternyata seruuu bangett. Saya yang awalnya berkata di dalam hati cukup sekali saja ikut trail run, kalau suatu saat diajak lagi pasti nggak akan nolak. Ternyata trail run itu bikin ketagihan.
Mungkin karena sebelumnya saya sudah senang akan kegiatan di alam bebas, traveling secara backpacking sehingga harus banyak jalan kaki untuk lebih menikmati pemandangan alam, sehingga ketika ikut trail run hal ini sudah tidak asing lagi, tinggal mengganti jalan kaki dengan lari. It’s more fun and healthy. 

Setelah trail yang pertama tersebut, saya bertekad untuk mencari sepatu khusus trail. Jadi jika ada ajakan trail run lagi sudah siap. Pulang kantor, saya langsung hunting sepatu trail di Sports Station deket kantor, maunya yang lagi diskon supaya agak murah. Ada merek Reebok tapi liat modelnya masih kurang sreg. Setelah bertanya kepada teman dikasih tau kalo ada sepatu Salomon yang khusus trail lagi diskon 50% di Sports Station. Tetapi ternyata yang diskon hanya sepatu trail untuk cowok  Tidak putus asa, saya mencari info di twitter @adadiskon dan menemukan info kalau sepatu Skechers juga sedang ada diskon 50%. Asyik.. Langsung saja saya mencari info melalui telepon ke outlet Skechers di Mall Kota Kasablanka dan ternyata sepatu trail sedang diskon 50%. Langsung besoknya saya datang ke outlet Skechers dan oh... ternyata sepatu itu lucu sekali, komponen-komponen sepatu tersebut memenuhi syarat untuk sepasang sepatu trail yang bagus, warnanya juga bagus, pink dan abu-abu. Cukup puaslah dengan harganya yang diskon. Sehingga akhirnya saya punya juga sepatu trail dan siap untuk trail run berikutnya! Yuuuk...



No comments:

Post a Comment