Saatnya mencoba trail run akhirnya tiba juga, setelah pada
suatu hari masuk sebuah message di timeline FB saya, dari mba Endi Nila Kandi
yang inspiring itu. Pertama kali
mengenal mba Endi adalah saat saya ikut trip ke Dieng dan rafting di sungai
Serayu bersama EO Lare Angon. Setelah
sekian lama tidak pernah bertemu, ternyata beliau juga aktif berolahraga sepeda
yang kemudian juga aktif dalam olahraga lari. Karena berteman di FB dan sering
posting foto-foto race lari dan acara lari lainnya, jadilah mba Endi mengetahui
kalau saya juga sering ikutan lari. Dan
messaga di timeline itu berisi ajakan untuk ikut trail run. Bagai pepatah pucuk dicinta ulam tiba, saya
merasa sangat excited dan langsung menerima ajakan beliau . Walaupun belum tahu kapan tepatnya lari trail
run itu diadakan tapi jika sewaktu-waktu ada saya pasti dikabari dan akhirnya
kami berdua langsung tukeran nomer
telpon. Yeaaay... asyiiiik...
*joget-joget.
Akhirnya, pada suatu
hari Kamis tiba-tiba masuklah message di
BB dari mba Endi, ajakan untuk trail run di Sentul pada hari Sabtu. Wah,
berarti dua hari lagi. Tapi karena memang pada hari itu saya tidak ada acara,
saya langsung menyambut dengan gembira ajakan tersebut. Dan
mulai menanyakan apa saja yang perlu dipersiapkan untuk trail run.
Melakukan trail run tentu agak berbeda dengan lari pada
jalan raya biasa. Perlengkapan yang perlu dibawa agak lebih banyak karena kita
akan melakukan lari dengan rute di alam bebas,
dengan jarak yang lebih jauh, naik turun bukit serta melewati kontur
jalan yang beraneka ragam dan tentu saja membutuhkan waktu yang lebih lama.
Karena belum mempunyai sepatu trail saya akhirnya memakai sepatu lari yang biasa saya pakai. Sebenarnya lebih baik memakai sepatu khusus trail karena sol sepatu telah dibuat khusus untuk permukaan yang tidak rata sehingga jika licin tidak mudah terpeleset. Saya hanya membeli Hydrobag karena
sangat penting untuk membawa minum, makanan kecil serta peralatan lainnya yang diperlukan sepanjang
perjalanan, yaitu HP, power bank, sunblock, handuk kecil dan (seperti kata mba
Endi) bawa lipstik biar tetap terlihat kece sewaktu foto-foto. Hehehe...
Pada hari H setelah subuh, saya segera menuju ke rumah mbak
Endi di Tebet. Setelah pake acara nyasar
karena belokannya kelewat, akhirnya sampai juga dan kita semua langsung
berangkat. Lima orang cewek cantik yang siap ngetrail. Deg-degan juga nih karena baru pertama kali.
Mudah-mudahan bisa kuat dan udah
wanti-wanti juga sama mba Endi supaya ditungguin.
Sekitar jam 6 pagi mobil kami memasuki pelataran parkir
Taman Budaya Bukit Sentul. Disana juga sudah ada kelompok lain yang akan ber
trail run ria. Sebelum memulai trail
run, persiapan kecil dilakukan terlebih dulu seperti ke kamar kecil lalu kami melakukan pemanasan serta berdoa
bersama. Oh iya, selain kami berlima,
ada 3 orang lagi yang bergabung, salah satunya pak Surya yang akan menjadi
penunjuk jalan sekaligus leader kelompok kami, karena sepertinya beliau paling
senior karena sudah sering ikut race triathlon.
Foto bersama sebelum mulai lari |
Di awal perjalanan kami melewati jalan raya depan Taman
Budaya, terus melalui jembatan dan akhirnya dari jalan raya kami mulai melewati
lapangan rumput dan jalan setapak. Jalan
yang becek, berlumpur dan basah harus siap kita hadapi jika melakukan trail
run. Bonus dari trail run adalah
pemandangan cantik sepanjang jalan, udara pegunungan yang sejuk dan segar dan
yang pasti tanjakan-tanjakan yang aduhai.
Di tengah jalan, masih ceria karena belum ketemu tanjakan |
Ternyata jalan yang sudah kami lalui barusan itu masih pemanasan,
setelah sampai di jalan raya lagi dimulailah jalan menanjak yang sepertinya
tiada akhir menuju suatu tempat yang bernama KM 0. KM 0 terletak di derah Bojongkoneng adalah nama
sebuah tempat di mana merupakan pos bagi para pesepeda berkumpul. Seperti para pelari yang harus susah payah
melalui tanjakan-tanjakan yang terjal, para pesepeda juga harus melalui
tanjakan tersebut dan tidak boleh berhenti.
Kalau saya nggak boleh berhenti pas tanjakan wah, bisa-bisa pingsan deh. Karena baru pertama, jadilah di rute menuju
KM 0 ini saya yang terakhir di rombongan dengan ditemani pak Surya yang selalu
memberi semangat. Dan finally sampailah
saya di KM 0 dan beristirahat di warung yang ada disana, makan pisang, tahu isi
dan minum teh jahe panas manis. Wiiih nikmat deh.. Teman-teman saya yang lain langsung
menanyakan apakah saya masih kuat dan saya jawab kalau masih kuat.
KM 0 |
Foto di KM 0, siap berangkat lagi |
Dari KM 0 kami menuju ke pemberhentian berikutnya yang
bernama Pondok Pemburu. Jalanan menanjak
masih menjadi santapan utama bahkan kali ini tanjakan yang kami lalui lebih
ekstrim lagi karena penuh dengan batu-batu besar dan terjal serta melewati
aliran mata air yang keluar dari bukit.
Pemandangan yang disuguhkan juga tak kalah cantik jadi lumayan menghibur
saya yang nafasnya tinggal satu-satu menyertai langkah kaki yang juga satu-satu
mendaki tanjakan demi tanjakan. Saya sudah tertinggal jauh dengan teman-teman
lain, hanya pak Surya yang menemani. Pak
Surya memang yang bertanggung jawab terhadap semua peserta trail run hari ini
sehingga tetap menemani saya yang baru pertama kali.
Menuju Pondok Pemburu, setelah ini jalan menanjak terus |
Di Pondok Pemburu |
Istirahat di Pondok Pemburu |
Foto bersama sebelum turun menuju Kampung Awan |
Aah, akhirnya, sampai juga saya di Pondok Pemburu setelah
berjuang menaklukan tanjakan yang super duper curam...lega rasanya bisa duduk
meluruskan kaki di teras pondok sambil minum teh manis hangat. Mba Endi menanyakan keadaan saya dan saya jawab
sambil bercanda, mau juga sih kalau di evakuasi pakai mobil yang barusan
datang.. Mobil yang barusan datang
adalah tamu yang akan membeli tanah didaerah sekitar yang ternyata adalah
kepunyaan dari ARB.
Setelah istirahat, makan camilan coklat dan foto-foto kami
melanjutkan perjalanan dan kali ini jalanan yang menurun bisa saya lalui dengan
lancar. Rute selanjutnya adalah Kampung Awan, belok kiri setelah warung dan
berbeda dengan jalan naik yang tadi.
Jalan menurun dan datar bisa saya lalui dengan mudah. Kami melalui jalan di perkampungan karena
mencari jalan pintas supaya tidak terlalu jauh dan hanya melalui sedikit
tanjakan. Beberapa kali teman menawarkan
apakah saya mau melanjutkan perjalanan pulang dengan menggunakan ojek tetapi
saya menolaknya karena masih kuat. Yang
sangat menyulitkan saya adalah tanjakan tetapi kalau jalanan mendatar saya
masih bisa melaluinya walaupun terakhir-terakhir sudah banyak jalan karena kaki
sudah mulai sakit. Karena ternyata kami sudah berlari sejauh sekitar 20 Km. OMG.
Cuaca sudah sangat gelap ketika kami sampai kembali di
warung di KM 0. Tidak terlalu lama di sana kami segera lari kembali ke Taman
Budaya. Jalanan yang menurun memudahkan perjalanan kami tetapi di tengah jalan
hujan deras mulai turun disertai petir. Wah, lari di tengah hujan deras saat
trail run pertama kali tidak terbayangkan sebelumnya. Dan ternyata seruuu
bangett. Saya yang awalnya berkata di dalam hati cukup sekali saja ikut trail
run, kalau suatu saat diajak lagi pasti nggak akan nolak. Ternyata trail run
itu bikin ketagihan.
Mungkin karena sebelumnya saya sudah senang akan kegiatan di
alam bebas, traveling secara backpacking sehingga harus banyak jalan kaki untuk
lebih menikmati pemandangan alam, sehingga ketika ikut trail run hal ini sudah
tidak asing lagi, tinggal mengganti jalan kaki dengan lari. It’s more fun and
healthy.
Setelah trail yang pertama tersebut, saya bertekad untuk mencari sepatu khusus trail. Jadi jika ada ajakan trail run lagi sudah siap. Pulang kantor, saya langsung hunting sepatu trail di Sports Station deket kantor, maunya yang lagi diskon supaya agak murah. Ada merek Reebok tapi liat modelnya masih kurang sreg. Setelah bertanya kepada teman dikasih tau kalo ada sepatu Salomon yang khusus trail lagi diskon 50% di Sports Station. Tetapi ternyata yang diskon hanya sepatu trail untuk cowok Tidak putus asa, saya mencari info di twitter @adadiskon dan menemukan info kalau sepatu Skechers juga sedang ada diskon 50%. Asyik.. Langsung saja saya mencari info melalui telepon ke outlet Skechers di Mall Kota Kasablanka dan ternyata sepatu trail sedang diskon 50%. Langsung besoknya saya datang ke outlet Skechers dan oh... ternyata sepatu itu lucu sekali, komponen-komponen sepatu tersebut memenuhi syarat untuk sepasang sepatu trail yang bagus, warnanya juga bagus, pink dan abu-abu. Cukup puaslah dengan harganya yang diskon. Sehingga akhirnya saya punya juga sepatu trail dan siap untuk trail run berikutnya! Yuuuk...
No comments:
Post a Comment